• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V MANAJEMEN PROYEK

5.2. Pendanaan Proyek

Dana Sumber Dana P2KP berasal dari : • Pinjaman Bank Dunia, melalui IDA-Credit

dan IBRD-Loan ; dan

• APBN, APBD Propinsi dan APBD Kota/ Kabupaten

5.2.2. Peruntukan Dana

Sumber-sumber dana P2KP digunakan untuk keperluan komponen-komponen proyek sbb :

a) Pemberdayaan masyarakat dan pe-ngembangan kapasitas untuk mengede-pankan peran Pemerintah Daerah

Biaya-biaya kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas untuk mengedepankan peran pemerintah daerah pada dasarnya didanai dari sumber dana pinjaman Bank Dunia, yaitu berupa pendampingan tim fasilitator, lokakarya dan pelatihan masyarakat. Pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kota/ kabupaten juga mengalokasikan dana dari sumber APBN & APBD masing-masing untuk beberapa kegiatan pelatihan dan lokakarya yang diperuntukkan bagi pengembangan kapasitas para-pihak yang ada di wilayah kerja masing-masing. dapat mengoperasikan komputer (spreadsheet dan word processor). Khusus Fasilitator senior, maka tambahan persyaratan adalah sbb:

Diutamakan pernah menjadi Fasilitator P2KP yang kinerjanya dinilai ber-prestasi atau memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun dalam kegiatan pengembangan masyarakat

Syarat pendidikan minimal adalah sarjana atau sarjana muda.

P2KP akan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh bentuk penghargaan khusus terhadap fasilitator yang telah mengabdi bersama P2KP, dalam bentuk jenjang karir atau bentuk lainnya sesuai dengan lamanya masa pengabdian di P2KP dan kebutuhan yang ada.

Ketentuan mengenai jenis pelatihan dan sosialisasi yang dialokasikan dari APBN dan APBD akan ditetapkan PMU/Pimpro P2KP pusat.

b) Penyediaan Dana Bantuan Langsung ke Masyarakat (BLM)

Dana Bantuan Langsung ke Masyarakat (BLM) bersumber pada dana pinjaman dari Bank Dunia, sementara pemerintah Indonesia (Pusat, propinsi dan kota/kab.) mengalokasikan dana untuk Biaya Operasional Proyek, termasuk BOP PJOK dan BOP kelurahan.

c) Penyediaan Dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET)

Dana PAKET bersumber dari pinjaman Bank Dunia, sementara pemerintah kota/ kabupaten peserta PAKET mengalokasi-kan dana untuk Biaya Operasional Proyek, termasuk sosialisasi, koordinasi, BOP PJOK PAKET, Pokja PAKET dll.

Dana PAKET untuk satu usulan kegiatan/ sub proyek hanya untuk memenuhi 50% dari kebutuhan biaya yang diusulkan. Oleh karena itu, pihak pengusul kegiatan PAKET, khususnya dinas/instansi terkait bersama BKM, harus menyediakan kontribusi keswadayaan (dana dan natura) sebesar 50% dari total kebutuhan biaya yang disetujui Pokja PAKET.

d) Dukungan Pelaksanaan atau Bantuan Teknis

Dukungan pelaksanaan proyek atau bantuan teknis proyek akan sepenuhnya dibiayai oleh sumber dana pinjaman Bank Dunia, khususnya dialokasikan untuk keperluan biaya langsung personil maupun biaya langsung non personil, Kegiatan sosialisasi dan pelatihan serta peningkatan kapasitas konsultan dan fasilitator. Untuk mengelola dana ini, Pemerintah pusat mengalokasikan dana untuk biaya operasional bantuan teknis, yang besarnya ditentukan sesuai kebutuhan.

Sedangkan peruntukan dana yang bersumber dari dana APBN dan APBD dialokasikan untuk Biaya Operasional

Proyek (BOP) bagi pelaksana instansi pemerintah maupun fasilitasi kegiatan P2KP di wilayah dan kegiatan lainnya.

5.2.3. Pengelolaan Keuangan Proyek a) Arus Pendanaan

Kepala PMU/Pimpro P2KP pusat ber-tanggungjawab pada aktivitas tingkat pusat. PJOK di tingkat Kecamatan bertanggung-jawab dalam proses administrasi pencairan BLM, seperti halnya PJOK tingkat Kota/ Kabupaten bertanggungjawab dalam administrasi dana PAKET.

PJOK akan mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) kepada kantor KPKN setempat, yang selanjutnya menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Bank Indonesia setempat. Bank Indonesia akan menyalurkan dana BLM ke masing-masing rekening BKM di Bank yang ditunjuk BKM dan menyalurkan dana PAKET ke masing-masing rekening Panitia kemitraan (BKM dan dinas terkait) di Bank yang ditunjuk mereka sendiri.

SPP dilengkapi dengan berbagai dokumen sebagai syarat penyaluran dana tahap awal sebagaimana dijelaskan dalam manual proyek (misalnya; akte notaris, SPPB, nomor rekening bank, PJM Pronangkis, dan lainnya). Untuk penyaluran tahap II, diperlukan dokumen persyaratan tambahan seperti invoice serta laporan kemajuan dan lainnya. Prosedur pendanaan dan persyaratan dokumen yang dibutuhkan akan diuraikan dalam Buku Pedoman Teknis P2KP dan SE DJA Depkeu. Bagan 5.2. memperlihatkan arus pendanaan dan mekanisme pelaporan pada tingkat nasional, sedangkan Bagan 5.3, dan Bagan 5.4. menunjukkan arus dan mekanisme penyaluran dana BLM serta Dana PAKET.

b) Tata Cara Pencairan Dana

Pemerintah Indonesia membuka Rekening Khusus (RK) di Bank Indonesia dalam mata uang Dollar Amerika (USD). RK adalah atas nama Ditjen. Anggaran, Dept. Keuangan. Pencairan dana dari RK

mengikuti tata cara Financial Management Reporting (FMR).

Laporan Pengeluaran: Pencairan dana dilakukan dengan mengikuti tata cara Statements of Expenditures (SOEs) untuk seluruh dana BLM, dana PAKET dan konsultan perorangan untuk setara jumlah kurang dari US $50,000 dan kontrak konsultan setara jumlah kurang dari US $100,000. Seluruh salinan dokumen pencairan (SPM) yang dikeluarkan oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara akan disimpan oleh PMU, PJOK PAKET, PJOK BLM, KMW dan BKM/UP sesuai dengan tingkatan dan wilayah kerjanya. Seluruh salinan dokumen pencairan tersebut harus tersedia apabila diminta oleh auditor ataupun Bank Dunia sebagai lembaga donor.

c) Akuntansi dan Pelaporan

Sistem dan prosedur akuntansi di tingkat pusat yang dilakukan oleh PMU mengikuti sistem akuntansi Pemerintah Indonesia. Pada BKM, setiap pengeluaran dicatat dan dilaporkan dengan sistem akuntansi sederhana. PMU, PJOK dan BKM masing-masing harus memiliki pembukuan aliran uang yang dibuat secara terpisah. PMU mengkonsolidasikan FMR dari seluruh pencairan dana dari mulai tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa. Laporan seluruh kelurahan/desa dirangkum terlebih dahulu oleh Koordinator Kota (KMW) dan kemudian menyampaikannya ke PMU melalui SIM P2KP secara tepat waktu. FMR yang berisi laporan Keuangan, laporan Kemajuan Pekerjaan dan Pengadaan, harus sudah diterima PMU paling lambat 30 hari setelah akhir kuartal yang lalu. PMU selanjutnya mengkompilasi dan mengkonsolidasikan seluruh laporan tersebut dan khusus untuk Laporan Keuangan PMU harus meminta pengesahan dari Ditjen. Anggaran, terlebih dahulu sebelum menyampaikan seluruh laporan tersebut ke Bank Dunia.

d) Audit External

PMU berkewajiban menyiapkan dan membuat laporan keuangan proyek yang sudah dikonsolidasikan. Auditor yang dipilih PMU harus dari lembaga audit yang resmi dan dapat diterima oleh Bank Dunia. Laporan audit tahunan harus disampaikan ke Bank Dunia paling lambat 6 bulan setelah tutup buku masa Tahun Anggaran Pemerintah yang lalu. Permintaan audit proyek P2KP kepada lembaga auditor oleh PMU harus didasarkan atas Kerangka Acuan Audit yang telah disepakati dalam Appraisal Bank Dunia.

Lembaga Auditor tersebut juga dapat melakukan audit terhadap pencapaian tujuan proyek dengan berpatokan pada indikator kinerja sebagaimana telah disepakati bersama antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia.

BKM dan Pokja PAKET (bersama dengan Panitia-Panitia kemitraan) berkewajiban menyiapkan laporan keuangan/pembukuan dan meminta kepada akuntan publik untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan tersebut. PMU akan menyusun kriteria auditor tersebut, dan KMW akan membantu BKM dan Pokja PAKET dalam memilih akuntan publiknya. Pembiayaan untuk audit laporan keuangan BKM secara rutin tersebut dibiayai oleh BKM sendiri, sedangkan pembiayaan audit Pokja PAKET atas beban kontribusi pemerintah kota/kabupaten peserta PAKET P2KP. Kewajiban membuat laporan keuangan, audit dan menyampaikan hasil audit kepada seluruh pihak dilakukan oleh para pengelola dana bantuan P2KP (BKM, Panitia Kemitraan dll) tidak hanya pada saat masa proyek berlangsung, namun harus dilaksanakan secara rutin sesuai asas transparansi dan akuntabilitas. Selain itu, pihak-pihak penerima bantuan P2KP juga harus terbuka dan membuka diri untuk memberi informasi kepada seluruh pihak yang ingin mengetahu status kondisi, penggunaan dan pemanfaatan dana bantuan P2KP. Hal ini mengingat sifat dana P2KP sebagai dana publik.

Bagan 5.2 Mekanisme Pendanaan dan Alur Pelaporan

DLN Direktorat Luar Negeri, Depkeu

KPKN Kantor Perbendarahaan dan Kas Negara

BI Bank Indonesia

PMU Project Management Unit, Kimpraswil KMP Konsultan Manajemen Pusat KMW Konsultan Manajemen Wilayah

PJOK Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat

DJA Direktorat Jenderal Anggaran, Depkeu Memorandum Keterangan: Transfer dana Pelaporan Bank Dunia PMU/Pimpro/KMP Konsolidasi Laporan BI atau Bank Pemerintah Kantor BI Setempat KMW PJOK/KMW Verifikasi SPPB dan Lampirannya BKM DLN Depkeu KPKN Verifikasi Pusat Kota Kecamatan

Kelurahan

PMR/WA SA 3b FMR/WA 3a SA SE-DJA SPP (Surat Permintaan Pembayaran) SPPB dan Lampirannya SPM (Surat Perintah Membayar) Transfer Debet Note Laporan Laporan 1

Memorandum / Pemberitahuan / Pelaporan

2 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b SA Special Account FMR WA Withdrawl Application Project Management Report SPPB PMR

Financial Monitoring Report

Keterangan :

1. Sesuai kesepakatan Loan Agreement dan mekanisme pengelolaan Hutang Luar Negeri (HLN), Pemerintah Indonesia akan membuka Rekening Khusus/Special Account (SA) di Bank Indonesia untuk menampung pencairan dana P2KP dari Bank Dunia.

2. Selanjutnya BI Pusat akan memberikan Laporan Rekening Khusus kepada Departemen Keuangan secara mingguan, dimana laporan tersebut berisi seluruh transaksi yang terjadi pada rekening khusus, baik penarikan dana (pencairan dana BLM dan Konsultan) maupun pencairan dana dari Bank Dunia (pengisian kembali rekening khusus) selama periode minggu tersebut. 3a/3b. Atas dasar Laporan Rekening Khusus yang

diterima dari Departemen Keuangan, selanjutnya PMU/ KMP akan menyiapkan laporan pengelolaan keuangan P2KP, baik dalam bentuk Financial Monitoring Report (FMR) maupun Laporan Status Penyerapan Dana. FMR pada dasarnya merupakan Laporan Konsolidasi dari seluruh penggunaan dana Rekening Khusus sampai periode tertentu.

4. Berdasarkan Laporan Keuangan proyek dari PMU/ KMP, Departemen Keuangan akan menyiapkan laporan keuangan proyek dan penggunaan dana P2KP dalam bentuk Project Management Report (PMR) ke Bank Dunia. Selain sebagai laporan atas kemajuan proyek dan penggunaan dana P2KP, PMR tersebut akan menjadi alat bagi pihak Bank Dunia untuk mengevaluasi kebutuhan dana pada periode berikutnya.

5. Untuk pelaksanaan di lapangan, khususnya yang menyangkut tata cara pencairan dana P2KP, Departemen Keuangan akan menerbitkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Anggaran (SE-DJA) ke seluruh KPKN yang akan ditunjuk menjadi kantor pembayar. Melalui penerbitan SE-DJA tersebut sekaligus menegaskan bahwa kegiatan proyek dari sisi pendanaan sudah siap untuk dilaksanakan.

6. Untuk merealisasikan pencairan dana P2KP, BKM akan mengajukan permohonan

pencairan dana kepada PJOK sesuai dengan usulan atau proposal yang telah disetujui dengan melampirkan SPPB (Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan) dan lampiran-lampiran lainnya, seperti PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis yang telah disepakati masyarakat.

7. Berdasarkan permohonan pencairan dana yang diajukan oleh BKM, PJOK dan KMW akan memeriksa dan melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen dan lampiran yang dipersyaratkan (seperti SPPB, PJM, Rencana Tahunan Pronangkis, nama BKM, No. Rekening BKM, tanda tangan dan lain-lain). Setelah dilakukan verifikasi atas kebenaran dan kelengkapan dokumen pendukung permohonan pencairan dana tersebut, PJOK akan menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada KPKN setempat.

8. Setelah menerima SPP dan dokumen

pendukung lainnya dari PJOK, KPKN akan melakukan verifikasi atas kebenaran dan kelengkapan dokumen pendukung tersebut. Setelah dilakukan verifikasi KPKN akan segera menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Kantor Bank Indonesia (BI) Cabang setempat untuk membayar sejumlah dana (sesuai nilai SPM yang diterbitkan) kepada pihak penerima (beneficiary) sebagaimana yang ditunjukkan dalam SPM.

9a/9b. Atas dasar SPM yang diterima dari KPKN, selanjutnya Kantor BI Cabang setempat akan segera melakukan transfer dana sebesar nilai SPM ke rekening penerima di bank yang ditunjuk sesuai SPM. Pada saat yang sama Kantor BI Cabang setempat akan menerbitkan Nota Debet ke Kantor BI Pusat sebagai pemberitahuan bahwa Kantor BI setempat telah melakukan pendebetan atas rekening khusus P2KP.

10a/10b.Selanjutnya setelah menerbitkan SPP dan memastikan dana telah efektif di rekening BKM, maka PJOK bersama-sama KMW akan memberikan laporan atas pertanggungjawaban pencairan dana P2KP kepada PMU/KMP melalui KMW.

BAGAN 5.3. DIAGRAM ALUR PENDANAAN BLM

KETENTUAN DIAGRAM ALUR

Catatan:

Alur Pendanaan

Alur Permintaan/Perintah pembayaran Garis Koordinasi

Garis Pendampingan/fasilitasi Arus Replenishment

DLN : Direktorat Luar Negeri, Depkeu

PMU : Project Management Unit

PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat

CDP : Community Development Plan (PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis)

BI : Bank Indonesia (Central Bank)

Penjelasan Bagan 5.3.:

1. Dit. DLN mengajukan pengisian dana awal (initial deposit) kepada Bank Dunia selaku lembaga donor.

2. Bank Dunia mentransfer Dana untuk pembiayaan P2KP ke BI atau Bank Peme-rintah yang ditunjuk Departemen Keuangan

3. BI atau Bank Pemerintah Kantor Pusat mentransfer dana ke BI atau Bank Pemerintah kantor setempat.

4. BKM mengajukan permohonan pencairan dana BLM kepada PJOK, dengan ketentuan:

a. BKM menyerahkan Rencana Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) yang telah diverifikasi KMW. Selanjutnya PJOK dan BKM menandatangani Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) untuk pencairan BLM Tahap I (20%);

b. BKM menyerahkan hasil evaluasi KMW terhadap perkembangan dan pencapaian kinerja kegiatan serta dana tahap sebelum-nya, untuk pencairan BLM tahap II (50%); c. BKM menyerahkan hasil evaluasi kelayakan

KMW terhadap kinerja potensi keberlanjutan kegiatan, dana dan kelembagaan masyara-kat, untuk pencairan BLM tahap III (30%). 5. PJOK mengajukan SPPB serta Surat

Permin-taan Pembayaran (SPP) kepada KPKN. KPKN setempat meneliti SPP tersebut menyangkut pagu dana yang dapat dicairkan, yang harus sesuai dengan yang tercantum pada lembar anggaran yang berlaku, dan mencocokkan contoh tandatangan yang bersangkutan. Pengajuan SPP oleh PJOK ke KPKN dilampiri: a. SPPB; (Format SPPB BLM-1 dan

Lampirannya)

b. Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana (BAPPD); (Format SPPB BLM-4)

c. Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan (BAPPUK), baik usulan kegiatan kolektif oleh BKM maupun usulan-usulan kegiatan KSM; (format Prioritas-1)

d. Verifikasi KMW tentang Pencapaian Kinerja dana, kelembagaan serta kegiatan sebelum-nya, untuk pencairan BLM Tahap II; dan verifikasi KMW mengenai Kinerja potensi keberlanjutan kegiatan, dana serta kelembagaan, untuk pencairan BLM tahap III. Keduanya dilengkapi dengan Format

SPPB-BLM-3 dan Format SPPB BLM-4.

(Ketentuan dan Pesyaratan lebih detail

ditetapkan melalui Surat Edaran Departemen Keuangan)

6. KPKN menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan mengirimkannya ke kantor BI atau Bank Pemerintah setempat untuk melakukan pemindahbukuan dan mengirimkan tembusan Surat Perintah Membayar lembar ke-4 kepada Dit. DLN.

7. Kantor BI atau Bank Pemerintah setempat memproses transfer dana ke bank yang dipilih BKM, sebagai rekening penyerapan dana BLM. 8. BKM menerima informasi transfer dana dari bank pilihan BKM. Rekening bank untuk penyerapan dana BLM harus atas nama lembaga (BKM) dan ditandatangani sekurang-kurangnya oleh 3 (tiga) orang, yang ditetapkan oleh Rapat Anggota BKM. Perubahan spesimen tandatangan tersebut juga diputuskan melalui Rapat Anggota BKM.

9. KSM/Panitia menyusun usulan kegiatan berdasarkan hasil Pronangkis dengan difasilitasi oleh relawan masyarakat dan fasilitator. Usulan kegiatan diajukan ke BKM yang diteruskan ke UP untuk diberikan penilaian kelayakan teknis, lingkungan dan finansial. Hasil penilaian kelayakan UP diajukan BKM ke KMW untuk mendapat rekomendasi dan verifikasi

10. KMW memberikan rekomendasi dan verikasi atas hasil analisa kelayakan usulan kegiatan KSM yang ditetapkan UP dan mengadakan koordinasi dengan BKM.

a. BKM melakukan Rapat Anggota untuk menyusun urutan prioritas terhadap usulan-usulan kegiatan yang sudah diverifikasi oleh KMW dan membuat laporan dalam format Prioritas-1.

b. BKM mencairkan dana BLM ke KSM/ masyarakat melalui rekening Bank pilihan KSM, yang sekurang-kurangnya ditanda-tangani oleh 3 (tiga) orang, yang ditetapkan melalui Rapat Anggota KSM. BKM menyampaikan BAPPUK ke lurah, RT/RW dan Dusun, KSM-KSM yang ada, KMW, PJOK dan mengumumkannya secara terbuka kepada masyarakat setempat.

11. Dit. DLN mengajukan pengisian kembali (replenishment) dana di rekening khusus kepada Bank Dunia selaku penyedia dana untuk pelaksanaan P2KP berdasarkan informasi SPM lembar ke 4.

BAGAN 5.4. DIAGRAM ALUR PENDANAAN PAKET

Panitia

kemitraan

PJOK PAKET KANTOR CABANG KPKN KANTOR BI ATAU BANK PEMERINTAH SETEMPAT REKENING BERSAMA Permintaan Pembayaran Perintah Membayar POKJA PAKET

DINAS

KOTA/KAB. MASYARAKAT (BKM)

PROPOSAL BERSAMA KMW verify Penyerahan Usulan/Sub Proyek yang telah Disetujui Penyerahan Proposal Usulan yang Disetujui Pokja PAKET dan

SPPB 1 2 3a 4 5 6 7 8 9 3b Keterangan: Alur Pendanaan

Alur Permintaan/perintah pembayaran Garis Koordinasi

Garis Pendampingan/fasilitasi

DLN : Direktorat Luar negeri, Depkeu

PMU : Project Management Unit

KMW : Konsultan Manajemen Wilayah (Koord. Kota: Staf KMW tingkat kota)

PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat

CDP : Community Development Plan (PJM Pronangkis-3 tahun)

Keterangan :

1. “Panitia kemitraan” dibentuk oleh BKM dan

dinas terkait yang telah sepakat untuk melaksanakan kegiatan bersama atas dasar kesesuaian kegiatan masyarakat (Pronangkis) dengan program dinas terkait. Pembentukan Panitia kemitraan disahkan oleh pimpinan dari kedua belah pihak dan telah difasilitasi oleh KMW.

2. Selanjutnya Panitia kemitraan menyusun

proposal bersama. Dalam penyusunan proposal bersama dapat menggunakan tenaga ahli pendamping untuk membantu Panitia kemitraan. Tenaga ahli pendamping dapat berasal dari dinas terkait yang berkompeten di bidang usulan yang akan diajukan, atau dapat juga berasal dari kelompok peduli (perguruan tinggi, LSM dll). Proposal harus mencerminkan kegiatan yang merupakan keterpaduan antara usulan BKM/masyarakat (Pronangkis) dengan program organik Dinas terkait serta memperhatikan kesesuaian dengan Dokumen SPK-D dan Pronangkis Kota/kabupaten yang telah disusun KPK-D secara partisipatif.

3a/3b. Proposal bersama yang diajukan oleh Panitia kemitraan diverifikasi oleh KMW. Aspek verifikasi menyangkut kesesuaian usulan dengan PJM Pronangkis dan Program dinas terkait, kemitraan dalam kesetaraan, serta kesesuaian dengan prinsip dan nilai P2KP. Proposal yang telah diverifikasi oleh KMW dapat diajukan ke Pokja PAKET untuk dinilai kelayakannya secara teknis. Dalam penilaian kelayakan teknis, Pokja PAKET berkonsultasi dengan KPK-D setempat untuk kesesuaian usulan dengan SPK-D dan Pronangkis Kota serta bila diperlukan dapat pula berkonsultasi dengan pihak-pihak yang menguasai teknis dari kegiatan yang diusulkan panitia kemitraan.

4. Berdasarkan Hasil verifikasi KMW dan

penilaian kelayakan teknis, Pokja PAKET mengadakan Rapat Anggota untuk menetapkan prioritas usulan yang akan didukung oleh bantuan dana PAKET. Dalam setiap tahunnya, Pokja PAKET menetapkan maksimal 20 (dua puluh) usulan per kota yang dapat dibantu oleh dana bantuan PAKET.

5. Proposal Panitia kemitraan yang telah

disetujui prioritas pendanaannya oleh Pokja PAKET disampaikan kembali ke Panitia kemitraan untuk ditindaklanjuti dengan proses administrasi pencairan dana PAKET.

6. Untuk merealisasikan pencairan dana PAKET

P2KP, Panitia kemitraan mengajukan permohonan pencairan dana kepada PJOK PAKET sesuai dengan usulan atau proposal yang telah disetujui Pokja PAKET, dengan melampirkan SPPB (Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan), proposal bersama serta lampiran-lampiran lainnya.

7. Berdasarkan permohonan pencairan dana

yang diajukan oleh Panitia kemitraan, PJOK PAKET memeriksa dan melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen dan lampiran yang dipersyaratkan (seperti SPPB, Proposal bersama, nama Panitia kemitraan, No. Rekening Panitia kemitraan, tanda tangan dan lain-lain). Setelah dilakukan verifikasi atas kebenaran dan kelengkapan dokumen pendukung permohonan pencairan dana tersebut, PJOK PAKET akan menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada KPKN setempat.

8. Setelah menerima SPP dan dokumen

pendukung lainnya dari PJOK PAKET, KPKN akan melakukan verifikasi atas kebenaran dan kelengkapan dokumen pendukung tersebut. Setelah dilakukan verifikasi KPKN akan segera menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Kantor Bank Indonesia (BI) setempat untuk membayar sejumlah dana (sesuai nilai SPM yang diterbitkan) kepada pihak penerima (beneficiary) sebagaimana yang ditunjukkan dalam SPM.

9. Atas dasar SPM yang diterima dari KPKN,

selanjutnya Kantor BI setempat akan segera melakukan transfer dana sebesar nilai SPM ke rekening penerima di bank yang ditunjuk sesuai SPM (rekening panitia kemitraan).