• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

2. Pendekatan Tematik Integratif

Berikut ini pengertian tematik integratif menurut Mulyasa dan Ahmadi &

Sofan Amri. Mulyasa (2013:170) mengatakan bahwa di dalam implementasi

kurikulum 2013 semua murid sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing-

masing mata pelajaran secara terpisah, tetapi berdasarkan tema yang nantinya

akan digabungkan dengan mata pelajaran lainnya. Ahmadi dan Sofan Amri

(2014:90), mendefinisikan pendekatan tematik integratif sebagai pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran,

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Menurut

Ahmadi dan Sofan Amri (2014), pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah

pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

(intergrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan

otentik.

Berdasarkan perkembangan konsep pendekatan terpadu di Indonesia pada

saat ini, model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah model

pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty (1990). Model

pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh Jacob (1989). Konsep

pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

secara sengaja mengaitkan bebearapa aspek baik dalam intramata pelajaran

maupun antan mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan

memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran

jadi bermakna bagi para peserta didik. Bermakna artinya bahwa pada

pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan

antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan

pendekatan konvensional, pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada

keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik aktif

terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan.

BNSP (2006:35) menyatakan bahwa pengalaman belajar peserta didik

menempati posisi penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu,

pendidik dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pengalaman belajar

dengan tepat. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan

agar dapat hidup di masyarakat, dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui

pengalaman belajar di sekolah. Oleh sebab itu, pengalaman belajar di sekolah

sedapat mungkin memberikan bekal bagi peserta didik dalam mencapai kecakapan

untuk berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan hidup yang cakupannya

lebih luas dibandingkan hanya sekedar keterampilan.

Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang

suatu tema. Kata tema berasal dari kata Yunani rithenaiyang berarti

“menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami

perkembangan, sehingga kata rithenai berubah menjadi tema. Menurut arti

katanya, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan” (Gorys Keni, 2001:107)

Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk

mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam

pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam

satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan

membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak

mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik

merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran

untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan

pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan

aspek belajar mengajar.

Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pealajran

sekaligus dalam satu kali pertemuan.

Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang

digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep konsep baik yang

berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi

(2) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi

yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang kemampuan

dan perkembangan anak.

(3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara

stimulan.

(4) Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda

dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang khusus berdasarkan

tema-tema tertent dengan mengaitkan pokok bahasan pada tiap-tiap mata

pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan kedalaman implementasi

kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada peserta didik untuk

memunculkan dinamika dalam proses pembelajaran.

b. Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif menurut

Ahmadi dan Sofan Amri (2014) adalah sebagai berikut:

(1) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan

dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat

(2) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran

yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih

dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi, ada materi

pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam

standar isi.

(3) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan

kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif

harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang

termuat dalam kurikulum.

(4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu

mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kamampuan,

kebutuhan, dan pengetahuan awal.

(5) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, materi

yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Pendekatan tematik integratif diterapkan dengan memperhatikan beberapa

prinsip. Ahmadi dan Sofan Amri (2014:95) menyebutkan bahwa prinsip-prinsip

tersebut di antaranya: (1) terintegrasi dari lingkungan, (2) bentuk belajar disusun

agar siswa menemukan tema yang sudah ditentukan, dan (3) adanya efisiensi.

Daryanto dan Herry Sudjendro (2014:84) menjabarkan prinsip pendekatan ini

menjadi dua hal, yaitu pada penggalian tema dan pelaksanaan pembelajaran

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prinsip

utama dari pendekatan tematik integratif adalah adanya integrasi antara pokok-

pokok bahasan pada tiap mata pelajaran, yang kemudian dikembangkan dalam

satu tema yang aktual dan tidak bertentangan dengan tujuan kurikulum. Pokok

bahasan pada tiap pelajaran yang dikaitkan juga harus mempunyai unsur materi

yang fleksibel, berhubungan jika dikaitkan dengan materi lain. Pendekatan

tematik integratif juga disusun untuk mempermudah siswa dalam memahami

suatu permasalahan tertentu.

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik

memliki karakteristik-karateristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai

dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa

sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator

yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa utnuk melakukan

aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan penglaman langsung kepada siswa

(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada

sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

abstrak.

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema

yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagi mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami

konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal in diperlukan untuk membantu siswa

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-

hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes di mana pun dapat mengaitkan bahan ajar

dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan

mengaitkannya dengan kehiudpan siswa dan keadaan lingkungan di mana

sekolah dan siswa berada.

6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Ahmadi dan Sofan Amri (2014:192) mengungkapkan bahwa pendekatan

tematik integratif memiliki kerakteristik di antaranya: (1) berpusat pada siswa, (2)

memberikan pengalaman langsung kepada siswa, (3) pemisahan antar mata

pelajaran tidak nampak, (4) menyajikan konsep dan berbagai mata pelajaran dala

suatu proses pembelajaran, (5) bersifat luwes (fleksibel), dan (6) hasil

Dari berbagai penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa karateristik

dari pendekatan tematik integratif adalah berpusat pada siswa dan melibatkan

siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk memperoleh pengalaman

belajar bagi siswa.

d. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik memliki kelebihan, yaitu:

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan

tingkat perkembangan dan kubutuhan anak didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan

yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang

lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

dihadapi, dalam lingkungan anak didik.

Kekurangan pembelajaran tematik adalah pada perencanaan dan pelaksanaan

evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan

tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

Menurut Daryanto dan Herry Sudjendro (2014:53), pendekatan tematik

menyesuaikannya dengan kebutuhan peserta didik, (2) menyatukan pembelajaran

peserta didik, pemahaman yang diperoleh peserta didik dapat dilakukan sambil

mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran, (3) merefleksikan

pengalaman yang dialami peserta didik di rumah dan lingkungannya, dan (4)

selaras dengan cara peserta didik dalam berpikir.

Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

kekurangan dari pendekatan tematik integratif adalah menuntut guru untuk terus

berfikir dan berinovasi menggali materi yang akan dikaitkan menjadi satu tema.

Namun dibalik itu, terdapat kelebihan dari pendekatan tematik integratif seperti

menyenangkan bagi siswa dan menimbulkan pengamalaman belajar secara

langsung pada siswa, serta menumbuhkan rasa percaya diri dan kerja sama antar

peserta didik.

Dokumen terkait