• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.5 Pendidikan karakter berbasis budaya lokal

Kebudayaan lokal merupakan kebudayaan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat adat. Namun yang terjadi sangat berbeda dengan apa yang kita pahami tentang kebudayaan lokal, bahkan kebudayaan itu sudah terkikis dan tergantikan oleh budaya asing yang sama sekali tidak kita pahami. Agar eksistensi budaya tetap kukuh, maka kepada generasi penerus dan pelurus perjuangan bangsa perlu ditanamkan rasa cinta akan kebudayaan lokal khususnya di daerah. Salah satu cara yang dapat ditempuh di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai karakter budaya lokal dalam proses pembelajaran, ekstrakurikuler, atau kegiatan kesiswaan di sekolah. Misalnya dengan mengaplikasikan secara optimal Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal.

Pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakat Indonesia. Menurut Rutland (dalam Hidayatullah 2010: 12) karakter berasal dari akar kata latin yang berarti “dipahat”, oleh karena itu karakter adalah kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain. Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian (Koesoema, 2007: 80). Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau ciri dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir (Sjarkawi, 2006: 11). Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani, 2012: 41).

Menurut Kesuma (2004: 5) pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Menurut Khan (dalam Asmani, 2011: 30) pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Menurut Koesoema (2012: 124) pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Dengan demikian fungsi sekolah adalah sebagai tempat persemaian dan lahan yang memungkinkan bibit-bibit tersebut tumbuh subur serta memunculkan sebaik mungkin keunggulannya masing-masing (Raka, 2002: 51). Nilai-nilai ini dapat memiliki bobot moral ataupun tidak, seperti nilai yang sifatnya individual personal (tanggung jawab personal, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin diri, daya tahan, pemberian diri, percaya diri, integritas, cinta, tepat waktu, berjiwa pengampun, dan rasa terima kasih). Menurut Narwanti (2011: 14) pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya pengalaman nilai secara nyata dan guru memiliki peran membantu peserta didik dalam membangun dan mengembangkan karakter (Salirawati, 2012: 3).

Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran baru yang berdiri sendiri, bukan pula dimasukkan sebagai kompetensi inti dan kompetensi dasar baru, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan diri dan budaya sekolah serta muatan lokal (Zubaedi, 2012: 137). Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah cara yang dilakukan guru untuk mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu dalam diri anak di sekolah baik bersifat sosial maupun personal. Dalam melakukan pendidikan karakter guru perlu buku khusus untuk melakukan penanaman nilai-nilai karakter sehingga penanaman nilai karakter dapat lebih mudah dan sesuai tujuan nilai karakter yang dikembangkan. Pendidikan yang berorientasikan pendidikan karakter tidak bisa didasarkan pada pandangan bahwa siswa merupakan gelas kosong, melainkan siswa merupakan bibit unggul yang memiliki potensi yang berbeda dan harus dikembangkan.

Pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini, oleh karena itu saat sekolah dasar pendidikan karakter sangat tepat bila diterapkan. Menurut Asmani (2011: 42-43) pendidikan karakter bertujuan untuk penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Nilai-nilai dalam Pendidikan karakter:

Pusat kurikulum telah mengkaji secara empirik sejumlah nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional, sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab (Wibowo, 2012: 99).

Menurut Fathurrohman (2013: 19), adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

NILAI DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pendidikan karakter di sekolah diharapkan mampu membantu siswa mengembangkan semua kekuatan karakter secara seimbang sehingga seorang siswa diharapkan akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang benar-benar utuh nantinya (Raka, 2011: 105). Namun demikian, sekolah dapat saja memusatkan perhatian pada beberapa karakter yang dianggapnya perlu diberi prioritas untuk dikembangkan, sementara karakter lain diharapkan dapat dikembangkan di lingkungan belajar lain, seperti dirumah, dalam pergaulan sosial, dan komunitas kerohanian diluar sekolah.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya mendorong para siswa tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian melakukan yang benar, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan mengenai nilai-nilai yang baik, tetapi menjangkau bagaimana memastikan nilai-nilai tersebut tetap tertanam dan menyatu dalam pikiran serta tindakan.

Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa karakter merupakan ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang tercermin dari tingkah laku dan perbuatannya, sedangkan pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru maupun orang tua untuk menanamkan nilai-nilai karakter juga mengembangkan nilai-nilai karakter yang sudah ada dalam diri peserta didik untuk dilaksanakan dalam lingkungan juga kehidupan bermasyarakat.