• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Penelitian Yang Relevan

1. Siti Fathiyyah, Nim 106011000176. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Judul Skripsi: Hubungan Pendidikan Seks Dengan Akhlak Siswa di MTs SA Nurul Huda Curug Wetan Tanggerang. Persamaan penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang pendidikan seks anak. Perbedaan penelitian ini adalah disini membahas hubungan dan akhlak siswa teradap pendidikan seks, sedangkan peneliti membahas tentang cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks anak usia dini.

2. Wisma Supriatna, Nim 105011000041. Jurusan pendidikan agama islam dalam penelitiannya yang berjudul “Pendidikan Seks Anak Dalam Keluarga Menurut Abdullah Nashih Ulwan” penelitian ini terfokus kepada pendapat Abdullah Nashi Ulwan mengenai pendidikan seks anak dalam keluarga. Persamaan penelitian ini sama-sama pendidikan seks

anak. Perbedaan dari penelitian ini dengan peneliti yaitu disini membahas tentang pendidikan seks anak dalam keluarga sementara peneliti membahas cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks anak usia dini.

3. Sa’adah Erliani. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP PGRI, Banjarmasin, Judul Skripsi : Konsep Al-Qur’an Tentang Pendidikan Seks Pada Anak. Persamaan Penelitian ini sama-sama pendidikan seks anak.

Perbedaannya adalah disini kepada Al-Qur’an sebagai pedoman yang lebih banyak menjelaskan tentang pentingnya pendidikan seks bagi anak.

Sementara peneliti hanya membahas cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks anak usia dini.

52 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang dirumuskan sebelumnya, maka metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada di lapangan dengan apa adanya tanpa memberikan tretmen atau perlakuan terhadap objek yang diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Deskriptif. “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala atau peristiwa yang sedang terjadi. Penelitian jenis ini peneliti berusaha memotret peristiwa atau gejala-gejala yang menjadi pusat perhatiannya, untuk kemudian dilukiskan sebagaimana adanya (Desmita,2006:8).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang akan menggambarkan bagaimana suatu gejala atau peristiwa terjadi dan kemudian mengimprestasikannya apa adanya, tanpa dibuat-buat sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting dari sifat suatu barang atau jasa. Untuk lebih lanjut, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitaif (Satori,2009:22).

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Yaitu guru yang ada di sekolah TK Kurnia Ilahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar pada bulan Juli tahun ajaran 2019.

3. Objek penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran. Ada juga yang menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara atau pengamatan dalam bentuk daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Menurut Sugiyono, (2010:102) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun soal yang diamati”. Dengan melakukan pengukuran akan diperoleh data yang objektif yang diperlakukan untuk menghasilkan kesimpulan peneliti yang objektif pula.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian kualitatif yang utama adalah peneliti sendiri. Peneliti akan menggunakan pedoman wawancara yang sudah peneliti siapkan sebelumnya dan yang nanti akan peneliti ajukan responden.

D. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi, menurut Spreadly (dalam Sugiyono, 2009: 216) “menamakannya social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu, tempat (place), pelaku (actor) dan aktifitas (activity) yang berintekrasi secara sinergis”. Sugiyono menyatakan “Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat pada kasus tertentu yang ada pada situsi sosial tertentu. Dalam penelitian ini, kasus yang akan penulis teliti adalah cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks anak usia dini di TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Dari pertanyaan tersebut dapat dilihat bahwa situasi sosial yang akan diteliti adalah pemahaman guru terhadap pendidikan seks anak usia dini. Sedangkan subjek penelitian yang

akan di jadikan sumber data adalah guru yang ada di TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini guna untuk memperoleh data yang empiris yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah merupakan suatu proses yang komplesk, suatu proses yang tersusun dari berbagai biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono,2013,hal. 145).

Maka obeservasi yang peneliti lakukan di TK Kurnia illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar dengan cara melalui pengamatan-pengamatan dalam bentuk catatan lapangan.

2. Wawancara

Selanjutnya untuk mendapatkan data penelitian, penulis harus menggunakan metode yang telah disiapkan dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data dari responden yang akan diwawancarai. Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Berdasarkan bentuk pelaksanaannya, ada dua jenis wawancara yaitu:

a. Wawancara Terstuktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Wawancara ini digunakan sebagai metode pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Intinya dalam melakukan wawancara peneliti

telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.

b. Wawancara tidak terstruktur yaitu sama dengan wawancara terbuka, di mana pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya merupakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian yang akan dilakukan, penulis akan melaksanakan wawancara terstruktur dengan mempersiapkan pedoman wawancara yang sudah peneliti siapkan sebelumnya. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pewawancara adalah peneliti sendiri, dengan memakai jenis wawancara terstruktur yaitu peneliti sudah mempersiapkan pedoman wawancara yang sudah peneliti siapkan sebeumnya, respondennya adalah Guru TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar, materi Wawancara adalah mengenai tentang pemahaman guru paud terhadap pendidikan seks anak usia dini di TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Wawancara akan dilakukan dengan pedoman yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah merupakan catatan peristiwa ulang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kulitatif (Sugiyono, 2013:329) maka adapun bentuk dokumentasi yang peneliti ambil dari penelitian yang dilakukan di Tk Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar terkait dengan tingkat pemahaman guru paud terhadap pendidikan seks anak usia dini yaitu gambar atau foto wawancara yang peneliti lakukan dilapangan serta hasil catatan wawancara peneliti dengan beberapa guru yang berbeda di Tk Kurnia illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

Tabel III.1

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Cara guru

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk di baca dan diinterprestasikan sebagai suatu kegiatan dan proses analisi data dapat dipahami dengan berbagai perspektif.

Menurut sifatnya, ada dua jenis analisis data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka, analisis data kualitatif dilakukan terhadap data-data non-angka, seperti hasil wawancara, hasil bacaan dari buku-buku, artikel atau data non tulisan seperti foto, gambar atau film. Analisis kualitatif ini dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui penelitian kualitatif (Desmita,2006:

147).

Berdasarkan uraian di atas penulis memakai analisis data deskriptif kualitatif yaiu dengan cara menggambarkan seluruh informasi dari hasil wawancara mengenai tingkat pemahaman guru paud terhadap pendidikan seks anak usia dini di TK Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Teknik penjaminan keabsahan data dalam penelitian ini yang penulis gunakan yaitu triangulasi. Triangulasi teknik dalam penulis untuk menguji kredibilitas data di lakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiono,2012: 274). Pada awalnya penulis memperoleh data dengan observasi, lalu di sertai wawancara. Jika kedua teknik pengujian menghasilkan data yang berbeda, maka penulis melakukan diskusi lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data yang benar.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Umum 1. Profil sekolah

Nama Sekolah : TK Kurnia Illahi NSS : 002. 080. 770

NPSN : 10308958 Status Sekolah : Swasta Alamat TK : Padang Magek Jorong : Patai

Kecematan : Rambatan

Kab/Kota : Tanah Datar Propinsi : Sumatera Barat No.Telp/Hp : 081374583367

Kode Pos : 27271

2. Sejarah Singkat Tk Kurnia Illahi

TK Kurnia Illahi asal mula berdirinya atas kerja sama dengan tokoh masyarakat yang ada di nagari Padang Magek pada awalnya atas inisiatif wali nagari dan IKPPM (Ikatan Pemuda Padang Magek) untuk mendirikan sebuah TK yang berada dilingkungan SDN 19 Padang Magek, mengingat jumlah TK yang ada di nagari Padang Magek hanya berjumlah 1 buah lembaga TK yaitu TK Tunas Bangsa.

Mengingat kondisi masyarakat diwilayah Padang Magek Selatan yang begitu jauh dari jarak TK Tunas Bangsa, maka atas prakarya wali nagari dan IKPPM pada tahun 2002 dibukalah sebuah TK di lingkungan SDN 19 Padang Magek pada waktu itu bernama TK Tunas Bangsa 2 dan ditarik guru 1 orang guru dari TK Tunas Bangsa 1 atas nama ERMAWATI SY, selama 1 tahun berjalan maka pemerintah memberikan 1 orang guru negeri atas nama Zuarni Z. Sedangkan

5858

ruangan belajar yang digunakan adalah 1 buah lokal yang tidak terpakai oleh SD, dengan sarana dan prasarana apa adanya sedangkan APE yang digunakan hanya dibuat oleh guru dengan memanfaatkan barang – barang bekas yang masih bisa digunakan, sedangkan ruangan yang dipakai hanya satu lokal saja. Itupun sudah banyak yang rusak.

Berhubung dengan adanya go proyek untuk TK model satu atap pada tahun 2005 maka TK Tunas Bangsa 2 diganti namanya dengan nama TK model satu atap SDN 19 Padang Magek dan kepala sekolahnya langsung dari kepala sekolah SD. Dana yang diperoleh pada tahun 2005 sebanyak Rp 35.000.000 digunakan untuk membeli alat-alat bermain dan melengkapi APE luar seperti: ayunan, bola dunia, dan jungkitan.

Seiring dengan perkembangan zaman maka pada tahun 2011 dengan adanya program PNPM mandiri maka wali nagari dan pemerintah jorong mengusulkan untuk bangunan TK, mengingat banyaknya minat masyarakat untuk memaksakan anaknya ke TK model satu atap. Alhamdulillah melalui musrembang nagari permintaan untuk mendirikan TK dikabulkan dengan syarat harus berpisah dengan SD, maka dirapatkan seluruh unsur masyarakat oleh wali nagari dan dipilihlah Kepala Sekolah TK beserta pengurus dan Nama TK diganti dengan TK Kurnia Illahi serta kepala sekolah yang di tunjuk berdasarkan musyawarah adalah ibu Ermawati Sy

Sampai sekarang TK Kurnia Illahi berjalan dengan sukses bahkan mendapat akreditasi A dan juga juara 2 lomba sekolah sehat tingkat kab Tanah Datar.Bahkan sudah dikunjungi oleh bunda PAUD propinsi sedangkan TK Kurnia Illahi termasuk sekolah Inti dari gugus 2 padang Magek yang mendapat juara 2 tingkat propinsi Sumatera Barat pada tahun 2015.

a. Visi dan Misi Sekolah

1) Visi taman kanak-kanak Kurnia Illahi adalah menjadikan generasi yang terampil dan cerdas dunia akhirat

2) Misi taman kanak-kanak Kurnia Illahi

a) Menanamkan nilai-nilai aqidah dan akhlak sedini mungkin

b) Memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain sambil belajar.

c) Menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran

d) Memberikan layanan yang baik kepada wali murid e) Membangun kerja sama dengan orang tua,

masyarakat dan lingkup terkait dalam rangka pengelolaan PAUD yang professional.

b. Tujuan Satuan Tk Kurnia Illahi

1) Dalam jangka waktu 3 bulan potensi peserta didik sudah menghafal surat-surat pendek dan doa harian.

2) Peserta didik sudah bisa menanamkan nilai-nilai agama dan moral didalam pembiasaan contohnya sudah terbiasa memilih sampah.

3) Peserta didik sudah bisa untuk melanjutkan ke sekolah dasar (SD).

c. Data pendidik di Tk Kurnia Illahi Tabel IV. 2

Data Pendidik

noNo Nama Pendidik Pendidikan Terakhir Status PNS / non PNS

1 Ermawati SY,S.Pd.AUD S1 PG PAUD PNS

2 Betria Novianti S.Pd S1 PIAUD Non PNS

3 Srimadeni S.Pd S1 PG PAUD Non PNS

4 Desi Oktavia S.Pd S1 PIAUD Non PNS

5 Rita Destin Aulia S1 Biologi Non PNS

B. Temuan Khusus Penelitian

1. Cara guru mengenalkan pendidikan seks anak usia dini

Berikut ini dipaparkan cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks anak usia dini di Tk Kurnia Illahi Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar yang diperoleh data hasil wawancara yang direkam melalui kamera handphone. Berikut hasil data yang diperoleh:

a. Menjelaskan bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh Menurut Ningsih (2017:18), bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh yaitu dengan cara menekankan kepada anak bahwa tubuhnya adalah milik pribadinya, sehingga tidak ada orang lain yang boleh menyentuh kecuali ibu dan dirinya sendiri. Bagian tubuh yang tidak boleh disentuh adalah bibir dan bagian yang tertutup baju dalam seperti dada, pantat, paha dan penis atau vagina. Berikut ini gambaran hasil wawancara dengan guru:

Tabel IV. 3

Cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks kepada anak bagian tubuh yang tidak boleh dilihat

Pertanyaan Jawaban

Informan Bagaimana cara guru mengenalkan

pendidikan seks kepada anak bagian tubuh yang tidak boleh dilihat ?

Cara ibu BN dalam menjelaskan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dengan cara yaitu ibu BN memberitahu kepada anak bahwa bagian tubuh kita atau aurat yang tetutup tidak boleh kita perlihatkan kepada orang lain, seperti bagian dada, pantat dan kemaluan kita.kalau kita perlihatkan bagian

tubuh kita yang tidak boleh dilihat orang lain dan melihat bagian tubuh orang lain yang dilarang, maka kita akan berdosa dan memberitahu anak tentang fenomena yang terjadi akibat memperlihatkan bagian tubuh yang terlarang tersebut.

Seperti orang tersebut bisa saja melakukan kejahatan kepada diri kita.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama informan mengenai cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks kepada anak pada bagian tubuh yang tidak boleh dilihat, peneliti menemukan bahwa informan menjelaskan kepada anak bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan kepada anak seperti bagian aurat. Ketika anak memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak boleh di perlihatan maka kita akan berdosa, selanjutnya informan memberikan penjelasan kepada anak dengan tidak memperlihatkan bagian tubuh yang terlarang dan melihat bagian tubuh orang lain yang dilarang.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan mengenai cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks kepada anak pada bagian tubuh yang tidak boleh dilihatkan, peneliti menemukan bahwaguru masih belum sepenuhnya menanamkan kepada anak bagian tubuh yang tidak boleh dilihat. Karena peneliti masih menemukan beberapa anak melihatkan bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan kepada teman-temannya seperti beberapa anak perempuan membuka auratnya pada saat jam pembelajaran dan jam istirahat. Beberapa anak juga masih duduknya tidak sesuai dengan duduk yang semestinya. Sedangkan beberapa anak laki-laki saat menggunakan toilet masih dengan pintu

terbuka dan beberapa anak laki-laki juga mempelihatkan bagiantubuh yang tidak boleh dilihatkan kepada orang lain yaitu pada saat beberpa anak laki-laki yang meminta bantuan kepada salah satu guru untuk menutup resleting celananya yang terbuka. Guru disini dalam menutup resleting tersebut di tempat anak sedang istirahat dan di tempat yang terbuka.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masih belum sepenuhnya guru mengajarkan pendidikan seks kepada anak dalam bentuk bagian tubuh yang tidak boleh dilihat. Beberapa anak masih saja memperlihatkan bagian tubuh yang tidak boleh di perlihatkan kepada orang lain. beberapa anak perempuan dan laki-laki masih saja belum duduk dengan sebagaimana duduk seharusnya.

Table IV.4

Cara guru mengajarkan kepada anak bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain bagian tubuh yang tidak boleh disentuh, ibu BN memberitahu kepada anak-anaknya bagian tubuh kita yang tidak boleh disentuh orang lain itu bagian dada, pantat dan bagian kemaluan, itu hanya boleh disentuh oleh kita sendiri dan ibu kita. Kita harus menanamkan kepada anak tersebut mana saja bagian tubuh yang dilarang orang lain untuk menyentuhnya. Apabila disentuh oleh orang lain kita akan berdosa dan bagian tubuh tersebut harus kita jaga dan harus kita tutupi dengan sebaik-baiknya agar tidak mengundang sentuhan orang lain atau terjadinya

pelecehan kepada diri anak. Anak harus menjaga auratnya sendiri dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Apabila orang lain memaksa anak untuk menyentuh bagian tubuh yang tidak boleh disentuh segera katakan tidak dan segera lari dari orang tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama informan mengenai cara guru dalam mengenalkan pendidikan seks kepada anak pada bagiantubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, informan memberitahu anaknya bagiantubuh yang tidak boleh disentuh itu bagian dada, pantat dan kemaluan. Bagian tersebut hanya boleh disentuh oleh kita sendiri dan ibu kita, apabila bagian tersebut disentuh oleh orang lain maka kita akan berdosa. Bagiantubuh tersebut harus kita jaga agar orang lain tidak dapat menyentuh bagian yang terlarang tersebut. Ibu BNmengajarkan kepada anak dengan kata tidak apabila diminta orang lain untuk menyentuh bagian yang tidak boleh tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan peneliti menemukan bahwa guru belum menjelaskan kepada anak mengenai bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain. Ternyata peneliti juga menemukan anak masih belum mengetahui bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain. Peneliti juga menemukan beberapa anak saat bermain dengan temannya yang berlainan jenis, anak tersebut menyentuh bagian tubuh temannya yang tidak boleh disentuh orang lain. Seperti salah salah satu contohnya beberapa anak masih mencubit bagian yang tidak boleh disentuh, beberapa anak laki-laki sedang usil mencubit bagian pantat dari anak perempuan. Guru hanya menegur tanpa memberikan alasan kenapa bagian tersebut tidak boleh disentuh oleh orang lain.Beberapa anak laki-laki juga memegang pipi anak perempuan dengan sengaja.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru tersebut masih belum menjelaskan kepada anak bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain. Sebagian anak masih menyentuh bagian tubuh temannya yang harusnya tidak boleh disentuh oleh orang lain. Guru seharusnya menanamkan kepada anak jika ada orang lain yang menyentuh bagian tubuh yang pribadi kita anak harus segera memberitahu guru atau orangtua.

Table IV.5

Cara guru dalam mengenalkan anatomi tubuh pada anak

Pertanyaan Jawaban

Informan Bagaimana cara guru dalam

mengenalkan anatomi tubuh pada anak ?

Cara Ibu BN dalam mengenalkan anatomi tubuh kepada anak dengan cara menggunakan metode bercakap-cakap dengan anak sebelum memasuki tema pembelajaran dan bisa juga anak sebagai medianya dan selajutnya memberitahu apa bagian-bagian tubuh kita dan menjelaskan fungsinya. Ibu BN memberitahu anak secara perlahan jika anak tidak mengerti ibu BN akan memberitahu anak secara pelan-pelan sampai anak memahami fungsi dan yang mana bagian tubuh yang boleh dilihatkan dan mana yang tidak boleh di perlihatkan kepada orang lain. Juga dengan melalui nyanyian atau gambar dan gerakan yang menarik bagi anak. Sehingga anak sangat cepat memahami fungsi dan kegunaan anatomi tubuhnya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama informan mengenai cara guru dalam mengenal anatomi tubuh pada anak yaitu dengan cara menjelaskan fungsi dan bagian tubuh kita, dan memberitahu melalui nyanyian atau melihat sebuah gambar. Guru juga mengajarkan melalui gerakan yang membuat anak dengan mudah memahami tujuan dan fungsi anatomi tubuhnya, dan bagian mana saja yang boleh diperlihatkan kepada orang lain dan bagian mana yang tidak boleh diperlihatkan. Guru juga mengajarkan kepada anak bagian tubuh yang boleh diperlihatkan bagi perempuan yaitu bagian telapak tangan, muka dan pergelangan kaki hanya bagian itu yang boleh kita perlihatkan kepada orang lain selain dari itu jika kita perlihatkan kita akan berdosa.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan peneliti menemukan

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan peneliti menemukan

Dokumen terkait