• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PENYERTAAN MODAL DALAM KOPERASIAN DI INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

H. Bentuk dan Jenis Koperasi di Indonesia

I. Aspek Yuridis Koperasi 45

5. Pendirian Koperasi

Sebagai organisasi ekonomi yang bertujuan memperjuangkan kepentingan ekonomi para anggotanya, serta masyarakat pada umumnya, kehadiran koperasi terutama sangat dibutuhkan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Tapi bila diperhatikan kenyataan yang terdapat dilapangan, justru masyarakat golongan ekonomi lemah inilah yang masih banyak belum memahami pentingnya arti koperasi bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Mereka masih cenderung memandang koperasi sebagai sebuah organisasi ekonomi yang hanyaa bermanfaat bagi golongan masyarakat tertentu saja. Bahkan tidak jarang mereka menolak kehadiran koperasi sebagai lembaga ekonomi alternatif yang dapat meningkatkan harkat dan martabat kehidupan mereka.47

Bertolak dari kenyataan itu dapat dilihat betapa besarnya tugas yang dipikul oleh koperasi untuk menumbuhkan pengertian dan kepercayaan masyarakat terhadap arti pentingnya koperasi. Padahal masyarakat baru akan menerima dan berusaha mendirikan koperasi bila mereka telah memiliki pengertian yang jelas mengenai lembaga ini. Dengan demikian, agar masyarakat terdorong untuk mendirikan koperasi, kepada mereka perlu ditanamkan pengertian dan kegunaan koperasi, baik bagi perwujudan perekonomian nasional yang berasas kekeluargaan padaa umumnya maupun bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat golongan ekonomi lemah pada khususnya.48

Secara jelas, pendirian koperasi diatur di dalam pasal 7-15 UU No 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. Dalam pasal 7 dikatakan bahwa koperasi primer didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan

47

Baswir Revrisond. Op.cit hal 109

48 Ibid.

sebagian kekayaan pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi, sedangkan koperasi sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) koperasi primer.49

Didalam undang-undang ini juga dijelaskan bahwa koperasi Koperasi mempunyai tempat kedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar. Wilayah keanggotaan Koperasi ditentukan dalam Anggaran Dasar. Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan kantor pusat Koperasi. Koperasi mempunyai alamat lengkap di tempat kedudukannya. Dalam semua surat menyurat, pengumuman yang diterbitkan oleh Koperasi, barang cetakan, dan akta dalam hal Koperasi menjadi pihak harus disebutkan nama dan alamat lengkap Koperasi.

Adapun akta pendirian koperasi tersebut harus memuat anggaran dasar dan keterangan yang berkaitan dengan pendirian koperasi. Keterangan yang dimaksud adalah:nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan pendiri perseorangan atau nama, tempat kedudukan, dan alamat lengkap, serta nomor dan tanggal pengesahan badan hukum Koperasi pendiri bagi Koperasi Sekunder; dan susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tempat tinggal, dan pekerjaan Pengawas dan Pengurus yang pertama kali diangkat. Dalam pembuatan Akta Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seorang pendiri dapat diwakili oleh pendiri lain berdasarkan surat kuasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Permohonan Akta Pendirian Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis oleh para pendiri secara bersama-sama atau kuasanya kepada Menteri untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum. Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi

49

sebagai badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri.

Sebelum mendirikan koperasi terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh para pemrakarsa pendirian Koperasi yaitu:

(1) . Tidak ada manfaatnya mendirikan koperasi jika para pendiri koperasi tidak mengetahui persoalan-persoalan pokok tentang koperasi pada umumnya. Perlu diketahui bahwa sebuah koperasi yang gagal dan bubar akan memberi pengaruh yang lebih buruk daripada koperasi yang tidak penah berdiri sama sekali.

(2) . Walaupun koperasi dimulai dengan 20 orang, namun harus diusahakan sedemikian rupa sehingga koperasi itu dapat menerima anggota-anggota baru secara sukarela dan terbuka. Bahkan harus disadari sepenuhnya bahwa pertambahan anggota adalah sumber kekuatan koperasi untuk berkembang lebih lanjut.

(3) . Koperasi tidak mungkin dapat mencapai tujuannya dalam jangka pendek, melainkan memerlukan waktu yang cukup lama. Sebab itu, upaya mengembangkan koperasi menuntut adanya ketekunan dan kesabaran.

(4) . Pembinaan koperasi di Indonesia sebagaian memang merupakan tanggungjawab pemerintah. Walaupun demikian koperasi tetap merupakan milik anggota-anggotanya. Semakin cepat koperasi dapat mencapai tingkat kemandiriannya, semakin cepat pula koperasi dapat meningkatkan peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dengan kemandirian itu maka bantuan pemerintah berupa

pembinaan, permodalan serta bantuan teknis lainnya, akan makin berkurang jumlahnya.50

Untuk mendirikan koperasi langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:

1. Mengadakan pertemuan pendahuluan diantara orang-orang yang ingin mendirikan koperasi;

2. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi;

3. Mengadakan hubungan dengan kantor koperasi setempat; 4. Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas

memepersiapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; 5. Mengadakan rapat pembentukan koperasi. Hal-hal yang

harus dilakukan dalam rapat pembentukan koperasi ini adalah:

a) Memilih pengurus; b) Memilih pengawas;

c) Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; 6. mengajukan permohonan status badan hukum koperasi

dengan melampirkan petikan berita acara rapat pembentukan koperasi serta daftar nama anggota pengurus dan pengawas.51 6. Organ Koperasi

Organ koperasi ada 3 yaitu: 1. Rapat Anggota

50 Ibid.

51 Ibid.

Rapat anggota merupakan suatu kesempatan bagi pengurus untuk melaporkan keada para anggota tentang kegiata-kegiatan selama tahun yang lalu. Bersama-sama dengan anggota menelaah rencana kerja tahun mendatang untuk meningkatkan kemajuan usaha koperasi.52

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota dapat berbicara, memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Oleh karena jumlah siswa terlalu banyak, maka dapat melalui perwakilan atau utusan dari kelas-kelas. Rapat Anggota Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana kerja tahun yang akan dan yang kedua untuk membahas kebijakan pengurus selama tahun yang lampau. Agar rapat anggota tahunan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka rapat dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau liburan semester. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi sekolah, rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar.

Dalam pasal 33 UU No.17 tahun 2012, dikatakan bahwa yang menjadi wewenang Rapat Anggota adalah:

a. menetapkan kebijakan umum Koperasi; b. mengubah Anggaran Dasar;

c. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus;

52

Muhammad Firdaus, Agus Edi Susanto, Perkoperasian, Sejarah, Teori & Praktek, (Bogor ; Ghalia Indonesia, 2004), hal 85.

d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi;

e. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi;

f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing; g. menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha;

h. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi; dan

i. menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang ini.

Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat anggota. Namun, bagi mereka yang belum memenuhi syarat keanggotaan, misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir dalam rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga diberi kesempatan bicara, tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan keputusan. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap anggota koperasi memiliki satu suara. Selain rapat biasa, koperasi sekolah juga dapat menyelenggarakan rapat anggota luar biasa, yaitu apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus.

Penyelenggara rapat anggota yang dianggap sah adalah jika koperasi yang menghadiri rapat telah melebihi jumlah minimal (kuorum). Kuorum rapat anggota meliputi setengah anggota ditambah satu (lebih dari 50%). Jika tidak, maka keputusan yang diambil dianggap tidak sah dan tidak mengikat.

Hal yang dibicarakan rapat anggota tahunan

1. Penilaian kebijaksanaan pengurus selama tahun buku yang lampau. 2. Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi.

3. Penilaian laporan pengawas 4. Menetapkan pembagian SHU 5. Pemilihan pengurus dan pengawas

6. Rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun selanjutnya 7. Masalah-masalah yang timbul.53

2. pengurus

Dalam Pasal 55 UU No.17 tahun 2012 tentang Pokok-Pokok perkoperasian dikatakan bahwa:

1. Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun non-Anggota.

2. Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:

a. mampu melaksanakan perbuatan hukum;

53

Diakses dari

b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi;

c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.

3. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar.

Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota.54 Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan anggota sendiri.55 Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).56

3. pengawas

Pengawasan dalam koperasi telah secara jelas diatur di dalam pasal 96 dan pasal 97 UU No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. Dalam pasal 96 dikatakan

54

Djazh, Dahlan Pengetahuan Koprasi (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980) hal. 162,163

55 Ibid.

56 Ibid.

bahwa pengawasan terhadap Koperasi wajib dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan para pihak terhadap koperasi. Pengawasan terhadap Koperasi sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Menteri.

Dalam Pasal 97 Undang-Undang tersebut dikatakan bahwa:

(1) . Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 dilakukan melalui pelaporan, pemantauan, dan evaluasi terhadap Koperasi.

(2) . Kegiatan pengawasan melalui pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. meneliti laporan pertanggungjawaban tahunan, dokumen-dokumen, dan keputusan-keputusan Rapat Anggota;

b. meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota; dan/atau

c. memanggil Pengurus untuk diminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.

(3) . Kegiatan pengawasan melalui pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengamati dan memeriksa laporan.

(4) . Apabila dari hasil pemantauan dan evaluasi terbukti terjadi penyimpangan, Menteri wajib mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Sesuai dengan namanya, pengawas koperasi pada dasarnya memiliki fungsi Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan koperasi dilakukan oleh pengurus. Sebagaimana di ketahui, pelaksaan semua kebijakan koperasi dilakukan oleh pengurus. Kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh pengurus ditetapkan melalui rapat anggota yang sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam setahun.

Setelah rapat anggota menetapkan kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan oleh pengurus dapat mengangkat sejumlah pegawai untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Walaupun demikian, hal itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk mampengurangi tanggung jawab pengurus. Disamping itu, pengawas jua berfungsi embuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasan yang telah dilakukan dan menyampaikan kepada rapat anggota. Sebagai pertanggung jawaban atas pelaksaan tugasnya, pengawas wajib membuat dan menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil pengawasannya kepada rapat anggota. Dalam melaksanakan pengawasan berlaku ketentuan bahwa pengawas harus dapat menjamin kerahasiaan hasil pengawasnnya terhadap pihak ketiga. Sesuai dengan funsinya maka anggota-anggota yang menjadi sebagai pengawas harus mempunyai pengalaman dibidang organisasi dan usaha koperasi.