• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Landasan Teori

1. Media

siswa untuk belajar (Arsyad, 2010: 4).

2. Gambar berseri adalah rangkaian gambar yang mempunyai keterkaitan kejadian antara gambar satu dengan gambar yang lainnya (Sugiarti, 2014).

3. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dengan memanfaatkan empat aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dengan materi nonsastra (Sufanti, 2010: 14).

4. Keterampilan berbicara adalah keterampilan mengungkapkan bunyi- bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Arsjad dalam Kusmintayu, 2012: 207).

5. Pemelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya (Suyitno, 2007: 62).

6. Pemelajar tingkat pre-intermediate adalah pemelajar BIPA tingkat pra-menengah atau 2A. Pembelajar sudah menguasai sejumlah kata-kata bahasa Indonesia sehingga kata-kata yang sudah dikuasainya tersebut dapat digunakan sebagai pengetahuan awal untuk mengikuti pelajaran dalam meningkatkan kemampuan bahasa Indonesianya

G. Sistematika Penelitian

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, batasan istilah,, dan sistematika penelitian.

Bab II adalah kajian pustaka. Kajian pustaka ini berisi tentang kajian teori-teori terdahulu yang relevan dan kajian teori-teori yang menguraikan media pembelajaran, gambar berseri, keterampilan berbicara, dan BIPA.

Bab III adalah metode pengembangan. Bab ini memaparkan (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan, (3) prosedur pengembangan, (4) waktu dan tempat pelaksanaan, (5) uji coba produk, (6) subjek uji coba, (7) Jenis data, (8) instrumen pengumpulan data, dan (9) analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Hal-hal yang dipaparkan dalam bab ini adalah (1) paparan hasil analisis kebutuhan, (2) draf produk media pembelajaran, (3) deskripsi dan analisis data berdasarkan ahli media, (4) paparan dan hasil proses uji coba lapangan, (5) hasil revisi media pembelajaran, (6) produk akhir, (7) pembahasan.

Bab V merupakan penutup. Bab ini memaparkan (1) kesimpulan peneliti tentang kajian produk pengembangan berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan, (2) implikasi, dan (3) saran-saran yang bermanfaat bagi pihak lain yang terkait dengan penelitian ini.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini disajikan beberapa acuan yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian dan sebagai acuan. Untuk itu akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan, hal-hal yang menyangkut teori pengembangan materi berbicara dengan menggunakan media gambar berseri untuk pemelajar BIPA level pre-intermediate.

A. Penelitian yang relevan

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh empat penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh Maria Nova Eka Sari, Ni Luh Putu Yeni Sugiarti dan kawan-kawan, Puspita Martha Palupi, dan Eko Prasetyo. Penelitian yang pertama oleh Pertiwi (2017), penelitian tersebut berjudul Pengembangan Materi Pembelajaran Berbicara pada Kompetensi Dasar Menyimpulkan Isi Cerita dengan Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas V SD Kanisius Nglinggi. Penelitian ini menghasilkan materi pembelajaran berupa modul untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD. Dari hasil validasi ahli materi dan guru kelas V, materi pembelajaran tersebut sudah dikembangkan dengan kualitas sangat baik sehingga sudah layak digunakan dalam pembelajaran.

Relevansi penelitian pertama dengan penelitian pengembangan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan berbicara pemelajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA tingkat pre-intermediate di Wisma Bahasa

Yogyakarta adalah kedua penelitian ini mengembangkan keterampilan berbicara.

Perbedaan dari penelitian pertama terletak pada subjek penelitian, peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa gambar berseri, sementara penelitian terdahulu mengembangkan materi pembelajaran berupa modul pembelajaran.

Objek penelitian peneliti dengan penelitian terdahulu juga berbeda, penelitian terdahulu menggunakan siswa kelas V SD sebagai objek penelitian, sementara peneliti menggunakan pemelajar BIPA level pre-intermediate sebagai objek penelitian.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Sugiarti, dkk (2014), penelitian ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran TTW Berbantuan Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan pada kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar berseri dan kelompok kontrol yang dibelajarkan secara konvensional. Hasil penelitian dilihat dari rata-rata Post-test kedua kelompok tersebut, maka dapat dikatakan kelompok yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar berseri memiliki rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional.

Relevansi penelitian kedua dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kedua penelitian ini menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran. Perbedaan penelitian dilihat dari keterampilan berbahasa yang diteliti, peneliti meneliti keterampilan berbicara sedangkan penelitian terdahulu

meneliti keterampilan menulis. Objek yang diteliti pun berbeda, peneliti meneliti pembelajar BIPA level pre-intermediate, sementara peneliti terdahulu menggunakan siswa kelas V SD sebagai objek penelitiannya.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Puspita Martha Palupi (2012), penelitian tersebut berjudul Pengembangan Bahan Ajar Berbicara untuk Pemelajar BIPA Level Advanced Berbasis Teknologi Informasi di Wisma Bahasa. Penelitian ini didasarkan pada perkembangan teknologi informasi yang sangat mendukung proses pembelajaran. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berbicara berbasis teknologi informasi untuk pemelajar BIPA tingkat advanced. Teknologi informasi dengan Skype sebagai medianya memungkinkan pemelajar dan pengajar saling berkomunikasi tanpa ada masalah keterbatasan ruang dan waktu. Media ini memungkinkan pemelajar asing belajar bahasa Indonesia tanpa harus pergi ke tempat kursus.

Relevansi penelitian ketiga dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kedua penelitian ini mengembangkan keterampilan berbicara bagi pemelajar BIPA.

Perbedaan terletak pada tingkatan pemelajar BIPA yang diambil oleh peneliti serta media yang diambil peneliti sebagai penelitian pengembangannya. Peneliti mengembangkan media gambar berseri, sementara penelitian sebelumnya mengembangkan bahan ajar berbasis teknologi informasi.

Penelitian keempat dilakukan oleh Prasetyo (2016). Penelitian tersebut berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Software Adobe Flash untuk Pembelajar BIPA Level Intermediate di Lembaga Wisma Bahasa Yogyakarta. Dari hasil validasi ahli media dan penilaian dari pemelajar BIPA level

intermediate di Wisma Bahasa Yogyakarta, media pembelajaran software Adobe Flash sudah dikembangkan dengan sangat baik serta sudah layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Relevansi dengan penelitian yang digunakan adalah kedua penelitian ini mengembangkan media pembelajaran bagi pemelajar BIPA. Sementara perbedaan terletak pada media yang digunakan, penelitian terdahulu menggunakan media sofware Adobe Flash, sedangkan peneliti menggunakan media gambar berseri.

Selain itu, objek penelitian yang peneliti dan penelitian terdahulu juga berbeda.

Peneliti meneliti pemelajar BIPA level pre-intermediate, sementara peneliti terdahulu meneliti pemelajar BIPA level Intermediate.

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk membuat media yang memungkinkan pemelajar BIPA tingkat pre-intermediate untuk dapat menuangkan ide-ide mereka secara lisan hanya dengan melihat media gambar berseri yang peneliti kembangkan. Media gambar berseri berupa gambar animasi/kartun yang dibuat dengan warna-warna yang berkesinambungan yang dapat menarik perhatian pemelajar sehingga pemelajar dapat menuangkan ide-idenya dengan mudah.

Gambar dalam media gambar berseri ini disusun semirip mungkin dengan kejadian atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat mengatasi ruang dan waktu, serta membuat pemelajar seolah-olah berada di lokasi kejadian tanpa harus langsung turun ke lapangan. Media gambar berseri nantinya akan dicetak, sehingga dapat dengan mudah digunakan kapan pun dan di mana pun.

B. Landasan Teori

Dalam landasan teori, peneliti akan membahas teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut yakni media, media gambar berseri, keterampilan berbicara, dan BIPA.

1. Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2010:1).

Selanjutnya, menurut Anitah (dalam Sufanti, 2010:62) media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pemelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, Angkowo dan Kosasih (2007:10) menjelaskan media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Munadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Arsyad (2010: 10) mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

Arsyad juga mengatakan bahwa media adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan

tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Menurutnya, media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2010: 15).

a. Manfaat media pembelajaran

Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2014: 28) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan belajar; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Sejalan dengan Sudjana dan Rivai, Arsyad (2014: 29) merinci beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: (1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, (2) media pembelajaran dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera ruang dan waktu; (4) media

pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Dari pendapat-pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media adalah semua alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dan informasi. Media juga dapat membantu guru ataupun pengajar untuk menarik perhatian dan minat siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.

b. Jenis media

Sadiman, dkk (2009), membagi jenis media menjadi tiga. Pertama media grafis yang termasuk media visual. Media grafis menyalurkan pesan yang berupa simbol-simbol komunikasi visual, dari sumber ke penerima pesan. Kedua, media audio. Media audio menyampaikan pesan yang berupa lambang-lambang auditif ( baik verbal maupun non verbal) melalui indera pendengaran. Ketiga, media transparansi. Media transparansi adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 81/2” x 11”.

Munadi (2010; 54) mengelompokkan media menjadi empat, yakni media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Media audio visual adalah media yang mampu melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.

Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran.

Dokumen terkait