• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Penelitian Statistik Deskriptif

ANALISIS PENGARUH DPK SYARIAH, OPERASI MONETER DAN ZIS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM

D. Temuan Penelitian Statistik Deskriptif

Tabel di bawah ini menunjukkan statistik deskriptif variabel penelitian yang memperlihatkan tentang jumlah data, nilai minimum dan maksimum, rata-rata, dan nilai standar deviasi yang digunakan dalam pengujian model persamaan ekonometrika dalam 36 observasi sebagai sampel.

Tabel 4.Statistik Deskriptif

PDB DPK Syariah SBI FASBIS ZIS Mean 714,067 191,993 79,596 13,284 6.5E+09 Med. 716,735 192,885 84,772 12,194 5.3E+09 Max. 772,326 231,175 114,342 21,978 2.6E+10 Min. 648,747 148,731 32,300 8,674 2.5E+09 Std. Dev. 34,067 23,381 20,350 2,869 4.7E+09 Skewn. 0.00073 -0.2116 -1 1 3 Kurt. 2 2 3 4 11

178

Obs. 36 36 36 36 36

Sumber: Data diolah menggunakan Eviews 8, 2016.

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque Bera.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -20000 -15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 Series: Residuals Sample 2013M01 2015M12 Observations 36 Mean 2.41e-11 Median -257.7991 Maximum 16946.22 Minimum -17591.95 Std. Dev. 7675.666 Skewness 0.046279 Kurtosis 3.121647 Jarque-Bera 0.035048 Probability 0.982629

Gambar 1 : Uji Normalitas

Berdasarkan tabel di atas dengan melihat nilai probabilitas yang nilainya lebih

besar dari tingkat signifikansi α = 5% atau 0,982629 > 0,5 maka dapat

disimpulkan bahwa distribusi data pada variabel penelitian adalah normal. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan berikut ini hasil estimasi data independen :

Tabel 5 Uji Multikolinieritas Variable Coefficient

Variance

Uncentered

VIF Centered VIF

C 3.22E+08 174.103 NA

DPK Syariah 0.00846 171.288 2.435

SBI 0.00686 25.021 1.495

FASBIS 0.4089 40.825 1.771

ZIS 1.11E-13 3.883 1.307

Sumber : Data diolah dengan menggunakan program Eviews 8, 2016.

Dapat dilihat pada ke 4 variabel independen, nilai Centered VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Uji heteroskedastisitas alam penelitian ini menggunakan Uji White, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 6 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.492944 Prob. F(14,21) 0.1975

Obs*R-squared 17.95757 Prob. Chi-Square

(14) 0.2087 Scaled explained SS 14.12567 Prob. Chi-Square (14) 0.4404

179

Dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% atau 0,2087 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terkena heteroskedastisitas.

Dalam uji autokorelasi untuk data pada penelitian ini dilihat dari nilai Durbin-Watson pada hasil estimasi sebagai berikut :

Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi

Durbin-Watson stat 1.318683

Sumber : Data diolah penulis, 2016.

Pada hasil estimasi diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,318683.

Sedangkan untuk nilai dl dan du untuk tingkat signifikansi α = 5% dengan

jumlah pengamatan 36 dan jumlah variabel bebas sebanyak 4 variabel, pada tabel D-W diperoleh nilai dl = 1,2358 dan nilai du = 1,7245. Nilai D-W = 1,318683 pada kriteria penilaian uji autokorelasi terletak pada kriteria antara nilai batas atas (du) dan batas bawah (dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (inconclusive).

Karena hasil tidak dapat disimpulkan data tersebut terkena autokorelasi atau tidak, dilakukan pengujian ulang dengan menggunakan uji Breusch-

Godfrey atau yang disebut dengan uji Lagrange Multiplier (LM Test) pada

Eviews 8 sehingga didapat hasil sebagai berikut. Tabel 8 LM Tes

Breusch-Godfrey SerialCorrelation LM Test

F-statistic 1.521030 Prob. F(2,29) 0.2354

Obs*R-squared 3.417826 Prob. Chi-

Square(2)

0.1811

Sumber: Data diolah menggunakan Eviews 8, 2016.

Dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% atau 0,1811 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

tidak terkena autokorelasi.

Selanjutnya, yaitu uji linieritas yang digunakan untuk melihat spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Salah satu uji yang digunakan untuk linieritas pada penelitian ini adalah Uji Ramsey – Reset, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 9 Uji Linieritas

Value df Probability

t-statistic 0.770157 30 0.4472

F-statistic 0.593141 (1, 30) 0.4472 Likelihood ratio 0.704825 1 0.4012

Sumber : Data diolah dengan menggunakan program Eviews 8, 2016.

Dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistics lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% atau 0,4472 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan linier dan dapat digunakan.

180

Analisis Regresi Berganda

Tujuan dari analisis regresi berganda ini adalah untuk mengetahui dan memprediksi besar PDB dengan menggunakan data DPK Syariah, SBI,

FASSBIS dan ZIS. Sehingga hasil estimasi dengan menggunakan aplikasi Eviews

8 forWindows diperoleh sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Pengujian Regresi Berganda

Dependent Variable: PDB

Method: Least Squares

Date: 05/03/16 Time: 12:39

Sample: 2013M01 2015M12

Included observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 505949.9 17935.80 28.2089 0.0000

DPK Syariah 1.4846 0.092 16.1367 0.0000

SBI -0.2400 0.083 -2.8973 0.0068

FASBIS -4.501 0.639 -7.0386 0.0000

ZIS 3.03E-07 0.000 0.9085 0.3706

R-squared 0.9492 Mean dependent var 714067

Adjusted R- squared

0.9427 S.D. dependent var 34067

S.E. of regression

8155.85 Akaike info criterion 20.979

Sum squared resid

2.06E+09 Schwarz criterion 21.199

Log likelihood -372.624 Hannan-Quinn

criter.

21.056

F-statistic 144.9181 Durbin-Watson stat 1.319

Prob(F- statistic)

0.0000

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2016.

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

PDB = α0+ β1DPK Syariah + β2SBI + β3FASBIS + β4ZIS + µ

Dimana :

PDB = 505949,86 + 1,485DPK Syariah – 0,24SBI – 4,5FASBIS + 3.03e-

07ZIS

Dari fungsi model di atas dapat dipahami bahwa :

1. Nilai konstanta 505949,86 menyatakan jika variabel DPK Syariah, SBI,

FASBIS, dan ZIS adalah tetap, maka nilai PDB adalah Rp. 505949,86 miliar.

2. Nilai koefisien DPK Syariah 1,485 menyatakan jika DPK Syariah meningkat

Rp. 1 miliar, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 1,485 miliar. Sebaliknya, jika DPK Syariah menurun sebesar Rp. 1 miliar, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 1,485 miliar. Di sini DPK Syariah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap PDB. Semakin tinggi nilai DPK Syariah menyebabkan naiknya nilai PDB.

181

3. Nilai koefisien SBI 0,24 menyatakan jika SBI meningkat Rp. 1 miliar maka

akan menurunkan nilai PDB sebesar Rp. 0,24 miliar atau menurunkan nilai PDB sekitar Rp. 240 juta. Sebaliknya, jika SBI menurun Rp. 1 miliar, maka akan meningkatkan nilai PDB sebesar Rp. 0,24 miliar atau meningkatkan nilai PDB sekitar Rp. 240 juta. Di sini SBI memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB.

4. Nilai koefisien FASBIS 4,5 menyatakan jika FASBIS meningkat Rp. 1

miliar, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 4,5 miliar. Sebaliknya, jika FASBIS turun Rp. 1 miliar, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 4,5 miliar. Di sini FASBIS memiliki pengaruh negatif terhadap PDB.

5. Nilai koefisien ZIS 3,03e-07 menyatakan jika ZIS meningkat Rp. 1 miliar, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 303. Sebaliknya, jika ZIS turun Rp. 1 miliar, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 303. Di sini ZIS memiliki pengaruh positif terhadap PDB.

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa 94,3% variabel DPK Syariah, SBI, FASBIS dan ZIS mempengaruhi PDB riil Indonesia sebagai indikator pertumbuhan ekonomi periode 2013-2015, sedangkan sisanya 5,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Sedangkan berdasarkan uji F ternyata menunjukkan bahwa variabel DPK syariah, SBI, FASBIS dan ZIS ini secara bersama-sama mempengaruhi PDB riil Indonesia.

Pada uji t dalam penelitian ini, ternyata faktor DPK Syariah, SBI dan FASBIS mempengaruhi PDB riil Indonesia. Sedangkan faktor ZIS belum secara nyata mempengaruhi PDB riil Indonesia.

Pada uji ini juga terlihat bahwa faktor dominan secara positif mempengaruhi PDB riil Indonesia adalah DPK Syariah. Penghimpunan DPK Syariah ini dalam komposisi giro, tabungan dan deposito. Adapun akad yang

ada di DPK syariah ini yaitu wadi‘ah dan mudharabah. Untuk giro

menggunakan akad wadiah, tabungan menggunakan akad wadiah dan akad mudharabah juga deposito yang menggunakan akad mudharabah.

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank umum syariah dan unit usaha syariah, Sertifikat Bank Indonesia dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia berdasarkan harga konstan tahun 2010 dengan periode penelitian mulai dari Januari 2013 sampai Desember 2015. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa selama periode tersebut DPK syariah memiliki pengaruh yang positif terhadap PDB Indonesia sebagai indikator dari pertumbuhan ekonomi. Di mana jika masyarakat banyak menyimpan dananya ke bank-bank umum syariah dan unit-unit syariah maka akan meningkatkan perekonomian Indonesia.

Hipotesis awal tentang DPK syariah ini memiliki pengaruh positif terhadap PDB adalah benar. Di mana bank-bank syariah dan unit-unit syariah memanfaatkan penghimpunan dana ini untuk menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan dengan menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syariat Islam dan sudah memiliki fatwa MUI. Hal ini juga

182

didukung oleh penelitian Aurangzeb (2012) yang menyatakan bahwa sejumlah deposito di bank-bank Islam Pakistan ternyata memberikan pengaruh positif terhadap PDB Pakistan. Beliau menggunakan variabel variabel yang ada di perbankan Islam Pakistan dalam menganalisa pertumbuhan ekonomi di Pakistan.

Perlu adanya pemantapan ke masyarakat berupa edukasi dan pembinaan ke masyarakat tentang pemahaman akan bank syariah sehingga masyarakat tertarik dan melakukan transaksi perbankan di bank syariah. Pemerintah sebagai

pembuat kebijakan juga perlu memberikan kebijakan – kebijakan yang

mendukung perbankan syariah dalam perkembangannya. Karena DPK syariah yang ada di bank-bank syariah ternyata memiliki pengaruh terhadap perkembangan perekonomian. Dari penghimpunan dana ini, bank-bank syariah diharapkan mampu menyalurkannya kembali ke pada sektor-sektor riil seperti sektor inklusif yang sedang banyak menjadi fokus aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia, untuk menaikkan pendapatan per kapita masyarakat dan mampu menggerakkan PDB Indonesia.

Jumlah penempatan dana pada Sertifikat Bank Indonesia dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah ternyata juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap PDB Indonesia. Hipotesis awal tentang operasi moneter ini, yaitu operasi moneter memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi adalah benar. Semakin berkurang penempatan dana peserta operasi moneter pada kedua instrumen tersebut ternyata akan menggerakkan peningkatan terhadap PDB Indonesia. Artinya kestabilan harga mulai tercapai sehingga mampu menjaga kestabilan perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan penelitian A. Mahendra (2008) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu intrumen kebijakan moneter yang memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Jika banyak para peserta operasi moneter yang menempatkan dananya pada SBI dan FASBIS berarti mengindikasikan bahwa adanya ketidakstabilan harga yang akan mengganggu pergerakan laju pertumbuhan PDB. Sehingga perlunya sistem tarik ulur yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui kebijakan moneter untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia.

Dalam penelitian ini, zakat, infak dan sedekah yang dihimpun oleh BAZNAS memliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan PDB riil Indonesia sebagai indikatornya. Hal ini sesuai dengan penelitian M. Azam, Nasir Iqbal dan Muhammad Tayyab (2014) yang menganalisis dampak zakat terhadap pembangunan ekonomi di Pakistan. Para peneliti ini menunjukkan bahwa zakat memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pembangunan ekonomi Pakistan baik di tingkat makro maupun mikro.

Tren pengumpulan zakat di Indonesia yang semakin meningkat ternyata memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Penghimpunan zakat, infak dan sedekah pada periode 2013-2015 ternyata belum mampu menggerakkan PDB Indonesia. Hal ini karena belum terkoordinasinya lembaga-lembaga zakat yang menghimpun dan menyalurkan

183

zakat. Dan juga belum maksimalnya pemanfaatan zakat ini. ZIS ini merupakan variabel yang diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian Indonesia yang memiliki mayoritas masyarakat muslim khususnya di ASEAN. Perlu adanya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat muslim Indonesia tentang pentingnya berzakat khususnya zakat produktif agar bisa menghasilkan para mustahik baru yang akan memberikan pergerakan pada perekonomian Indonesia.

Walaupun nilai zakat, infak dan sedekah (ZIS) ini belum berpengaruh secara nyata terhadap perekonomian Indonesia, tetapi bukan hal yang mustahil di masa depan ZIS ini menjadi ujung tombak perubahan perekonomian Indonesia. Karena terlihat pada uji F bahwa, ZIS juga bersama-sama dengan variabel DPK Syariah, SBI dan FASBIS mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berarti ada indikasi bahwa ZIS ini akan mempengaruhi perekonomian Indonesia secara nyata atau signifikan.

E. Kesimpulan

Dari pembahasan penelitian ini, maka hasil yang didapat adalah secara serempak menunjukkan bahwa sekitar 94,3% variabel DPK Syariah, SBI, FASBIS, dan ZIS mempengaruhi PDB Indonesia periode Januari 2013- Desember 2015, sedangkan 5,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Secara parsial DPK Syariah memberikan pengaruh positif terhadap PDB riil Indonesia, SBI memberi pengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia, FASBIS memberi pengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia, dan ZIS memberi pengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia. Dengan demikian DPK, SBI, FASBIS, dan SBI memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia, sedangkan ZIS belum terlihat nyata terhadap PDB Indonesia. Karenanya penelitian merekomendasikan agar lembaga zakat lebih mengoptimalkan perannya dalam mengumpulkan dan menyalurkan zakat di Indonesia.

Referensi

Ahmad, Arslan dan Najid Ahmad dan Sharafat Ali. 2013. Exchange Rate dan

Economics Growth in Pakistan (1975-2011). MPRA Paper No. 49395. Pdf. Diakses tanggal 21 November 2015.

Al Arif, M. Nur Rianto. Efek Multiplier Zakat Terhadap Pendapatan di Propinsi DKI

Jakarta. Jurnal Al-Iqtishad FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 1, No. 1 tahun 2009. Pdf.

Aurangzeb. 2012. Contributions Of Banking Sector in Economic Growth: A Case of Pakistan. Economics and Finance Review Vol. 2(6) pp. 45-54, 2012. ISSN: 2047-0401.

Azam, M. Nasir Iqbal dan Muhammad Tayyab. 2014. Zakat and Economic

Development: Micro and Macro Level Evidence from Pakistan. Bulletin of Business and Economics, 3(2).

Berita Resmi Statistik. 2015. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III tahun

184

Chapra, Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Terj. Ikhwan Abidin B. Jakarta: Gema

Insani Press, Tazkia Institute.

Gujarati, Damodar Gujarati. 1988. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa : Drs. Ak.

Sumarno Zain, MBA. Jakarta: Erlangga.

Hafidhuddin, Didin. 2008. Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, dan Sedekah. Jakarta: Gema Insani.

Harrod, Roy. 1973. Economic Dynamic. London: The Macmillan Press.

Huda, Nurul dan kawan-kawan. 2008. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. 2014. Investasi pada Pasar Modal

Syariah. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Karim, Adiwarman A. 2010. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Keynes, John Maynard. 1953. The General Theory of Employment, interest, and money. Florida: Harcourt Brace Jivanovich.

Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Tesis: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Malthus, Thomas Robert. 1836. Principles of Political Economy. London: W.

Pickering.

Mill, John Stuart. 2004. Principles of Political Economy With Some of their Applications to Social Philosophy. Indianapolis: Hackett Publishing Company.

PBI No. 16/12/2014 Tentang Operasi Moneter Syariah

PBI Nomor 15/5/ PBI/ 2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank

Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 Tentang Operasi Moneter

Peraturan Bank Indonesia No.17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015. Http://www.bi.go.id/id/peraturan/moneter/documents/pbi_171215. Pdf. Diakses pada 17 Desember 2015.

Ricardo, David. 2001. On The Principles of Political Economy and Taxation.Third Edition 1821. Ontario: Batoche Books.

Ridwan, M, dan kawan-kawan. 2013. Ekonomi: Pengantar Mikro dan Makro Islam.

Bandung: Citapustaka Media.

Romer, David. 1996. Advanced Macroeconomics. McGraw-Hill.

Rostow, W.W. 1960. The Stages of Economic Growth: A Non Communist Manifesto. Cambridge at The University Press.

Rustiono, Deddy SE. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah. Tesis: Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro Semarang.

Sarea, Adel. Zakat as a Benchmark To Evaluate Economi Growth: An Alternative Approach. International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 No. 18, September 2012. Pdf

Schumpeter, J. A. 1939. Business Cycles. A Theoretical, Historical and Statistical Analysis of the Capitalist Process. London: McGraw-Hill Book Company.

185

Sepriliana, Linda. 2013. Efektivitas Instrumen Kebijakan Moneter Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ilmiah: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawiaya Malang. Diakses tanggal 21 November 2015.

Sholihin, Ahmad Ifham. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Siaran Pers BI tanggal 17 Desember 2015, Judul: BI Rate Tetap 7,5%. Http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-

pers/Peges/sp_17915.aspx 17/12/2015 07:14. 5 07:14.

Smith, Adam, R. H. Campbell (editor), A. S. Skinner (editor). 1981. An Inquiry

In to The Nature and Cause Of The Wealth Nations. Indiana: Oxford University Press.

Statistik Perbankan Syariah Juni 2015 pdf. Bank Indonesia.

Subianto, Achmad. 2004. Shadaqoh Infak dan Zakat. Jakarta: Yayasan Bermula dari Kanan.

Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

The World Bank. Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia di Tengan

186

PENGENDALIAN INFLASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI