• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.8. Penelitian Terdahulu

Seperti yang dijelaskan sebelumnya pada BAB Pendahuluan, masalah konflik agraria merupakan sebuah masalah yang sukar untuk diselesaikan dengan tidak menimbulkan ketimpangan antara dua kelompok dalam konflik tersebut. Rentetan konflik agraria di Indonesia memang telah dimulai sejak dulu dan telah

menjadi sebuah konflik yang diwarisi mulai dari masa kolonial, Orde Lama, Orde Baru dan hingga saat ini.

Keberadaan konflik agraria sebagai sebuah wacana yang banyak diperbincangkan oleh kalangan masyarakat menimbulkan minat banyak peneliti untuk mengetaui lebih jauh tentang permasalahan tersebut. Dalam hal ini, penelitian sebelumnya dilakukan oleh Tim LPTP (Lembaga Pengembangan Masyarakat Pedesaan) Solo yang berjudul Agenda Perempuan dalam Gerakan Petani. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga tersebut membicarakan perjuangan petani perempuan untuk menghadapi globalisasi. Lebih lanjut penelitian ini membahas tentang agenda gerakan petani perempuan untuk merebut wacana globalisasi, perdagangan bebas, corporate farming, atapun keamanan dan kedaulatan pangan. Namun, dalam kehidupan mereka masih belum menyentuh wacana gender sebagai mainstreming. Indikasi kuat dari penelitian ini menunjukkan absennya pertanyaan gender pada setiap gerakan petani perempuan berakibat negatif bagi petani perempuan itu sendiri. Dengan kata lain, tanpa mempertimbangkan implikasi gender suatu perjuangan dan gerakan petani dalam memperjuangan hak-hak petani akan melanggengkan ketidakadilan bagi petani perempuan.

Penderitaan yang dialami oleh petani perempuan akibat diskriminasi dan perlakuan tidak adil yang ditimbulkan akibat dari relasi gender dikalangan petani sama seriusnya dengan yang dirasakan oleh petani perempuan ketika mereka merasakan akibat kejahatan dan kekerasan yang ditimbulkan oleh Neoliberalisme. Oleh karena itu penelitian ini menekankan gerakan petani perlu membenahi diri untuk mendemokratisasikan relasi gender, terutama melakukan proses

demokratisasi relasi gender di rumah tangga petani sebagai bagian yang tak terpisahkan dari gerakan untuk memberdayakan dan mencapai hak- hak petani perempuan.

Penelitian terdahulu selanjutnya dilakukan oleh Rizca Yunike yang berjudul Gerakan Sosial Politik Omah Tani di Kabupaten Batang. Penelitian yang dilakukan oleh Rizca Yunike ini membahas tentang gerakan sosial yang dilakukan Omah Tani yang merupakan sebuah organisasi pergerakan petani di Kabupaten Batang. Bentuk dari gerakan Omah Tani ini mempunyai tiga pola yaitu bentuk yang pertama adalah dengan mengakomodir massa dengan jumlah yang besar atau yang dikenal dengan istilah aktivitas determinasi. Bentuk yang kedua adalah melakukan upaya hukum dan audiensi baik dengan kepolisian, kejari dan juga anggota legislatif daerah. Dan bentuk yang terakhir yaitu dengan cara perebutan kekuasaan.

Lebih jauh, penelitian ini juga membahas tentang Pemikiran James Scott dalam Moral Ekonomi Petani dan Senjata Kaum Tertindas sebagai referensi yang dapat digunakan dalam mengamati gerakan yang dilakukan petani terutama di Asia Tenggara. Bagi James Scott, faktor yang menjadi penyebab timbulnya suatu gerakan khususnya perlawanan petani adalah adanya hubungan yang eksploitatif yang dilakukan oleh penguasa, yang mengakibatkan kondisi ekonomi petani lemah. Dalam konteks gerakan petani yang dilakuakan oleh petani dalam Omah Tani, eksploitasi yang terjadi lebih diakibatkan oleh adanya tekanan dari penguasa baik dalam bentuk negara dan pemilik modal yang diwujudkan dalam perusahaan perkebunan negara seperti PTPN dan Perhutani, sedangkan pemilik modal adalah

para perusahaan perkebunan besar yang menyewa dan bahkan menyerobot tanah milik desa atau tanah negara yang dimaksudkan agar dikelola oleh petani.

Konteks gerakan petani yang dialami oleh petani Omah Tani Batang dan kontenks yang dikemukakan Scott mengalami perubahan dimana petani mulai berani untuk bergerak secara terang-terangan bahkan berpolitik untuk mendapatkan akses dan penyelesaian masalah yang dialami oleh para petani tersebut. Meninggalkan kebiasaan perlawanan dalam diam petani dan berhadapan langsung dengan pihak berwenang bahkan mampu meyuarakan ketidak setujuan terhadap peraturan yang dibuat oleh penguasan yang memberatkan kehidupan mereka. Dari penelitian yang dilakukan ini terdapat upaya nyata yang dilakukan oleh Omah Tani dalam mempergunakan kesempatan politik yang ada untuk masuk dalam ranah struktural ditandai dengan adanya gerakan dan rencana politik yang telah disiapkan melalui target gerak politik lokal. Runtutan rencana gerakan politik yang dilakukan oleh Omah Tani diawali dengan mencoba berkompetisi melalui Pilkades. Dengan adanya kekuatan kekuasaan di tangan petani yang diwakilkan oleh Omah Tani sebagai kades setempat memberikan sedikit peluang untuk mempersempit terjadinya eksploitasi dan perebutan lahan (Jurnal Politik Muda Vol. 1 No. 1 Oktober-Desember 2012 Hal 23-34)

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Hasim Purba yang berjudul Reformasi Agraria dan Tanah Untuk Rakyat: Sengketa Petani vs Perkebunan, membahas tentang sejumlah persoalan mendasar dalam bidang agraria (pertanahan) berupa konflik pertanahan yang berkepanjangan, struktur penguasaan tanah yang timpang, aturan dan kebijakan pertanahan yang kacau dan

kegagalan perwujudan dan cita-cita program pembangunan agraria nasional (jurnal Law Review Volume X No. 2 - November 2010).

Penelitian Siti Rakhma Mary Herawati yang berjudul Petani Melawan Perkebunan: Perjuangan Agraria di Jawa Tengah memberikan banyak masukan mengenai perjuangan petani dalam memperjuangkan hak mereka. Dalam penelitian yang dilakukan Siti ini, menunjukkan secara terang bahwa perkebunan berkolaborasi dengan aparat keamanan, preman dan parat peradilan. Hal seperti ini merupakan tindakan dari perkebunan yang sering dijumpai dalam kasus yang sama hampir di semua daerah. Terlepas dari hal itu, peran peradilan yang seharusnya berada di posisi netral pun tidak mampu menjadi sebuah tonggak keadilan bagi masyarakat khususnya petani yang dalam Jurnal Bhumi (No. 37 23 April 2013).

Dian Aries dkk melakukan penelitian tantang Dinamika Perjuangan Agraria Kontemporer di Indonesia dengan focus penelitian konflik Agraria di Polongbangkeng Takalar. Penelitian ini merupakan monografi untuk mencari dinamika perjuangan agrarian yang menjurus kepada konflik agrarian petani dengan pabrik gula di daerah tersebut. Yang mana dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana terjadi konrol terhadap tanah yang menjadi akar konflik antara kedua belah pihak tersebut. Selanjutnya sengketa lahan pertanian ini merebak hingga era reformasi. Pada bagian lain, diuraikan bagaimana strategi perjuangan petani dan negoisasi yang dilakukan petani yang dianggap sebagai alternative penyelesaian konflik (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2012)

Dokumen terkait