• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang dijadikan sebagai referensi dalam mengidentifikasi dampak penerapan ekolabel hutan rakyat ini yaitu penelitian mengenai ekolabel; sertifikasi PHBML; kelembagaan; dan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan.

2.6.1 Penelitian Mengenai Ekolabel

Penelitian mengenai ekolabel yang dijadikan referensi dalam tinjauan pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh Hussain (2000) dan Swallow dan Sedjo (2002). Hasil penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Penelitian Mengenai Ekolabel

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Swallow dan Sedjo.

Voluntary Eco-labeling and the Price Premium

Untuk voluntary system, jika permintaan untuk kayu bersertifikat relatif kecil dibandingkan permintaan secara keseluruhan, jika biaya sertifikasi yang signifikan, dan jika jumlah permintaan baru diciptakan oleh sertifikasi adalah sederhana, maka pasar cenderung kurang menghasilkan harga premium untuk produk bersertifikat meskipun ada sejumlah besar dari konsumen yang bersedia untuk membayar dengan

premium price. Selain itu, keberhasilan eko-label tergantung pada motivasi dari pemilik lahan hutan untuk mendukung atau menentang eko-labeling. 2 Hussain. Green Consumerism and

Ecolabelling: A Strategic Behavioural Model

Penelitian ini merepresentasikan sebuah model perilaku strategis dari interaksi antara dua agen, sebuah firma (perusahaan), dan konsumen di bawah kondisi informasi tidak lengkap. Skema ekolabel dapat digunakan sebagai alat untuk ameliorasi inefisiensi dalam transfer informasi.

2.6.2 Penelitian Mengenai Sertifikasi PHBML dengan Skema Sertifikasi LEI Penelitian mengenai sertifikasi PHBML LEI dapat ditemukan dalam Daniyati (2009) dan Rohman (2010). Hasil penelitian mengenai sertifikasi PHBML ini ditunjukkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Penelitian Mengenai Sertifikasi PHBML dengan Skema Sertifikasi LEI

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Daniyati. Efektivitas Sistem Sertifikasi Pengelolaan Hutan di Hutan Rakyat (Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Walaupun terdapat kendala berupa tingginya biaya sertifikasi, secara keseluruhan, lebih dari 50,00% parameter keberhasilan sertifikasi telah tercapai. Meskipun parameter dari aspek ekonomi belum dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan antara hutan rakyat yang sudah tersertifikasi dan tidak ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan hutan sertifikasi lebih baik dibandingkan dengan yang tidak, tetapi dari segi ekologi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya.

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

2 Rohman. Kajian Dampak Sertifikasi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML) terhadap Pengelolaan Hutan Rakyat (Studi Kasus Pengelolaan Hutan Rakyat oleh Koperasi Wana Manunggal Lestari, Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Pemberian sertifikasi PHBML memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sebesar 1,94%, peningkatan kapasitas masyarakat sebesar 52,76%, dan peningkatan tutupan hutan sebesar 3,38%. Pemberian sertifikasi ini belum menguntungkan secara ekonomi, akan tetapi pemberian sertifikasi menguntungkan secara sosial dan lingkungan.

2.6.3 Penelitian Mengenai Kelembagaan

Penelitian terdahulu mengenai kelembagaan dikemukakan oleh Hindra (2006) dan oleh Rubiyanto (2011). Hasil penelitian mengenai keragaan kelembagaan ini ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Penelitian Mengenai Kelembagaan

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Hindra. Potensi dan Kelembagaan Hutan Rakyat

Hutan rakyat pada umumnya dilakukan secara perorangan pada lahan miliknya sehingga tidak mengelompok, tapi menyebar. Pengelolaan hutan yang dilakukan oleh kelompok tani ini juga masih sangat sederhana. Untuk menjamin kelestarian hasil hutan rakyat, perlu penguatan kelembagaan pengelolaan hutan rakyat. Sampai saat ini pemerintah masih memberikan peranan yang cukup tinggi terhadap hutan rakyat.Agar petani hutan rakyat tetap berkomitmen tinggi terhadap lingkungan dan hutan rakyat, petani harus didorong untuk mengikuti program sertifikasi.

2 Rubiyanto. Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Rakyat di Desa Buniwangi, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi

Proses pengambilan keputusan di Desa Buniwangi dilakukan berdasarkan musyawarah. Pemimpin ditetapkan berdasarkan keprofesionalan yang dimiliki pemimpin tersebut. Aturan yang dibuat oleh kelompok tani bersifat tegas. Kelembagaan tani disini masihtergolong non-formal. Kapasitas kelembagaan masih terbatas dalam penyelenggaraan penyuluhan dan penyediaan bibit dan pupuk.

2.6.4 Penelitian Mengenai Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Penelitian terdahulu yang membahas dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari penerapan sertifikasi di hutan rakyat dilakukan oleh Daniyati (2009) dan analisis biaya manfaat dari penerapan sertifikasi secara umum oleh Simula et al (2005). Hasil penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Penelitian Mengenai Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Daniyati. Efektivitas Sistem Sertifikasi Pengelolaan Hutan di Hutan Rakyat (Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Sertifikasi hutan memberikan manfaat ekonomi yang kurang signifikan. Posisi tawar petani hutan rakyat saat ini masih lemah dibandingkan dengan pihak lain karena kurangnya keahlian petani hutan dalam pengelolaan dan pemasaran kayu. Petani hutan rakyat masih berada pada ujung akhir rantai informasi pasar sehingga belum meningkatkan posisi tawarnya. Harga kayu setelah sertifikasi meningkat sekitar 7,99%- 22,38% sehingga menyebabkan pendapatan petani rakyat meningkat meskipun relatif kecil. Sertifikasi juga memberikan manfaat sosial dan ekologi yang cukup signifikan. Salah satu dari kendala yang dihadapi dalam sertifikasi adalah biaya sertifikasi yang tinggi. 2 Simula et al. Report on Financial Cost

Benefit, Analysis of Forest Certification and

Implementation of Phased Approaches.

Sertifikasi dapat memberikan manfaat ekonomi langsung berupa penambahan volume penjualan akibat adanya eksistensi di pasar lama maupun penetrasi di pasar baru dan dapat memberikan premium price. Sedangkan manfaat ekonomi tidak langsungnya adalah adanya pengembangan efisiensi dalam produksi dan rantai logistik dan memperpendek rantai distribusi dengan menghindari pembayaran dari komisi yang tidak penting atau mark up. Sedangkan manfaat lingkungan diperoleh dari berkembangnya biodiversitas, fungsi ekologis dari hutan, mata air, dan lain-lain. Sedangkan manfaat sosial meliputi klarifikasi konflik dan hak kepemilikan lahan, penguatan kelembagaan, dan lain-lain.