• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

2. Penelitian Tindakan Siklus I

Tindakan pada pembelajaran siklus I merupakan langkah awal yang sangat penting, karena hasil dari pembelajaran siklus I akan dijadikan refleksi untuk melakukan siklus selanjutnya. Pada siklus I, peneliti menyiapkan perencanaan sebelum melakukan tindakan. Adapun langkah-langkah kegiatan siklus I sebagai berikut.

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk menunjang pembelajaran peneliti membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk empat pertemuan, media pembelajaran yang akan digunakan pada saat tindakan berlangsung dan peneliti juga menyusun instrumen tes kemampuan representasi matematis siklus I yang dilakukan pada akhir siklus I. Selain itu, lembar observasi siswa dan guru, lembar catatan lapangan, pedoman wawancara pasca siklus I dan alat dokumentasi yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan, empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran dari tanggal 2 Agustus 2016 sampai 23 Agusutus 2016 dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus I pada tanggal 24 Agustus 2016 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes adalah 2×35 menit (2 jam pembelajaran).

1) Pertemuan Pertama/Selasa, 2 Agustus 2016

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Agustus 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2×35menit) yang dimulai pada pukul 08.25 sampai dengan pukul 09.35. Pokok bahasan yang disampaikan adalah mengenal sifat-sifat bangun datar jajargenjang. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa yang hadir berjumlah 31 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucap lafadz

basmalah, mengondisikan siswa dengan mengajak siswa untuk membentuk kelompok secara acak. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan materi yang akan dipelajari. Untuk mengetahui tingkat basic tool siswa, guru mengajukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyusun potongan-potongan bangun datar menjadi bangun datar lain dan menyebutkan nama bangun datar yang telah disusunnya. Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikannya dengan teman dalam satu kelompoknya dan mencatatnya dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa terlihat sangat antusias dalam kegiatan basic tool ini seperti pada Gambar 4.1. Setelah semua kelompok selesai, setiap kelompok diminta untuk menunjukkan hasilnya. Terlihat siswa antusias ketika menyusun bangun datar kemudian kelompok yang telah selesai mengerjakan masalah

54

tingkat basic tool langsung mengucap kalimat takbir bersama kelompoknya, “Allahu akbar!”

Gambar 4.1

Kegiatan Siswa pada Tingkat Basic Tool

Dari jawaban hasil kerja siswa, terlihat bahwa siswa mampu menyusun beberapa bangun datar menjadi bangun datar jajargenjang. Soal tersebut dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek visual, karena pada Gambar 4.2 siswa mampu menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah.

Gambar 4.2

Selanjutnya kegiatan practice with process, siswa diajak untuk mendiskusikan kegiatan II yang bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri sifat-sifat jajargenjang. Pada awal kegiatan ini sebagian besar bertanya, namun siswa mulai paham cara mengerjakannya setelah mendengar penjelasan guru. Pada kegiatan diskusi berlangsung, guru memperhatikan dan membimbing jalannya diskusi kelompok. Kegiatan ini dimulai dengan membuat jajargenjang lalu siswa diminta untuk mengidentifikasi sisi-sisi dan sudut-sudut yang terdapat dalam gambar yang telah mereka buat. Kemudian siswa dibimbing untuk menyimpulkan mengenai sifat-sifat jajargenjang dari jajargenjang yang telah dibuat. Kelompok yang telah selesai langsung mengucap takbir,”Allahu Akbar!” Pada Gambar 4.3 siswa terlihat sedang mendiskusikan masalah yang diberikan pada tahap II.

Gambar 4.3

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice with Process

Dari jawaban hasil diskusi siswa, beberapa kelompok baru paham setelah diberikan penjelasan peneliti. Terlihat siswa mampu menyimpulkan hasil kegiatannya seperti pada Gambar 4.4. Soal tersebut dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek

56

teks tertulis, karena pada kegiatan ini siswa menjawab menggunakan teks tertulis.

Gambar 4.4

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Practice with Process

Pada tingkat working with problem, siswa diminta untuk menyajikan masalah ke dalam bentuk gambar secara mandiri, namun masih banyak siswa yang terlihat bingung dan melihat-lihat jawaban temannya yang pintar dikelompoknya. Pada Gambar 4.5 merupakan salah satu siswa yang sedang mengerjakan masalah tingkat working with problem.

Gambar 4.5

Dari jawaban hasil kerja siswa, terlihat sebagian besar siswa dapat mengaplikasikan konsep sifat jajargenjang ke dalam masalah yang diberikan seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6

Hasil Kerja Siswa pada Tingkat Working with Problem

Selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang terlihat pasif ketika diberi kesempatan berpendapat. Pada saat pengerjaan LKS siswa masih kebingungan dan banyak bertanya kepada peneliti. Setelah pekerjaan siswa selesai, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya, tetapi siswa masih belum berani dan masih saling tunjuk antar teman untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Sehingga presentasi pada hari ini dibimbing oleh guru.

Pada kegiatan akhir, guru memberi kesempatan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Namun belum ada siswa yang berani untuk memberikan kesimpulan sehingga membuat kesimpulan masih dalam bimbingan guru. Kemudian guru meminta siswa membawa penggaris dan benang untuk kegiatan

58

materi selanjutnya dan menutup pembelajaran hari ini dengan mengucapkan hamdalah dan salam.

2) Pertemuan Kedua/Rabu, 3 Agustus 2016

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Agustus 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2×35menit) yang dimulai pada pukul 09.55 sampai pukul 11.05. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menemukan rumus keliling jajargenjang dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling jajargenjang. Pada pertemuan kedua ini seluruh siswa yang hadir berjumlah 31 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan lafadz

basmalah, mengkondisikan siswa dengan melakukan ice breaking dan mengajak siswa berkumpul dengan kelompoknya, tetapi masih ada beberapa yang asik berbicara dengan temannya dan guru mencoba untuk menegurnya. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai dan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang keliling jajargenjang. “Siapa yang sudah tahu cara mencari keliling bangun datar?”, sebagian besar siswa menjawab “saya belum tahu bu”, tetapi ada satu siswa yang menjawab lagi “dijumlahkan semua sisinya”. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

basic tool siswa tentang keliling jajargenjang. Namun, sebagian besar siswa belum mengetahuinya dan malu dalam berpendapat. Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman dalam satu kelompoknya dan mencatatnya dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) seperti Gambar 4.7. Setelah semua kelompok selesai, setiap kelompok diminta untuk menunjukkan hasilnya. Terlihat hanya beberapa kelompok saja yang berani menunjukkan hasil kerjanya.

Gambar 4.7

Kegiatan Siswa pada Tingkat Basic Tool

Gambar 4.8

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Basic Tool

Dari jawaban siswa di atas, terlihat satu kelompok yang sudah mampu mendiskusikan sendiri jawabannya bersama kelompoknya. Tetapi sebagian besar kelompok lain masih bertanya-tanya kepada

60

peneliti. Soal tersebut dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek teks tertulis.

Pada tingkat practice with process, siswa diajak untuk berpartisipasi aktif dengan mendiskusikan masalah kegiatan practice with process dengan kelompoknya. Sebelum kegiatan dimulai, siswa menyiapkan alat yang akan digunakan terlebih dahulu, seperti benang dan alat ukur berupa penggaris. Kegiatan diawali dengan membuat sebuah jajargenjang sesuai dengan langkah yang ada di lembar kerja siswa, kemudian siswa mencoba mencari keliling jajargenjang dengan menggunakan benang, siswa memutari jajargenjang menggunakan benang tersebut seperti yang terlihat pada Gambar 4.9. Setelah itu, menyimpulkan hasil penemuannya dilembar kerja siswa. Kelompok yang sudah selesai mengucapkan kalimat takbir, “Allahu Akbar!” tanda bahwa kelompoknya telah selesai. Kemudian menunjukkan hasil kerjanya dan peneliti mengonfirmasikan jawaban yang tepat.

Gambar 4.9

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice With Process

Dari jawaban di bawah ini, sebagian besar siswa mampu menarik kesimpulan dari kegiatan dengan benar. Pada soal ini siswa diajak menemukan konsep keliling melalu beberapa tahap sampai siswa dapat

menyimpulkan konsep keliling melalui kegiatan tersebut. Soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa pada aspek teks tertulis.

Gambar 4.10

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Practice With Process

Gambar 4.11

Kegiatan Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Pada tingkat working real with problem, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan keliling jajargenjang. Pada tingkat ini, siswa diajak untuk mengaplikasikan model matematika keliling jajargenjang yang telah siswa temukan sebelumnya dalam menyelesaikan yang terkait

62

dengan keliling jajargenjang. Pada Gambar 4.11 merupakan salah satu siswa yang sedang mengerjakan masalah tingkat working with problem.

a.

b. Gambar 4.12

Hasil Kerja Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Dari jawaban di atas, terlihat bahwa soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek ekspresi matematika, karena pada kegiatan ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah menggunakan model matematika. Siswa diberikan dua masalah yang berbeda yaitu masalah pertama sebagian besar siswa mampu

menggunakan model matematika dengan tepat seperti Gambar 4.12.a, namun pada Gambar 4.12.b yang merupakan masalah kedua hanya sebagian kecil siswa mampu menyelesaikannya secara lengkap, sedangkan sebagian besarnya masih salah dalam membuat model. Salah satunya seperti pada Gambar 4.12.b. Hal ini disebabkan siswa tidak teliti dalam memahami soal.

Setelah pekerjaan siswa selesai, maka peneliti memberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Gambar 4.13 menunjukkan kegiatan siswa yang sedang mempresentasikan hasil kerjanya. Terlihat hanya satu kelompok yang berani mempresentasikannya dan terlihat malu-malu, sedangkan kelompok lain perlu ditunjuk oleh guru terlebih dahulu. Saat presentasi berlangsung, hanya sebagian kecil yang memperhatikan temannya yang sedang presentasi, sedangkan yang lain masih ada siswa yang berbicara dengan temannya dan berjalan-jalan di kelas.

Gambar 4.13

Aktivitas Siswa Mempresentasikan Lembar Kerja Siswa

Pada kegiatan akhir, peneliti melakukan konfirmasi atau meluruskan jawaban-jawaban siswa serta membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini dan

64

memberitahu alat-alat yang akan dibawa pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucap lafadz

hamdalah dan salam.

3) Pertemuan Ketiga/ Rabu, 10 Agustus 2016

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Agustus 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2×35menit) yang dimulai pada pukul 09.55 sampai 11.05. Proses pembelajaran dilanjutkan dengan materi mengenai luas jajargenjang. Siswa yang hadir pada pertemuan ketiga ini sebanyak 30 siswa yang tidak hadir sebanyak 1 siswa dikarenakan sakit.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucap lafadz

basmalah, mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan materi yang akan dipelajari. Kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa. Setelah siswa tertib guru melakukan apersepsi

dengan menanyakan tentang luas bangun datar,”siapa yang tahu cara menghitung luas bangun datar jajargenjang?”, ada siswa yang

menjawab,”belum tahu bu”, kemudian guru memancing dengan gambar persegi panjang dan jajargenjang, tidak lama kemudian ada siswa yang menjawab,”panjang kali lebar”. Hal ini dapat dilihat sebagian besar siswa belum tahu tentang konsep luas jajargenjang, bertujuan untuk mengetahui basic tool siswa tentang luas jajargenjang.

Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikannya dengan teman dalam satu kelompoknya dan mencatatnya dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) seperti Gambar 4.14. Soal pada kegiatan basic tool

ini siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek tertulis. Setelah semua kelompok selesai, setiap kelompok diminta untuk menunjukkan hasilnya.

Gambar 4.14

Kegiatan Siswa pada Tingkat Basic Tool

Dari jawaban siswa, terlihat belum ada satupun kelompok yang menjawab dengan tepat. Tetapi sudah ada satu kelompok yang mempunyai ide bahwa itu sama bentuknya seperti bangun datar persegi. Sehingga siswa tersebut menuliskan luas persegi seperti pada Gambar 4.15 sedangkan siswa yang lain menjawab belum tahu. Soal tersebut dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek teks tertulis dengan mengungkapkan ide atau gagasannya.

Gambar 4.15

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Basic Tool

Pada tingkat practice with process, siswa berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya untuk menemukan rumus luas jajargenjang

66

seperti yang terlihat pada Gambar 4.16. Kegiatan ini dimulai dengan menggambarkan persegi menjadi jajargenjang sesuai dengan langkah pada lembar kerja siswa. Selanjutnya memberi nama pada sisi-sisinya hingga menemukan rumus luas jajargenjang melalui rumus luas persegi.

Gambar 4.16

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice With Process

Gambar 4.17

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Practice With Process

Dari jawaban di atas, sebagian besar kelompok mampu melakukannya dengan benar walaupun masih ada beberapa yang

kebingungan dan bertanya-tanya. Soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa pada aspek teks tertulis dengan menyimpulkan hasil kegiatannya.

Pada tingkat working real with problem, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan luas jajargenjang untuk dikerjakan secara mandiri. Sebelum mengerjakan masalah pada tingkat working real with problem, guru mengkonfirmasi terlebih dahulu kesimpulan pada tahap practice with process. Pada soal ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan masalah luas jajargenjang. Masalah yang diberikan terdiri dari dua macam yaitu masalah pertama yang merupakan soal rutin dan masalah kedua yang merupakan soal non-rutin. Siswa diajak untuk membuat model matematika menggunakan luas jajargenjang. Ada beberapa siswa yang berkemampuan tinggi merasa tertantang untuk menyelesaikannya, tetapi masih banyak siswa yang terlihat bingung dan berjalan-jalan mencari jawaban temannya, seperti siswa pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18

Kegiatan Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Dari jawaban di siswa, soal pada tingkat working real with problem dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada

68

aspek ekspresi matematika, karena pada kegiatan ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah menggunakan model matematika. Pada hasil pengerjaan masalah pertama, terlihat ada siswa yang masih salah dalam perhitungan seperti Gambar 4.19.a. Sedangkan pada Gambar 4.19.b merupakan hasil pengerjaan masalah kedua, terlihat sebagian besar siswa belum tepat dalam membuat model matematikanya.

a.

b. Gambar 4.19

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Setelah pekerjaan siswa selesai, maka peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Namun, hanya tiga kelompok dari enam kelompok yang berani mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah selesai dalam mempresentasikan, kemudian peneliti melakukan konfirmasi atau meluruskan jawaban-jawaban siswa. Kemudian guru memberi kesempatan untuk siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Terlihat siswa belum berani membuat kesimpulan secara individu, tetapi sudah mampu membuat kesimpulan secara bersama-sama. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan lafadz hamdalah dan salam.

4) Pertemuan Keempat/Selasa, 23 Agustus 2016

Pada pertemuan keempat ini dilaksanakan hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2×35menit) yang dimulai pada pukul 08.25 sampai dengan pukul 09.35. Pada pertemuan ini proses pembelajaran dilanjutkan dengan mengulang kembali materi keliling dan luas jajargenjang. Siswa yang hadir pada pertemuan keempat ini sebanyak 31 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucap lafadz

basmalah, mengondisikan siswa dengan membentuk kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan materi yang akan dipelajari. Setelah siswa tertib kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali materi keliling dan luas bangun datar jajargenjang,”siapa yang dapat masih ingat dengan keliling dan luas bangun jajargenjang?”,ada beberapa siswa yang mengangkat tangannya dan salah satu siswa memberi pendapat”keliling itu jumlah semua sisi bu”, adapula yang menjawab,”luasnya alas dikali tinggi”. Hal ini

70

bertujuan untuk mengetahui basic tool siswa tentang luas dan keliling jajargenjang. Terlihat hanya sebagian kecil siswa yang mengingatnya.

Selanjutnya, pada tahap practice with process dan working real with problem, siswa diajak untuk membuat jajargenjang dengan ukuran yang telah mereka diskusikan dengan kelompoknya. Kemudian setiap kelompok menentukan luas dan kelilingnya, lalu mendiskusikan jawaban yang telah ditemukan bersama kelompoknya seperti yang terlihat pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice With Process & Working Real With Problem

Dalam pertemuan ini, kerja sama antar siswa terlihat mulai meningkat. Siswa terlihat antusias ketika memberikan kesempatan untuk mengemukakan idenya dalam membuat proyek jajargenjang ini. Dalam proyek ini, siswa diberikan kesempatan untuk membuat sebuah jajargenjang serta mencari luas dan keliling jajargenjang yang dibuatnya. Setelah pengerjaan selesai, setiap kelompok secara bergantian diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Dan beberapa siswa mulai terlihat percaya diri dengan hasil pengerjaannya. Setelah kegiatan itu, ada beberapa siswa mulai berani untuk membuat kesimpulan.

Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan mengucap lafadz

hamdalah.

Gambar 4.21

Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Siswa 5) Pertemuan Kelima/Rabu,24 Agustus 2016

Pada pertemuan ini dilakukannya tes siklus I untuk siswa, tes siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 31 siswa. Diadakannya tes siklus I dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan representasi matematis siswa pada kelas IV. Tes siklus I sebanyak 6 (enam) butir soal untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa. Pertemuan ini berlangsung selama 2 × 35 menit (2 jam pembelajaran).

Sebelum siswa melakukan tes, peneliti meminta siswa untuk mempelajari sekitar 5 menit tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang materi tersebut, peneliti meminta agar siswa menyimpan buku matematika ke dalam tas mereka. Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus I kepada siswa.

Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan dengan lancar, dalam menyelesaikan soal semua siswa mengerjakan dengan tenang meskipun masih banyak siswa yang bertanya untuk membenarkan jawabannya.

72

Kondisi kelas pada saat itu berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa siswa tidak paham dengan soalnya, tetapi setelah dijelaskan oleh peneliti, siswa tersebut memahaminya. Secara keseluruhan proses pada tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib.

Kegiatan penutup, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan jawabannya dibarisan masing-masing. Guru menggunakan waktu yang tersisa untuk meminta tanggapan kepada siswa tentang soal yang

diberikan. Sebagian besar mengatakan, “lumayan sulit, saya isi sebisanya aja.” Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan lafadz hamdalah dan salam.

Gambar 4.22

Kegiatan Tes Kemampuan Representasi Siklus I

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap observasi di siklus I dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan yaitu saat proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas IV sebagai observer dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan dengan lembar aktivitas belajar model treffinger, catatan lapangan dan wawancara. Untuk lebih memahami dapat dilihat detail tabel data hasil observasi selama siklus I terdapat pada lampiran. Berikut tabel rata-rata

aktivitas pembelajaran model treffinger pada matematika siswa sebagai berikut.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Model Treffinger Siklus I

No. Aktivitas Pertemuan ke- ̅

(%)

1 2 3 4

1. Kegiatan tahap I basic tool

Menuliskan ide atau

pengetahuannya pada tahap

basic tool (kognitif)

2 3 3 3 69

Mengemukakan ide dengan rasa percaya diri (afektif)

1 2 3 3 56

2. Kegiatan tahap II practice with process

Berdiskusi dengan kelompoknya untuk

menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini (kognitif)

2 3 3 3 69

Mampu berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru (afektif)

2 3 3 4 75

3. Kegiatan tahap III working real with problem

Mampu mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya

(kognitif)

2 2 3 3 63

Siswa mampu menemukan hasil dengan mandiri

(afektif)

3 3 3 3 75

Jumlah 12 16 18 19

Persentase (%) 50 67 75 79

Rata-rata 67,7 %

Berdasarkan tabel observasi pada siklus 1 di atas, diketahui adanya peningkatan tertinggi pada rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan satu ke pertemuan dua sebesar 17%, pertemuan

74

dua ke pertemuan tiga meningkat sebesar 8% sedangkan peningkatan terendah pada pertemuan tiga ke pertemuan empat meningkat sebesar 4%. Dapat dilihat pula rata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama siklus satu ini sebesar 67,7 %. Jika dilihat dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan, maka siklus satu ini belum berhasil. Agar mudah dipahami dapat dilihat grafik pada gambar berikut.

Gambar 4.23

Grafik Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan:

Tahap I : Basic Tool

Tahap II : Practice with Process Tahap III : Working Real with Problem

Dari grafik di atas, jika dilihat dari dimensi kognitif diketahui tahap I mengenai menuliskan ide atau pengetahuannya (basic tool) dan tahap II mengenai diskusi siswa kelompoknya untuk menganalisis masalah (practice with process) yang memiliki persentase tertinggi sebesar 69%, sedangkan diketahui bahwa tahap IIImengenai kemampuan

69% 69% 63% 56% 75% 75% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tahap I Tahap II Tahap III

Rat

a

-ra

ta

Tahapan Model Treffinger

siswa mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya (working real with problem) yang memiliki persentase paling rendah hanya mencapai 63%.

Bila dilihat dari dimensi afektif didapat bahwa tahap II mengenai kemampuan siswa berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru (practice with process) dan tahap III mengenai kemampuan siswa menemukan hasil dengan mandiri (working real with problem) yang memiliki persentase tertinggi sebesar 75%. Sedangkan tahap I mengenai siswa yang mengemukakan ide dengan rasa percaya diri (basic tool) memiliki persentase terendah hanya mencapai 56%.

Adapula, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara keseluruhan hanya mencapai 63%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa belum sesuai dengan intervensi tindakan yang diharapkan. Dengan demikian siklus I ini dapat dikatakan belum berhasil sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Untuk lebih rincinya aktivitas

Dokumen terkait