• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan

Keabsahan data penelitian yang berbentuk data kualitatif dalam penelitian ini akan diuji oleh peneliti dengan mennggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi merupakan proses validasi sesuatu dari berbagai sudut pandang.5 Triangulasi berfungsi untuk meningkatkan atau memperkuat hasil pengamatan melalui berbagai cara pengumpulan data. Metode triangulasi diperoleh dari data yang dihasilkan dari catatan lapangan yang diisi oleh peneliti, lembar observasi yang diisi oleh observer, dan hasil

5

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2005), h. 330-332.

wawancara diperoleh dari siswa. Sehingga triangulasi, berdasarkan tiga sumber. Apabila dengan teknik pengujian tersebut dihasilkan data yang sama, maka data tersebut dinyatakan valid.

Untuk mengetahui kualitas instrumen tes, maka instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan dan melakukan analisis kualitas tes yang meliputi validitas, reliabilitas, analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda pada setiap butir soal.

1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.6 Instrumen dikatakan valid apabila instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini yang diukur adalah tingkat kemampuan representasi matematis siswa. Validitas yang digunakan ialah validitas empiris. Validitas empiris diperoleh dari hasil pengalaman soal yang telah diujicobakan kepada siswa.

Untuk menghitung validitas suatu instrumen berupa soal-soal uraian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus product moment correlation sebagai berikut:7

rxy =

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y N : Jumlah responden

X : Skor item Y : Skor total

Soal dikatakan valid jika rxy > rtabel. Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini:8

6

Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN jakarta Press, 2006), h. 105.

7

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 78.

8

44

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0,80 < rxy  1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy  0,80 Tinggi 0,40 < rxy  0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah 0,00 < rxy 0,20 Sangat rendah

Hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan software Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Indikator Representasi Butir Soal Siklus I Siklus II rxy Kriteria rxy Kriteria Visual

1 0,630 Valid 0,377 Tidak Valid

2 0,026 Tidak Valid 0,363 Tidak Valid

3 0,647 Valid 0,622 Valid

4 0,228 Tidak Valid 0,806 Valid

Ekspresi matematis

5 0,092 Tidak Valid 0,744 Valid

6 0,726 Valid 0,623 Valid

7 0,893 Valid 0,027 Tidak Valid

Teks tertulis

8 0,792 Valid 0,712 Valid

9 0,705 Valid 0,193 Tidak Valid

10 0,296 Tidak Valid 0,688 Valid

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan suatu intrumen dapat dipercaya untuk digunakan. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran dengan aspek yang sama terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil pengukuran yang sama.9 Untuk mengetahui reliabilitas soal uraian, peneliti menggunakan rumus Koefisien Alpha (Alpha Cronbach), yaitu:10

[ ] [ ] Keterangan:

9

Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 95. 10

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 122.

r11 : Koefisien realibilitas

n : Banyaknya butir soal yang valid

I 2

: Jumlah varians butir soal

t2

: Varians total

Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada tabel 3.7 dibawah ini: 11

Tabel 3.7 Kategori Reliabilitas

Koefisien Realibilitas Kriteria Reliabilitas

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

0,70 – 0,90 Tinggi

0,40 – 0,70 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

Perhitungan uji coba reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan

software anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Statistik Item soal

Siklus I Siklus II

r11 0,78 0,81

Kesimpulan Kategori Tinggi Kategori Tinggi

Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes siklus satu ini adalah 0,78. Sedangkan nilai reliabilitas instrumen tes siklus dua ini adalah 0,81. Nilai masing-masing tes siklus ini termasuk kategori reliabilitas tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan juga tidak terlalu mudah, sehingga akan menghasilkan skor yang berdistribusi normal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal

11

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.139

46

disebut indeks kesukaran (difficulty index).12 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:13

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Subjek yang menjawab betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Adapun klasifikasi indeks kesukaran soal yang sering diikuti adalah sebagai berikut:14

Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Rentang nilai Kategori

0,00 sampai 0,30 Soal Sukar

0,31 sampai 0,70 Soal Sedang

0,71 sampai 1,00 Soal mudah

Hasil uji taraf kesukaran instrumen tes dengan menggunakan

software anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini:

Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Indikator Representasi Butir Soal Tingkat Kesukaran Siklus I Siklus II P Kriteria P Kriteria Visual 1 0,63 Sedang 0,63 Sedang 2 0,33 Sedang 0,29 Sukar 3 0,36 Sedang 0,6 Sedang 4 0,36 Sedang 0,32 Sedang Ekspresi matematis 5 0,81 Mudah 0,6 Sedang 6 0,48 Sedang 0,37 Sedang 7 0,32 Sedang 0,33 Sedang Teks tertulis 8 0,54 Sedang 0,47 Sedang 9 0,6 Sedang 0,53 Sedang 10 0,67 Sedang 0,6 Sedang 12 Arikunto, op.cit., h. 207. 13 Ibid., h. 208. 14

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h.135.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah).15 Dalam mencari daya beda subjek peserta tes dipisahkan menjadi dua sama besar berdasarkan skor yang mereka peroleh. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus:16

D = - = P

A

- P

B

Keterangan :

D : Daya Pembeda

BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Adapun penentuan kategori daya pembeda soal representasi matematis didasarkan rentang nilai yang terdapat pada tabel 3.11 berikut:17

Tabel 3.11 Kategori Daya Pembeda Rentang Nilai Kriteria

Bernilai Negatif Sangat Buruk

0,00  D  0,20 Buruk

0,21  D  0,40 Cukup

0,41  D  0,70 Baik

0,71  D  1,00 Baik Sekali

Hasil uji daya beda instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:

15

Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2014)., h. 259

16

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 228.

17

48

Tabel 3.12 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Indikator Representasi Butir Soal Daya Pembeda Siklus I Siklus II DB Kriteria DB Kriteria Visual

1 60,71 Baik Sekali 25,00 Cukup

2 3,57 Baik 14,29 Buruk

3 64,29 Cukup 50,00 Baik

4 25,00 Buruk 60,71 Baik

Ekspresi matematis

5 -10,71 Sagat Buruk 89,29 Baik Sekali

6 78,57 Baik 60,71 Baik

7 60,71 Baik Sekali 3,57 Cukup

Teks tertulis

8 92,86 Baik Sekali 75,00 Baik Sekali

9 89,29 Cukup 10,71 Buruk

10 10,71 Baik Sekali 67,86 Baik Sekali

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen, maka dari 10 (sepuluh) butir soal yang diujikan hanya 6 (enam) butir saja yang digunakan pada tes akhir siklus baik siklus satu maupun siklus dua, yaitu pada siklus satu butir soal nomor 1, 3, 6, 7, 8, dan 9. Pada siklus dua butir soal yang digunakan yaitu 3, 4, 5, 6, 8, dan 10. Secara rinci data mengenai instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.13 Butir Soal yang Digunakan Siklus I dan Siklus II

Indikator Representasi Butir Soal Keterangan Siklus I Siklus II Visual

1 Digunakan Tidak digunakan

2 Tidak digunakan Tidak digunakan

3 Digunakan Digunakan

4 Tidak digunakan Digunakan

Ekspresi matematis

5 Tidak digunakan Digunakan

6 Digunakan Digunakan

7 Digunakan Tidak digunakan

Teks tertulis

8 Digunakan Digunakan

9 Digunakan Tidak digunakan

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Dokumen terkait