• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

3. Penelitian Tindakan Siklus II

Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil refleksi dari tindakan pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I menyatakan bahwa rata-rata yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan, sehingga tindakan pembelajaran siklus II perlu dilakukan. Adapun langkah-langkah kegiatan siklus II sebagai berikut.

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk menunjang pembelajaran peneliti membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat tindakan berlangsung. Selain itu, peneliti juga menyusun instrumen tes kemampuan representasi matematis siklus II, lembar observasi siswa dan guru, lembar catatan lapangan, pedoman wawancara pasca siklus II dan alat dokumentasi.

b. Tahap pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan, empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran dari tanggal 31 Agustus 2016 sampai 14 September 2016 dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus II pada tanggal 21 September 2016 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes adalah 2×35 menit (2 jam pembelajaran).

1) Pertemuan Keenam/Rabu, 31 Agustus 2016

Pertemuan keenam ini dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Agustus 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2×35 menit) yang dimulai pada pukul 09.55 sampai dengan pukul 11.05. Pokok bahasan yang disampaikan adalah mengenal sifat-sifat bangun datar segitiga. Pada pertemuan keenam ini seluruh siswa yang hadir berjumlah 31 siswa.

90

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan lafadz

basmalah, mengondisikan siswa dengan membentuk kelompok baru sesuai dengan teman satu permainannya, setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Setelah siswa tertib, guru menyampaikan kompetensi yang diharapkan dan menjelaskan materi yang akan dipelajari. Untuk mengetahui tingkat basic tool siswa, guru mengajukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menemui sebanyak-banyaknya bangun datar segitiga lalu menuliskan jumlah segitiga yang ditemuinya. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman dalam satu kelompoknya dan mencatatnya dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) seperti Gambar 4.31. Setelah semua kelompok selesai, setiap kelompok diminta untuk menunjukkan hasilnya.

Gambar 4.31

Kegiatan Siswa pada Tingkat Basic Tool

Dari jawaban siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa menyelesaikannya dan hasil yang diperoleh setiap kelompok berbeda-beda. Soal tersebut dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek visual dan aspek teks tertulis seperti yang ada pada Gambar 4.32.

Gambar 4.32

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Basic Tool

Gambar 4.33

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice With Process

Pada tingkat practice with process disiklus II ini siswa sudah mulai terbiasa sehingga pembelajaran dikelas berjalan kondusif. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman dalam satu kelompoknya untuk menyelesaikan tugas lembar kerja siswanya. Kegiatan diawali dengan mewarnai segitiga yang sama dengan warna yang sama. Kemudian diminta melengkapi tabel jenis-jenis segitiga.

92

Selanjutnya mengajak untuk mengidentifikasi jenis-jenis segitiga seperti yang terdapat pada Gambar 4.33.

Dari jawaban siswa terlihat sebagian besar siswa sudah mampu menyelesaikan secara mandiri bersama kelompoknya dengan tepat, sedangkan selebihnya masih bertanya-tanya. Melalui kegiatan menyimpulkan jenis-jenis segitiga siswa dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek teks tertulis, karena pada kegiatan ini siswa menjawab menggunakan teks tertulis. Pada Gambar 4.34 merupakan hasil kerja siswa pada tahap practice with process.

Gambar 4.34

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Practice With Process

Gambar 4.35

Pada tingkat working real with problem, siswa diminta untuk menyajikan masalah ke dalam bentuk gambar dan teks tertulis secara mandiri. Dari jawaban siswa, terlihat sebagian siswa dapat mampu mengerjakannya dengan tepat. Dalam LKS ini siswa diminta untuk untuk mengidentifikasi unsur-unsur pada segitiga dan mengidentifikasi jenis segitiganya dengan gambar dan teks tertulis, maka kegiatan ini juga mengembangkan representasi matematis pada aspek visual dan tertulis.

Gambar 4.36

94

Saat kegiatan pembelajaran berlangung, siswa terlihat telah dapat bekerjasama. Hal ini dikarenakan peneliti memberikan intruksi agar semua anggota dapat menjelaskan jawabannya. Selain itu juga, karena pada pembentukan kelompok siklus II, siswa diberi kesempatan untuk membentuk kelompoknya sendiri. Setelah pekerjaan siswa selesai, maka peneliti meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan peneliti mendorong siswa untuk berani mempresentasikannya dan memberikan skor sebagai reward. Setelah selesai dalam mempresentasikan, kemudian peneliti melakukan konfirmasi atau meluruskan jawaban-jawaban siswa serta memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Terlihat sebagian kecil siswa berani mengangkat tangan untuk memberi kesimpulan dengan tepat. Kemudian peneliti meminta siswa membawa penggaris dan benang untuk kegiatan materi selanjutnya. Pembelajaran pada pertemuan ini ditutup dengan mengucap lafadz hamdalah dan salam.

2) Pertemuan Ketujuh/ Rabu, 7 September 2016

Pertemuan ketujuh ini dilaksanakan pada hari Rabu, 7 September 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2 × 35 menit) yang dimulai pada pukul 09.55 sampai dengan pukul 11.05. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menemukan rumus keliling segitiga dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling segitiga. Pada pertemuan ketujuh ini seluruh siswa yang hadir berjumlah 29 siswa dan yang tidak hadir berjumlah 2 siswa dikarenakan sakit.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan lafadz

basmalah, mengondisikan siswa dengan melakukan ice breaking dan melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang keliling segitiga.

siswa yang menjawab lagi “sisi tambah sisi tambah sisi”, adapula siswa lain yang menanggapi,“sama seperti mencari keliling jajargenjang tidak bu?”. Guru memancing reaksi siswa dengan gambar segitiga dan menanyakan jumlah sisinya. Lalu ada siswa yang merespon cepat, ” tiga sisi dijumlahkan bu.” Hal ini bertujuan untuk mengetahui basic tool

siswa tentang keliling segitiga. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman dalam satu kelompoknya dan mencatatnya dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) seperti Gambar 4.37. Setelah semua kelompok selesai, setiap kelompok diminta untuk menunjukkan hasilnya.

Gambar 4.37

Kegiatan Siswa pada Tingkat Basic Tool

Dari jawaban hasil kerja siswa pada gambar 4.38. Setiap kelompok memiliki kesempatan untuk mencari keliling salah satu segitiga. Hal ini memperlihatkan siswa sudah mulai berani mengungkapkan pendapatnya. Soal tersebut mampu mengembangkan kemampuan representasi teks tertulis siswa dengan mengungkapkan pendapat mengenai salah satu keliling segitiga.

96

Gambar 4.38

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Basic Tool

Gambar 4.39

Kegiatan Diskusi Siswa pada Tingkat Practice With Process

Pada tingkat practice with process, siswa diberikan kesempatan berdiskusi untuk menemukan rumus keliling segitiga seperti yang terlihat pada Gambar 4.39. Kegiatan ini dimulai dengan mengajak untuk membuat sebuah segitiga sesuai dengan langkah kegiatan pada lembar kerja siswa, kemudian siswa mencoba mencari keliling segitiga dengan menggunakan benang, siswa memutari segitiga menggunakan benang

tersebut. Lalu mengukur panjang benang yang telah diputari. Kemudian memberi pendapat mengenai rumus keliling segitiga yang ditemukan.

Dari jawaban di atas, sebagian besar siswa mampu melakukannya dengan benar. Soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa pada aspek teks tertulis melalui kegiatan menyimpulkan hasil kegiatan seperti yang ada pada Gambar 4.40.

Gambar 4.40

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Practice With Process

Selanjutnya pada tingkat working real with problem, siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling segitiga. Masih ada siswa yang menyontek hasil kerja temannya.

Gambar.4.41

98

Dari jawaban siswa, soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek ekspresi matematika, karena pada kegiatan ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah menggunakan model matematika. Namun terlihat siswa kerjasama untuk menyelesaikan representasi dengan ekspresi matematika dengan tepat.

Gambar 4.42

Hasil Kerja Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Dalam kegiatan ini, terlihat siswa saling membantu temannya. Walaupun masih ada yang suka bertanya-tanya kepada peneliti. Setelah pekerjaan siswa selesai, maka peneliti meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok yang lain mendengarkan temannya yang sedang presentasi dengan baik. Setelah selesai dalam mempresentasikan, peneliti memberikan skor sebagai

reward. Kemudian peneliti melakukan konfirmasi atau meluruskan jawaban-jawaban siswa serta memberi kesempatan kepada siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Pada kegiatan ini sudah terlihat setiap perwakilan berani menyampaikan kesimpulan yang mereka pahami. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan lafadz hamdalah.

Pada pertemuan kedelapan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2×35menit) yang dimulai pada pukul 08.25 sampai dengan pukul 09.35. Proses pembelajaran dilanjutkan dengan materi mengenai luas segitiga. Siswa yang hadir pada pertemuan kedelapan ini sebanyak 31 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan lafadz

basmalah, mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, setelah siswa tertib kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa.

Gambar 4.43

Kegiatan Siswa pada Tingkat Basic Tool

Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang luas bangun datar, “siapa yang sudah tahu cara menghitung luas bangun datar segitiga?”, ada siswa yang menjawab,”belum tahu bu”, adapula yang menjawab,”panjang kali lebar”. Ada siswa yang menjawab, “alas kali tinggi”. Hal ini bertujuan untuk mengetahui basic tool siswa tentang luas segitiga. Hal ini memperlihatkan siswa sudah mulai berani mengungkapkan pendapatnya, walaupun pengukuran pada segitiga

100

kurang tepat. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman dalam satu kelompoknya dan mencatatnya dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) seperti Gambar 4.43. Setelah semua kelompok selesai, setiap kelompok diminta untuk menunjukkan hasilnya.

Gambar 4.44

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Basic Tool

Dari jawaban hasil kerja beberapa siswa. Terlihat beberapa siswa sudah berani untuk memberikan ide, walaupun belum tepat seperti yang ada pada Gambar 4.44. Soal tersebut mampu mengembangkan kemampuan representasi teks tertulis siswa dengan mengungkapkan pendapat mengenai keliling segitiga.

Pada tingkat practice with process, siswa diberi kesempatan berdiskusi untuk menemukan rumus luas segitiga. Kegiatan ini dimulai dengan memotong persegi secara diagonal kemudian menentukan panjang dan lebar pada segitiga yang didapat. Selanjutnya setiap kelompok menunjukkan hasil kerja kelompoknya. Gambar 4.45 merupakan kegiatan siswa pada tingkat practice with process.

Gambar 4.45

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice With Process

Dari jawaban pada hasil pekerjaan siswa, terlihat siswa sudah mampu menjawab dengan benar walaupun masih sering bertanya-tanya dan melihat kelompok lain. Soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa pada aspek teks tertulis melalui kegiatan menyimpulkan dari hasil penemuannya tersebut. Pada Gambar 4.46 merupakan gambar hasil pekerjaan siswa.

Gambar 4.46

Hasil Diskusi Siswa pada Tingkat Practice With Process

Pada tingkat working real with problem, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga. Kemandirian siswa saat mengerjakan masalah working real with problem semakin menurun.

102

Terlihat dari Gambar 4.47 siswa justru bekerjasama dengan teman sekelompoknya.

Gambar 4.47

Kegiatan Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Gambar 4.48

Hasil Kerja Siswa pada Tingkat Working Real With Problem

Dari jawaban siswa, soal ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis pada aspek ekspresi matematika, karena pada kegiatan ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah menggunakan

model matematika. Terlihat beberapa siswa sudah benar, walaupun sebagian besar siswa mengerjakannya secara bekerja sama.

Dalam kegiatan III, terlihat ada beberapa siswa berjalan-jalan untuk mencocokkan jawabannya dengan kelompok lain. Setelah pekerjaan siswa selesai, maka peneliti meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, namun ada kelompok yang tidak percaya diri karena jawabannya berbeda dengan kelompok lain. Setelah selesai dalam mempresentasikan, kemudian peneliti melakukan konfirmasi atau meluruskan jawaban-jawaban siswa serta mengajak siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Guru memberikan skor kepada siswa yang aktif sebagai reward. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan mengucapkan lafadz hamdalah.

4) Pertemuan Kesembilan/Rabu, 14 September 2016

Pertemuan kesembilan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 September 2016. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2×35menit) yang dimulai pada pukul 09.55 sampai dengan pukul 11.05. Pada pertemuan ini proses pembelajaran dilanjutkan dengan mengulang kembali materi keliling dan luas segitiga. Siswa yang hadir pada pertemuan keempat ini sebanyak 31 siswa.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucap lafadz

basmalah, mengkondisikan siswa dengan membentuk kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan materi yang akan dipelajari. Setelah siswa tertib kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kembali materi keliling dan luas bangun datar segitiga,”siapa yang dapat masih ingat dengan keliling dan luas bangun

104

segitiga?”, ada beberapa siswa yang mengangkat tangannya dan salah satu siswa memberi pendapat, ”semua sisinya, bu”, guru merespon

,”dibagaimanakan semua sisinya?” siswa tersebut melengkapinya,

dijumlahin, bu”. adapula yang menjawab,”luasnya alas dikali tinggi”.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui basic tool siswa tentang luas dan keliling segitiga. Terlihat hanya sebagian kecil siswa yang mengingatnya dengan tetap, sedangkan siswa lain masih keliru antara rumus segitiga dengan jajargenjang. Dan guru mendorong siswa dengan gambar untuk meluruskan jawaban-jawaban siswa yang salah.

Selanjutnya, pada tahap practice with process dan working real with problem, siswa diajak untuk membuat segitiga dengan ukuran yang telah mereka diskusikan dengan kelompoknya. Kemudian setiap dalam kelompok menentukan luas dan kelilingnya, lalu mendiskusikan jawaban yang telah ditemukan bersama kelompoknya. Pada Gambar 4.49 merupakan aktivitas siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam pertemuan ini, kerja sama antar siswa sudah terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa terlihat antusias dan aktif ketika memberikan kesempatan untuk mengemukakan idenya dalam membuat proyek segitiga ini. Pembuatan proyek ini juga dapat melatih kemampuan representasi matematis pada aspek visual dan aspek ekspresi matematis dari permasalahan yang mereka buat. Terlihat setiap kelompok membuat ukuran yang berbeda-beda. Namun ada satu kelompok yang keliru antara luas jajargenjang dan segitiga. Sehingga kelompok tersebut salah dalam membuat model matematika luas segitiga serta perhitungannya. Kemudian guru membimbing siswa untuk meluruskan jawaban yang tepat.

Gambar 4.49

Kegiatan Siswa pada Tingkat Practice With Process & Working Real With Problem

Setelah pengerjaan selesai, setiap kelompok secara bergantian diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasilnya. semua siswa mulai percaya diri dengan hasil pengerjaannya. Hal ini dapat dilihat ketika semua kelompok berani tampil untuk menunjukkan hasil pekerjaannya.

Gambar 4.50

106

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi hari ini. Sebagian besar siswa berani untuk membuat kesimpulan. Hal ini dapat dilihat ketika semua siswa berani mengangkat tangannya. Walaupun hanya beberapa siswa yang menjawab dengan tepat. Guru memberikan skor sebagai reward untuk kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan mengucap lafadz hamdalah dan salam.

5) Pertemuan Kesepuluh/Rabu, 21 September 2016

Pada pertemuan terakhir, dilaksanakan tes akhir siklus II yaitu tes kemampuan representasi matematis. Tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dari siklus I ke siklus II. Soal-soal terdiri dari aspek representasi visual, aspek representasi ekspresi matematis dan aspek representasi teks tertulis.

Pada hari ini semua siswa tampak hadir dengan posisi yang sudah teratur. Peneliti langsung membagikan soal tes akhir siklus II yang berjumlah 6 butir soal berupa soal uraian. Siswa diberikan waktu dua jam pelajaran untuk menyelesaikannya. Berbeda dengan tes akhir siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2106 yang terlihat siswa masih kebingungan dengan soal tes akhir siklus tersebut. Pada tes akhir siklus II yang dilaksanakan hari ini siswa tampak lebih tenang dalam mengerjakan soal tersebut. Sepuluh menit sebelum bel berbunyi, beberapa siswa tampak telah menyelesaikan tes akhir siklus II. Peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan soal dan lembar jawaban tes akhir siklus II tersebut. Selanjutnya guru mengumpulkan kertas tes dan jawaban siswa, lalu menutup pelajaran dengan mengucapkan lafadz

Gambar 4.51

Kegiatan Tes Representasi Siklus II

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap observasi di siklus II dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan yaitu saat proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas IV sebagai observer dalam penelitian ini. Untuk lebih memahami dapat lihat tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus II pada lampiran. Berikut merupakan tabel rata-rata penyajian data hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa pada model pembelajaran treffinger selama siklus II.

Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai hasil observasi pada siklus II di atas, diketahui rata-rata persentase pada pertemuan satu ke pertemuan dua tidak mengalami perubahan, sedangkan pada pertemuan dua ke pertemuan tiga tedapat penurunan sebesar 4,2%. Selain itu, terjadi peningkatan tertinggi pada pertemuan tiga ke pertemuan empat meningkat sebesar 16,7%. Dapat dilihat pula rata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama siklus satu ini sebesar 77,2%. Jika dilihat dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan, maka siklus dua ini telah berhasil. Agar mudah dipahami dapat dilihat grafik pada gambar beriku.

108

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No. Aktivitas Pertemuan ke- ̅

(%)

1 2 3 4

1. Kegiatan tahap basic tool

Menuliskan ide atau

pengetahuannya pada tahap

basic tool (kognitif)

4 3 3 3 81

Mengemukakan ide atau

pertanyaan dengan rasa percaya diri (afektif)

3 3 2 4 75

2. Kegiatan tahap practice with process

Berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis setiap

kegiatan pada tahap ini (kognitif)

4 3 3 4 88

Mampu berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru (afektif)

2 3 3 4 75

3. Tahap working real with problem

Mampu mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya (kognitif)

3 3 3 3 75

Siswa mampu menemukan hasil

dengan mandiri (afektif) 2 3 3 3 69

Jumlah 18 18 17 21

Persentase (%) 75 75 71 88

Rata-rata 77,2%

Dari Gambar 4.52, jika dilihat dari dimensi kognitif diketahui tahap II mengenai diskusi siswa kelompoknya untuk menganalisis masalah (practice with process) yang memiliki persentase tertinggi sebesar 88%, kemudian pada tahap I mengenai menuliskan ide atau pengetahuannya (basic tool) yang memiliki persentase tertinggi sebesar 81%, kemudian tahap III mengenai kemampuan siswa mengaplikasikan

konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya (working real with problem) dengan persentase terendah sebesar 75%.

Bila dilihat dari dimensi afektif didapat bahwa tahap I mengenai siswa yang mengemukakan ide dengan rasa percaya diri (basic tool) dan tahap II mengenai kemampuan siswa berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru (practice with process) yang memiliki persentase tertinggi sebesar 75%. Sedangkan tahap III mengenai kemampuan siswa menemukan hasil dengan mandiri (working real with problem) memiliki persentase terendah hanya mencapai 69%.

Gambar 4.52

Grafik Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Adapula, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara keseluruhan hanya mencapai 77,3%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah sesuai dengan intervensi tindakan yang diharapkan. Dengan demikian siklus II ini dapat dikatakan berhasil

81% 88% 75% 75% 75% 69% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tahap I Tahap II Tahap III

Rat

a

-ra

ta

Tahapan Model Treffinger

110

sehingga penelitian selesai. Untuk lebih rincinya aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Model Treffinger Siklus II

No. Aktivitas Pertemuan ke- ̅

(%)

1 2 3 4

1. Tahap basic tool

Guru memberikan masalah pada tahap basic tool

sebagai apersepsi

3 3 3 4 81

guru membimbing siswa melakukan diskusi untuk menyampaikan gagasan atau idenya

3 3 3 3 75

2. Tahap practice with process

Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan menyelesaikan masalah yang lebih kompleks

4 3 4 3 88

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilaksanakan

3 4 3 3 81

3. Tahap working real with problem

Guru mengarahkan siswa untuk menerapkan keterampilan yang telah didapat pada tahap sebelumnya

2 3 3 4 75

Melakukan pemantauan dan konfirmasi lebih lanjut jawaban yang tepat

2 3 3 3 69

Jumlah 17 19 19 20

Persentase (%) 71 79 79 83

Selain itu, didukung juga dengan lembar observasi aktivitas guru dalam model pembelajaran treffinger. Tabel 4.8 menunjukkan peningkatan pada rata-rata persentase aktivitas guru dari pertemuan satu ke pertemuan dua sebesar 8% dan dari pertemuan tiga ke pertemuan empat sebesar 5%. Pada pertemuan dua ke pertemuan tiga tidak menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata persentase aktivitas guru model pembelajaran treffinger mencapai 78%. Adapun rata-rata persentase aktivitas guru secara keseluruhan mencapai 79% yang kelengkapannya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.9

Rekapitulasi Catatan Lapangan Siklus II

Pertemuan Catatan Lapangan

6  Pada pertemuan ini siswa sangat

bersemangat mengerjakan LKS dari fase

basic tool sampai working with problem

 Ada dua kelompok terlihat berdebat mengenai jumlah segitiga yang ditemukan  Dalam mengerjakan LKS, kelas terlihat

lebih tenang

7  Terlihat antar siswa saling membantu

temannya yang masih sulit mengerjakan masalah yang memerlukan lebih dari satu langkah untuk menyelesaikannya

8  Siswa bingung memahami intruksi kegiatan

di fase practice with process, setelah dijelaskan siswa baru mengerti.

 Pada fase working with problem ada siswa tidak percaya diri, karena jawabannya berbeda dari temannya yang lain

9  Pada kegiatan II representasi terlihat baik karena siswa mampu menyelesaikan masalah dibuat oleh kelompok lain

112

Selain menggunakan lembar observsi, untuk mengamati proses pembelajaran peneliti juga membuat catatan lapangan agar proses

Dokumen terkait