• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

C. Uji Asumsi

2. Pengaruh Peran Kepala Sekolah Terhadap Kinerja guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Kepala Sekolah rata-rata

kategori cukup baik pula. Korelasi peran kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,516 pada kategori cukup. Besarnya pengaruh X1 terhadap Y yaitu 26,6 %. Data output SPSS menunjukkan bahwa masih ada variabel lain diluar peran kepala sekolah yang berpengaruh terhadap Kinerja guru sebesar 73,4%. Nilai pengaruh Peran Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru SD di Kecamatan Pedurungan Semarang menunjukkan pengaruh yang baik. Hasil uji t menunjukkan t hitung 8,108 > t table 1,97, berarti peran kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SD. Artinya, semakin tinggi peran kepala sekolah guru maka semakin baik pula kinerja guru SD.

Hasil penelitian yang mendukung antara lain penelitian Rachmawati (2013) yang membuktikan bahwa ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Demikian pula penelitian Satriadi (2016) menunjukkan bahwa terdapat hubungan/korelasi yang sangat kuat antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.

Penelitian Rosdina (2015) menunjukkan bahwa kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru-guru pada SD melalui aturan-aturan tertulis maupun lisan sesuai visi misi sekolah dengan melibatkan guru, sasaran sekolah dan kepala sekolah merumuskan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan guru. Hasil ini membuat guru-guru dapat mengajar dengan lebih baik sehingga murid-murid lebih mudah memahami pelajaran dan dapat merasakan adanya kenyamanan selama disekolah dan

Ali (2015) menulis penelitian bahwa gaya kepemimpinan Kepala Sekolah meningkatkan kinerja guru melalui penerapan gaya kepemimpinan instruktif (telling) dalam meningkatkan kedisiplinan, gaya kepemimpinan konsultatif (selling) dalam meningkatkan motivasi kerja guru, dan menerapkan gaya kepemimpinan delegatif (delegating) dalam meningkatkan tanggung jawab guru.

Kasidah (2017) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa program kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru diawali dengan musyawarah antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan guru senior dalam menyusun program sekolah pada awal tahun ajaran baru, memperdayakan guru sesuai dengan kemampuan dan kemauan guru, menjalin kerja sama, melengkapi sarana prasarana serta aktif dalam Kelompok Kerja Guru (KKG); kepala sekolah dalam membina, membimbing guru dengan menggunakan gaya instruktif, konsultatif, partisipatif, delegative dalam mengarahkan dan mempengaruhi guru untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut teori Wahjosumidjo (2011: 83), kepala sekolah bertugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 0296 menjelaskan bahwa kepala sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin

sekolah. Sedangkan menurut Mursyid dalam Asmani (2012: 183) kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya manusia, terutama bagi guru dan karyawan sekolah. Peran kepala sekolah diukur melalui tujuh dimensi: harus melakukan perannya sebagai pimpinan dengan menjalankan fungsi sebagai: (1) educator (pendidik), (2) manajer, (3) administrator, (4) supervisor, (5) leader (pemimpin), (6) innovator, dan (7) motivator.

Berdasarkan temuan hipotesis penelitian ini bahwa peran kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru, peneliti berpendapat bahwa peran kepala sekolah masih perlu ditingkatkan. Masih cukup banyak peran kepala sekolah yang rendah hingga 31,28%. Hal ini menunjukkan peran utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan peran tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakn administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran dan dalam membimbing pertumbuhan murid-murid. Kepala sekolah yang mampu menjalankan fungsi sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator dengan baik dapat dikatakan kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin yang baik.

guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja dan peran Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja guru. Disipllin kerja dan peran Kepala Sekolah secara simultan memberi pengaruh sebesar 28,6% terhadap Kinerja guru SD di Kecamatan Pedurungan Semarang. Data output SPSS menunjukkan bahwa masih ada variabel lain diluar peran kepala sekolah yang berpengaruh terhadap Kinerja guru sebesar 71,4%. Nilai pengaruh disiplin kerja dan peran Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru SD di Kecamatan Pedurungan Semarang menunjukkan pengaruh yang baik.

Hasil penelitian yang mendukung antara lain penelitian Enni (2013) membuktikan bahwa disiplin kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara simultan terhadap kinerja guru. Demikian pula penelitian Ismarini (2014) membuktikan bahwa disiplin kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara simultan terhadap kinerja guru.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa ada beberapa faktor penting yang berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja guru, yaitu disiplin kerja guru.

Disiplin kerja sering terabaikan dikalangan guru, hal ini dapat dilihat dari beberapa contoh antara lain: kedatangan ke sekolah terlambat, tidak berada di sekolah pada jam kerja, menunda pekerjaan, pulang sebelum waktunya dan lain-lain. Bagi mereka yang terpenting adalah mengisi daftar hadir. Hal demikian ini secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi kerja guru.

Hal ini terbukti dengan sedikitnya guru yang memperoleh kenaikan pangkat

2000:12).

Kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi di sekolah dianggap berhasil jika dapat meningkatkan kinerja guru melalui berbagai macam bentuk kegiatan pembinaan terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran disekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mampu menjalankan peran dan tanggungjawabnya sebagai seorang manajer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan administrator. Kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif di sekolah, sehingga setiap guru dapat bekerja dengan maksimal (Simamora, 2000:26).

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soebagia (2000:161) yang menyatakan kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

Berkenaan dengan hal tersebut, kualitas kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kualitas pembelajaran di sekolah. Jika kualitas kepemimpinan kepala sekolah baik, maka pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan dipastikan guru bekerja secara optimal.

Berdasarkan temuan hipotesis penelitian ini bahwa disiplin kerja guru dan peran kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru, peneliti berpendapat bahwa disiplin kerja guru dan peran kepala sekolah perlu

yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Profesionalisasi keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan upaya dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.Untuk meningkatkan kinerja guru, perlu dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi guru. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, beberapa daerah telah melakukan uji kompetensi guru, mereka melakukannya terutama untuk mengetahui kemampuan guru di daerahnya, untuk kenaikan pangkat dan jabatan, serta untuk mengangkat kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

121

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan bukti empiris.

A. Kesimpulan

1. Disiplin kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Pedurungan Semarang, terbukti hasil uji t hitung 5,654 > t table 1,97. Korelasi disiplin kerja guru dengan kinerja guru sebesar 0,377 pada kategori rendah. Besarnya pengaruh X1 terhadap Y yaitu 14,2%.

2. Peran kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Pedurungan Semarang, terbukti hasil uji t hitung 8,108 > t table 1,97. Korelasi peran kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,516 pada kategori cukup. Besarnya pengaruh X1 terhadap Y yaitu 26,6 %..

3. Disiplin Kerja dan Peran Kepala Sekolah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja guru terbukti nilai Fhitung sebesar 39,876 > F table 3,041 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Berarti variabel Disiplin Kerja (X1) dan Peran Kepala Sekolah (X2) secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap variabel Kinerja guru SD (Y) di Kecamatan Pedurungan. Pengaruh secara simultan sebesar 28,6%.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada pihak pengambil kebijakan utamanya Pengawas agar memperhatikan dan mendukung Peran Kepala Sekolah guru agar tugas pokok guru dapat dilaksanakan secara disiplin.

1. Bagi Kepala Sekolah.

a. Kepala sekolah perlu memperhatikan hal-hal pokok, bahwa sebagai seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, pemberdayaan kemandirian dan otonomi, serta mengembangkan peran Kepala Sekolah, kebijakan dan prosedur semangat kerja. Hal ini berarti semakin tinggi Peran Kepala Sekolah akan meningkatkan Kinerja guru SD.

b. Kepala sekolah supaya lebih memperhatikan pendidikan siswa dan memperhatikan cara guru mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan.

c. Kepala sekolah supaya lebih bersikap melayani, tidak sewenang-wenang terhadap guru maupun siswa serta karyawan sekolah.

d. Kepala sekolah supaya lebih memberikan fleksibilitas jam kerja kepada guru dengan fokus hasil kerja.

e. Kepala sekolah supaya memberi kesempatan kepada guru untuk menggunakan teknologi modern dan memberi kesempatan kepada guru menerapkan pembelajaran inovatif bagi siswa dengan menambah sarana prasarana sekolah.

a. Para guru perlu memperbaiki perilaku disiplin dalam kerja.

Hendaknya setiap guru yang melakukan pelanggranan harus bersedia menerima sanksi apapun yang diberikan kepadanya.

b. Para guru supaya lebih percaya diri dalam menggunakan sumber belajar yang bervariasi.

c. Para guru seyogyanya menyampaikan konsep materi sesuai rencana pembelajaran dan menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas dan sistematis.

d. Para guru perlu meningkatkan keterampilan menggunakan alat peraga, membangun pengalaman peserta didik serta membangun suasana kelas yang menyenangkan.