• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variable bebas dan satu variable terikat.

Sebagai variable bebas yaitu: disiplin kerja (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2). Adapun variable terikat yaitu kinerja guru (Y).

1. Disiplin kerja

a. Definisi konseptual

Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

X2

Y X1

b. Definisi operasional

Pengukuran terhadap disiplin kerja guru meliputi sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Disiplin kerja diukur melalui tiga dimensi: disiplin preventif, disiplin korektif, dan disiplin progresif. Indikator disiplin preventif meliputi: (1) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggungjawab; (2) menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat guru; (3) mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan; (4) bekerja dengan jujur, tertib,cermat, dan semangat untuk kepentingan Negara; (5) masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; (6) mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. Adapun indikator disiplin korektif meliputi: (1) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya; (2) dalam bekerja memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; (3) dalam mengajar membimbing siswa dalam proses pembelajaran; (4) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Adapun indikator disiplin prograsif meliputi: (1) peringatan lisan, (2) peringatan tertulis, (3) skorsing dan (4) pemecatan. Selanjutnya disebut variabel X1.

2. Peran kepala sekolah a. Definisi konsep

Peran kepala sekolah merupakan suatu perilaku, sikap dan tanggung jawab yang ditimbulkan oleh adanya jabatan kepala sekolah dalam satuan pendidikan tertentu sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan teknis yang telah ditentukan.

b. Definisi operasional

Pengukuran terhadap peran kepala sekolah meliputi suatu perilaku, sikap dan tanggung jawab yang ditimbulkan oleh adanya jabatan kepala sekolah dalam satuan pendidikan tertentu sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan teknis yang telah ditentukan.

Peran kepala sekolah diukur melalui tujuh dimensi: harus melakukan perannya sebagai pimpinan dengan menjalankan fungsi sebagai: (1) educator (pendidik), (2) manajer, (3) administrator, (4) supervisor, (5) leader (pemimpin), (6) innovator, dan (7) motivator.

Indikator kepala sekolah sebagai educator meliputi: (a) memperhatikan pendidikan siswa, (b) memperhatikan cara guru mengajar.

Adapun indikator kepala sekolah sebagai manajer meliputi: (a) melayani, tidak sewenang-wenang, (b) mengarahkan dan mengatur. Adapun indikator kepala sekolah sebagai administrator meliputi: (a) memberikan fleksibilitas jam kerja dengan fokus hasil kerja, (b) mengambil keputusan administratif. Adapun indikator kepala sekolah sebagai supervisor

meliputi: (a) melakukan kegiatan supervisi klinis, (b) melakukan kegiatan supervisi bersama pengawas. Adapun indikator kepala sekolah sebagai leader meliputi: (a) memberdayakan warga sekolah, (b) memperhatikan kebutuhan warga sekolah, (c) mengembangkan budaya kerja, (d) kebijakan dalam prosedur. Adapun indikator kepala sekolah sebagai innovator meliputi: (a) memberi kesempatan kepada guru untuk menggunakan teknologi modern, (b) memberi kesempatan kepada guru menerapkan pembelajaran inovatif bagi siswa. Adapun indikator kepala sekolah sebagai motivator meliputi: (a) mendorong guru untuk kerja keras, tidak santai, (b) mengembangkan semangat kerja. Selanjutnya disebut variabel X2.

3. Kinerja guru

a. Definisi konseptual

Kinerja kinerja guru adalah keberhasilan kerja guru dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sesuai dengan tugas dan fungsinya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh guru, dalam suatu satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan pada periode waktu tertentu.

b. Definisi operasional

Pengukuran terhadap kinerja guru meliputi keberhasilan kerja guru dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sesuai dengan tugas dan fungsinya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh guru, dalam suatu satuan pendidikan untuk mencapai tujuan

pendidikan pada periode waktu tertentu.

Kinerja guru diukur melalui tiga dimensi: (a) perencanaan program pembelajaran; (b) pelaksanaan program pembelajaran; (c) evaluasi belajar.

Dimensi perencanaan pembelajaran, yaitu merumuskan/ menentukan: (1) silabus dan rencana pembelajaran, (2) materi, (3) metode, (4) alat peraga, (5) sumber belajar, dan (6) evaluasi. Dimensi pelaksanaan pembelajaran, meliputi: (1) kehadiran melaksanakan KBM, (2) menggunakan rencana pembelajaran, (3) menggunakan sumber belajar yang bervariasi, (4) melakukan kegiatan pendahuluan, (5) menyampaikan konsep materi sesuai rencana pembelajaran, (6) menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas dan sistematis, (7) menggunakan alat peraga, (8) menentukan tujuan pembelajaran, (9) membangun pengalaman peserta didik, (10) membangun suasana kelas yang menyenangkan. Dimensi evaluasi pembelajaran, meliputi: (1) memenuhi target ketuntasan, (2) memiliki catatan kehadiran peserta didik, (3) melakukan penilaian proses, (4) melakukan tes akhir kegiatan pembelajaran, (5) mempunyai data hasil penilaian peserta didik, (6) mendesain remedial dan pengayaan, (7) menganalisis soal, (8) menyusun laporan kinerja belajar peserta didik.

Selanjutnya disebut variabel Y.

E. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi

Populasi adalah suatu individu untuk siapa kenyataan yang diperoleh dari

sampel itu digeneralisasikan (Hadi, 2011: 70). Populasi juga disebut subjek penelitian di mana semua individu yang akan dikenai dari kenyataan yang diperoleh dari sampel. Pendapat lain menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek dari penelitian (Arikunto, 2012:115). Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua individu / objek yang akan dilakukan penelitian di dalamnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD Negeri yang bertugas di Kecamatan Pedurungan Semarang, sehingga populasi penelitian adalah 382 guru.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SD Negeri Gemah 17

2 SD Negeri Kalicari 01 17

3 SD Negeri Kalicari 02 12

4 SD Negeri Kalicari 03 9

5 SD Negeri Muktiharjo Kidul01 16

6 SD Negeri Muktiharjo Kidul02 11

7 SD Negeri Muktiharjo Kidul03 9

8 SD Negeri Muktiharjo Kidul04 9

9 SD Negeri Palebon 01 17

22 SD Negeri Plamongansari 01 10

23 SD Negeri Plamongansari 02 9

No Nama Sekolah Jumlah Guru

24 SD Negeri Tlogomulyo 10

25 SD Negeri Tlogosari Kulon 01 11

26 SD Negeri Tlogosari Kulon 02 8

27 SD Negeri Tlogosari Kulon 03 10

28 SD Negeri Tlogosari Kulon 04 9

29 SD Negeri Tlogosari Kulon 05 9

30 SD Negeri Tlogosari Kulon 06 8

31 SD Negeri Tlogosari Wetan 01 15

32 SD Negeri Tlogosari Wetan 02 16

Total Total 382

Sumber: https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/guru/3/036308

2. Sampel

Sampel adalah bagian individu dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2012: 92). Ukuran sampel ditentukan sesuai dengan rumus sampel minimal menurut perhitungan Slovin (Riduwan, 2019).

N

n = 1 + N (moe)2

Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi

Moe : margin of error max, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih dapat ditoleransi.

Berdasarkan formula diatas maka dengan ukuran populasi 382 dan margin of error sebesar 5% ukuran sampel dihitung :

382 n = 1 + 382 (5%)2 382

n =

1 + 382 (25/10000) 382

n =

Berdasarkan perhitungan di atas, maka ditetapkan bahwa ukuran sampel penelitian adalah 195 guru.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

No Nama Sekolah Jumlah Guru

Proporsi Jumlah Sampel 25 SD Negeri Tlogosari Kulon 01 11 (11/ 382) x 195 5 26 SD Negeri Tlogosari Kulon 02 8 (8/ 382) x 195 4 27 SD Negeri Tlogosari Kulon 03 10 (10/ 382) x 195 5 28 SD Negeri Tlogosari Kulon 04 9 (9/ 382) x 195 4 29 SD Negeri Tlogosari Kulon 05 9 (9/ 382) x 195 4 30 SD Negeri Tlogosari Kulon 06 8 (8/ 382) x 195 4 31 SD Negeri Tlogosari Wetan 01 15 (15/ 382) x 195 8 32 SD Negeri Tlogosari Wetan 02 16 (16/ 382) x 195 8

Total Total 382 195

3. Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling, karena pengambilan sampel berdasarkan proporsi masing-masing sekolah yang ada. Maksud dari pengambilan sampel proporsional ini yaitu supaya dapat mewakili gambaran umum seluruh guru SD Negeri di Kecamatan Pedurungan Semarang.