• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelola nama domain tingkat tinggi hanya untuk mengelola domain tingkat tinggi saja dan mendelegasikan pengelolaan nama domain tingkat dua kepada pengelolanya. Selanjutnya pengelola nama domain tingkat dua menyerahkan pengelolaan domain tingkat selanjutnya kepada pengguna langsung.38

Pengaturan mengenai pengelolaan nama domain dapat dijelaskan yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Nama domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, Badan usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik

37 http://www.entrepreneurmuslim.com/tentang-hak-kepemilikan-domain-netpreneur-wajib-tahu, diakses pada tanggal 05 Mei 2016

38 http://paustinus.blogspot.co.id/2009/08/pengelolaan-nama-domain.html, diakses pada tanggal 05 Mei 2016

untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.39 Setiap penyelenggara negara, orang, badan usaha, dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.40 Prinsip pendaftar pertama berbeda antara ketentuan dalam nama domain dan dalam bidang hak kekayaan intelektual karena tidak diperlukan pemeriksaan substantif, seperti pemeriksaan dalam pendaftaran merek dan paten. Pemilikan dan penggunaan nama domain harus didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain. Yang dimaksud dengan “melanggar hak orang lain”, misalnya melanggar merek terdaftar, nama badan hukum terdaftar, nama orang terkenal, dan nama sejenisnya yang pada intinya merugikan orang lain 41 Setiap penyelenggara negara, orang, badan usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan nama domain secara tanpa hak oleh orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan nama domain dimaksud. Yang dimaksud dengan “penggunaan nama domain secara tanpa hak” adalah pendaftaran dan penggunaan nama domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat orang lain untuk menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama dirinya atau nama produknya, atau untuk mendompleng reputasi orang yang sudah terkenal atau ternama, atau untuk menyesatkan konsumen.42

Dari Pasal 23 ayat (1) terlihat bahwa sistem pendaftaran nama domain adalah

39 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 angka 20

40 Ibid., Pasal 23 ayat (1)

41 Ibid., Pasal 23 ayat (2)

42 Ibid., Pasal 23 ayat (3)

pendaftar pertama tanpa adanya pemeriksaan ataupun penelusuran terlebih dahulu. Sistem ini menyebabkan siapapun dapat mendaftarkan nama domain yang mirip satu sama lain, tanpa adanya penolakan. Hal ini terlihat kontradiktif dengan pasal 23 ayat (2) yang menginginkan adanya itikad baik, ataupun tidak terlanggarnya hak orang lain dalam pendaftaran nama domain.

Namun, di sisi lainnya, pemeriksaan atas pendaftaran nama domain memang sangat sulit untuk dilaksanakan, dikarenakan penyedia jasa nama domain tidak hanya terdapat di Indonesia. Meskipun pemerintah melakukan upaya pemeriksaan terhadap pendaftaran nama domain, Oknum "nakal" tetap dapat mendaftarkan nama domain melalui penyedia jasa di luar negeri.

Pemanfaatan dan pendafataran nama domain tidak boleh semata-mata ditujukan untuk menyamai nama domain / merek orang lain (pasal 23 ayat (3)). Apabila hal tersebut terjadi, maka pemilik nama domain atau merek tersebut dapat mengajukan pembatalan nama domain yang melakukan pendomplengan. Namun, pembatalan nama domain yang melakukan pendomplengan tersebut akan menjadi tidak efektif apabila ternyata nama domain didaftarkan di luar negeri. Berbagai permasalahan mengenai perlindungan hukum atas nama domain ini akan menjadi semakin menjadi apabila tidak dilakukan upaya perbaikan terhadap substansi UU ITE guna menemukan upaya yang efektif atas perlindungan nama domain.43

Pengelola nama domain adalah Pemerintah dan/atau

43 http://nofiantifaozan.blogspot.co.id/2016/03/penjelasan-mengenai-bab-vi-uu-nomor-11.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016

masyarakat.44Dalam hal terjadi perselisihan pengelolaan nama domain oleh masyarakat, Pemerintah berhak mengambil alih sementara pengelolaan nama domain yang diperselisihkan.45 Pengelola nama domain yang berada di luar wilayah Indonesia dan nama domain yang diregistrasinya diakui keberadaannya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.46 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan nama domain diatur dengan Peraturan Pemerintah.47

2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik

Nama domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, badan usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.48Registra nama domain adalah penyelenggara yang bertanggung jawab dalam melakukan pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan Penyelenggaraan sistem elektronik nama domain.49 Registrar nama domain adalah orang, badan usaha, atau masyarakat yang menyediakan jasa pendaftaran nama domain.50 Pengguna nama domain adalah orang, instansi penyelenggara negara, badan usaha, atau masyarakat yang mengajukan pendaftaran untuk penggunaan

44 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Pasal 24 ayat (1)

45 Ibid., Pasal 24 ayat (2)

46 Ibid., Pasal 24 ayat (3)

47 Ibid., Pasal 24 ayat (4)

48 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 angka 29

49 Ibid., Pasal 1 angka 29

50 Ibid., Pasal 1 angka 30

nama domain kepada registrar nama domain.51 Pengelolaan nama domain diselenggarakan oleh pengelola nama domain.52 Nama domain terdiri atas nama domain tingkat tinggi generik, nama domain tingkat tinggi Indonesia, nama domain Indonesia tingkat kedua; dan nama domain Indonesia tingkat turunan.53 Pengelola nama domain terdiri atas registri nama domain; dan registrar nama domain.54

Pengelola nama domain dapat diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.55 Masyarakat harus berbadan hukum Indonesia.56 Pengelola nama domain ditetapkan oleh Menteri.57 Registrar nama domain melaksanakan pengelolaan nama domain tingkat tinggi generik dan tingkat tinggi Indonesia.58 Registrar nama domain dapat memberikan kewenangan pendaftaran nama domain tingkat tinggi generik dan tingkat tinggi Indonesia kepada registrar nama domain.59 Registri nama domain berfungsi memberikan masukan terhadap rencana pengaturan nama domain kepada Menteri, melakukan pengawasan terhadap registrar nama domain dan menyelesaikan perselisihan nama domain.60

Registrar nama domain melaksanakan pengelolaan nama domain tingkat kedua dan tingkat turunan.61 Registrar nama domain terdiri atas registrar

Nama domain Instansi dan Registrar nama domain selain Instansi.62 Registrar nama domain Instansi melaksanakan pendaftaran nama domain tingkat kedua dan nama domain tingkat turunan untuk kebutuhan Instansi.63

Registrar nama domain instansi dilaksanakan oleh Menteri.64 Registrar nama domain selain instansi melakukan pendaftaran nama domain tingkat kedua untuk pengguna komersial dan nonkomersial.65 Registrar nama domain selain Instansi wajib terdaftar pada Menteri.66

Registri nama domain dan Registrar nama domain wajib menyelenggarakan pengelolaan nama domain secara akuntabel.67 Dalam hal Registri nama domain atau Registrar nama domain bermaksud akan mengakhiri pengelolaannya, Registri nama domain atau Registrar Nama domain wajib menyerahkan seluruh pengelolaan nama domain kepada Menteri paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.68

Nama domain yang mengindikasikan Instansi hanya dapat didaftarkan dan/atau digunakan oleh Instansi yang bersangkutan.69 Instansi wajib menggunakan nama domain sesuai dengan nama Instansi yang bersangkutan.70 Registri nama domain dan Registrar nama domain menerima

Registry adalah sebuah organisasi yang mengelola nama domain top-level sedangkan, Registrar adaah organisasi terakreditasi yang menjual nama domain kepada publik

62 Ibid., Pasal 76 ayat (2)

63 Ibid., Pasal 76 ayat (3)

64 Ibid., Pasal 76 ayat (4)

65 Ibid., Pasal 76 ayat (5)

66 Ibid., Pasal 76 ayat (6)

67 Ibid., Pasal 78 ayat (1)

68 Ibid., Pasal 78 ayat (2)

69 Ibid., Pasal 79 ayat (1)

70 Ibid., Pasal 79 ayat (2)

pendaftaran nama domain atas permohonan pengguna nama domain.71 Pengguna nama domain bertanggung jawab atas nama domain yang didaftarkannya.72

Registri nama domain dan/atau Registrar nama domain berhak memperoleh pendapatan dengan memungut biaya pendaftaran dan/atau penggunaan nama domain dari pengguna nama domain.73 Dalam hal registri nama domain dan registrar nama domain merupakan pengelola nama domain selain instansi, registri nama domain dan registrar nama domain wajib menyetorkan sebagian pendapatan dari pendaftaran dan penggunaan Nama domain yang dihitung dari prosentase pendapatan kepada negara.74 Pendapatan dan pendapatan negara merupakan penerimaan negara bukan pajak.75

3. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor : 28 /Per/M.Kominfo/9/2006 Tentang Penggunaan Nama domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat Dan Daerah

Nama domain adalah alamat internet dari lembaga pemerintahan pusat dan daerah yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik, menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.76 Situs web adalah koleksi dokumen format html dari suatu

71 Ibid., Pasal 80 ayat (1)

72 Ibid., Pasal 80 ayat (2)

73 Ibid., Pasal 81 ayat (1)

74 Ibid., Pasal 81 ayat (2)

75 Ibid., Pasal 81 ayat (3)

76 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor : 28 /Per/M.Kominfo/9/2006 Tentang Penggunaan Nama domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat Dan Daerah, Pasal 1 ayat (1)

lembaga pemerintahan pusat dan daerah dalam web server.77 Formulir digital adalah formulir dalam bentuk elektronik yang disediakan dalam permohonan/pendaftaran nama domain go.id. melalui situs URL://

www.depkominfo.go.id.78 Nama domain go.id untuk situs web resmi lembaga pemerintahan pusat dan daerah hanya dapat didaftarkan dan atau dimiliki oleh lembaga pemerintahan pusat dan daerah.79

Nama domain go.id hanya digunakan untuk situs web resmi lembaga pemerintahan pusat dan daerah.80 Lembaga pemerintahan pusat dan daerah yang menggunakan nama domain go.id merupakan pemilik nama domain go.id yang bersangkutan.81 Setiap lembaga pemerintahan pusat dan daerah hanya boleh menggunakan atau mempunyai 1 (satu) alamat situs web dengan nama domain go.id.82 Struktur organisasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan nama serta susunan selanjutnya dari sub domain situs web lembaga pemerintahan bersangkutan.83 Nama atau singkatan yang digunakan untuk nama domain go.id harus merupakan nama resmi yang berlaku bagi lembaga pemerintahan pusat dan daerah dan sesuai dengan yang diterbitkan resmi oleh pemerintah.84 Kantor perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri boleh menggunakan nama domain go.id dan atau dapat memiliki nama domain

77 Ibid., Pasal 1 ayat (2)

78 Ibid., Pasal 1 ayat (3)

79 Ibid., Pasal 2

80 Ibid., Pasal 3 ayat (1)

81 Ibid., Pasal 3 ayat (2)

82 Ibid., Pasal 4 ayat (1)

83 Ibid., Pasal 4 ayat (2)

84 Ibid., Pasal 4 ayat (3)

lainnya mengikuti sistem nama domain di lokasi negara dimana kantor perwakilan pemerintah Indonesia tersebut berada.85

Permohonan/pendaftaran nama domain go.id untuk situs resmi pemerintahan pusat dan daerah diajukan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika.86 Permohonan/pendaftaran nama domain go.id harus ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama untuk pemerintahan di tingkat pemerintahan pusat dan Sekretaris Daerah untuk pemerintahan di tingkat pemerintahan daerah.87

Permohonan/pendaftaran nama domain go.id untuk situs resmi pemerintahan pusat dan daerah dapat dilakukan sendiri atau melalui pihak ketiga.88 Nama domain seluruh situs web resmi pemerintahan pusat dan daerah dikelola oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, melalui pengelola nama domain go.id.89

4. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 tentang Registrar Nama domain Instansi Penyelenggara Negara

Nama domain Instansi Penyelenggara Negara adalah alamat internet dari Instansi yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.90 Pengguna nama domain yang selanjutnya disebut pengguna adalah Instansi yang telah mendapat nama domain Instansi

85 Ibid., Pasal 4 ayat (4)

86 Ibid., Pasal 13 ayat (1)

87 Ibid., Pasal 13 ayat (2)

88 Ibid., Pasal 14 ayat (1)

89 Ibid., Pasal 15

90 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Registrar Nama domain Instansi Penyelenggara Negara, Pasal 1 angka 3

berdasarkan mekanisme pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini.91Pejabat nama domain adalah pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Sekretaris Instansi untuk melakukan pendaftaran dan pengelolaan nama domain instansi.92 Server nama domain adalah Sistem elektronik yang digunakan untuk memberikan layanan domain.93

Nama domain ditujukan pada nama domain yang dibiayai oleh APBN, APBD, hibah, hutang, dan/atau anggaran lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.94Menteri merupakan Registrar Nama domain Instansi.95 Dalam melaksanakan Registrar nama domain Instansi Menteri melimpahkan kewenangan kepada Direktur Jenderal sebagai pengelola nama domain Instansi.96

Instansi wajib mendaftarkan dan menggunakan nama domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi.97 Instansi vertikal dari Instansi pusat yang berada di daerah, atau perwakilan di luar negeri, atau perangkat kewilayahan pada Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa, dapat menggunakan nama domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi.98 Unit kerja pada Instansi harus menjadi subdomain dari nama domain Instansi.99 Nama domain Instansi harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

91 Ibid., Pasal 1 angka 5

92 Ibid., Pasal 1 angka 6

93 Ibid., Pasal 1 angka 7

94 Ibid., Pasal 2 ayat (2)

95 Ibid., Pasal 3 ayat (1)

96 Ibid., Pasal 3 ayat (2)

97 Ibid., Pasal 4 ayat (1)

98 Ibid., Pasal 4 ayat (2)

99 Ibid., Pasal 4 ayat (3)

ini.100

Nama domain harus terdiri dari karakter yang dapat berupa nama, singkatan nama, atau akronim dari nama resmi Instansi, nomenklatur Pelayanan Publik, dan nama kegiatan berskala nasional atau internasional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.101 Nama domain yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal dapat digunakan oleh Instansi untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak nama domain tersebut disetujui dan diaktifkan.102 Instansi berhak menggunakan nama domain yang diaktifkan dan bertanggung jawab atas penggunaannya.103 Instansi dapat menerbitkan peraturan yang mengatur dan penggunaan nama domain turunan di lingkungannya sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan.104 Instansi di tingkat daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur tata cara pengelolaan nama domain Instansi Pemerintah Desa yang berada di wilayahnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.105

100 Ibid., Pasal 4 ayat (4)

101 Ibid., Pasal 7 ayat (2)

102 Ibid., Pasal 8 ayat (3)

103 Ibid., Pasal 9 ayat (1)

104 Ibid., Pasal 9 ayat (2)

105 Ibid., Pasal 9 ayat (3)

BAB III

PELAKSANAAN PENGELOLA NAMA DOMAIN BERDASARKAN