DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
D. Peran Pengelola dalam Pengelolaan Nama domain
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang demikian kompleks, pendaftaran mengenai nama domain dalam media internet semakin meningkat dari waktu ke waktu. Seringkali dalam melakukan pendaftaran nama domain terjadi benturan dengan merek-merek dagang. Pemilihan nama domain dalam media internet seringkali menimbulkan persamaan dengan nama domain pihak lain, terlebih lagi penggunaan nama domain yang mempunyai persamaan dengan nama domain pihak lain, seringkali dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan dari nama domain itu sendiri.
Hal tersebut dapat diakibatkan oleh adanya persaingan bisnis dalam media internet. Kasus-kasus terkait dengan nama domain sudah marak terjadi di Indonesia, terlebih lagi kasus-kasus nama domain dalam media Internet ini, melibatkan perusahaan-perusahaan besar baik, di dalam negeri maupun di luar negeri.106
Kasus tersebut dapat saja disebabkan oleh karena, nama domain mempunyai nilai yang sangat komersial bagi para pelaku usaha, sehingga keberadaan nama domain dalam media internet, mempunyai peranan yang sangat
106 https://mohanrvlaw.wordpress.com/2011/02/23/perlindungan-hukum-terhadap-nama-domain-dalam-media-internet.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016
besar dalam kegiatan perdagangan. Keberadaan nama domain dalam media Internet sangat terkait dengan merek dagang. Konflik kepentingan dalam pemberian nama domain seringkali terjadi, misalnya saja dengan cara, para pihak mendaftar terlebih dahulu nama domain yang mempunyai nilai komersial, kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga pendaftaran.
Tindakan demikian sangat merugikan pelaku usaha yang benar-benar mempunyai kepentingan terhadap nama domain itu sendiri. Selain itu, pendaftaran nama domain juga dapat dilakukan untuk keperluan kejahatan, biasanya pelaku kejahatan mendaftarkan nama domain dengan nama merek yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar.
Peran penting internet dalam berbagai bidang seperti diuraikan sebelumnya, maka pentingnya pengelolaan terhadap nama domain internet Indonesia mendesak untuk dilakukan. Saat ini telah dilakukan upaya transformasi pengelolaan pendaftaran nama domain ccTLD-ID atau domain tingkat tinggi .id yang sebelumnya ditujukan kepada pribadi kepada pengelolaan oleh suatu badan hukum. Perkumpulan pengelola domain ccTLD-ID tersebut dibentuk oleh pemerintah beserta asosiasi-asosiasi terkait, diantaranya Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII).
Perkumpulan ini nantinya memiliki tugas untuk melakukan pengelolaan atas nama domain ccTLD-ID di Indonesia seperti menerima pendaftaran nama domain, menerima pembayaran nama domain, serta penyelesaian terhadap sengketa nama domain ccTLD-ID. Selanjutnya, dalam sengketa nama domain tim pelaksana sepakat untuk menunjuk Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), BANI
merupakan badan independen yang diakui secara nasional dan internasional.
Sedangkan dalam perkumpulan itu peran pemerintah adalah sebagai penjaga sehingga jika terjadi dispute atau sengketa berkepanjangan, pemerintah berhak untuk mengambil alih.107
Dalam UU ITE, diatur sebuah pasal yang khusus mengatur tentang nama domain; prinsip pendaftaran dan dasar-dasar pendaftarannya. Khususnya mengenai keharusan adanya unsur iktikad baik dalam pendaftaran nama domain.
Hal ini menarik karena pendaftaran nama domain erat kaitannya dengan merek dagang, walaupun harus diakui bahwa keduanya pada prinsipnya menurut hukum tidaklah sama. Pembatasan yang dilakukan oleh hukum untuk pendaftaran nama domain dapat dilihat dari keharusan adanya iktikad baik bagi pendaftar dalam pendaftaran nama domain, hal ini merujuk pada Pasal 23 ayat (2) UU ITE yang melarang adanyapendaftaran dan penggunaan nama domain orang lain tanpa iktikad baik.
Pada Pasal 23 ayat (2) UU ITE diatur mengenai unsur iktikad baik, yang artinya pasal ini akan menjadi pembatasan/rule bagi pendaftar nama domain agar tidak mendaftarkan nama domain pihak lain atau nama domain merek terdaftar karena akan berpotensi merugikan pihak lain, tentu tidak perlu dibuktikan kerugiannya melainkan cukup dinilai iktikadnya/sikap batinnya dari usahanya melakukan pendaftaran nama domain yang bukan miliknya. Hal ini, membuat Pasal 23 ayat (2) UU ITE memiliki peran penting dalam pencegahan dan penekan
107 https://kusnawan.wordpress.com/2006/09/09/pengelolaan-nama-domain-internet-indonesia.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016
hukum atas dilanggarnya hak orang lain dengan memakai nama domainnya untuk kepentingan sendiri.
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dari pengelolaan nama domain, istilah nama domain telah ada pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang menyebutkan bahwa nama domain merupakan alamat seseorang atau badan usaha di internet yang dapat digunakan untuk akses informasi. Bentuk dari lembaga pendaftaran nama domain dapat berbentuk masyarakat atau badan hukum. Sementara itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Sistem dan Transaksi Elektronik, pengelola nama domain ada dua pihak:
1. registry nama domain yang merupakan penyelenggara yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan;
2. registrar nama domain orang, badan usaha, dan masyarakat yang menyediakan penda�aran nama domain. Registry nama domain wajib ditetapkan oleh menteri dan registrar nama domain selain oleh instansi wajib terda�ar pada menteri. Seluruh registry dan registrar nama domain memiliki beberapa kewajiban dalam mengelola nama domain yaitu:
a. pengelolaan nama domain harus dijalankan dengan akuntabel;
b. pendaftaran nama domain harus dilaksanakan dengan asas penda�aran pertama. Pengawasan pengelolaan nama domain dilakukan oleh menteri.
Menurut teori negara hukum, pengaturan nama domain harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku bahwa lembaga pengelolaan dan pendaftaran nama domain di Indonesia didirikan oleh pemerintah dan atau
masyarakat dengan tujuan jika terjadi ketidakmampuan lembaga pengelola nama domain yang didirikan oleh masyarakat maka pemerintah dapat mengambil alih.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, fungsi pemerintah dalam pengelolaan dan pendaftaran nama domain adalah memberikan perlindungan dan rasa aman kepada pengguna atau pemilik nama domain di Indonesia.
Pengelolaan nama domain di Indonesia diatur dalam UU ITE serta peraturan di Bawahnya.108 yang lahir setelah lembaga pengelola nama domain Indonesia sudah berdiri sehingga dalam kenyataannya belum ada kesesuaian antara peraturan perundang-undangan yang ada dengan lembaga pengelola nama domain yang sudah berdiri. Hal ini mengakibatkan belum jelas dan belum sesuainya bentuk lembaga pengelola nama domain di Indonesia sehingga dibutuhkan suatu perbandingan bentuk lembaga pengelola nama domain dengan negara-negara lain, di antaranya Australia, Malaysia, dan Singapura.109
Pengelolaan domain di setiap negara pastinya berbeda-beda. Di Indonesia punya badan yang mengelola domain. Yaitu Nama badan itu adalah PANDI (Pengelola nama domain Internet di Indonesia). Pengelola nama domain Internet Indonesia berbenah melakukan perubahan kebijakan. Salah satunya dengan rencana untuk mengganti sistem registry yang selama ini digunakan dengan standar baru. Selama ini, Pengelola nama domain Internet di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai registry yang bertugas membuat kebijakan dan
108 Pengaturan nama domain diatur dalam UU ITE serta peraturan di bawahnya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Sistem dan Transaksi Eelektronik (PPSTE) dan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 23 tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama domain
109 Helni Mutiarsih Jumhur, Perbandingan Bentuk Kelembagaan Pengelola nama domain di Indonesia dengan Lembaga Pengelola nama domain di Beberapa Negara, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Volume 1 - No 3 - Tahun 2014, Hlm.5
mengelola nama domain. Tapi juga berfungsi sebagai reseller yang menjual domain kepada masyarakat pengguna. Namun dalam beberapa bulan mendatang fungsi tersebut akan diubah. Dimana pengelola nama domain Internet di Indonesia nantinya hanya akan melakukan fungsi sebagai registry. Sementara fungsi registrar akan diserahkan pada perusahaan-perusahaan yang mampu dan memenuhi persyaratan.110
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pengelolaan nama domain yang meliputi:
a. pendaftaraan nama domain
Pendaftaran nama domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.111 Calon pengguna nama domain mengajukan permohonan pendaftaran nama domain kepada registri nama domain dan/atau registrar nama domain.112 Calon pengguna nama domain dalam mengajukan permohonan pendaftaran nama domain tidak dibatasi jumlah Nama domain yang didaftarkan.113 Proses penetapan nama domain paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak pengajuan pendaftaran di terima secara lengkap oleh registri nama domain dan/atau registrar nama domain.Jika terjadi perpanjangan waktu proses penetapan nama domain, registri nama domain dan/atau registrar nama domain wajib menginformasikan kepada calon pengguna nama domain.114 b. Penggunaan nama domain
110 http://inet.detik.com/read/2011/08/19/150438/1706886/398/pengelola-domain-internet-indonesia-ganti-sistem-registry, diakses pada tanggal 10 Mei 2016
111 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Nama domain, Pasal 36 ayat (1)
112 Ibid., Pasal 36 ayat (2)
113 Ibid., Pasal 36 ayat (3)
114 Ibid., Pasal 36 ayat (4)
Pengguna nama domain bertanggung jawab atas nama domain yang didaftarkannya.115 Pengguna nama domain harus mematuhi segala ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh registri nama domain dan registrar nama domain.116 Pengguna nama domain harus menjamin penggunaan Nama domain didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, tidak melanggar hak orang lain dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.117 Dalam hal terjadi perubahan data pengguna nama domain, maka pengguna nama domain wajib memberitahukan kepada registrar nama domain.118
Instansi Penyelenggara Negara dan Badan Usaha Milik Negara wajib menggunakan nama domain tingkat tinggi Indonesia.119 Badan Usaha dan organisasi yang berdomisili di wilayah Indonesia dan memiliki nama domain selain nama domain tingkat tinggi Indonesia harus memprioritaskan penggunaan nama domain tingkat Ttinggi Indonesia.120 Perusahaan Asing yang berkedudukan dan system elektroniknya berada di Indonesia serta memiliki nama domain selain nama domain tingkat tinggi Indonesia harus memprioritaskan penggunaan nama domain tingkat tinggi Indonesia.121 Pengguna nama domain dapat mengelola subdomain sesuai kebutuhannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.122
115 Ibid., Pasal 38 ayat (1)
116 Ibid., Pasal 38 ayat (2)
117 Ibid., Pasal 38 ayat (3)
118 Ibid., Pasal 38 ayat (4)
119 Ibid., Pasal 39 ayat (1)
120 Ibid., Pasal 39 ayat (2)
121 Ibid., Pasal 39 ayat (3)
122 Ibid., Pasal 39 ayat (4)
Pengguna nama domain berhak memilih dan mengganti registrar nama domain.123 Dalam hal penggantian registrar nama domain terjadi masalah, maka registri nama domain dapat memfasilitasi penyelesaian masalah tersebut.124 Penggunaan nama domain berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sejak ditetapkan dan dapat diperpanjang kembali sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.125
c. penonaktifkan nama domain
Direktur Jenderal berwenang melakukan penonaktifan nama domain.126 Penonaktifan dapat bersifat sementara atau permanen.127 Penonaktifan sementara dilakukan oleh Direktur Jenderal jika pengguna tidak memperpanjang penggunaan Nama domain dalam batas waktu 35 (tiga puluh lima) hari kalender terhitung sejak berakhirnya masa berlaku nama domain tersebut, nama domain dalam proses penyelesaian perselisihan atau nama domain berstatus dalam pengawasan karena mengalami masalah penyalahgunaan.128 Penonaktifan permanen dilakukan Direktur Jenderal jika proses penyelesaian perselisihan nama domain memutuskan penonaktifan, merupakan keputusan hukum yang berlaku tetap, tidak diperpanjang dalam kurun waktu lebih dari 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal penonaktifan sementara atau atas permintaan resmi Sekretaris Instansi.129
123 Ibid., Pasal 41 ayat (1)
124 Ibid., Pasal 41 ayat (2)
125 Ibid., Pasal 42
126 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Registrar Nama domain Instansi Penyelenggara Negara, Pasal 11 ayat (1)
127Ibid., Pasal 11 ayat (1)
128 Ibid., Pasal 11 ayat (2)
129 Ibid., Pasal 11 ayat (3)
d. perpanjangan nama domain
Instansi dapat melakukan perpanjangan penggunaan Nama domain.130 Perpanjangan dilakukan setiap tahun terhitung sejak tanggal diaktifkannya Nama domain atas permintaan Instansi.131
e. penunjukan pejabat nama domain
Dalam hal mengajukan pendaftaran nama domain Khusus, Sekretaris Instansi harus melampirkan Surat permohonan nama domain Khusus; Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan kegiatan berskala nasional atau internasional.Keterangan mengenai kegiatan berskala nasional atau internasional yang dimaksud. Surat penunjukan Pejabat Nama domain;
dan Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Anggota TNI, Kartu Anggota POLRI, atau Kartu Identitas Pegawai Tetap pada Instansi Penyelenggara Negara lainnya.132
f. perubahan Nama domain, data Pengguna, dan Pejabat nama domain; dan Instansi dapat mengajukan perubahan data Pejabat Nama domain kepada Direktur Jenderal.133Perubahan data pejabat nama domain dilakukan atas dasar permintaan yang disampaikan oleh Sekretaris Instansi.134 Permintaan perubahan data pejabat nama domain harus disampaikan secara elektronik kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan surat permohonan perubahan Data pejabat nama domain dan ditandatangani oleh Sekretaris Instansi.135
130 Ibid., Pasal 10 ayat (1)
131 Ibid., Pasal 10 ayat (2)
132 Ibid., Pasal 7 ayat (6)
133 Ibid., Pasal 16
134 Ibid., Pasal 17 ayat (1)
135 Ibid., Pasal 17 ayat (2)
Surat pengajuan perubahan data pejabat nama domain, harus disertai dengan persyaratan.136 Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak pengajuan perubahan data pejabat nama domain.137 Direktur Jenderal menolak pengajuan perubahan apabila tidak dipenuhinya atau permintaan yang diajukan bukan berasal dari Instansi yang berwenang.138 Direktur Jenderal berwenang menyetujui atau menolak pengajuan perubahan data pejabat nama domain dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah pengajuan secara elektronik.139
g. Server nama domain
Instansi yang menggunakan nama domain wajib menggunakan server nama domain yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.140 Instansi yang menggunakan nama domain wajib menggunakan Alamat Protokol Internet (IP Address) yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.141 Server nama domain yang dimaksud pada ayat (1) dan alamat Pzrotoko Internet (IP Address)) wajib menggunakan nama domain tingkat tinggi Indonesia.142
Adapun peran pengelola dalam pengelolaan nama domain yaitu:143 1. Menyediakan layanan registry nama domain tingkat tinggi Indonesia
(ccTLD-ID), yang selanjutnya disebut nama domain secara profesional
136 Ibid., Pasal 17 ayat (3)
137 Ibid., Pasal 18 ayat (1)
138 Ibid., Pasal 18 ayat (2)
139 Ibid., Pasal 19
140 Ibid., Pasal 20 ayat (1)
141 Ibid., Pasal 20 ayat (2)
142 Ibid., Pasal 20 ayat (3)
143https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelola_Nama_Domain_Internet_Indonesia.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016
sesuai kebutuhan di Indonesia dengan kualitas layanan yang memenuhi standar international.
2. Mengembangkan dan menyediakan jasa layanan yang lain terkait dengan nama domain yang sesuai dengan ketentuan Perkumpulan.
3. Berupaya untuk melindungi kepentingan para anggota dan pengguna domain pada umumnya dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Menyelenggarakan komunikasi antar anggota dan pengguna nama domain pada umumnya, antar anggota dengan asosiasi organisasi semitra di dalam dan luar negeri serta dunia usaha pada umumnya.
5. Memberikan konsultasi dan dukungan teknis kepada anggota dalam pengelolaan nama domain.
6. Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi nasional dan internasional.
7. Perselisihan nama domain diselesaikan oleh Pemerintah. Pandi akan melaksanakan hasil keputusan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap.