• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA DOMAIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA DOMAIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA DOMAIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : SOFEN EVIN ROESHADI WIBOWO NIM : 100200110. DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016. Universitas Sumatera Utara.

(2) PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA DOMAIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ABSTRAK Sofen Evin Roeshadi Wibowo1 Bismar Nasution2 Tri Murti Lubis3 Perusahaan cenderung menggunakan merek dagangnya sebagai nama domain yang diperoleh dengan cara pendaftaran sebelum dibuat suatu website. Para pihak mendaftar terlebih dahulu nama domain yang mempunyai nilai komersial, kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga pendaftaran. Tindakan demikian sangat merugikan pelaku usaha yang benar-benar mempunyai kepentingan terhadap nama domain itu sendiri. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaturan Pengelola Nama Domain menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, Bagaimanakah pelaksanaan pengelolaan nama domain di Indonesia dan Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pengelola domain ditinjau dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Adapun Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library reaseacrh). Analisa data yang dipergunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengelola Nama Domain menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 diatur dalam Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3) dan Paal 24 ayat (1), (2) dan (3) dijelaskan bahwa Nama Domain berupa alamat atau jati diri penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang perolehannya didasarkan pada prinsip pendaftar pertama (first come first serve). Prinsip pendaftar pertama berbeda antara ketentuan dalam Nama Domain dan dalam bidang hak kekayaan intelektual karena tidak diperlukan pemeriksaan substantif, seperti pemeriksaan dalam pendaftaran merek dan paten. Pendaftaran dan penggunaan Nama Domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat Orang lain untuk menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama dirinya atau nama produknya, atau untuk mendompleng reputasi Orang yang sudah terkenal atau ternama, atau untuk menyesatkan konsumen. Perlindungan hukum terhadap pengelola domain ditinjau dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet dan melakukan pemeriksaan terhadap pendaftaran nama domain agar terjadi adanya itikad baik, ataupun tidak terlanggarnya hak orang lain dalam pendaftaran nama domain. Kata kunci : Pengelola Domain, Informasi dan Transaksi Elektronik 1. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 3 Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2. i Universitas Sumatera Utara.

(3) KATA PENGANTAR Penulis bersyukur kepada Tuhan Yesus, Allah yang penuh kasih setia, karena atas berkat, penyertaan dan kekuatan dari-Nyalah Penulis dapat menjalani hari-hari perkuliahan sampai pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.Adapun judul skripsi penulis adalah Perlindungan Hukum Terhadap Pengelola Domain Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam masa penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis banyak sekali menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. OK. Saidin, S.H., M.Hum selaku wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum selaku wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum selaku wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Windha, S.H, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.. ii Universitas Sumatera Utara.

(4) 6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution SH. MH selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan saran mulai dari awal sampai akhir sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 7. Ibu Tri Murti Lubis, S.H, M.H, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan saran mulai dari awal sampai akhir sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 8. Seluruh staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 9. Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis. Untuk Ayahanda Karnadi Wibowo dan Ibunda Dr.Sukmawaty yang telah menjadi orang tua terhebat, yang selalu memberikan motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa yang tentu takkan bisa penulis balas. 10. Kepada Saudara/i Jessica Ekaputri dan Sondi Indriste yang selalu menjaga dan mendampingi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada rekan-rekan mahasiswa/i, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Yuvin,Yudi,Cindy,Andrevin,Henjoko,Kwendi,Robert,dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 12. Kepada kawan-kawan SMA Budaya Medan. 13. Kepada kak Yuna yang selalu memberikan nasehat kepada penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 14. Dan kepada semua rekan-rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.. iii Universitas Sumatera Utara.

(5) Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih.. Medan,. Juli 2016. Penulis. Sofen Evin Roeshadi Wibowo. iv Universitas Sumatera Utara.

(6) DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i. DAFTAR ISI. ..................................................................................................................... ii. ABSTRAK ......................................................................................................................... iv. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1. B. Permasalahan ............................................................................................. 5. C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5. D. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 6. E. Keaslian Penulisan ..................................................................................... 6. F. Metode Penelitian ....................................................................................... 7. G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10 BAB II : PENGATURAN PENGELOLA NAMA DOMAIN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 A. Keberadaan Nama Domain sebagai Alamat di Internet ............................ 12 B. Hak Kepemilikan Nama Domain .............................................................. 19 C. Pengaturan Pengelolaan Nama Domain.................................................... 28 BAB III:. PELAKSANAAN PENGELOLA NAMA DOMAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Peran Pengelola dalam Pengelolaan Nama Domain ................................. 39 B. Pelaksanaan Pengelolaan nama domain .................................................... 49 C. Pengawasan terhadap pengelolaan Nama Domain ....................................... 55. v Universitas Sumatera Utara.

(7) BAB IV:. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA DOMAIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Penyalahgunaan yang ditimbulkan akibat pemakaian nama domain ............ 59 B. Perlindungan hukum terhadap Pengelola Nama Domain ......................... 65 C. Penyelesaian sengketa Nama domain ....................................................... 70. BAB V :. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 82 B. Saran ................................................................................................... 83. DAFTAR PUSTAKA. vi Universitas Sumatera Utara.

(8) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kondisi ini menjanjikan perkembangan dan kemajuan luar biasa bagi seluruh manusia di dunia, transparansi yang diharapkan, kemudahan, kecepatan, kebebasan dan semua bentuk simbolik dari kesejahteraan tergambar pada awal lahirnya jaringan ini. Namun, seperti halnya teknologi-teknologi sebelumnya selain menunjukkan kemajuan dan menjanjikan hal-hal luar biasa dalam kehidupan, ia pun menjanjikan sebuah resiko besar bagi kesejahteraan itu sendiri. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya akan disingkat UU ITE), diatur sebuah pasal yang khusus mengatur. tentang. nama. domain;. prinsip. pendaftaran. dan. dasar-dasar. pendaftarannya. Khususnya mengenai keharusan adanya unsur iktikad baik dalam pendaftaran nama domain. Hal ini menarik karena pendaftaran nama domain erat kaitannya dengan merek dagang, walaupun harus diakui bahwa keduanya pada prinsipnya menurut hukum tidaklah sama. Pembatasan yang dilakukan oleh hukum untuk pendaftaran nama domain dapat dilihat dari keharusan adanya iktikad baik bagi pendaftar dalam pendaftaran nama domain, hal ini merujuk pada Pasal 23 ayat (2) UU ITE yang melarang adanya pendaftaran dan penggunaan nama domain orang lain tanpa iktikad baik.1. 1. Setia Dharma, Perlindungan Merek Terdaftar Dari Kejahatan Dunia Maya Melalui Pembatasan Pendaftaran Nama domain, Jurnal Cita Hukum, Vol. I No. 2 Desember 2014. 7 1 Universitas Sumatera Utara.

(9) Nama domain adalah nama unik yang mewakili suatu organisasi dimana nama itu akan digunakan oleh pemakai internet untuk menghubungkan ke organisasi tersebut.2 Nama domain itu mirip dengan sebuah nama jalan di dunia nyata, yang berfungsi untuk menghubungkan ke suatu tujuan dan lokasi dari pemilik nama domain tersebut.3 Sistem nama domain di rancang untuk memenuhi kebutuhan praktik. Sistem dirancang agar suatu host4 atau server5 lebih mudah di ingat sehingga dibuat dalam bentuk deretan huruf bukan berupa deretan angka-angka yang lebih mudah diingat.6 Karena sifatnya yang unik dan penting sebagai alamat dan jati diri dari seseorang, perkumpulan, organisasi, atau badan usaha, tidak jarang Nama domain ini sering diperselisihkan oleh dua atau lebih pihak yang berkeinginan menggunakan nama domain tersebut. Nama domain memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan merek, tetapi perlu ditegaskan bahwa Nama domain tidak identik dengan merek karena meskipun keduanya sama-sama merupakan jati diri suatu produk barang dan jasa, atau suatu nama perusahaan atau badan hukum lainnya,7 tetapi memiliki sistem dan syarat-syarat pendaftaran serta pengakuan eksistensinya secara berbeda. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, khususnya pada Pasal 23 ayat (1) yang mana berdasarkan prinsip pendaftar pertama (first come first serve). Dalam 2. Wahyu Hidayat, Kamus Teknologi Komputer: Komputer-Internet, Sarana ilmu, Surabaya, 2000, hal.125. 3 Wang, Faye Fangfei Domain Names Management and Legal Protection, International Journal of Information Management 26 (2006), UK, hal 116 4 Host adalah Komputer yang dikontak/dihubungi untuk bisa terhubung dengan Net 5 Server adalah Komputer sentral yang menyediakan akses simultan untuk para user untuk mengakses berbagai data dan layanan-layanan lainnya 6 Ahmad M.Ramli, Cyber Law dan Haki Dalam Sistem Hukum Indonesia, PT.Refika aditama, Bandung, 2006, hal 10 7 Ibid. hal 110. 8 Universitas Sumatera Utara.

(10) penjelasan disebutkan bahwa prinsip pendaftar pertama berbeda antara ketentuan dalam nama domain dan dalam bidang hak kekayaan intelektual karena tidak diperlukan pemeriksaan substantif, seperti pemeriksaan dalam pendaftaran merek dan paten. Hal inilah yang menjadi peluang dan dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mendaftarkan suatu nama domain dengan alasan mencari keuntungan atau dapat juga digunakan untuk melakukan kejahatan di dunia maya.8 Penentuan alamat, yang dalam istilah internet dikenal sebagai nama domain. Perusahaan cenderung menggunakan merek dagangnya sebagai nama domain yang diperoleh dengan cara pendaftaran sebelum dibuat suatu website. Makin mirip nama domain dengan merek perusahaan atau merek barang yang dijual, makin mudah bagi pelanggan untuk menemukan alamat atau nama domain tersebut. Selanjutnya dengan semakin semaraknya komersialisasi di Internet, maka kini semakin bernilailah keberadaan nama domain tersebut dikalangan masyarakat, terlebih lagi karena keberadaan nama domain yang intuitif dengan nama si penggunanya ternyata dapat bernilai komersial. Bahkan cenderung keberadaannya sekarang disadari sebagai suatu intangible asset9 sebagaimana layaknya Intellectual Property yang memerlukan perlindungan hukum yang memadai.10. 8. Sabartua Tampubolon, Aspek Hukum Nama domain di Internet, Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 7, No 1, April 2012, Fakultas Hukum Universitas Palangkaraya. 9 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan intangible asset adalah asset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. 10 Sih Yuliana Wahyuningtyas. Diskursus tentang merek dan domain name : batasan ruang lingkup dan aturan main yang berlaku di Indonesia. Jurnal Hukum Bisnis, vol 24 No.1 2005. hal 69.. 9 Universitas Sumatera Utara.

(11) Nama domain mempunyai nilai yang sangat komersial bagi para pelaku usaha, sehingga keberadaan nama domain dalam media internet, mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan perdagangan. Keberadaan nama domain dalam media Internet sangat terkait dengan merek dagang. Konflik kepentingan dalam pemberian nama domain seringkali terjadi, misalnya saja dengan cara, para pihak mendaftar terlebih dahulu nama domain yang mempunyai nilai komersial, kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga pendaftaran. Tindakan demikian sangat merugikan pelaku usaha yang benar-benar mempunyai kepentingan terhadap nama domain itu sendiri. Selain itu, pendaftaran nama domain juga dapat dilakukan untuk keperluan kejahatan, biasanya pelaku kejahatan mendaftarkan nama domain dengan nama merek yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Belum adanya suatu regulasi yang jelas terkait dengan nama domain semakin memperburuk perlindungan hukum terhadap pemilik nama domain. Hal ini dapat saja diakibatkan adanya perubahanperubahan yang begitu cepat dalam dunia maya. Belum adanya regulasi nama domain ini membuat aparatur penegak hukum, membuat suatu penafsiran terhadap. hukum,. agar. tidak. terjadi. kekosongan. hukum (vacuum. recht). Perlindungan hukum terhadap nama domain mutlak harus dilakukan agar tidak merugikan para pihak dalam media internet.11. 11. Mohan Rifqo Virhani, Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Nama domain Dalam Media Internet, Puslitbang Aplikasi Informatika, Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui https://mohanrvlaw.wordpress.com /2011/02/23/perlindungan-hukum-terhadap-nama-domain-dalam-media-internet.html, diakses tanggal 7 Juni 2016. 10 Universitas Sumatera Utara.

(12) Berdasarkan uraian tersebut, hal mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Pengelola Domain Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.. B. Permasalahan Adapun permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana pengaturan Pengelola nama domain menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pengelolaan nama domain di Indonesia? 3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pengelola domain ditinjau dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik?. C. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaturan pengelola nama domain menurut UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008. b. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan nama domain di Indonesia. c. Untuk memahami perlindungan hukum terhadap pengelola domain ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.. 11 Universitas Sumatera Utara.

(13) D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat mengetahui peraturan hukum apa yang dipakai nama domain dan pihakpihak yang berwenang untuk tercapainya perlindungan hukum bagi pengelola domain di Indonesia sekarang ini. 2. Manfaat Praktis Manfaat penulisan ini secara praktis sebagai bahan masukan bagi aparat penegak hukum dan Dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui lebih. lanjut mengenai dasar perlindungan hukum terhadap. pengelola domain ditinjau dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Sehingga dengan adanya penelitian ini pemerintah dapat segera menyosialisasikan Undang-undang. Informasi dan. Transaksi Elektronik.. E. Keaslian Penulisan Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di Perpustakaan Pusat Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai perlindungan hukum terhadap pengelola domain ditinjau dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Oleh karena itu secara akademik penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.. 12 Universitas Sumatera Utara.

(14) F. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan. dan. teknologi,. oleh. karena. penelitian. bertujuan. untuk. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan mengadakan analisa dan konstruksi.12 Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain: 1. Jenis dan Sifat penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bersifat normatif, karena untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penelitian hukum. normatif terutama dilakukan untuk penelitian norma hukum dalam pengertian ilmu hukum sebagai ilmu tentang kaidah atau apabila hukum dipandang sebagai sebuah kaidah yang perumusannya secara otonom tanpa dikaitkan dengan masyarakat.13 Penelitian normatif yang didasarkan pada bahan hukum primer dan sekunder yaitu inventarisasi peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penulisan skripsi penulis. Penelitian ini bersifat deskriptif. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperolah gambaran yang lengkap dan secara jelas tentang permasalahan yang. 12. Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal 20 13 Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode penelitian dan Penulisan Hukum Sebagai Bahan Ajar, (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009), hlm 54.. 13 Universitas Sumatera Utara.

(15) terdapat pada masyarakat yang digunakan dapat dikaitan dengan ketentuanketentuan atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku. 2. Jenis data Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Data sekunder adalah mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya. 14 Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan di bidang kepailitan, antara lain: a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik b. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik c. Peraturan. Menteri. Komunikasi. Dan. Informatika. Nomor. :. 28. /Per/M.Kominfo/9/2006 Tentang Penggunaan Nama domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat Dan Daerah d. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Nama domain e. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Registrar Nama domain Instansi Penyelenggara Negara. 14. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum(Jakarta: Rajawali Pers, 2006), hlm. 30.. 14 Universitas Sumatera Utara.

(16) Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku, pendapat-pendapat sarjana, yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yakni kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library reaseacrh) yaitu serangkaian usaha untuk memperoleh data dengan jalan membaca,. menelaah,. mengklarifikasi,. mengidentifikasi,. dan. dilakukan. pemahaman terhadap bahan-bahanhukum yang berupa peraturan perundangundangan serta buku-buku literatur yang adarelevansinya dengan permasalahan penelitian. Hasil dari kegiatan pengkajian tersebutkemudian dibuat ringkasan secara sistematis sebagai inti sari hasil pengkajian studi dokumen. Tujuan dari teknik dokumentasi ini adalah untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-pendapat. atau. penemuan-penemuan. yang. berhubungan. dengan. permasalahan penelitian.15 4. Analisis data Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah dan dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya. 15. Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Op.Cit, hlm 24. 15 Universitas Sumatera Utara.

(17) melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempertautkan bahan hukum yang ada. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan dari permasalahan serta memaparkan kesimpulan dan saran, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yakni kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.16. G. Sistematika Penulisan Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut : Bab I mengenai pendahuluan merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. Bab II mengenai pengaturan pengelola nama domain menurut UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008. Berisikan tentang keberadaan nama domain sebagai alamat di internet, hak kepemilikan nama domain dan pengaturan pengelolaan nama domain. Bab III mengenai pelaksanaan pengelola nama domain berdasarkan UU ITE. Berisikan tentang peran pengelola dalam pengelolaan nama domain, pelaksanaan pengelolaan nama domain dan pengawasan terhadap pengelolaan nama domain.. 16. Ibid., hlm 24-25. 16 Universitas Sumatera Utara.

(18) Bab IV mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Pengelola Domain Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Bab ini berisi tentang Penyalahgunaan yang ditimbulkan akibat pemakaian nama domain, Perlindungan hukum terhadap Pengelola nama. domain dan Penyelesaian sengketa Nama domain. Bab V mengenai Kesimpulan dan Saran merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran. 17 Universitas Sumatera Utara.

(19) BAB II PENGATURAN PENGELOLA NAMA DOMAIN MENURUT UNDANGUNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008. D. Keberadaan nama domain sebagai alamat di internet Dewasa ini merupakan “abad informasi”, dimana kehidupan manusia sudah tidak dapat dilepaskan dari informasi dan informasi juga tidak dapat dilepaskan dari keberadaan internet. Internet sebagai hasil dari perkembangan teknologi informasi dengan cepat berhasil pula meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam berbagai bidang tersebut. Melalui internet kita dapat memperoleh berbagai informasi dalam bidang bisnis, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya. Dengan demikian internet tidak mengenal batas-batas wilayah negara dan telah terbukti memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia baik dalam kehidupan masyarakat, industri dan pemerintahan. Melihat definisi internet maka dapat ditemukan dari kesamaan yang nyata, yaitu pada intinya, internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia,dimana didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.17Domain name ini menjadi penting dalam pembahasan tulisan ini, hal menjadi penting ketika domain name yang banyak digunakan oleh pelaku bisnis sebagai “trademark”.18 Setiap nama domain harus unik dan persyaratan teknis ini yang membuat nama domain secara 17. Anonim, Sejarah Internet, http://members.tripod.com/ octa.haris/internet.html, 1 Febuari 2007. 18 Harris, Freddy, Laporan Penelitian Permasalahan Hukum Domain Name, (Badan PembinaanHukum Nasional, Jakarta 2004), hlm 18. 18 12 Universitas Sumatera Utara.

(20) potensial merupakan aset yang berharga. Nama domain dapat memiliki nilai yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan fungsinya sebagai sekedar identitas dari sebuah komputer atau pemasok suatu komoditas tertentu.19 Internet sebagai hasil dari perkembangan Teknologi Informasi (TI) dengan cepat berhasil merubah interaksi dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan yang begitu pesat ini juga disebabkan oleh karena internet ternyata berhasil pula meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam berbagai bidang tersebut. Melalui internet kita dapat memperoleh berbagai informasi dalam bidang bisnis, ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya. Sehingga internet yang tidak mengenal batas-batas wilayah negara telah memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia baik dalam kehidupan bermasyarakat, industri dan pemerintahan. Seiring dengan perkembangan internet maka pengelolaan dan penyediaan atas sumber daya internet menjadi penting untuk dilakukan. Salah satunya adalah pengelolaan atas nama domain internet. Nama domain yang menjadi “alamat” website merupakan nama unik untuk mengidentifikasi website tersebut di jaringan internet. Karena bersifat unik dan bisa menjadi sebuah simbol identitas maka hal ini sangat memungkinkan munculnya berbagai benturan ataupun permasalahan yang menyangkut nama domain.20 Nama. domain. dapat. dibagi. menjadi. dua. jenis yaitu, pertama. adalah Generic Top-Level Domains (gTLD) yang berlaku internasinal seperti .com, .net, .org, .info dan lain-lain yang saat ini jumlahnya sudah banyak sekali. 19. Freddy Harris, dan Bono Priambodo, Konstruksi Hukum Nama domain :Sebuah Kepemilikan atau Lisensi, Jurnal legalisasi Indonesia, Vol. 5 No. 4 Desember 2008, hlm 9 20 Ibid, hlm 9. 19 Universitas Sumatera Utara.

(21) Kedua adalah Country Code Top-Level Domains (ccTLD) yang berlaku hanya di wilayah teritorial suatu negara tertentu seperti .id (ccTLD-ID) di Indonesia, .my di Malaysia, .sg untuk singapura dan .nz di Selandia Baru (New Zealand). Lebih jauh, tentu saja kedua jenis nama domain tersebut mempunyai karakteristik dan pengelolaan yang berbeda. Nama domain gTLD dikelola oleh sebuah lembaga internasional. yaitu. Internet. Corporation. for. Assigned. Names. and. Numbers (ICANN). Sedangkan domain .id yang merupakan ccTLD, saat ini berada di bawah pengelolaan Departemen Komunikasi dan Informatika. Sistem penamaan yang berupa alamat di internet, nama domain pada perkembangannya menjadi identitas di dunia maya yang terkait erat dengan dunia nyata khususnya pada bidang pemasaran. Kebanyakan perusahaan mendaftarkan nama domain mereka sebagai website yang dimanfaatkan untuk membuka jaringan Internasional. Pada intinya diuraikan oleh Ahmad Ramli bahwapenamaan domain sendiri bersifat standar dan hirarkis melalui sistem penamaan yang terhubung diseluruh dunia dengan nama domain Name Sistem (DNS) yang memberikan identitas atas sebuah server di Internet.21 Internet sebagai hasil dari perkembangan teknologi informasi dengan cepat berhasil merubah interaksi dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan yang begitu pesat ini juga disebabkan oleh karena internet ternyata berhasil juga meningkatkan efisiensi serta efektivitas dalam bidang bisnis, ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya. Secara lebih jelasnya internet tidak mengenal batas-batas wilayah Negara telah memberikan kontribusi. 21. M.Ahmad Ramli, Op.Cit, hlm.10. 20 Universitas Sumatera Utara.

(22) bagi kehidupan manusia baik dalam kehidupan bermasyarakat, industri dan pemerintahan. Seiring dengan perkembangan internet maka pengelolaan dan penyediaan atas sumber daya internet menjadi penting dilakukan. Salah satunya adalah pengelolaan atas nama domain internet. Nama domain yang menjadi ”alamat” website merupakan nama unik untuk mengidentifikasi website tersebut di jaringan internet, karena bersikap unik dan bisa menjadi sebuah simbol identitas maka hal ini sangat memungkinkan munculnya benturan ataupun permasalahan yang menyangkut nama domain. Pada saat perusahaan memutuskan untuk mendirikan website, hal yang pertama diangkat adalah alamat yang akan dipilih untuk nama domain. Idealnya, perusahaan harus memilih nama domain yang sangat mengesankan dimana akan dikenal diseluruh peta atas keterikatan yang sama dengan nomor. Akan tetapi nama domain sebagai sumber penghasilan sangat langka dan perselisihan muncul lebih daripada satu perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan nama yang sama. Setiap nama domain harus unik. Hal ini yang seringkali disebabkan karena perdebatan konflik berhubungan dengan sistem merek.22 Sebagian orang akan berpikir bahwa nama domain dengan sederhana seharusnya tidak dapat diterima untuk pendaftaran apabila hal ini sama dengan atau mirip dengan adanya pendaftaran merek dagang. Pendapat ini berasal dari asumsi bahwa nama sudah menjadi sifat yang memperdayakan, secara sederhana adanya kemiripan dengan merek dagang. Dengan demikian nama domain hampir sama dengan pendaftaran merek sebagai perbuatan yang akan mengarah kepada pelanggaran. Apabila hal. 22. Ibid.,. 21 Universitas Sumatera Utara.

(23) ini benar maka akan diartikan bahwa setiap jurnalis akan menyebutkan bahwa suatu produk nama atau nama domain di dalam artikel koran akan menjadi suatu pelanggaran yang belaka hanya dengan menyebutkan nama, dimana hal ini akan menjadi peranan penting untuk memonopolisasi suatu bahasa yang ternyata hal ini bukan fungsi dari merek dagang. 23 Hal ini membuka peluang bagi orang-orang yang tidak beritikad baik untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang mengakibatkan perselisihan atau konflik kepentingan atas nama domain. Melihat kepada nama domain, yang semula difungsikan semata sebagai alamat yang memudahkan akses manusia ke perangkat internet, pada perkembangannya diperlakukan sebagai sarana untuk mengidentifikasi merek, ketika nama domain dipersepsikan sebagai nama perusahaan atau asal suatu produk. Kebingungan ini lantas dipergunakan sebagai senjata untuk melakukan perang dagang di dunia maya dan mau tidak mau menimbulkan persoalan serius karena kerugian mulai timbul di pihak mereka yang mereknya dipakai sebagai domain name oleh pihak lain.24 Internet adalah jaringan atau sistem pada jaringan komputer yang saling berhubungan (terhubung) dengan menggunakan Sistem Global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Internet juga biasa di kenal sebagai interconnectednetworking (singkatan dari Internet). Internet berasal dari bahasa latin, yaitu "Inter". yang. memiliki. arti. "Antara".. Nama. domain. berfungsi. untuk. 23. Graham J. H. Smith and et. al, Internet Law and Regulation, 3 Edition, (Sweet And Maxwell London, 2002), hlm. 89 24 Ibid., hlm.90. 22 Universitas Sumatera Utara.

(24) mempermudah pengguna di internet pada saat melakukan akses ke server, selain juga dipakai untuk mengingat nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit yang dikenal sebagai alamat IP. Nama domain ini juga dikenal sebagai sebuah kesatuan dari sebuahsitus web seperti contohnya "wikipedia.org". Nama domain kadang-kadang disebut pula dengan istilah URL, atau alamat website. Pada awalnya nama domain hanya dapat dituliskan dengan ke-26 abjad Latin, namun saat ini telah dimungkinkan untuk menggunakan abjad asing dengan Internasionalisasi nama domain. Sistem nama domain (DNS) adalah aturan yang dipakai dalam sistem penamaan dari nama domain ini.25 Domain adalah nama yang merupakan identifikasi dari satu atau lebih alamat IP. Sebagai contoh nama domain google.com mewakili lusinan alamat IP. Atau pengertian yang lebih mudah adalah Domain merupakan nama unik/alamat untuk website kita, domain merupakan nama yang diakhiri dengan com, .net, .org, .biz, .tv dan lain-lain. Sebagai contoh, nama domain untuk alamat website (URL) http://bloggerpemula.info, adalah bloggerpemula.info. Ada beberapa istilah-istilah lain yang berhubungan dengan nama domain, seperti Top Level Domain, Sub Domain, Add-On Domain, Parked Domain dan Domain Redirect. Memahami arti istilah-istilah tersebut bisa membantu kita ketika ngeblog dan ingin memiliki domain sendiri. Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet. Domain adalah 25. http://kevinharry30.blogspot.co.id/2015/08/internet-intranet-ip-address-hostname.html, diakses pada tanggal 25 April 2016. 23 Universitas Sumatera Utara.

(25) nama dari alamat website seperti www.google.com. Domain seperti ini disebut Top Level Domain (TLD).26 Nama domain adalah penamaan unik untuk mengindentifikasikan alamat suatu komputer ataupun server dalam jaringan, dalam hal ini jaringan internet. Nama domain berfungsi sebagai alamat website yang menggunakan karakter huruf agar memudahkan untuk diingat dibandingkan dibandingkan harus mengingat IP Address yang terdiri dari sederte angka.27 Fungsinya alamat sebagai identitas lokasi tempat dimana kita bisa dihubungi, baik melalui surat-menyurat, ataupun untuk dikunjungi Begitu pun yang terjadi di dunia Internet. Diperlukan sebuah "alamat" untuk menunjukkan keberadaan kita. Alamat di Internet, sering juga disebut sebagai Alamat Web (web address), Nama domain (domain name), atau URL (Uniform Resource Locator). Umumnya alamat web digunakan sebagai alamat situs dan alamat surat elektronik (surel atau email). Bentuknya tidak sama dengan bentuk penamaan alamat di dunia nyata. Di dunia nyata alamat bisa berupa: nama jalan, no.rumah, nama kota, kode pos, dsb. Atau bagi mereka yang tinggal di apartemen, bisa berupa: nama jalan, nama apartemen, no. lantai, no.ruang, nama kota, kodepos, dan sebagainya.28 Keberadaan suatu nama domain. hanyalah keberadaan suatu alamat. dalam suatu jaringan komputer global (Internet). Dalam jaringan komputer global tersebut, tidak ada suatu otoritas pusat atau pun kewenangan tersentral. 26. http://mahasiswa.ung.ac.id/911413048/home/2014/4/11/tugas.html, diakses pada tanggal 25 April 2016 27 http://www.dunia-online.net/article/nama-domain-dan-hosting, diakses pada tanggal 30 April 2016 28 http://www.arbiedesign.com/index.php/tutorial/internet/4-mengenal-alamat-web-webaddress?showall=1&limitstart=, diakses pada tanggal 30 April 2016. 24 Universitas Sumatera Utara.

(26) yang berfungsi sebagaimana layaknya suatu pemerintahanan. Nama domain dibangun berdasarkan. atas kaidah. kebebasan. berinformasi (freedom. of. information) dan kebebasan berkomunikasi (free flow of information) dari para pihak. yang menggunakannya. Jadi. keberadaannya semula adalah medium. komunikasi global (network of networks) untuk saling tukar menukar informasi. Namun. dalam perkembangannya, seiring. dengan. perubahan perilaku. masyarakat penggunanya (social behaviour), maka berubahlah intensitasnya menjadi sarana untuk transaksi perdagangan. Dengan semakin semaraknya komersialisasi di internet, maka semakin bernilai ekonomis lah keberadaaan domain name. tersebut di kalangan masyarakat. Terlebih lagi. mengingat. keberadaan domain name secara teknis harus mempunyai keunikan. Maka, semua pengguna berupaya sedapat mungkin untuk memperoleh nama domain yang lebih intuitif dengan nama dirinya ataupun produknya. Keberadaan Nama domain sebenarnya adalah suatu amanat (trust) yang diberikan oleh sistem komunikasi. yang. terselenggara. secara. otomatis untuk kepentingan. penggunanya. Dalam hal ini adalah masyarakat hukum pengguna internet ("Internet Global Community").29. E. Hak kepemilikan nama domain Nama domain adalah alamat di Internet. Alamat inilah yang oleh pengguna Internet dituju untuk dapat membangun hubungan dengan komputer lain yang berada dalam jaringan Internet di dunia maya yang maha luas. Hak atas. 29. http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1060/aspek-hukum-terhadap-namadomain-di-internet, diakses pada tanggal 30 April 2016. 25 Universitas Sumatera Utara.

(27) Nama domain di dapat melalui pendaftaran yang sistemnya adalah deklaratif, sehingga pendaftar pertama yang akan mendapatkan hak. Disamping berfungsi sebagai alamat, nama domain kemudian ternyata dapat berfungsi sebagai tanda identitas bisnis, yang kemudian menimbulkan pertentangan dengan sistem identitas bisnis yang telah lebih dulu ada yaitu sistem merek yang tunduk dibawah Hukum Hak Kekayaan Intelektual.30 Dalam hal kepemilikan, nama domain gTLD dapat dimiliki oleh siapapun di dunia karena bersifat internasional. Sedangkan nama domain ccTLD-ID hanya boleh dimiliki oleh warga negara Indonesia. Selain itu, nama domain ccTLD-ID tertentu hanya boleh dimiliki oleh pihak tertentu saja, misalnya, nama domain .go.id hanya boleh dimiliki oleh lembaga pemerintahan, nama domain .co.id hanya boleh dimiliki oleh perusahaan dan nama domain net.id hanya boleh dimiliki oleh perusahaan ISP (Internet Service Provider). Sedangkan untuk persyaratan pembelian, nama domain gTLD tidak memerlukan persyaratan khusus. Aturan yang berlaku adalah First Come First Served (siapa cepat dia dapat). Tetapi yang perlu dicatat adalah dalam memperoleh nama domain ini, pihak yang meminta nama domain tersebut (Registrant) menyatakan bertanggung jawab dan menjamin bahwa permintaan pendaftaran nama domain didasari oleh iktikad baik dan tidak merugikan pihak lain yang mungkin secara hukum berkepentingan atas keberadaan nama domain tersebut. Sementara untuk nama domain ccTLD-ID, mengharuskan beberapa persyaratan untuk dilengkapi, Misalnya nama domain co.id pihak yang meminta (Registrant) harus melampirkan 30. Rachmad Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Bandung: Alumni, 2003,. hlm.104. 26 Universitas Sumatera Utara.

(28) nomor SIUP atau NPWP perusahaan sebagai bukti bahwa pendaftar benar-benar wakil dari perusahaan yang membeli nama domain ccTLD-ID tersebut. Sedemikian pentingnya nilai sebuah nama domain dalam bisnis di era digital kemudian melahirkan cybersquatter, yaitu orang yang tanpa hak mendaftarkan nama dagang atau merek terkenal milik orang lain bahkan nama dari orang terkenal yang mempunyai nilai komersil sebagai nama domain miliknya untuk keuntungan sendiri. Pelanggaran nama domain kemudian dianggap sebagai pelanggaran Merek. Nama domain bukan merupakan bagian dari ruang lingkup Hukum Hak Kekayaan Intelektual sehingga pelanggaran Nama domain bukan merupakan pelanggaran Merek. Meskipun begitu, nama domain tetap merupakan bagian dari hukum perdata (arti sempit) yaitu dalam bab benda dan bab hak milik , karena hak atas Nama domain adalah benda bergerak tidak berwujud yang dapat dijadikan objek hak milik karena hukum merek tidak mengatur masalah nama domain dan karena nama domain bukan merek, maka dalam menangani masalah nama domain harus diselesaikan dengan hukum secara sui generis, menggunakan asas - asas dan kaidah kaidah hukum yang ada dalam Hukum Perdata maupun Hukum Perdata Internasional. Asas itikad baik, kaedah perbuatan melawan hukum dan prinsip prinsip hukum umum dapat digunakan untuk menangani masalah nama domain. .31. Kepemilikan dan pengelolaan suatu akun hosting atau domain ditentukan berdasarkan informasi Pihak yang terdaftar atau didaftarkan ketika proses suatu Order akun hosting atau domain dibuat. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa, 31. http://library.unpar.ac.id/index.php?p=show_detail&id=65153, diakses pada tanggal 30. April 2016. 27 Universitas Sumatera Utara.

(29) setiap informasi, kewenangan dan hak hanya dapat diberikan kepada pihak yang terdaftar atau didaftarkan dalam. akun. hosting. atau. domain. tersebut.. Permohonan informasi, akses login, atau pun hal – hal yang terkait dengan akun hosting atau domain tidak dapat diberikan kepada pihak lain diluar dari pihak yang terdaftar dalam akun tersebut. Verifikasi utama yang dilakukan adalah melalui alamat email dan contact info lainnya yang didaftarkan dalam akun tersebut. Nama domain terkadang mempunyai sebuah persamaan pada pokoknya atau pada keseluruhan dengan sebuah merek terdaftar. Persamaaan ini terjadi secara tidak sengaja tanpa ada maksud untuk menyamai reputasi sebuah merek terdaftar. Pemegang merek menjadikan persamaan tersebut sebagai dasar untuk menggugat suatu kepemilikan nama domain. Di sisi lain pemilik nama domain telah beritikad baik dalam kepemilikan dan penggunaan nama domain. Sehingga terjadilah sengketa antara pemilik nama domain yang beritikad baik dengan pemegang merek terdaftar. Tindakan pemegang merek yang menggugat pemilik nama domain yang beritikad baik atas dasar persamaan pada pokoknya atau pada keseluruhan saja dapat dikatakan sebagai tindakan reverse domain name hijacking. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode yuridis normatif. Seorang pemilik nama domain yang beritikad baik dapat mempertahankan kepemilikan nama domain yang mengandung persamaan pada pokoknya atau pada keseluruhan dengan merek terdaftar berdasarkan Pasal 23 ayat 1 dan 2 UU ITE.32. 32. Opcit., Hlm. 105. 28 Universitas Sumatera Utara.

(30) Berdasarkan Pasal 23 ayat 1 dan 2 UU ITE maka siapapun dapat mendaftarkan nama domain apapun berdasarkan prinsip pendaftar pertama asalkan dalam pendaftaran dan penggunaannya harus didasarkan pada itikad baik, tidak melanggar prinsip usaha secara sehat dan tidak melanggar hak orang lain. Pemegang merek terdaftar tidak dapat menggugat suatu nama domain yang hanya memenuhi unsur persamaan pada pokoknya atau pada keseluruhan saja atas dasar pelanggaran merek, harus juga dipenuhi unsur-unsur lain seperti digunakan dalam kegiatan perdagangan dan barang atau jasa sejenis. Hukum Nasional Indonesia tidak mengatur mengenai reverse domain name hijacking namun setidaknya sudah memberikan perlindungan melalui batasan-batasan dalam mengajukan suatu gugatan pelanggaran merek dan gugatan pembatalan nama domain. Batasanbatasan tersebut menyebabkan persamaan pada pokoknya atau pada keseluruhan saja tidaklah cukup untuk dijadikan dasar gugatan pelanggaran merek atau pembatalan nama domain.33 Uniform Domain Name Resolution Policy lebih jelas memberikan perlindungan hukum bagi pemilik nama domain karena mengatur ketentuan mengenai reverse domain name hijacking sehingga pemilik nama domain yang merasa bahwa gugatan dari pemegang merek tidaklah berdasar dapat meminta panelis untuk memeriksa adanya upaya reverse domain name hijacking. Pemilik nama domain sebaiknya tidak memakai suatu nama domain yang memiliki kemiripan dengan suatu merek terdaftar apalagi merek terkenal kecuali ia mempunyai alasan yang cukup kuat dibalik pendaftaran nama tersebut misalnya 33. http://bennyagusprima.blogspot.co.id/2011/12/perlindungan-hukum-nama-domainwebsite.html, diakses pada tanggal 05 Mei 2016. 29 Universitas Sumatera Utara.

(31) nama pribadi, nama perusahaan yang ia miliki, istilah generik yang berhubungan dengan situs webnya dan nama domain tersebut digunakan dalam aktivitas perdagangan yang berbeda dengan suatu merek.34 Pemegang merek harus memperhatikan unsur-unsur selain persamaan pada keseluruhan atau pada pokoknya apabila ingin mengajukan gugatan pembatalan nama domain atau gugatan pelanggaran merek. Sebaiknya Indonesia memiliki ketentuan mengenai reverse domain name hijacking untuk memberikan perlindungan yang tegas bagi pemilik nama domain. Ketentuan ini akan memberikan pembenaran bagi pemilik nama domain sebagai pemilik yang sah atas suatu nama domain.35 Pasal 23, ada 7 ayat UU ITE tentang pengelolaan nama domain di Indonesia, yang berbunyi: 1. Setiap orang berhak memiliki nama domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama. 2. Pemilikan dan penggunaan nama domain wajib didasarkan pada itikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak orang lain. 3. Setiap orang yang karena penggunaan nama domain secara tanpa hak oleh orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan nama domain dimaksud. 4. Pengelola nama domain adalah pemerintah dan / atau masyarakat.. 34. Biondy Utama, Perlindungan hukum bagi pemilik nama domain internet yang beritikad baik dari tindakan reverse domain name hijacking oleh pemegang merek terdaftar, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum – UNPAR, Jurnal Fakultas Hukum & Bisnis, 2014. Hlm.10 35 Prasetyo Hadi Purwandoko, Problematika Perlindungan Domain di Indonesia, Makalah. Disampaikan dalam Seminar, kerjasama Fakultas Hukum UII, Yayasan Klinik HaKI Jakarta, dan JETRO, 3 Maret 1999. Yogyakarta: Fakultas Hukum UII. 30 Universitas Sumatera Utara.

(32) 5. Dalam hal terjadi perselisihan pengelolaan nama domain oleh masyarakat, Pemerintah berhak mengambil alih pengelolaan nama domain tersebut. 6. Pengelola nama domain yang berada diluar wilayah Indonesia dan nama domain yang diregistrasinya diakui keberadaannya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelola nama domain sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 24 bahwa Informasi elektronik yang disusun menjadi karya intelektual, desain situs internet dan karya-karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual, berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Pasal 25 ada 2 UU ITE ayat yang menyinggung tentang hak-hak pribadi dalam penggunaan media elektronik, yang berbunyi : 1. Penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data tentang hak pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan dari orang yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan. 2. Setiap orang yang dilanggar hak-haknya dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan undang-undang ini. Pasal-pasal diatas merupakan pasal yang menyinggung tentang hak kepemilikan sebuah domain yang resmi dari pemerintah. Dari pasal-pasal ini terlihat bahwa pasal-pasal yang disebutkan belum menyebutkan secara detail tentang ketentuan kepemilikan domain. Bahkan disini tidak disebutkan secara detail domain ekstensi apa yang boleh dimiliki secara bebas maupun resmi.. 31 Universitas Sumatera Utara.

(33) Seperti yang kita tahu, ada banyak ekstensi domain di dunia seperti .com, .net, .org, dll dan bahkan kini sudah banyak bermunculan domain-domain baru seperti guru, .club, dll. Namun jika diteliti lebih lanjut, sekilas kita dapat menangkap inti dari pasal-pasal yang disebutkan diatas tadi. Karena pasal tersebut dibuat dengan tujuan kebaikan agar tidak terjadi persilisihan diantara kita. Jika memperhatikan pasal 23 ayat 1 dan 2 UU ITE, disini jelas dikatakan bahwa seseorang berhak mendaftarkan nama domain apa saja sesukanya, hanya saja tidak boleh ada unsur atau niat jelek dari pendaftar dalam mendaftarkan nama domain tersebut. Misalnya ingin menjatuhkan suatu brand terntentu atau berkompetisi dengan tidak sehat. Jika seseorang sudah terlanjur mendaftarkan sebuah nama domain dan ternyata nama domain tersebut sama dengan nama merk dagang yang sudah didaftarkan oleh seseorang lainnya secara hukum, maka orang tersebut berhak untuk mengajukan penutupan terhadap domain tersebut jika domain tersebut terbukti dapat merugikan pemilik merk sebagaimana yang disebutkan pada pasal 23 ayat 3 UU ITE. Muncul persepsi yang terjadi di kalangan masyarakat. Sebuah nama merk dagang selalu dikaitkan dengan nama domain, sehingga pemilik merk merasa sangat berhak untuk memiliki nama domain yang sesuai dengan nama merk dagang mereka. Padahal ini merupakan 2 (dua) hukum yang sangat berbeda. Seperti apa yang dituliskan di WIPO (World Intellectual Property Organization). Proses pendaftaran nama domain merupakan sesuatu yang sama sekali terpisah dengan proses pendaftaran merk dagang. Namun demikian, banyak negara yang mengambil kesimpulan bahwa ada kebutuhan yang kuat untuk mengambil. 32 Universitas Sumatera Utara.

(34) tindakan pencegahan untuk mencegah konflik antara pemilik merk dagang dan pemilik nama domain. Namun di Indonesia sendiri belum ada hukum yang ditulis tentang hal ini, maka dapat dikatakan Indonesia akan tetap mengikuti sistem kepemilikan domain international yaitu sistem “First-Come First-Serve”. Indonesia sendiri setiap orang bebas mendaftarkan domain apa saja semaunya. Secara logika bisa dilihat, seharusnya pendaftar domain pertama memang memiliki hak penuh dengan domain yang didaftarkannya. Kecuali jika pendaftar memiliki niat buruk tertentu dalam mendaftarkan nama domain. Maka ini bisa dibilang beda kasus dan pembahasannya. Namun ada beberapa domain lokal Indonesia yang mana tidak bebas untuk di daftarkan seperti domain .co.id dan .id. Untuk mendaftarkan domain-domain ini pendaftar harus mempersiapkan beberapa dokumen penting seperti SIUP, TDP, KTP, dan bahkan surat pernyataan jika nama domain yang didaftarkan berbeda dengan nama merk dagang. Ini jelas terlihat bahwa domain-domain ini memiliki hukum yang kuat dimana tidak boleh sembarang orang yang mendaftarkannya. Meskipun tidak ada hukum yang tertulis dengan jelas, namun logikanya domain-domain ini berhak diambil alih oleh pemilik merk dagang jika ternyata sudah dimiliki oleh pihak lain.36 Hukum tentang kepemilikan domain di Indonesia memperbolehkan siapa saja untuk mendaftarkan nama domain apa saja dengan tujuan baik tanpa merugikan pihak manapun. Siapa yang duluan mendapatkan nama domain, maka ia berhak memiliki domain tersebut sepenuhnya. Apabila terjadi sengketa untuk. 36. Opcit., Hlm 11. 33 Universitas Sumatera Utara.

(35) kepemilikan nama domain, ada baiknya untuk menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan tanpa harus berakhir di meja hijau.37 Kepemilikan domain bersifat terbatas dalam sebuah jangka waktu tertentu. Domain yang daftarkan, secara sah menjadi hak milik selama jangka waktu yang dipilih dalam proses order atau registrasi. Apabila masa kepemilikan akan berakhir, akan ada notifikasi yang kirimkan untuk melakukan perpanjangan masa kepemilikan. Biaya registrasi dan perpanjangan masa kepemilikan mengikuti harga yang dicantumkan saat akan melakukan registrasi atau perpanjangan.. F. Pengaturan pengelolaan nama domain Pengelola nama domain tingkat tinggi hanya untuk mengelola domain tingkat tinggi saja dan mendelegasikan pengelolaan nama domain tingkat dua kepada pengelolanya. Selanjutnya pengelola nama domain tingkat dua menyerahkan pengelolaan domain tingkat selanjutnya kepada pengguna langsung.38 Pengaturan mengenai pengelolaan nama domain dapat dijelaskan yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Nama domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, Badan usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik. 37. http://www.entrepreneurmuslim.com/tentang-hak-kepemilikan-domain-netpreneurwajib-tahu, diakses pada tanggal 05 Mei 2016 38 http://paustinus.blogspot.co.id/2009/08/pengelolaan-nama-domain.html, diakses pada tanggal 05 Mei 2016. 34 Universitas Sumatera Utara.

(36) untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.39 Setiap penyelenggara negara, orang, badan usaha, dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.40 Prinsip pendaftar pertama berbeda antara ketentuan dalam nama domain dan dalam bidang hak kekayaan intelektual. karena. tidak. diperlukan. pemeriksaan. substantif,. seperti. pemeriksaan dalam pendaftaran merek dan paten. Pemilikan dan penggunaan nama domain harus didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain. Yang dimaksud dengan “melanggar hak orang lain”, misalnya melanggar merek terdaftar, nama badan hukum terdaftar, nama orang terkenal, dan nama sejenisnya yang pada intinya merugikan orang lain. 41. Setiap penyelenggara. negara, orang, badan usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan nama domain secara tanpa hak oleh orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan nama domain dimaksud. Yang dimaksud dengan “penggunaan nama domain secara tanpa hak” adalah pendaftaran dan penggunaan nama domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat orang lain untuk menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama dirinya atau nama produknya, atau untuk mendompleng reputasi orang yang sudah terkenal atau ternama, atau untuk menyesatkan konsumen.42 Dari Pasal 23 ayat (1) terlihat bahwa sistem pendaftaran nama domain adalah 39. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 angka 20 40 Ibid., Pasal 23 ayat (1) 41 Ibid., Pasal 23 ayat (2) 42 Ibid., Pasal 23 ayat (3). 35 Universitas Sumatera Utara.

(37) pendaftar pertama tanpa adanya pemeriksaan ataupun penelusuran terlebih dahulu. Sistem ini menyebabkan siapapun dapat mendaftarkan nama domain yang mirip satu sama lain, tanpa adanya penolakan. Hal ini terlihat kontradiktif dengan pasal 23 ayat (2) yang menginginkan adanya itikad baik, ataupun tidak terlanggarnya hak orang lain dalam pendaftaran nama domain. Namun, di sisi lainnya, pemeriksaan atas pendaftaran nama domain memang sangat sulit untuk dilaksanakan, dikarenakan penyedia jasa nama domain tidak hanya terdapat di Indonesia. Meskipun pemerintah melakukan upaya pemeriksaan terhadap pendaftaran nama domain, Oknum "nakal" tetap dapat mendaftarkan nama domain melalui penyedia jasa di luar negeri. Pemanfaatan dan pendafataran nama domain tidak boleh semata-mata ditujukan untuk menyamai nama domain / merek orang lain (pasal 23 ayat (3)). Apabila hal tersebut terjadi, maka pemilik nama domain atau merek tersebut dapat mengajukan pembatalan nama domain yang melakukan pendomplengan. Namun, pembatalan nama domain yang melakukan pendomplengan tersebut akan menjadi tidak efektif apabila ternyata nama domain didaftarkan di luar negeri. Berbagai permasalahan mengenai perlindungan hukum atas nama domain ini akan menjadi semakin menjadi apabila tidak dilakukan upaya perbaikan terhadap substansi UU ITE guna menemukan upaya yang efektif atas perlindungan nama domain.43 Pengelola. nama. domain. adalah. Pemerintah. dan/atau. 43. http://nofiantifaozan.blogspot.co.id/2016/03/penjelasan-mengenai-bab-vi-uu-nomor11.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016. 36 Universitas Sumatera Utara.

(38) masyarakat.44Dalam hal terjadi perselisihan pengelolaan nama domain oleh. masyarakat,. Pemerintah. berhak. mengambil. alih. sementara. pengelolaan nama domain yang diperselisihkan.45 Pengelola nama domain yang berada di luar wilayah Indonesia dan nama domain yang diregistrasinya diakui keberadaannya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.46 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan nama domain diatur dengan Peraturan Pemerintah.47 2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik Nama domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, badan. usaha,. dan/atau. masyarakat,. yang. dapat. digunakan. dalam. berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.48Registra nama domain adalah penyelenggara yang bertanggung jawab dalam melakukan pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan Penyelenggaraan sistem elektronik nama domain.49 Registrar nama domain adalah orang, badan usaha, atau masyarakat yang menyediakan jasa pendaftaran nama domain.50 Pengguna nama domain adalah orang, instansi penyelenggara negara, badan usaha, atau masyarakat yang mengajukan pendaftaran untuk penggunaan 44. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Pasal 24 ayat (1) 45 Ibid., Pasal 24 ayat (2) 46 Ibid., Pasal 24 ayat (3) 47 Ibid., Pasal 24 ayat (4) 48 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 angka 29 49 Ibid., Pasal 1 angka 29 50 Ibid., Pasal 1 angka 30. 37 Universitas Sumatera Utara.

(39) nama domain kepada registrar nama domain.51 Pengelolaan nama domain diselenggarakan oleh pengelola nama domain.52 Nama domain terdiri atas nama domain tingkat tinggi generik, nama domain tingkat tinggi Indonesia, nama domain Indonesia tingkat kedua; dan nama domain Indonesia tingkat turunan.53 Pengelola nama domain terdiri atas registri nama domain; dan registrar nama domain.54 Pengelola nama domain dapat diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.55 Masyarakat harus berbadan hukum Indonesia.56 Pengelola nama domain ditetapkan oleh Menteri.57 Registrar nama domain melaksanakan pengelolaan nama domain tingkat tinggi generik dan tingkat tinggi Indonesia.58 Registrar nama domain dapat memberikan kewenangan pendaftaran nama domain tingkat tinggi generik dan tingkat tinggi Indonesia kepada registrar nama domain.59 Registri nama domain berfungsi memberikan masukan terhadap rencana pengaturan nama domain kepada Menteri, melakukan pengawasan terhadap registrar nama domain dan menyelesaikan perselisihan nama domain.60 Registrar nama domain melaksanakan pengelolaan nama domain tingkat kedua dan tingkat turunan.61 Registrar nama domain terdiri atas registrar. 51. Ibid., Pasal 1 angka 31 Ibid., Pasal 73 ayat (1) 53 Ibid., Pasal 73 ayat (2) 54 Ibid., Pasal 73 ayat (3) 55 Ibid., Pasal 74 ayat (1) 56 Ibid., Pasal 74 ayat (2) 57 Ibid., Pasal 74 ayat (3) 58 Ibid., Pasal 75 ayat (1) 59 Ibid., Pasal 75 ayat (2) 60 Ibid., Pasal 75 ayat (3) 61 Ibid., Pasal 76 ayat (1) 52. 38 Universitas Sumatera Utara.

(40) Nama domain Instansi dan Registrar nama domain selain Instansi.62 Registrar nama domain Instansi melaksanakan pendaftaran nama domain tingkat kedua dan nama domain tingkat turunan untuk kebutuhan Instansi.63 Registrar nama domain instansi dilaksanakan oleh Menteri.64 Registrar nama domain selain instansi melakukan pendaftaran nama domain tingkat kedua untuk pengguna komersial dan nonkomersial.65 Registrar nama domain selain Instansi wajib terdaftar pada Menteri.66 Registri. nama. domain. dan. Registrar. nama. domain. wajib. menyelenggarakan pengelolaan nama domain secara akuntabel.67 Dalam hal Registri nama domain atau Registrar nama domain bermaksud akan mengakhiri pengelolaannya, Registri nama domain atau Registrar Nama domain wajib menyerahkan seluruh pengelolaan nama domain kepada Menteri paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.68 Nama domain yang mengindikasikan Instansi hanya dapat didaftarkan dan/atau digunakan oleh Instansi yang bersangkutan. 69 Instansi wajib menggunakan. nama. domain. sesuai. dengan. nama. Instansi. yang. bersangkutan.70 Registri nama domain dan Registrar nama domain menerima. Registry adalah sebuah organisasi yang mengelola nama domain top-level sedangkan, Registrar adaah organisasi terakreditasi yang menjual nama domain kepada publik 62 Ibid., Pasal 76 ayat (2) 63 Ibid., Pasal 76 ayat (3) 64 Ibid., Pasal 76 ayat (4) 65 Ibid., Pasal 76 ayat (5) 66 Ibid., Pasal 76 ayat (6) 67 Ibid., Pasal 78 ayat (1) 68 Ibid., Pasal 78 ayat (2) 69 Ibid., Pasal 79 ayat (1) 70 Ibid., Pasal 79 ayat (2). 39 Universitas Sumatera Utara.

(41) pendaftaran nama domain atas permohonan pengguna nama domain.71 Pengguna nama domain bertanggung jawab atas nama domain yang didaftarkannya.72 Registri nama domain dan/atau Registrar nama domain berhak memperoleh pendapatan dengan memungut biaya pendaftaran dan/atau penggunaan nama domain dari pengguna nama domain.73 Dalam hal registri nama domain dan registrar nama domain merupakan pengelola nama domain selain instansi, registri nama domain dan registrar nama domain wajib menyetorkan sebagian pendapatan dari pendaftaran dan penggunaan Nama domain yang dihitung dari prosentase pendapatan kepada negara.74 Pendapatan dan pendapatan negara merupakan penerimaan negara bukan pajak.75 3. Peraturan. Menteri. Komunikasi. Dan. Informatika. Nomor. :. 28. /Per/M.Kominfo/9/2006 Tentang Penggunaan Nama domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat Dan Daerah Nama domain adalah alamat internet dari lembaga pemerintahan pusat dan daerah yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik, menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.76 Situs web adalah koleksi dokumen format html dari suatu. 71. Ibid., Pasal 80 ayat (1) Ibid., Pasal 80 ayat (2) 73 Ibid., Pasal 81 ayat (1) 74 Ibid., Pasal 81 ayat (2) 75 Ibid., Pasal 81 ayat (3) 76 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor : 28 /Per/M.Kominfo/9/2006 Tentang Penggunaan Nama domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat Dan Daerah, Pasal 1 ayat (1) 72. 40 Universitas Sumatera Utara.

(42) lembaga pemerintahan pusat dan daerah dalam web server.77 Formulir digital adalah. formulir. dalam. permohonan/pendaftaran. bentuk nama. elektronik. domain. go.id.. yang. disediakan. melalui. situs. dalam URL://. www.depkominfo.go.id.78 Nama domain go.id untuk situs web resmi lembaga pemerintahan pusat dan daerah hanya dapat didaftarkan dan atau dimiliki oleh lembaga pemerintahan pusat dan daerah.79 Nama domain go.id hanya digunakan untuk situs web resmi lembaga pemerintahan pusat dan daerah.80 Lembaga pemerintahan pusat dan daerah yang menggunakan nama domain go.id merupakan pemilik nama domain go.id yang bersangkutan.81 Setiap lembaga pemerintahan pusat dan daerah hanya boleh menggunakan atau mempunyai 1 (satu) alamat situs web dengan nama domain go.id.82 Struktur organisasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan nama serta susunan selanjutnya dari sub domain situs web lembaga pemerintahan bersangkutan.83 Nama atau singkatan yang digunakan untuk nama domain go.id harus merupakan nama resmi yang berlaku bagi lembaga pemerintahan pusat dan daerah dan sesuai dengan yang diterbitkan resmi oleh pemerintah.84 Kantor perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri boleh menggunakan nama domain go.id dan atau dapat memiliki nama domain. 77. Ibid., Pasal 1 ayat (2) Ibid., Pasal 1 ayat (3) 79 Ibid., Pasal 2 80 Ibid., Pasal 3 ayat (1) 81 Ibid., Pasal 3 ayat (2) 82 Ibid., Pasal 4 ayat (1) 83 Ibid., Pasal 4 ayat (2) 84 Ibid., Pasal 4 ayat (3) 78. 41 Universitas Sumatera Utara.

(43) lainnya mengikuti sistem nama domain di lokasi negara dimana kantor perwakilan pemerintah Indonesia tersebut berada.85 Permohonan/pendaftaran nama domain go.id untuk situs resmi pemerintahan pusat dan daerah diajukan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika.86. Permohonan/pendaftaran. nama. domain. go.id. harus. ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama untuk pemerintahan di tingkat pemerintahan pusat dan Sekretaris Daerah untuk pemerintahan di tingkat pemerintahan daerah.87 Permohonan/pendaftaran nama domain go.id untuk situs resmi pemerintahan pusat dan daerah dapat dilakukan sendiri atau melalui pihak ketiga.88 Nama domain seluruh situs web resmi pemerintahan pusat dan daerah dikelola oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, melalui pengelola nama domain go.id.89 4. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 tentang Registrar Nama domain Instansi Penyelenggara Negara Nama domain Instansi Penyelenggara Negara adalah alamat internet dari Instansi yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.90 Pengguna nama domain yang selanjutnya disebut pengguna adalah Instansi yang telah mendapat nama domain Instansi 85. Ibid., Pasal 4 ayat (4) Ibid., Pasal 13 ayat (1) 87 Ibid., Pasal 13 ayat (2) 88 Ibid., Pasal 14 ayat (1) 89 Ibid., Pasal 15 90 Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Registrar Nama domain Instansi Penyelenggara Negara, Pasal 1 angka 3 86. 42 Universitas Sumatera Utara.

(44) berdasarkan mekanisme pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini.91Pejabat nama domain adalah pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Sekretaris Instansi untuk melakukan pendaftaran dan pengelolaan nama domain instansi.92 Server nama domain adalah Sistem elektronik yang digunakan untuk memberikan layanan domain.93 Nama domain ditujukan pada nama domain yang dibiayai oleh APBN, APBD, hibah, hutang, dan/atau anggaran lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.94Menteri merupakan Registrar Nama domain Instansi.95 Dalam melaksanakan Registrar nama domain Instansi Menteri melimpahkan kewenangan kepada Direktur Jenderal sebagai pengelola nama domain Instansi.96 Instansi wajib mendaftarkan dan menggunakan nama domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi.97 Instansi vertikal dari Instansi pusat yang berada di daerah, atau perwakilan di luar negeri, atau perangkat kewilayahan pada Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa, dapat menggunakan nama domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi.98 Unit kerja pada Instansi harus menjadi subdomain dari nama domain Instansi.99 Nama domain Instansi harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri 91. Ibid., Pasal 1 angka 5 Ibid., Pasal 1 angka 6 93 Ibid., Pasal 1 angka 7 94 Ibid., Pasal 2 ayat (2) 95 Ibid., Pasal 3 ayat (1) 96 Ibid., Pasal 3 ayat (2) 97 Ibid., Pasal 4 ayat (1) 98 Ibid., Pasal 4 ayat (2) 99 Ibid., Pasal 4 ayat (3) 92. 43 Universitas Sumatera Utara.

(45) ini.100 Nama domain harus terdiri dari karakter yang dapat berupa nama, singkatan nama, atau akronim dari nama resmi Instansi, nomenklatur Pelayanan Publik, dan nama kegiatan berskala nasional atau internasional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.101 Nama domain yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal dapat digunakan oleh Instansi untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak nama domain tersebut disetujui dan diaktifkan.102 Instansi berhak menggunakan nama domain yang diaktifkan dan bertanggung jawab atas penggunaannya.103 Instansi dapat menerbitkan peraturan yang mengatur dan penggunaan nama domain turunan di lingkungannya sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan.104 Instansi di tingkat daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur tata cara pengelolaan nama domain Instansi Pemerintah Desa yang berada di wilayahnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.105. 100. Ibid., Pasal 4 ayat (4) Ibid., Pasal 7 ayat (2) 102 Ibid., Pasal 8 ayat (3) 103 Ibid., Pasal 9 ayat (1) 104 Ibid., Pasal 9 ayat (2) 105 Ibid., Pasal 9 ayat (3) 101. 44 Universitas Sumatera Utara.

(46) BAB III PELAKSANAAN PENGELOLA NAMA DOMAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. D. Peran Pengelola dalam Pengelolaan Nama domain Sejalan dengan perkembangan teknologi yang demikian kompleks, pendaftaran mengenai nama domain dalam media internet semakin meningkat dari waktu ke waktu. Seringkali dalam melakukan pendaftaran nama domain terjadi benturan dengan merek-merek dagang. Pemilihan nama domain dalam media internet seringkali menimbulkan persamaan dengan nama domain pihak lain, terlebih lagi penggunaan nama domain yang mempunyai persamaan dengan nama domain pihak lain, seringkali dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan dari nama domain itu sendiri. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh adanya persaingan bisnis dalam media internet. Kasus-kasus terkait dengan nama domain sudah marak terjadi di Indonesia, terlebih lagi kasus-kasus nama domain dalam media Internet ini, melibatkan perusahaan-perusahaan besar baik, di dalam negeri maupun di luar negeri.106 Kasus tersebut dapat saja disebabkan oleh karena, nama domain mempunyai nilai yang sangat komersial bagi para pelaku usaha, sehingga keberadaan nama domain dalam media internet, mempunyai peranan yang sangat. 106. https://mohanrvlaw.wordpress.com/2011/02/23/perlindungan-hukum-terhadap-namadomain-dalam-media-internet.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016. 45 39 Universitas Sumatera Utara.

(47) besar dalam kegiatan perdagangan. Keberadaan nama domain dalam media Internet sangat terkait dengan merek dagang. Konflik kepentingan dalam pemberian nama domain seringkali terjadi, misalnya saja dengan cara, para pihak mendaftar terlebih dahulu nama domain yang mempunyai nilai komersial, kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga pendaftaran. Tindakan demikian sangat merugikan pelaku usaha yang benar-benar mempunyai kepentingan terhadap nama domain itu sendiri. Selain itu, pendaftaran nama domain juga dapat dilakukan untuk keperluan kejahatan, biasanya pelaku kejahatan mendaftarkan nama domain dengan nama merek yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Peran penting internet dalam berbagai bidang seperti diuraikan sebelumnya, maka pentingnya pengelolaan terhadap nama domain internet Indonesia mendesak untuk dilakukan. Saat ini telah dilakukan upaya transformasi pengelolaan pendaftaran nama domain ccTLD-ID atau domain tingkat tinggi .id yang sebelumnya ditujukan kepada pribadi kepada pengelolaan oleh suatu badan hukum. Perkumpulan pengelola domain ccTLD-ID tersebut dibentuk oleh pemerintah beserta asosiasi-asosiasi terkait, diantaranya Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII). Perkumpulan ini nantinya memiliki tugas untuk melakukan pengelolaan atas nama domain ccTLD-ID di Indonesia seperti menerima pendaftaran nama domain, menerima pembayaran nama domain, serta penyelesaian terhadap sengketa nama domain ccTLD-ID. Selanjutnya, dalam sengketa nama domain tim pelaksana sepakat untuk menunjuk Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), BANI. 46 Universitas Sumatera Utara.

(48) merupakan badan independen yang diakui secara nasional dan internasional. Sedangkan dalam perkumpulan itu peran pemerintah adalah sebagai penjaga sehingga jika terjadi dispute atau sengketa berkepanjangan, pemerintah berhak untuk mengambil alih.107 Dalam UU ITE, diatur sebuah pasal yang khusus mengatur tentang nama domain; prinsip pendaftaran dan dasar-dasar pendaftarannya. Khususnya mengenai keharusan adanya unsur iktikad baik dalam pendaftaran nama domain. Hal ini menarik karena pendaftaran nama domain erat kaitannya dengan merek dagang, walaupun harus diakui bahwa keduanya pada prinsipnya menurut hukum tidaklah sama. Pembatasan yang dilakukan oleh hukum untuk pendaftaran nama domain dapat dilihat dari keharusan adanya iktikad baik bagi pendaftar dalam pendaftaran nama domain, hal ini merujuk pada Pasal 23 ayat (2) UU ITE yang melarang adanyapendaftaran dan penggunaan nama domain orang lain tanpa iktikad baik. Pada Pasal 23 ayat (2) UU ITE diatur mengenai unsur iktikad baik, yang artinya pasal ini akan menjadi pembatasan/rule bagi pendaftar nama domain agar tidak mendaftarkan nama domain pihak lain atau nama domain merek terdaftar karena akan berpotensi merugikan pihak lain, tentu tidak perlu dibuktikan kerugiannya melainkan cukup dinilai iktikadnya/sikap batinnya dari usahanya melakukan pendaftaran nama domain yang bukan miliknya. Hal ini, membuat Pasal 23 ayat (2) UU ITE memiliki peran penting dalam pencegahan dan penekan. 107. https://kusnawan.wordpress.com/2006/09/09/pengelolaan-nama-domain-internetindonesia.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016. 47 Universitas Sumatera Utara.

(49) hukum atas dilanggarnya hak orang lain dengan memakai nama domainnya untuk kepentingan sendiri. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dari pengelolaan nama domain, istilah nama domain telah ada pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang menyebutkan bahwa nama domain merupakan alamat seseorang atau badan usaha di internet yang dapat digunakan untuk akses informasi. Bentuk dari lembaga pendaftaran nama domain dapat berbentuk masyarakat atau badan hukum. Sementara itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Sistem dan Transaksi Elektronik, pengelola nama domain ada dua pihak: 1. registry nama domain yang merupakan penyelenggara yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan; 2. registrar nama domain orang, badan usaha, dan masyarakat yang menyediakan penda�aran nama domain. Registry nama domain wajib ditetapkan oleh menteri dan registrar nama domain selain oleh instansi wajib terda�ar pada menteri. Seluruh registry dan registrar nama domain memiliki beberapa kewajiban dalam mengelola nama domain yaitu: a. pengelolaan nama domain harus dijalankan dengan akuntabel; b. pendaftaran nama domain harus dilaksanakan dengan asas penda�aran pertama. Pengawasan pengelolaan nama domain dilakukan oleh menteri. Menurut teori negara hukum, pengaturan nama domain harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku bahwa lembaga pengelolaan dan pendaftaran nama domain di Indonesia didirikan oleh pemerintah dan atau. 48 Universitas Sumatera Utara.

(50) masyarakat dengan tujuan jika terjadi ketidakmampuan lembaga pengelola nama domain yang didirikan oleh masyarakat maka pemerintah dapat mengambil alih. Berdasarkan. peraturan. perundang-undangan,. fungsi. pemerintah. dalam. pengelolaan dan pendaftaran nama domain adalah memberikan perlindungan dan rasa aman kepada pengguna atau pemilik nama domain di Indonesia. Pengelolaan nama domain di Indonesia diatur dalam UU ITE serta peraturan di Bawahnya.108 yang lahir setelah lembaga pengelola nama domain Indonesia sudah berdiri sehingga dalam kenyataannya belum ada kesesuaian antara peraturan perundang-undangan yang ada dengan lembaga pengelola nama domain yang sudah berdiri. Hal ini mengakibatkan belum jelas dan belum sesuainya bentuk lembaga pengelola nama domain di Indonesia sehingga dibutuhkan suatu perbandingan bentuk lembaga pengelola nama domain dengan negara-negara lain, di antaranya Australia, Malaysia, dan Singapura.109 Pengelolaan domain di setiap negara pastinya berbeda-beda. Di Indonesia punya badan yang mengelola domain. Yaitu Nama badan itu adalah PANDI (Pengelola nama domain Internet di Indonesia). Pengelola nama domain Internet Indonesia berbenah melakukan perubahan kebijakan. Salah satunya dengan rencana untuk mengganti sistem registry yang selama ini digunakan dengan standar baru. Selama ini, Pengelola nama domain Internet di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai registry yang bertugas membuat kebijakan dan. 108. Pengaturan nama domain diatur dalam UU ITE serta peraturan di bawahnya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Sistem dan Transaksi Eelektronik (PPSTE) dan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 23 tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama domain 109 Helni Mutiarsih Jumhur, Perbandingan Bentuk Kelembagaan Pengelola nama domain di Indonesia dengan Lembaga Pengelola nama domain di Beberapa Negara, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Volume 1 - No 3 - Tahun 2014, Hlm.5. 49 Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Day (dalam tjiptono, 1996:146) Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang di rasakan antara harapan

Penelitian ini penting dilakukan karena adanya wacana 2019 ganti presiden berawal dari penggunaan media sosial yang kian menyemarakkan aktivitas politik masyarakat sehingga

Artinya, semakin tinggi e-wom yang disebarkan wisatawan pada suatu obyek wisata tertentu, maka semakin meningkatkan citra destinasi wisata tersebut.. Pengaruh e-wom

Pada spectrum 2 (bagian dekat retakan) sampe A unsur tertinggi yaitu Ca, Ca ini adalah unsur pengotor dan begitu pula terdapat unsur C yang tinggi sehingga

Gambar diatas adalah salah satu kegiatan branding dar brand clothing kreserkids yang diaplikasikan dalam motif pada kantong belakang celana. Motif tersebut diambil dari

PURATA KADAR HARGA 2014 (RM) KAWASAN UTARA KAWASAN TENGAH KAWASAN TIMUR KESELURUHAN KETERANGAN KERJA Concrete Channels 30 m 40.29 40.29 ROAD FURNITURES Signage. Supply, deliver

(1) Setiap hasil keputusan rapat anggota yang secara langsung berkaitan dengan kepentingan Asosiasi dan perlu diketahui oleh semua anggota, wajib untuk segera disebarluaskan oleh

Sehingga, untuk membangun loyalitas guna memperkuat kesolidan koalisi pendukungnya, presiden cenderung bersikap lunak-akomodatif (Politik akomodasi) dengan