• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Penyalahgunaan yang di timbulkan akibat pemakaian nama domain

Perkembangan internet maka pengelolaan dan penyediaan atas sumber daya internet menjadi penting dilakukan. Salah satunya adalah pengelolaan atas nama domain internet. Nama domain yang menjadi ”alamat” web site merupakan nama unik untuk mengidentifikasi web site tersebut di jaringan internet, karena bersikap unik dan bisa menjadi sebuah simbol identitas maka hal ini sangat memungkinkan munculnya benturan ataupun permasalahan yang menyangkut nama domain. Pada saat perusahaan memutuskan untuk mendirikan web site, hal yang pertama diangkat adalah alamat yang akan dipilih untuk nama domain.

Idealnya, perusahaan harus memilih nama domain yang sangat mengesankan dimana akan dikenal diseluruh peta atas keterikatan yang sama dengan nomor.

Akan tetapi nama domain sebagai sumber penghasilan sangat langka dan perselisihan muncul lebih daripada satu perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan nama yang sama, setiap nama domain harus unik.168

Pada dasarnya pengertian nama domain bermacam-macam tergantung dari segi mana kita menginterprestasikannya. Di Indonesia domain name diartikan dengan istilah nama domain. Nama domain (domain name) merupakan alamat

168 Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hal 89

sebuah situs atau website di internet. Berbagai muatan informasi di internet dapat dilihat melalui website yang ada di World Wide Web (www) dengan mencantumkan nama domain (domain name) secara langsung pada tempat yang tersedia atau melalui penggunaan mesin pencari (search engines).169

Domain name adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server di jaringan komputer ataupun internet.170 Nama domain semula disiapkan untuk menunjukkan alamat dari seseorang yang terhubung ke internet, di nama nama domain memuat kata-kata dan nama yang lazim.171 Nama domain (domain name) merupakan salah satu elemen penting yang tidak terpisahkan dalam interaksi dengan dunia maya (cyberspace). Pada dasarnya sebuah nama domain adalah pemberian alamat di internet172 yang digunakan untuk mengenali lokasi komputer dalam jaringan internet.

Nama domain (domain name) dapat juga diartikan sebagai alamat di internet yang untuk mendapatkannya dilakukan dengan cara mendaftarkannya melalui InterNIC berdasarkan system first come first served. Dengan sistem tersebut, bahwa satu nama hanya dapat dipergunakan oleh satu orang atau satu perusahaan.173

169 Yusran Isnaini, Buku Pintar HAKI, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002, hal. 43.

170 Assafa Endeshaw, Internet Law With Focus on Asia Pacific. Singapura: prentice Hall, 2001, hal. 76

171 Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta , 2009, hal. 337.

172 Muhammad Ahkam Subroto dan Suprapedi, Pengenalan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Konsep Dasar Kekayaan Intelektual untuk Penumbuhan Inovasi, PT. Indeks, Jakarta, 2008, hal.122

173 Budi Agus Riswandi dan Muhammad Syamsuddin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. hal. 88

Perlindungan terhadap penyalahgunaan alamat situs web (domain name/nama domain) perkara cybersquatting mustika-ratu.com sebenarnya sudah diatur penyelesaian berdasarkan ketentuan internasional, hendaknya ini yang menjadi acuan untuk menyelesaikan sengketa nama domain tersebut. Cukup banyak kasus mengenai nama domain ini, seperti kasus Mc.Donalds, sony-france.com dan sony-fr.com, yang kemudian diselesaikan melalui prosedur seperti yang telah di tentukan oleh ICANN. Cybersquatting mustika-ratu.com disinyalir merupakan kasus cyber crime pertama di Indonesia dan cybersquatting pertama yang penyelesaiannya menggunakan jalur hukum pidana di pengadilan.174

Nama domain disiapkan untuk menunjukkan alamat dari seseorang yang terhubung ke internet. Sebagai pengganti serangkaian nomor panjang yang semula merepresentasikan suatu alamat. Nama domain mulai mendapat perhatian sebagai cara yang lebih bersahabat dengan pengguna dimana nama domain memuat kata-kata dan nama yang lazim. Sebuah nama domain tidaklah berbeda dengan alamat jalan atau nomor telepon.175

Keberadaan nama domain sesungguhnya lahir pada saat suatu nama yang diajukan dan diterima pendaftarannya oleh sistem pencatatan nama domain.

Sistem tersebut merupakan alamat internet global dimana hierarkis dan sistem pengelolaan nama domain mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oeh institusi yang berwenang, baik nasional maupun internesional. Meluasnya pemakaian internet di sektor perdagangan, ternyata membawa konsekuensi tersendiri terhadap perlindungan merek. Terutama jika dikaitkan dengan pemakaian domain

174 http://spn1309.blogspot.co.id/2012/05/tugas-2-cyber-crime-penyalahgunaan-nama.html, diakses pada tanggal 10 Mei 2016

175 Sutedi Adrian. Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal 116

name di jaringan internet yang sering menggunakan nama-nama perusahaan, merek dagang dan jasa serta nama-nama publik figure tanpa ijin dari orang yang berhak.176

Penamaan domain sebenarnya tidak memberikan akibat hukum apabila penamaan tersebut sesuai dengan hukum. Yang menjadi masalah, yaitu pembuatan domain name di internet yang dilakukan orang-orang tanpa izin, dengan menggunakan nama-nama terkenal dan merek-merek terkenal untuk kepentingan pemasang nama domain. Tindakan seperti ini dikenal dengan istilah praktik cybersquatting. Tindakan cybersquatting adalah salah satu bentuk tindakan yang diduga melanggar ketentuan hukum merek Indonesia karena pihak yang mendaftarkan nama domain tersebut menggunakan merek terkenal. Akan tetapi, kalau dikaji dari hukum merek Indonesia jawaban yang dapat disampaikan tentunya harus mengkaji dulu apakah domain name dapat dipersamakan dengan merek.177

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang demikian kompleks, pendaftaran mengenai nama domain dalam media internet semakin meningkat dari waktu ke waktu. Seringkali dalam melakukan pendaftaran nama domain terjadi benturan dengan merek. Pemilihan nama domain dalam media internet seringkali menimbulkan persamaan dengan nama domain pihak lain, terlebih lagi penggunaan nama domain yang mempunyai persamaan dengan nama domain pihak lain, seringkali dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan dari nama domain itu sendiri.

176 Lindsey, Tim, Damian, Eddy. Butt, Simon dan Utomo, Tomi Suryo, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung, 2006, hal 86

177 Ibid., Hlm 87

Sebuah domain name haruslah mudah diingat dan memiliki sifat yang unik, yaitu hanya dimiliki oleh satu pihak saja di seluruh dunia. Karena sifatnya yang unik itulah maka harus secepatnya mendaftarkan nama domain agar tidak terambil oleh orang lain yang mungkin memilih nama yang sama. Biasanya untuk mengetahui apakah sebuah domain name telah didaftarkan oleh pihak lain ataukah belum, pendaftar harus menghubungi organisasi pendaftar nama domain terlebih dahulu. Seyogianya, untuk menjaga kepentingan pemilik nama domain, sistem pendaftaran nama domain sudah seharusnya berdasarkan sistem pemeriksaan seperti halnya pada merek.178

Muhammad Djumhana menyatakan bahwa domain name mempunyai keterkaitan erat terutama dengan merek. Hal ini karena nama domain sebagai sesuatu yang dikategorikan sebagai merek apabila digunakan dalam perdagangan barang dan jasa.179 Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap pemilik nama domain, pemerintah dalam hal ini kementerian komunikasi dan informatika yang berwenang dalam mengurusi hal-hal yang terkait dengan perlindungan terhadap pemilik nama domain. Pemerintah perlu mendukung pengembangan teknologi Informasi melalui infrastuktur hukum dan pengaturannya dalam rangka mencegah penyalahgunaan nama domain terkait tindakan cybersquatting.di Indonesia.180

Pemerintah dalam memberikan penegakan hukum terhadap terjadinya cybersquatting di Indonesia membuat suatu peraturan mengenai nama domain

178 OK Saidin, Op. Cit, hal. 525.

179 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah. Op.Cit, hal. 84.

180 Taryana Soenandar, Perlindungan HAKI (Hak Milik Intelektual) di Negara-negara ASEAN, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal 98

(domain name) sebagaimana yang diuraikan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya Bab VI Pasal 23 sampai dengan Pasal 26 mengenai nama domain, hak kekayaan intelektual, dan perlindungan hak pribadi. Dalam hal terjadi perselisihan pengelolaan nama domain oleh masyarakat, pemerintah berhak mengambil alih sementara pengelola nama domain yang diperselisihkan hal ini sesuai dengan amanat di dalam Pasal 24 ayat (2) UU Informasi dan Transaksi Elektronik.

Penyalahgunaan penggunaan nama domain disebabkan karena kurangnya harmonisasi antara Undang-undang ITE dan peraturan pelaksanaannya yang lebih khusus mengatur nama domain. Perbedaan prinsip pendaftaran antara nama domain yang berbeda menjadi salah satu penyebab timbulnya bentuk penyalahgunaan nama pada penggunaan nama domain. Pemakaian nama domain oleh perusahaan di jaringan internet berkembamg seiring dengan gejala pelanggaran merek di jaringan tersebut. Pelanggaran ini terjadi saat pihak lain yang tidak ada kaitannya dengan sebuah perusahaan atau dengan sebuah merek perusahaan, mendaftar sebagai nama domainnya di jaringan internet. Akibatnya pemakai nama domain di jaringan internet dianggap sebagai isu yang paling penting dalam bidang hukum merek. Timbulnya konflik antara hukum merek dengan penggunaan nama domain di jaringan internet ternyata tidak dimonopoli oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, tetapi juga sudah menjalar ke Indonesia.181

181 Sentosa Sembiring, Hak Kekayaan Intelektual Dalam Berbagai Peraturan Perundang-Undangan, Bandung: Yrama Widya, 2006, hal 89