• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelola obat 1 Dokter Gig

MANAJEMEN PASIEN

5. Pengelola obat 1 Dokter Gig

Pada umumnya dokter gigi bekerja sebagai tenaga suasta yang independen atau di departemen kesehatan, dengan memberikan perawatan / perlakuan pelayanan kesehatan nasional (National Health Service).

Banyak para dokter gigi membuka praktek kecil-kecilan, dengan menjalankan bisnisnya sendiri, sehingga dokter gigi memerlukan keahlian manajemen bisnis untuk menjalankan prakteknya. Beberapa dokter gigi memilih untuk mengambil aturan-aturan yang mengikat untuk bekerja pada perusahaan. Para dokter gigi bekerja pada bisnis pelayanan kesehatan gigi yang memberikan perawatan gigi, dan perusahaan tersebut mempekerjakan seorang manajer untuk mengatur usahanya.

Untuk memenuhi akan pelayanan yang berkualitas terhadap pasien, para dokter gigi bekerja bersama perawat gigi, terapis, tekniker gigi, petugas administrasi dan pengelola obat.

2. Perawat gigi

Perawat gigi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menjalankan sebuah perawatan di sebuah ruangan dengan memberikan pertolongan kepada para dokter gigi.Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam prosedur perawatan, menyiapkan bahan-bahan dan instrumen yang tersedia pada sebuah klinik agar pada operasi berhasil dan berjalan lancar. Disampng itu perawat gigi bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa pasien dapat nyaman dan merasa aman.

Sebelum dilakukan perjanjian dengan pasien, perawat gigi mempersiapkan ruang perawatan. Sejak dilakukan pemeriksaaan pada pasien, perawat gigi mencatat apa yang ditemukan oleh dokter gigi di dalam catatan mengenai pasien(rekam medik). Ketika pasien meninggalkan ruangan perawatan, suster mengisi kolom- kolom dalam register dan memelihara semua instrumen perawatan gigi. Beberapa perawat gigi juga bekerja sebagai penerima pasien atau mengerjakan berbagai tugas- tugas administrasi.

Perawat gigi melakuan promosi kesehatan gigi yang telah diperoleh di institusi pendidikan kesehatan gigi dan bekerja sebagai pendidik kesehatan, serta berkonsentrasi pada pencegahan penyakit gigi. Pilihan karir lainnya untuk perawat gigi dapat menjadi asisten dokter gigi spesialis.

3. Tenaga Administrasi

Tenaga administrasi dapat bertugas sebagai penerima pasien (Resepsionis) dan petugas keuangan. Sebagai tenaga administrasi harus memiliki

pengetahuan tentang perawatan gigi, komunikasi yang baik serta keterampilan dalam pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan petugas lain.

a. Sebagai resepsionis

Resepsionis dalam pelayanan klinik gigi sangat diperlukan sehingga pelayanan di klinik gigi dapat berjalan dengan lancar.Seorang resepsionis harus menguasai tentang lama waktu perawatan, tarif pelayanan gigi. Resepsionis harus bisa berkomunikasi secara efektif,mendengarkan dan mengobservasi pasien serta berhubungan dengan staf lain di klinik pelayanan kesehatan gigi.

Seorang resepsionis bisa melaksanakan tugas sebagai berikut : a. Menyambut pasien dengan ramah

b. Membantu mempersiapkan berkas perawatan.

c. Menjawab telepon dan menyampaikan pesan dengan segera. d. Jadwal perjanjian.

e. Merawat kartu pasien dan medical record.

Aturan-aturan penerima pasien sangatlah diperlukan. Penerima pasien mempunyaihubungan yang sangat vital antara masyarakat umum dan tim pelayanan kesehatan gigi. Resepsionis berperan sangat penting dalam pemasaran pelayanan kesehatan gigi dan memahami keberadaan pasien serta pendekatan terhadap koleganya.

Kenyamanan dan keberadaan pasien adalah yang diutamakan oleh para penerima pasien. Banyak pasien ketika datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi merasa bosan menunggu di ruangan dan tidak pasti apa yang akan terjadi pada saat melakukan perawatan. Para penerima pasien harus dapat meyakinkan pasien bahwa mereka harus tenang dan percaya diri.

Ketika berbicara pada pasien-pasien melalui telepon, para penerima pasien haruslah ramah dan efisien. Sangatlah penting untuk menangani para pasien dengan cara yang positif.

Seorang resepsionis memerluka pengetahuan untuk dapat mempergunakan mesin pembayaran, komputer, faxmili, dan mesin foto kopi.

b. Sebagai Petugas keuangan

Petugas keuangan adalah orang yang bekerja secara khusus menangani pembukuan keungan. Pekerjaan yang dilakukan oleh bagian ini adalah membukukan pemasukan dan pengeluaran keuangan. Petugas keuangan dapat mengelola pembiayaan pasien lewat asuransi dan mengatur sistem pembayaran pasien.

4. Teknisi

Tehnisi gigi merupakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan gigi dan memeungkinkan jangkauan yang luas dari perawatan gigi, walaupun kebanyakan mereka bekerja secara tersendiri pada laboratorium, dengan memberikan pelayanan, tehnisi gigi merupakan bagian yang terintegrasi dari tim pelayanan kesehatan gigi yang bekerja sesuai dengan instruksi dokter gigi. Tehnisi gigi secara formal dididik pada institusi pendidikan tehniker gigi. 5. Pengelola obat

Di dalam pelayanan kesehatan gigi diperlukan pemberian obat-obatan baik untuk keperluan pre maupun post-treatmen.

C. TATA RUANG PELAYANAN GIGI

Manajemen yang baik juga melakukan penataan ruangan tempat para staf akan bekerja. Banyak unit kesehatan yang memilki penataan ruangan yang tidak nyaman oleh karena ukuran bangunan atau ruangan kerja perseorangan yang sempit atau yang bentuknya aneh. Persoalan yang sering terjadi adalah kelangkaan ruangan penyimpanan. Gudang sering kali terlalu sempit dan terlalu penuh, sehingga sulit

Penyuluhan Kesgi

bila harus mencari sesuatu. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini.Pertama dengan menempatkan lemari-lemari yang dapat dikunci yang di rapatkan kedinding semacam lemari kitchen set.

1. Ruang perawatan gigi

a. Ruang non klinik

1). Ruang Parkir 2).Ruang penerimaan 3).Ruang Tunggu 4).Ruang bisnis/pembayaran 5). Toilet 2.2 Ruang Klinik 2.2.1 Ruang Pemeriksaaan 2.2.2 Ruang Promosi 2.2.3. Ruang Perawatan 2.2.4. Ruang Laboratorium 2.2.5 Ruang Radiologi. 2.2.6. Ruang sterilisasi 3.1.1. Ruang Penerimaan Pasien

Ruangan yang cerah, hangat dan dekorasi ruangan yang nyaman akan memberikan kesan tertentu bagi pasien. Jika suasana/kondisi di ruang penerimaan terasa hangat dan bersahabat, hal tersebut akan membuat seorang pasien bisa rilek. Atau barangkali menawarkan secangkir kopi atau the atau minuman lainnya akan lebih memberikan kesan yang baik bagi pasien.

Membaca adalah salah satu kegiatan yang biasa dilakukan di dalam ruang penerimaan dengan tersedianya berbagai sumber bacaan. Pemilihan yang baik termasuk diantaranya bacaan mengenai petunjuk memasak, olahraga, travel, komunitas dan berita dunia serta majalah kesehatan. Kartu resep (gbr 3-10) dapat ditaruh pada tempat brosur untuk menghindari pasien mengkopi informasi dari majalah dan beberapa buku menu masakan pilihan (gbr 3-11). Hal ini akan mencegah mereka (para pasien) menyobek bagian dalam majalah atau buku. Buang/hindari karpet yang sudah kotor, furniture yang sudah usang atau tanaman yang tidak terawatt. Juga lebih baik lagi apabila tersedia buku atau majalah untuk anak-anak serta beberapa mainan. Suatu area harus dirancang sebagai ruang bermain anak dan hal itu akan sangat membantu. Jika musik dimainkan sebagai pengiring dalam ruang penerimaan, pastikan memilih jenis musik yang berkesan lembut dibandingkan dengan musik rock atau jenis musik yang keras.

2. Ruang Tunggu

Salah satu kewajiban lain yang harus dilakukan oleh seorang petugas penerimaan pasien yaitu menjaga pasien dan menginformasikan kepadanya tentang perkiraan waktu bagi pasien harus menunggu dan kapan saatnya akan dipanggil. Apabila ada hal yang mengakibatnya penambahan waktu giliran pemeriksaan atau keadaan darurat lainnya, maka hal tersebut harus diinformasikan secara terus terang. Sebaiknya tidak berbicara atau menjelaskan dengan alasan lain seperti dokter terlambat datang (Gbr 3-12). Terus-terang kepada pasien berapa lama lagi kira-kira ia harus menunggu.

Penerima tamu yang mengenai gigi telah meru berubah dengan sangat (di) atas tahun terbaru. Banyak pengaruh mempunyai shaped peran penerima tamu karena itu adanya hari ini, mencakup pengembangan dan harapan publik di dalam profesi yang mengenai gigi [itu]. Penerima tamu masa kini perlu untuk mampu menggambar/menarik di atas cakupan luas ketrampilan, beberapa yang memulai dari sektor jasa/layanandan (orang) yang lain dari sektor pelayanan kesehatan. Dalam banyak kasus penerima tamu mengembangkan basis ketrampilan mereka dari suatu campuran kecakapan formal dan pengalaman langsung.

Resepsonis pada umumnya titik kontak yang pertama pasien mempunyai dengan praktek dan adalah ' berbelanjalah jendela' tentang praktek. Pertimbangan saksama harus diberikan kepada penampilan area resepsi dan staff resepsi, siapa yang harus dengan tangkas diperkenalkan pakaian/pengausan kantor dibanding/bukannya yang seragam perawat dapat menyesatkan kecuali jika staff resepsi dua kali lipat berkwalitas seperti perawat.

Penerima tamu adalah mata rantai yang rumit antara orang banyak/masyarakat dan regu praktek. Dan Kenyamanan pasien Kesejahteraan/ kesehatan harus perhatian utama kepada penerima tamu . Pasien melaporkan bahwa penantian dan dengan tidak tertentu sekitar perawatan meningkat/kan ketertarikan mereka. Penerima tamu harus sadar akan bagaimana pasien sedang perasaan dan bertindak, dan perlu selalu nampak yakin dan tenang. Pasien akan sering mencerminkan sikap penerima tamu, maka resepsi staff memelopori ketika saling berinteraksi dengan pasien.

Ketika berkata kepada pasien per telepon, penerima tamu perlu bunyi efisien dan ramah. Adalah penting untuk memelihara suatu nada hal positif. Praktek perlu menetapkan protokol telepon untuk mencerminkan yang ideal untuk praktek, yang diamati oleh semua anggota regu ketika menjawab telepon .

Suatu aspek/pengarah yang penting pada praktek adalah atmospir melingkupi area resepsi. Resepsi Daerah kerja harus dijaga rapi dan rapi terus menerus, sebab kemampuan/ wewenang pertunjukan ini dan kendali ttg lingkungan pekerjaan mu. Ini meminta sistem kerja metodis, yang adalah penting untuk menambahkan profesionalisme ke bantuan administratif. Pelajaran untuk bekerja di bawah tekanan datang dengan pengalaman.

Penerima tamu harus taat pada. Adalah penting untuk memonitor yang akan datang dan perjalanan pasien dan untuk menyimpan/pelihara suatu mata pada [atas] ruang tunggu [itu]. Jika suatu pasien tengah menantikan lama waktu, suatu maaf harus dibuat dan situasi harus dibawa untuk perhatian dokter gigi.

Ketrampilan Komunikasi baik adalah suatu atribut penting. Jika komunikasi sedang kekurangan antar anggota regu, sering berarti berbagai hal mendapat/kan dilupakan, luput/kehilangan atau tidak melakukan dengan baik. Yang penting untuk penerima tamu yang mengenai gigi untuk mampu berkomunikasi dengan pasien . Kadang-Kadang ini akan melibatkan penggunaan suatu simpatik mempedulikan cara, sedangkan pada lain ketegasan akan diperlukan. Pasien gelisah memerlukan suatu menenteramkan hati nada menyatakan untuk membantu tenang kegelisahan mereka, tetapi atau isu sulit keluhan boleh perlu untuk dihadapkan dengan penggunaan suatu pendekatan yang lebih tegas. Atakan suara nyaring adalah sangat penting sedemikian sehingga orang-orang dapat secara penuh memahami apa yang kamu sedang berkata. Mendengarkan dapat sebagaimana pentingnya pidato, dan jika suatu menyampaikan kebutuhan pesan itu harus mempertahankan maksud/arti nya cukup untuk bisa dipertimbangkan kepada orang buat siapa itu dimaksudkan.

Ketrampilan administratif baik diperlukan dalam rangka memastikan bahwa semua tugas-tugas resepsi diprioritaskan dan lengkap dengan kemampuan/ wewenang. Kadang-Kadang penerima tamu diperlukan untuk membuat keputusan di dalam kerangka aturan praktek, dan harus cukup yakin untuk melakukannya.

Pasien Poliklinik Gigi Loket Pendaftar

an

Ruang

Tunggu Penyuluhan Kesgi

Klinik Oral Diagnosti k

Apakah perlu pembersihan Karang Gigi

Apakah perlu penambalan Gigi

Apakah perlu pencabutan Gigi

Penyuluh an Kesgi Apakah perlu premedik asi Penambal angigi Instruksi setelah perawatan Pencabut an gigi oral Selesai perawatann Penyuluh an Kesgi

D. TATA CARA MENGATUR ALUR PASIEN

Alur pasien adalah urutan pasien mulai datang, mendapatkan perawatan dan pulang.

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT POLIKLINIK GIGI

ya ya tidak ya tidak tidak

BAB X

HUKUM KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI

A. PENDAHULUAN

Hukum terdiri dari tatanan aturan hubungan yang dapat dilaksanakan antar individu dan antara individu dengan masyarakat mereka. Beberapa produk hukum adalah konstitusi-konstitusi, anggaran dasar, badan administratif memerintah, dan keputusan-keputusan pengadilan.

Setiap hari, para profesional gigi berhadapan dengan isu-isu yang berhubungan dengan hukum bidang perawatan gigi. Tugas profesi di kalangan dokter dan tenaga kesehatan lainnya dahulu bersifat altruistik yang mementingkan sikap untuk mensejahterakan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri, sehingga tidak melakukan praktek untuk tujuan komersialisme. Dewasa ini hal tersebut sulit dilaksanakan. Hubungan antara dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan pasien yang bertujuan komersial pada mulanya dianggap sebatas pelanggaran etika. Pelanggaran etika profesi kesehatan tidak dengan sendirinya pelanggaran hukum.

Kesalahan melaksanakan tugas profesi yang menimbulkan kerugian pada pasien , dapat terjadi jika (1) melalaikan kewajiban (2) melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan mengingat sumpah profesi dan sumpah jabatan (3) mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan (4) berprilaku tidak sesuai dengan norma umum. Keempat bentuk kesalahan tersebut dapat dikatan sebagai kesalahan melaksanakan profesi atas dasar ketentuan profesional. Kesalahan tersebut berbeda dengan kesalahan melaksanakan profesi atas dasar peraturan perundang-undangan atau peraturan hukum. Namun demikian kesalahan antara keduanya sulit untuk dibedakan karena akibat yang diderita pasien.

Oleh karena itu perlu pengetahuan dan pemahaman tentang ketentuan peraturan hukum atau peraturan undang-undangan yang memuat tentang perilaku atau akibat yang dilarang oleh hukum atau undang-undang dalam lingkup hukum kesehatan.

B. UNDANG-UNDANG PRAKTEK KEDOKTERAN NO.29 TH 2004

1. latar belakang terbitnya UU Praktek Kedokteran 2. tujuan

3. ruang lingkup

C. DASAR HUKUM PROFESI PERAWAT GIGI

1. Aspek Hukum Standar Asuhan Keperawatan Profesional