• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I MANAJEMEN - MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I MANAJEMEN - MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I MANAJEMEN

TUJUAN PEMBELAJARAN

T I U : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasisiwa mampu memahami tentang manajemen

T I K : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu

 menjelaskan pengertian manajemen

 menerangkan prinsip-prinsip manajemen

 menyebutkan unsure-unsur manajemen

 menjelaskan fungsi manajemen

A. PENGERTIAN

Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu “to manage” yang artinya mengelola, mengatur, mengurus, melakukan atau mengendalikan segala sesuatu sehingga berhasil. Di dalam kehidupan sehari-hari beberapa pemahaman timbul yang berkaitan dengan kata manajemen ini. Ada yang menyatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses, tetapi dilain pihak manajemen dinyatakan sebagai sesuatu yang tersendiri dan dipandang terpisah dari kegiatan bisnis dari kegiatan lainnya.

Untuk memperluas pandangan kita tentang pemahaman manajemen sebagai proses berbagai definisi tentang manajemen dikemukakan berikut ini: Manajemen dapat didefinisikan sebagai” kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.” ( Siagian, P, 1994). Menurut George R Terry “manajemen adalah suatu proses tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

Menurut Klasik & Mary Parker Tollet ( dikutip dari Hellriegel & Slocum, 1992, Koontz & Weirich, 1992, Winardi,1990) menyebut bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Selain itu manajemen adalah suatu proses kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian yang dilakukan secara berurutan dan berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya.

B. RUANG LINGKUP

(2)

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.” ( Sondang ,P, Cit

Depkes,1999). Administrasi dalam arti sempit adalah tata usaha.

C. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

Terdapat dua prinsip penting di dalam manajemen, yaitu: 1. Manajemen untuk mencapai tujuan.

Prinsip ini melandasi pengertian bahwa manajemen adalah suatu kejadian bersama untuk memperoleh sesuatu, pengertian ini menekankan pada tujuan dimana manajemen menyaatakan sesuatu yang dikerjakan akan diperoleh hasilnya.

2. Belajar dari pengalaman.

Prinsip ini yang membandingkan tujuan dengan pencapaian untuk menilai efektifnya. Bila terjadi kesenjangan antara tujuan dan hasilnya/pencapaian maka pemimpin harus menganalisa bagaimana hasil itu dicapai dan mencari penyebab kesenjangannya. Kadang-kadang suatu penyebab tidak dapat dihilangkan dalam waktu singkat dan hal ini disebut hambatan, dalam hal ini belajar dari pengalaman memegang peranan penting.

Prinsip-prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.

Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari.

1. Pembagian kerja (Division of work)

2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) 3. Disiplin (Discipline)

4. Kesatuan perintah (Unity of command)

5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri 7. Penggajian pegawai

8. Pemusatan (Centralization) 9. Hirarki (tingkatan)

10. Ketertiban (Order)

11. Keadilan dan kejujuran 12. Stabilitas kondisi karyawan 13. Prakarsa (Inisiative)

(3)

Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

Disiplin (Discipline)

(4)

Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.

Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.

Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

Penggajian pegawai

(5)

besar. Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

Keadilan dan kejujuran

(6)

Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

Semangat kesatuan dan semangat korps

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana

D. UNSUR-UNSUR POKOK MANAJEMEN

Di dalam dunia usaha ada enam unsur yang mendukung manajemen,dikenal dengan nama “The Six M’s” yang meliputi:

1. Manusia atau tenaga kerja (Man) 2. Uang atau biaya (Money)

3. Bahan-bahan atau material (Materials) baik bahan dalam pengertian perlengkapan (Equipment and Supplies), maupun data/informasi

(7)

5. Tata kerja/cara menyelenggarakan kerja (Methode) 6. Pasar (Market)

E. FUNGSI MANAJEMEN

Sebagaimana uraian definisi manajemen yang dikemukakan diatas, terdapat empat garis besar fungsi manajemen,yaitu:

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian. 3. Penggerakan.

4. Pengawasan/pengendalian.

Fungsi manajemen menurut Lufher Gullick yang dikenal dengan

“ POSDCORB”, yang merupakan istilah dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu: 1. Planning ( perencanaan)

2. Organizing (pengorganisasian) 3. Staffing (pengadaan staf) 4. Directing (pengarahan) 5. Controlling (pengawasan) 6. Reporting (pelaporan) 7. Budgeting (pembiayaan)

Fungsi manajemen menurut Lufher Gullick dapat diuraikan seperti dibawah ini:

1. Planning ( perencanaan)

Perencanaan adalah suatu proses menentukan kegiatan yang akan dilakukan secara sistematis sesuai dengan keinginan. Sedangkan produk suatu perencanaan adalah:

 Analisa keadaan dan masalah yang dihadapi

 Tujuan untuk mengatasi masalah

 Kebijakan dan strategi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

 Rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

 Rencana pengawasan, pengendalian dan penilaian.

Menurut George R Terry, perencanaan adalah pengumpulkan dan pengolahan fakta-fakta serta menggunakan perkiraan-perkiraan untuk bentuk masa depan dan perumusan usulan kegiatan yang diyakini dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

(8)

social, politik dan lingkungan serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk menwujudkan rencana tersebut.

Dengan adanya perencanaan tersebut, dimungkinkan hal-hal sebagai berikut:

a. Organisasi akan mencadangkan sejumlah sumber daya tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

b. Anggota-anggota organisasi akan menjalankan kegiatan-kegiatan sesuai dengan cara yang telah ditentukan.

c. Kemajuan dalam pencapaian tujuan akan dipantau dan diukur sehingga tindakan-tindakan koreksi dapat diputuskan bila pencapaian tujuan tersebut tidak memuaskan.

Rencana dapat dibedakan menjadi:

 Rencana kebijakan (Policy Plan), dibuat oleh manajer puncak / top manajer.

 Rencana program (Program Plan/Strategi Plan)

 Rencana Operasional (Plan Of Achon), dibuat oleh manajer tingkat paling bawah (middle manajer).

2. Organizing (pengorganisasian)

Organisasi adalah suatu wadah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi tersebut.

Setelah tujuan dan program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, tugas selanjutnya dari seorang manajer adalah menyusun dan mengembangkan organisasinya, untuk melaksanakan program tersebut. Bentuk organisasi akan tergantung dari jenis, tujuan dan programnya, seorang manajer harus mampu menetapkan bentuk organisasi ini dan kemudian mengembangkan sehingga berfungsi.

Setiap tujuan yang hendak dicapai memerlukan keahlian sesuai dengan bidangnya. Di dalam pengorganisasian manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas-tugas dan tanggungjawab yang melekat setiap posisi tersebut. Tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan oleh anggota-anggota memerlukan saling berhubungan, yang pada akhirnya perlu disiapkan pula alat-alat untu mengkoordinasikannya. Di dalam kenyataannya koordinasi merupakan hal yang lebih penting daripada yang lainnya.

3. Staffing (pengadaan staf)

(9)

digariskan. Peran dan fungsi staf adalah: 1) menyusun bahan-bahan pengambilan keputusan, 2) sebagai penasehat (konsultan), 3) penyedia sumber daya, 4) pelaksana teknis kegiatan dan 5) pengurus administrasi. Manfaat pengadaan staf adalah: 1) dapat dicapainya tujuan dengan memuaskan, 2) dapat meningkatkan efektifivitas dan efisiensi kerja, 3) dapat menambah gairah kerja, dan 4) dapat diciptakan suasana kerja yang mengguntungkan. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya (Ordway Tead). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stogdill). Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Georgy R, Terry). Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Seorang pemimpin terlihat dalam lingkungan yang berbeda dimana dibutuhkan bermacam gaya kepemimpinan.

(10)

pimpinan

Staf

ahli

staf

Contoh: Struktur Organisasi

4. Directing (pengarahan)

Pengarahan adalah salah satu tugas pimpinan di dalam fungsi melaksanakan suatu program atau kegiatan, yaitu memberikan petunjuk kepada orang lain atau bawahan dalam melaksanakan suatu kegiatan guna mencaapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pengarahan adalah agar pelaksanaan kegiatan memahami aktifitas yang dilakukannya dengan baik atau dapat juga dengan adanya pengarahan diharapkan berbagai keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena tidak seorangpun dapat meramal masalah yang akan timbul dalam pekerjaan sehari-hari. Maka manajer harus mempersiapkan pengarahan dari hari ke hari kepada para bawahannya. Di dalam memberikan pengarahan atau bimbingan, manajer menerangkan kepada anggota-anggota organisasinya apa yang harus mereka kerjakan serta menolong mereka di dalam hal-hal yang belum diketahui. Manajer menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan sejauh mana kemajuan telah dicapai. Manajer harus tahu apa yang telah terjadi agar dapat melangkah lebih lanjut, atau perlu diadakan perubahan/perbaikan di dalam organisasi apabila terdapat penyimpangan dari pola yang telah ditentukan.

(11)

5. Controlling (pengawasan)

Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar upaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang,P,1994).

Pengawasan adalah kegiatan yang memberi penilaian sejauh mana kesesuaian pelaksanaan suatu program mengikuti peraturan yang berlaku. Tujuan dari kegiatan pengawasan adalah untuk mengupayakan agar setiap kegiatan yang dilakukan harus mematuhi peraturan yang melandasinya. Peraturan-peraturan tersebut dapat berbentuk:

 Kebijakan

 Rencana kegiatan

 Standar

 Pedoman

 Produk hukum (peraturan dan perundang-undangan)

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa pengawasan merupakan fungsi pimpinan. Akan tetapi semakin besar suatu unit organisasi maka pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan oleh tenaga yang ditunjuk secara khusus untuk itu secara fungsional.

6. Reporting (pelaporan)

Merupakan alat dari pengawasan yang perlu dijadikan suatu fungsi tersendiri yang didalamnya telah menyangkut pekerjaan pengawasan. Laporan dibuat agar atasan dan bawahan, mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang belum diperbaiki ataupun ditambah.

7. Budgeting (pembiayaan)

(12)

BAB II

MANAJEMEN KESEHATAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

T I U : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu memahami tentang manajemen kesehatan

T I K : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu 1. menerangkan ruang lingkup manajemen kesehatan 2. menerangkan sistem manajemen kesehatan

A. PENDAHULUAN

Jika kita menyebut perkataan sistem kesehatan, ada dua pengertian yang terkandung didalamnya. Pertama pengertian sistem, kedua pengertian kesehatan. Pengertian sistem banyak macamnya diantaranya salah satu sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai suatu satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan suatu yang telah ditetapkan (Ryans). Menurut John McManana sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien. Jika diperhatikan pengertian sistem ini adalah dapat dibedakan atas dua macam,yakni:

a. Sistem sebagai suatu wujud

Adalah apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam system tesebut membentuk suatu wujud yang cirri-cirinya dapat didiskrisikan dengan jelas. Tergantung dari sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem, maka sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

1) sistem sebagai wujud yang konkrit, yaitu bagian-bagian atau elemen-elemen yang berbentuk sistem adalah konkrit dalam arti dapat ditangkap oleh panca indera.

2) Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak, yaitu bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat ditangkap oleh panca indera.

b. Sistem sebagai suatu metode.

(13)

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KESEHATAN

Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya. Ada bidang yang mengurus personalia (manajemen personalia), keuangan (manajemen keuangan), logistic obat dan peralatan (manajemen logistic), pelayanan kesehatan (manajemen pelayanan kesehatan, dan sistem informasi manajemen dan sebagainya).

Untuk masing-masing bidang tersebut juga dikembangkan manajemen yang spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokoknya. Penerapan manajemen pada unit pelaksanaan teknis merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh unit pelayanan kesehatan tersebut yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, efisien dan rasional.

Dalam manajemen pelayanan kesehatan tersangkut tiga kelompok manusia, yaitu: manusia penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider). Kelompok penerima jasa pelayanan kesehatan (para konsumen). Kelompok yang secara tidak langsung terlibat misalnya para administrator baik dikalangan perusahaan maupun pemerintah, yaitu masyarakat secara keseluruhan atau keluarga-keluarga penderita yang jutru tidak jarang sangat menentukan dalam manajemen pelayanan kesehatan.

C. SISTEM KESEHATAN

Pengertian sistem adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek dan saling berhubungan yang tedapat dalam suatu Negara, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984). Pembagian jenjang sistem terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Suprasistem

Adalah lingkungan dimana sistem tersebut berada. Lingkungan yang dimaksud disini juga berbentuk suatu system tersendiri, yang kedudukan dan peranannya lebih luas. Sistem yang lebih luas ini mempengaruhi system tetapi tidak dikelola oleh sistem.

b. Sistem

Adalah suatu yang sedang diamati yang menjadi obyek dan subyek pengamatan. c. Subsistem

Adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk sistem pula. Subsistem yang mandiri ini kedudukan dan peranannya lebih kecil daripada sistem.

(14)

Sistem Kesehatan Nasional (SKN), upaya kesehatan terbagi menjadi dua unsur utama,yaitu :

1. upaya kesehatan masyarakat (UKM)

untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar masyarakat merupakan tanggungjawab pemerintah, berdasarkan KEPRES No.15 tahun 1984 adalah Departemen Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar diseluruh tanah air. UU Pokok Pemerintahan Daerah No.5 tahun 1974 bahwa upaya kesehatan masyarakat (UKM) merupakan tanggungjawab pemerintah daerah. Fungsi pelayanan kesehatan masyarakat yang dimiliki oleh pemerintah hanya merupakan pelayanan rujukan saja. Sedangkan pelayanan kesehatan sehari-hari dipercayakan kepada PUSKESMAS yang tersebar diseluruh kecamatan di Indonesia.

2. upaya kesehatan perorangan (UKP)

merupakan beban individu, keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat dalam sistem jaminan kesehatan, yang diberikan oleh melalui dokter keluarga pada dasarnya merupakan pelayanan tingkat pertama (primary medical care services). Apabila pelayanan kesehatan melalui dokter keluarga ini berhasil dikembangkan akan diperoleh banyak manfaat antara lain, yaitu:

 dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit.

 dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan .

 dibutuhkan pelayanan spesialis yaitu dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu.

 Bila seluruh anggota keluarga yang ikut serta dalam pelayanan kesehatan maka dapat mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi.

 Dapat diperhitungkan sebagai factor yang mempengaruhi timbulnya penyakit.

 Dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang sederhana.

 Dapat dicegah pemakaian peralatan kedokteran yang canggih.

(15)
(16)

BAB III

MANAJEMEN PERKANTORAN

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini dan melakukan latihan mahasiswa mampu :

• Memberikan secara grs bsr mengenai pengertian, prinsip-prinsip dan fungsi, desain, tata ruang kantor dan sistem pengarsipan.

• TIU : setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami konsep dan fungsi-fungsi manajemen perkantoran

• TIK : setelah mengikuti mata kuliah mahasiswa diharapkan :

 menjelaskan pengertian manajemen kantor

 menjelaskan prinsip manajemen kantor

 Mengaplikasikan desain kantor

 Mengaplikasikan tata ruang kantor

 mengaplikasikan sistem pengarsipan

A. Pendahuluan

Manajemen perkantoran dipakai silih berganti dengan arti yang sama, perkataan administrasi dengan dan manajemen pada umumnya dianggap sebagai kata-kata sepadan. Hal itu ditegaskan oleh salah satu terbitan bangsa-bangsa sebagai berikut : administrasi dan manajemen makin lama makin banyak dipakai secara searti. Walaupun istilah administrasi lebih banyak dalam tindakan urusan Negara dan istilah manajemen lebih banyak bagi urusan perusahaan, pada waktu akhir-akhir ini terwdapat kecenderungan penggunaan manajemen dalam derajat yang lebih luas bagi urusan Negara hal ini terjadi mungkin karena penerapan praktek-praktek manajemen perusahaan yang semakin meningkat di bidang administrasi Negara.

Manajemen yang baik juga melakukan penataan ruangan tempat para staf akan bekerja. Banyak unit kesehatan yang memiliki penataan ruangan kerja yang tidak nyaman oleh karena ukuran bangunan atau ruang kerja perorangan yang sempit, atau bentuknya yang aneh atau sering kali karena tidak ada orang yang memikirkan hal ini.

Tidak diperlukan aturan yang rumit untuk menayta ruangan kerja hanya ada dua pertanyaan yang sederhana yang perlu dijawab yaitu :

1. Pekerjaan apa yang akan diselesaikan?

(17)

B. Pengertian

Manajemen perkantoran adalah rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan pekerjaan perkantoran.

Setiap tugas pekerjaan pokok untuk mencapai tujuan tertentu pada suatu instansi pemerintah, perusahaan swasta dan pada suatu badan sosial harus didukung oleh pelayanan perkantoran. Pelayanan perkantoran terdiri dari segenap pekerjaan kantor yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya suatu tujuan pokok.

Menurut George Terry : merumuskan pekerjaan perkantoran sebagai berikut : ”Pekerjaaan perkantoran meliputi penyampaian pekerjaan sacara lisan dan pembuatan laporan-laporan sebagai cara untuk meringkaskan banyaknya hal dengan cepat guna menyediakan suatu landasan fakta”

Menurut Mills dan Standing Fort, setiap kantor memikul kewajiban untuk mengamati secara cermat urusan-urusan perusahaan sebagaimana terlihat surat-surat dan peringatan pejabat pimpinan akan segala sesuatu yang tak menguntungkan yang dapat terjadi.

C. Konsep Tata Usaha Sebagai Pekerjaan Perkantoran

Tata usaha menurut intinya adalah tugas pelayanan yang terdiri dari 6 pola perbuatan :

1. menghimpun : yaitu kegiatan-kegiatan mencari dan mengusahakan tersedinya segala keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap digunakan bila diperlukan 2. Mencatat : yaitu kegiatan, membubuhkan berbagai peralatan tulis

keterangan-keterangna yang diperlukan sehingga terwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim, dan disimpan.

3. Mengolah : yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna 4. Menggandakan : yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat

sebanyak jumlah yang diperlukan

5. Mengirim : yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dengan alat dari satu pihak ke pihak yang lain

6. Menyimpan : yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu dan aman

1) Pengertian tata ruang kantor

• adalah penyusunan alat-alat kantor pd luas lantai yg tersedia (Littlefield dan Peterson, 1956)

(18)

2) Fungsi Kantor Pada Pusat Kesehatan

Adalah tempat pelaksanaan pekerjaan adaministrasi dan penyimpanan dukomen dan surat-surat, kantor tidak selalu berupa satu ruangan penuh tapi dapat hanya berupa sebuah meja atau sudut ruangan.

3) Kegiatan Perkantoran

 Kegiatannya surat menyurat (korespondensi)

 Kegiatan pelayanan kesehatan

 Manajemen staf

 Administrasi dana dan peralatan

- Pemesanan

- Penyimpanan

- Pengeluaran

4) Desain Kantor

a. Dibuat gambar denah kantor dengan skala 1 : 40, dicantumkan panjang dan lebar ruangan dan desain letak pintu, jendela dan pilar gedung

b. Catat dan tentukan setiap aktivitas/ pekerjaan, proses pelaksanaan, urutan pekerjaan dan jumlah pegawai

c. Susun konsep tata kerja ruang kantor yang memungkinkan :

 Penambahan/pengurungan pegawai

 Penambahan/penggantian perabotan / alat kerja

 Perubahan penyelesaian/proses/prosedur kerja

 Penambahan, pengurangan/perubahan pekerjaan tambah kuantitas

 Perubahan struktur organisasi 5) Pedoman penyusunan tata ruang

a) Proses pekerjaan kantor menempuh jarak terpendek b) Rangkaian aktifitas berjalan secara lancar

c) Penggunaan ruang secara efisien

d) Terpeliharanya keselamatan dan kepuasan kerja e) Pengawasan pekerjaan secara maksimal

f) Kesan pihak luar baik

g) sewaktu-waktu dapat dengan mudah dirubah

6) Azas-azas pokok tata ruang

a. Azas jarak pendek : jarak antara 2 titik merupakan jarak pendek

b. Azas rangkaian kerja : penempatan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan c. Azas penggunaan segenap ruangan : dimungkinkan ruangan yang tidak

(19)

d. Azas`susunan tempat kerja : dapat dirubah dengan mudah bila diperlukan (perubahan proses kerja, penemuan teknologi)

7) Langkah-langkah penyusunan tata ruang

a. Adanya hubungan kerja antara unit-unit yang lain b. Sifat-sifat pekerjaan (rahasia dan umum)

 Pelayanan publik mudah terlihat

 Pengelompokan unit-unit yang berhubungan

 Pusat ketatausahaan ditempatkan ditengah-tengah

 Unit kerja yang membutuhkan ketenagaan dengan unit yang menimbulkan kebisingan diletakkan berjauhan.

Macam-macam tata ruang

1. Tata ruang tertutup/terpisah

Pada susunan ini ruangan untuk bekerja terbagi dalam beberapa satuan. Pembagian ini sesuai kondisi gedung terdiri berkamar-kamar maupun karena dibuat secara terpisah dengan sketsel kayu atau kaca.

Pelaksanaan fungsi tiap seksi-seksi dilakukan pada ruang kerja yang terpisah-pisah

2. Tata ruang terbuka

Pada Susunan ini ruang kerja yang tidak dipisah-pisahkan semua aktifitas dulaksanakan pada suatu ruangan kerja yang terbuka. Ruangan besar terbuka akan lebih baik daripada ruang yang sama luasnya yang dibagi dalam satuan-satuan kecil.

Keuntungan tata ruang terbuka

1. Memungkinkan pengawasan lebih efektif bagi segenap pegawai

2. Mempererat hubungan pegawai satu dengan yang lain karena adanya persatuan sehubungan bekerja pada satu ruangan

3. Memudahkan penyebaran udara dan cahaya

4. Memudahkan perubahan bila ada penambahan pegawai dan penambahan pegawai dan alat-alat kantor

Kerugian tata ruang terbuka

1. Pekerjaan yang bersifat rahasia/pribadi tidak terjamin 2. Dapat terjadi kebisingan

Faktor yg berhubungan dgn tata ruang

(20)

2. Pembagian pencahayaan : langsung, setengah langsung, setengah tidak langsung dan tidak langsung

3. Warna : merupakan faktor penting untuk memperbesar efisiensi pegawai, akan mempengaruhi keadaan jiwa pegawai, pewarnaan yang tepat pada dinding dan alat akan memelihara kegembiraan dan ketenangan kerja pegawai

4. Udara : yang penting suhu udara dan kelembaban udara

5. Suara : alat yang menimbulkan kebisingan dipasangi peredam suara, karena suara dapat mempengaruhi efisiensi pekerjaan

D. Sistem Pengarsipan

Dalam pelaksanaan tata usaha banyak sekali dipergunakan kertas dan peralatan tulis yang beranekaragam, oleh karrena itu tata usaha sering disebut juga pekerjaan tulis menulis. Dengan dilakukan pekerjaan tulis menulis dalam setiap kantor untuk mencacat berbagai informasi pada lembaran kertas maka tercipta catatan tertulis.

Fungsi pokok tatausaha dapat diringkas jadi kegiatan-kegiatan catatan tertulis dan menyimpan catatan tertulis jadi kegiatan menyimpan keterangan sebagai suatu aktifitas tatausaha dalam kenyataanya berupa kegiatan menaruh catatan tertulis dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang aman agar tidak rusak atau hilang.

1. Pengertian

segenap rangkaian aktifitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan berbagai keterangan yang diperlukan dalam setiap kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujan tertentu

Suatu kumpulan catatan tertulis yang disimpan secara sistematis karena mempunyai sesuatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali

2. Sistem penyimpanan arsip

1. Menurut abjad/alfabet filling

2. nama org,organisasi yg tertera pd setiap surat

3. Menurut prihal/subject filling : urusan yg dimuat dlm tiap catatan tertulis mis slrh surat mengenai iklan dkumpulkan jadi dgn judul iklan

4. Menurut wilayah/geografic filling : dssn menurut pbgn wilayah mis (pulau, propinsi, kota dll)

5. Menurut nomor/numeric filling : disimpan menurut urutan angka dr 1 hingga bilangan yg lbh bsr

(21)

3. Tata kerja kearsipan

1. Dicatat dlm buku agenda pengriman dan penerimaan surat pd pihak lain 2. Utk setiap srt keluar dan srt msk dibuatkan buku agenda sendiri, tp dpt juga

disatukan

3. Stlh diagenda srt disimpan

4. Penyimpanan dilakukan dlm berkas jepitan (snelchechter) atau dlm berkas tebal (briefordner)

5. Pengarsipan yg lbh praktis menggunakan siste penyimpanan abjad atau prihal

4. Penyusutan arsip

a. Kegunaan arsip tdk digunakan utk selamanya,suatu ketika arsip berakhir kegunaannya dan tdk memp. nilai utk disimpan nilai arsip

b. untuk mengetahui bernilai atau tidaknya suatu arsip diukur dengan angka pemakaian, dengan rumus :

Angka pemakaian = jml permintaan surat jml srt dlm arsip

c. Semakin besar presentasi dari angka pemakaian semakin baik arsip tersebut dan makin bermanfaat untuk disimpan

d. Arsip tersebut masih aktif untuk membantu jalannya organisasi. e. Pengarsipan membutuhkan pegawai, ruangan dan tpt penyimpanan

5. Syarat-syarat petugas arsip

1. Ketelitian : dapat membedakan nama, angka yang sepintas tampak sama

2. Kecerdasan : memiliki daya ingat yang tajam sehingga tidak mudah lupa tentang pokok soal yang telah diarsipkan

3. Kecekatan : mempunyai jasmani yang baik sehingga dpt bekerja dengan cepat

4. Kerapian : dapat menyusun dgn rapi kartu2, berkas2, surat2 shg lbh mudah dicari

Daftar Pustaka:

1. Hasibuan SP Melayu, 2006,Manajemen dasar, pengertian disian masalah, edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta

2. Mahon Mc.Rose Maary,Barton Elizabet, Piot Maurice, 1999,

Manajemen Pelayanan Primer, Alih bahasa : Kumala Poppy, EGC, Jakarta

(22)

BAB IV

MANAJEMEN KESEHATAN GIGI TUJUAN PEMBELAJARAN

T I U: setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu memahami tentang manajemen kesehatan Gigi

T I K: setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu - Menerangkan ruang lingkup manajemen kesehatan Gigi - Menjelaskan manajemen kesehatan gigi

- Meenerangkan sistem rujukan pelayanan kesehatan gigi

A. PENDAHULUAN

Pada dasarnya manajemen merupakan sebagian ilmu lainnya, yang secara umum mempelajari mengelola atan mengatur suatu hal yang berkaitan dengan administrasi dan lain-lain. Ilmu manajemen ini dapat juga dipakai kehidupan sehari-hari atau dalam suatu organisasi baik organisasi besar maupun kecil yang dalam pelaksanaannya menyangkut hal-hal pengertian dan konsep dasar manajemen.

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KESEHATAN GIGI

Manajemen di sini meliputi pengertian dan konsep dasar manajemen yang mempunyai keterkaitan dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, maka dibutuhkan berbagai sumber daya yang harus diatur dengan proses manajemen secara baik.

Manajemen kesehatan gigi merupakan suatu kenyataan bagi tenaga kesehatan gigi untuk dapat memahami ilmu manajemen dengan baik dan trampil sebagai acuan atau landasan dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, juga dapat mengelola dan mengatur waktu sebaik mungkin. Selain itu dapat digunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan tentang bagaimana menggunakan orang lain untuk menyelesaikan berbagai tugas.

C. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN GIGI

Visi Departemen Kesehatan RI, Indonesia Sehat 2010 dicanangkan melalui program kesehatan terutama di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan demi mendapatkan tingkat kesadaran penting arti pemeliharaan kesehatan gigi. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan dapat melalui:

a. Macam-macam program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

 Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dan keluarga melalui UKGMD

(23)

 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada penderita/pengunjung PKM/RS

b. Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut:

 Kegiatan promotif untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan

 Kegiatan preventif untuk memberikan perlindungan khusus pada gigi.

 Kegiatan kuratif untuk memberikan penyembuhan orang sakit. c. Keadaan dan masalah kesehatan gigi dan mulut:

 Dilakukan survey melalu DMF-T, CPITN dan OHIS

 Hasil survey melalui masalah yang didapat d. Tujuan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut:

Masyarakat mampu memelihara kesehatangigi dan mulut

Masyarakat dapat melakukan perencanaan terjadinya penyuluhan gigi dan mulut

Masyarakat dapat mempergunakan sarana pelayanan kesehatan gigi

e. Tahap-tahap pelaksanaan:

 tahap persiapan

 tahap perencanaan

 tahap pelaksanaan

 tahap pembinaan

 tahap penilaian

 tahap pengembangan

D. SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI

Pengertian rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesekatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab atau timbale balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit kesehatan yang kurang mampu kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti unit kesehatan yang setingkat lebih tinggi kemampuannya.

Manfaat:

Dari sudut pemerintah/penentu kebijakan (policy maker):

 Membantu menghemat, tidak perlu menyediakan fasilitas dan sarana alat kesehatan yang sama disetiap unit.

 memperjelas sistem pelayanan kesehatan, terdapat hubungan kerja antara berbagai unit kesehatan.

 Memudahkan pekerjaan administrasi administrasi/manajemen perencanaan.

(24)

 Meringankan biaya pengobatan, dapat dihindari pemerksaan yang sama berulang-ulang.

 Mempermudah mendapatkan npelayanan, diketahui fungsi dan wewenang setiap sarana kesehatan.

Dari sudut penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider):

 Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan dampak positif.

 Membantu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui kerjasama.

 Memudahkan/meringankan beban tugas, sesuai unit kerja.

Macam-macam rujukan:  Rujukan kesehatan

 Rujukan medik.

Dalam bidang kedokteran gigi dikembangkan:  Rujukan kesehatan

 Rujukan teknologi berupa ilmu pengetahuian,pedoman, petunjuk pelaksanaan dll.

 Rujukan sarana berupa alat kesehatan, brosur, leaflet, poster dan alat KIE

 Rujukan operasional berupa anggaran dan alat transport

 Rujukan medik.

 Rujukan penderita

 Rujukan model

 Rujukan jaringan/preparat

 Rujukan tenaga ahli mengirim tenaga ahli

 Rujukan alhi tehnologi-menerima tenaga ahli / mengikuti pelatihan

 Rujukan ditinjau dari unit kesehatan yang dilakukan adalah:

 Rujukan intern

 Rujukan ekstren

Tata cara mengirim rujukan:

1. Rujukan medik: dibuat surat format rujukan untuk:

 Rujukan pasien: kepada/dari dokter/instansi yg lebih mampu/berwenang

 Rujukan pasien ke/dari laboratorium klinik untuk menunjang diagnosa.

 Rujukan model/jaringan untuk dikirim ke laboratorium atau jawaban laboratorium.

2. Rujukan kesehatan:

 Mengirim brosur

 Mengirim peralatan dan fasilitas kesehatan pencegahan dan promotif

 Pelatihan tenaga kesehatan

(25)

BAB V KOMUNIKASI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan tentang komunikasi, mahasiswa semester 1 dapat :

1) Menjelaskan pengertian komunikasi 2) Menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi 3) Menjelaskan unsur-unsur komunikasi 4) Menjelaskan alur komunikasi komunikasi

5) Menyebutkan dan Menjelaskan jenis-jenis komunikasi

6) Menyebutkan dan Menjelaskan kegunaan alat-alat komunikasi

A. PENDAHULUAN

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya manusia lain, dan manusia selalu tergantung pada manusia lainnya, sehingga akan terjadi reaksi dan interaksi diantara mereka. Dengan adanya reaksi dan interaksi menunjukkan adanya komunikasi, yang sangat penting artinya bagi kelangsungan kehidupan manusia (Dep.Kes RI, 1999). Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Pada kenyataannya komunikasi memang secara mutlak merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita (Kariyoso, 1994)

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, atau communis yang berarti menjadikan milik bersama (Azwar, 1996, dan Dep.Kes, 1999). Pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain berarti kita berusaha untuk sesuatu yang kita sampaikan menjadi miliknya juga (Dep.Kes.RI, 1999).

Menurut Azwar (1996), komunikasi adalah :

1. pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lainnya.

2. pertukaran fakta, gagasan, opini, atau emosi antar dua orang atau lebih.

3. suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-kata, simbol atau pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling tukar menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, jelaslah tujuan utama komunikasi adalah menimbulkan saling pengertian, bukan persetujuan. Seseorang yang tidak setuju terhadap sesuatu hal, tetapi memahami benar apa yang tidak disetujuinya tersebut, juga telah memiliki komunikasi yang baik.

Menurut Gitosudarmo (2000), komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima, baik lisan, tulisan, maupun

(26)

menggunakan alat komunikasi. Pertukaran informasi yang terjadi di antara pengirim dan penerima tidak hanya dilakukan lisan atau tertulis oleh manusia, akan tetapi juga menggunakan alat komunikasi yang canggih. Sebagai contoh, pengiriman informasi dengan sistem informasi manajemen yang kompleks, dengan data yang berasal dari berbagai sumber, kemudian dianalisis oleh komputer dan disampaikan kepada penerima secara elektronik.

Pentingnya komunikasi dalam hubungannya dengan pekerjaan telah ditunjukkan oleh banyaknya waktu yang dipakai untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Suatu studi menunjukkan bahwa pekerja bagian produksi berkomunikasi 16 sampai 46 kali dalam satu jam. Untuk manajer tingkat bawah menggunakan waktunya sekitar 20-50 % secara verbal atau lisan, sedangkan pada tingkatan manajer menengah dan atas, 29-64 % secara verbal langsung maupun melalui telepon (Gitosudarmo, 2000). Dapatlah diperkirakan banyaknya komunikasi yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan seperti perawat misalnya, yang harus berkomunikasi dengan dokter, pasien, keluarga pasien, dan sejawatnya.

C. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI

Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, dalam arti mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi. Menurut Dep.Kes (1999) prinsip komunikasi adalah :

1. memenuhi syarat lima C yaitu : a. Complete : lengkap

b. Clear : jelas c. Consic : singkat

d. Correct : benar atau tepat e. Courteou : sopan

2. antara komunikator dan komunikan hendaknya mempunyai hubungan baik, wajar, dan saling mempercayai.

3. bersifat timbal balik

4. bersifat terbuka dan tidak dibuat-buat.

D. UNSUR KOMUNIKASI

(27)

Bagan 1. Unsur-unsur komunikasi

1. sumber 1. sumber 1. sumber 1. sumber

2. pesan 2. pesan 2. pesan 2. pesan

3. sasaran 3. media 3. media 3. media

4. sasaran 4. sasaran 4. sasaran

5. sistim simbol 5. umpan balik 6. akibat Sumber : Azwar, Pengantar administrasi kesehatan, 1996.

Menurut Dep.Kes (1999), yang termasuk dalam kelompok unsur utama komunikasi adalah komunikator, pesan, dan komunikan. Unsur pelengkap komunikasi adalah sumber pesan, saluran atau media, dan tujuan atau efek. Menurut Gitosudarmo (2000), unsur utama komunikasi adalah pengirim, penyandian (encoding), pesan, saluran, penerima, penafsiran (decoding), umpan balik, dan gangguan (noise).

Secara umum unsur komunikasi tersebut dapat dijelaskan berikut ini :

1. Komunikator atau pengirim adalah orang memiliki informasi, ide, gagasan, atau pesan, dan berkehendak menyampaikan kepada orang lain sebagai penerima pesan atau komunikan. Dalam manajemen, komunikator ini dapat berasal dari perorangan, kelompok, dan ataupun institusi serta organisasi tertentu (Azwar, 1996). Dalam buku karangan Azwar (1996), komunikator atau pengirim diberi sebutan sebagai sumber.

2. Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima (Gitosudarmo,1999), dan pesan merupakan pengertian dari pengirim yang akan disampaikan kepada penerima (Dep.Kes,1999). Sebagian besar pesan dalam bentuk kata baik lisan maupun tulisan, namun beraneka ragam perilaku nonverbal dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan, seperti gerak tubuh, raut muka, gambar, dan lain sebagainya.

3. Penyandian (encoding), merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat atau simbul tertentu untuk ditransmisikan (Gitosudarmo, 2000), dan merupakan rumusan pesan yang akan disampaikan (Dep.Kes, 1999). Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.

4. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari pengirim (Dep.Kes, 1999) dan melakukan proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim (Gitosudarmo, 2000).

5. Sumber pesan adalah yang pertama memiliki ide atau

(28)

6. Saluran seringkali disebut media, adalah alat yang dipilih dan dipakai oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Saat ini dikenal dua macam media (Azwar, 1996), yaitu :

a. media massa, seperti surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi. Keuntungan menggunakan media massa adalah cakupan (coverage) lebih luas, namun kerugiannya adalah efektifitasnya sulit dipantau.

b. Media antar pribadi bertujuan terjadinya

interaksi antara sumber dan sasaran, seperti telepon, surat, dan pembicaraan perorangan. Keuntungannya adalah pesan yang disampaikan mencakup rahasia dan pribadi, namun membutuhkan biaya, tenaga dan waktu yang cukup besar, apalagi bila komunikan yang ingin dituju dalam jumlah besar.

7. Tujuan atau efek komunikasi, ada juga yang

menyebutnya akibat, adalah hasil dari suatu komunikasi, yakni terjadinya perubahan pada diri komunikan. Perubahan dapat ditemukan pada pengetahuan, sikap, pikiran dan ataupun tingkah laku dari komunikan (Azwar, 1996).

8. Penafsiran atau decoding adalah proses menerjemahkan

pesan dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan yang sejenisnya. Sebagian besar decoding dilakukan dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima (Gitosudarmo, 2000).

9. Umpan balik atau feedback adalah reaksi dari penerima

terhadap pesan yang disampaikan, yang dimanfaatkan oleh pengirim untuk memperbaiki atau menyempurnakan komunikasi yang dilakukan (Azwar, 1996). Pada dasarnya umpan balik merupakan tanggapan penerima atas informasi yang disampaikan pengirim. Umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah (Gitosudarmo, 2000).

10. Noise atau gangguan adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. Gangguan dapat terjadi pada setiap elemen dari proses komunikasi.

E. PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pikiran oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) dengan menggunakan lambang-lambang (Dep.Kes, 1999). Dalam proses komunikasi ini komunikator melakukan encoding yaitu merumuskan pesan yang akan disampaikan, kemudian memilih lambang yang tepat, dan memilih saluran komunikasi yang tepat. Yang dilakukan oleh komunikan adalah decoding yaitu menafsirkan atau mengartikan pesan.

(29)

Komun ikator

Pesan

Sumber Media Pesan Komu nikan

Tuju-an

Decoding Encoding

Proses penyandian

Pesan dan saluran

Proses penafsiran

penerima pengirim

noise noise noise noise noise

Gambar 1. Skema proses komunikasi menurut Dep.Kes.RI (1999).

Menurut Gitosudarmo (2000), unsur komunikasi dalam proses komunikasi adalah pengirim, penyandian (encoding), pesan, saluran, penerima, penafsiran (decoding) umpan balik (feed back), dan gangguan (noise). Bagan proses komunikasi tersebut pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Skema proses komunikasi menurut Gitosudarmo (2000).

Berdasarkan gambar proses komunikasi di atas, maka tampak bahwa unsur

noise atau gangguan dapat terjadi pada setiap unsur dari proses komunikasi, sehingga selain semua unsur dapat mempengaruhi jalannya proses komunikasi, semua unsur juga dipengaruhi oleh noise. Adanya unsur umpan balik dari si penerima kepada pengirim dapat digunakan sebagai evaluasi bagi proses komunikasi, untuk mengetahui apakah yang dimaksudkan oleh komunikator telah diterima dengan benar, dan untuk memperbaiki komunikasi.

Kedua skema proses komunikasi di atas dapat digabungkan menjadi modifikasi dari proses komunikasi. Melalui hasil penggabungan ini tampak bahwa proses komunikasi merupakan suatu siklus, yang demikian seterusnya sampai dicapai tujuan komunikasi. Skema penggabungan kedua model proses komunikasi di atas digambarkan pada gambar 1.3. berikut ini.

(30)

Komu

Komunikasi sebagai proses dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu :

1. Komunikasi primer, ialah komunikasi yang terjadi langsung antara komunikator dengan komunikan tanpa menggunakan media baik berbentuk cetak maupun elektronika.

2. Komunikasi sekunder, ialah komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan alat sebagai mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan ataupun untuk menghadapi hambatan-hambatan.

F. ALUR KOMUNIKASI

1. Komunikasi searah, adalahbentuk komunikasi dengan komunikator yang sangat berperan, sedangkan komunikan hanya sebagai penerima saja, tanpa adanya tanya jawab. Sebagai contoh adalah tulisan seseorang di majalah atau koran, pengumuman pemerintah melalui radio atau TV, poster yang ditempel di keramaian, dan lain sebagainya.

2. Komunikasi dua arah, adalah komunikasi yang berlangsung timbal balik antara komunikator dan komunikan.

3. Komunikasi berantai, adalah komunikasi yang komunikannya meneruskan lagi pesannya sebagai komunikator bagi komunikan berikutnya. Bila komunikasi berantai ini dilakukan secara lisan maka isi pesan dapat berubah sama sekali pada saat pesan tiba pada komunikan terakhir. Dengan cara tertulis dapat mengurangi terjadinya penyimpangan pesan pada komunikan terakhir.

G. JENIS KOMUNIKASI

(31)

1. Komunikasi Personal atau perorangan, adalah komunikasi antara dua orang yang dapat berlangsung dengan tatap muka (face to face communication) dan komunikasi bermedia (mediated comunication).

a. komunikasi primer, yang efektif untuk terjadinya kontak pribadi dan mengubah pendapat, sikap, dan perilaku seseorang. Komunikator dapat memahami tentang kerangka berpikir dari penerima, kondisi fisik dan mental penerima, suasana lingkungan saat terjadi komunikasi, serta tanggapan komunikan secara langsung.

b. Komunikasi bermedia adalah komunikasi sekunder, menggunakan alat misalnya telepon.

2. Komunikasi kelompok (dalam bentuk ceramah atau diskusi), komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan sekelompok orang, dalam suatu forum diskusi misalnya. Komunikasi dalam kelompok kecil ini memiliki kelebihan, yaitu adanya kontak pribadi, umpan balik terjadi langsung, dan suasana lingkungan saat diskusi dapat diketahui secara langsung. Kekurangan dari komunikasi kelompok kecil adalah kerangka berpikir individu sulit diketahui, kondisi fisik dan mental individu sulit terdeteksi..

3. Komunikasi masa ( dalam pers, film, radio, televisi, periklanan, dan pertunjukkan), adalah komunikasi yang sasarannya kelompok orang dalam dalam jumlah besar sekaligus, umumnya tidak terhitung dan tidak dikenal. Pesan yang disampaikan biasanya bersifat umum dan sumber pesan biasanya suatu instansi atau lembaga. Pesan dapat disampaikan kepada komunikan secara serentak, tetapi umpan balik tidak dapat diketahui secara langsung.

Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulisa dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.

KOMUNIKASI VERBAL

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.

Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:

(32)

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan.

Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana.

Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.

Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.”

2. Perbendaharaan Kata

Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.

3. Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan,terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.

4. Selaan dan kesempatan berbicara

(33)

mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau

terlalu cepat dan perlu untuk diulang.

5. Waktu dan relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat

dan kebutuhan klien.

6. Humor

Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

KOMUNIKASI NON-VERBAL

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata.Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Komunikasi non-verbal teramati pada:

1. Metakomunikasi

(34)

perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.

2. Penampilan Personal

Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).

Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan

penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif.

Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/ asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

3. Intonasi (Nada Suara)

Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

4. Ekspresi wajah

Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.

Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.

5. Sikap tubuh dan langkah

Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati

sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti

(35)

6. Sentuhan

Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan gigi, perawat menyentuh klien, seperti ketika memasang celemek, mengatur posisi kepala pasien pada saat pemeriksaan. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.

H. ALAT-ALAT KOMUNIKASI

1. Internet

2. Telepon

3. Handphone

4. Fax

5. Pager

6. Push to talk

1) Internet

Definisi

Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan 'inter-network') ialah rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Cara Memakai

Buka Mozilla atau browser lainnya , kutipkan alamat website yang dicari di kotak (Address) lalu mulai memakainya.

(36)

Bisa mencari semua informasi,hiburan,maupun berita aktual dan lainnya.Lebih praktis untuk mencari informasi dibandingkan dengan BUKU.

2) Telepon Definisi

Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan

telepon pertama dibuat di Boston, Massachusetts, pada tahun 1876. Tetapi, penemu Italia Antonio Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada

September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.

Cara Memakai

Tekan (nomor rumah/lainnya )yang akan anda hubungi lalu mulai berbicara ,setelah selesai berbicara tutup kembali telepon dengan RAPAT.Jika orang yang anda

hubungi tidak mengangkat(dan anda ingin mencoba lagi,cukup menutup telepon lalu tekan REDIAL).

Guna Dari Telepon

Berbicara dengan orang yang tempatnya jauh dari diri kita(beda rumah/beda keberadaan,tidak lebih jauh dari satu kecamatan ).

3) Handphone(Telepon Genggam) Definisi

Telepon genggam, biasanya disebut juga dengan cellular.Merupakan pengembangan teknologi telepon, dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk mobile atau berpindah-pindah

Cara Memakai

Pertama-tama isi pulsa ,baterai penuhkan lalu mulai tekan nomor teman anda atau yang lainnya lalu tekan tombol gambar telepon (berwarna hijau diangkat)lalu mulai berbicara setelah selesai berbicara tekan tombol (gambar telepon berwarna

(37)

Guna Dari Handphone(Telepon Genggam)

Sama dengan telepon namun bedanya bisa di bawa kemana saja karena ukuran tubuhnya.

4) Fax Definisi

Disingkat dengan FoIP, Suatu mekanisme untuk mengirimkan fax melalui Internet (yang berbasis IP). Hal ini mirip seperti VoIP.

Cara Menggunakan

Tekan nomor fax yang anda tuju lalu tunggu sebentar,maka dokumen akan terkirim.

Guna Dari Fax

Mengirim dokumen dari suatu negeri ke negeri lainnya.

5) Pager. Definisi

Pager adalah alat panggil seperti handphone namun lebih praktis dikarenakan,pager tidak memiliki fasilitas lainnya selain sms.Pager hanya bisa menerima SMS dan tidak bisa mengirim SMS.

Cara Menggunakan

Tekan nomor pager yang anda tuju lalu ketik yang anda ingin katakan pada yang anda kirimkan.

Guna Dari pager

Mengirimkan SMS kepada orang yang kita tuju dengan cepat dan lebih praktis.

6) Push To Talk

Definisi

Alat bicara yang ukuran tubuhnya lumayan kecil.Pembicara yg memakainya harus bergantian dengan lawan bicaranya ,misal:si A berbicara lalu berhenti, si B

(38)

dengan berbanyak orang namun orang-orang yang memakainya harus berbicara SECARA BERGANTIAN.

Cara Memakainya

Si A berbicara lalu berhenti,Lawan bicaranya (si B) menunggu bunyi *beep barulah menjawabnya,begitu juga dengan si c,d,e,f,dan lainnya.

BAB VI

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Selesai perkuliahan tentang komunikasi dalam pelayanan kesehatan gigi, mahasiswa tingkat 1 dapat :

a. Menjelaskan tentang komunikasi yang baik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gigi yang berkualitas kepada masyarakat

b. Menjelaskan tentang ketrampilan berkomunikasi yang harus dimiliki dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi

A. PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan gigi komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.

(39)

Perawat gigi yang memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan pimpinan, teman sejawat dan pasien tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.

B. KOMUNIKASI DALAM TIM KESEHATAN GIGI UNTUK MEMBINA

HUBUNGAN KERJA YANG BAIK

Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi dalam organisasi dapat diperoleh dengan mempelajari arah dasar gerakannya yang tampak dengan terbentuknya saluran-saluran komunikasi. Saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur orgnisasi atau ditunjukkan oleh berbagai sarana formal lainnya (Handoko, 1995).

Aliran komunikasi dalam organisasi merupakan pdoman ke arah mana seseorang dapat berkomunikasi dalam organisasi. Aliran komunikasi formal dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu komunikasi dari atas kebawah, dari bawah ke atas, horisontal, dan diagonal (Gitosudarmo, 2000).

Komunikasi vertikal, terdiri dari :

a. komunikasi dari atas ke bawah (downward communication), merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hirarki organisasi. Bentuk dari alirannya seperti prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melaksanakan tugas, umpan balik terhadap prestasi bawahan, penjelasan tujuan organisasi, dan lain sebagainya. Kelemahan komunikasi ini adalah ketidak akuratan pesan yang sampai setelah beberapa tingkatan. Pesan dengan bahasa yang mungkin tidak sesuai dengan tingkatan di bawahnya menyebabkan penyimpangan pesan komunikasi (Gitosudarmo, 2000 dan Handoko, 1995).

b. komunikasi dari bawah ke atas ( upward communication), dirancang untuk menyediakan umpan balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan informasi tentang prestasinya dan praktek serta kebijakan organisasi. Komunikasi dari bawah ke atas dapat berupa laporan tertulis, maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok, dan lain sebagainya (Gitosudarmo, 2000 dan Handoko,1995).

Permasalahan utama yang terjadi adalah bias informasi yang disampaikan, terutama untuk informasi yang kurang mengenakkan atasannya. Informasi yang bias menyampaikan hal yang menyenangkan atasan dan bukan yang diperlukan oleh atasan.

Komunikasi horizontal

Gambar

Gambar 1. Skema proses komunikasi menurut Dep.Kes.RI (1999).
Gambar 4. Skema aliran komunikasi formal dalam organisasi
Gambar 12.1 Proses pemasaran
Gambar 12.2 Informasi yang perlu dikumpulkan dalam membuat suatu rencanapemasaran.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu peran penting dari saliva adalah untuk mempertahankan pH di dalam mulut saat terkena asam dan dapat disebut juga sebagai kapasitas buffer (Miles et

• Peran ilmuwan itu antara lain, mereka harus peka terhadap perubahan sosial dan berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Mereka juga bertanggung jawab terhadap

Adapun ketidak jelasan batas-batas wilayah negara terutama pada batas wilayah laut telah menyebabkan adanya sengketa internasional.Baru-baru ini telah terjadi sengketa

Sedangkan Child Abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka

nagari Koto Sani tentang kepemikan pasar Sumani. 8 Hasil penelitiannya di dapatkan bahwa faktor pemicu terjadinya konflik antara dua nagari tersebut adalah ketidak jelasan

Yang ketiga, adalah remaja yang bersifat ambivalen terhadap perubahan yang mana mereka menuntut kebebasan namun takut untuk bertanggung jawab akan akibatnya karena pada

• Bagian potong bertanggung jawab memotong secara teliti agar bahan yang digunakan tidak banyak yang terbuang.. • Bagian finishing bertanggung jawab teliti dalam

Personel pemeliharaan bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang ditetapkan KETERKAITAN : PERALATAN / PERLENGKAPAN : 1... Dokumen