• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan program layanan konsultasi keluarga di LK3 Sekarsari a. Perencanaan Program Layanan Konsultasi Keluarga pada

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.HASIL PENELITIAN

2. Pengelolaan program layanan konsultasi keluarga di LK3 Sekarsari a. Perencanaan Program Layanan Konsultasi Keluarga pada

keluarga bermasalah di LK3 Sekarsari Yogyakarta

Perencanaan sebagaimana dijelaskan oleh Umberto Sihombing berarti menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat oleh penyelenggara pendidikan tersebut. Perencanaan program layanan konsultasi keluarga di LK3 Sekarsari sebagaimana yang dirangkum peneliti melalui wawancara dan dokumentasi, pendiriannya bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial psikologis yang dihadapi oleh individu, kelompok atau organisasi khususnya masalah

73

ketidak-harmonisan dalam hubungan keluarga dan membantu mengembalikan keharmonisan keluarga dan mengembalikan peran masing-masing anggota keluarga. di wilayah khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Layanan yang diberikan oleh LK3 Sekarsari kepada klien atau yang dalam hal ini adalah keluarga bermasalah dilaksanakan dengan berdasarkan SOP dari Kementrian Sosial Republik Indonesia, disamping itu LK3 Sekarsari mengembangkan beberapa program yang disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan klien. Adapun program-program yang dilaksanakan di LK3 Sekarsari dengan disesuaikan oleh SOP yang berlaku antara lain :

1) Konsultasi harian, yaitu memberikan konsultasi kepada masyarakat, organisasi, kelompok, maupun individu yang mempunyai masalah. 2) Konseling, yaitu menindaklanjuti program konsultasi apabila

kasusnya berat, kita layani diluar jam kantor.

3) Informasi, yaitu memberikan informasi berkaitan mengenai jejaring lembaga pelayanan sosial yang tersedia yang dibutuhkan klien melalui pelayanan ketrampilan yang akan diakses ke panti sosial.

4) Perlindungan, yaitu memberikan perlindungan dan advokasi secara langsung maupun rujukan, kepada klien dari tekanan, kekerasan dan masalah yang bersumber dari manapun.

5) Pendampingan, yaitu memberikan pelayanan lanjutan secara khusus dan langsung kepada klien dengan memberikan motivasi, menumbuhkan kesadaran dan percaya diri.

74

6) Rujukan, yaitu mengadakan rujukan dan pendekatan dengan lembaga-lembaga yang mengadakan akses pelayanan sosial yang berkaitan dengan masalah dan kebutuhan klien.

7) Penjaringan klien, yaitu melakukan penjaringan denga cara: a) Jemput bola,

b) Klien datang sendiri ke kantor, c) Sistem gethok tular,

d) Cara sosialisasi,

e) Kerjasama denga media masa.

f) Mengadakan layanan konsultasi harian.

8) Jejaring, yaitu membuka jejaring dengan instansi pemerintah terkait maupun lembaga-lembaga sosial, mitra keluarga tingkat kecamatan maupun kelurahan se-Kota Yogyakarta, PKK Kecamatan hingga PKK RT, RS, RS Jiwa, Kepolisian, Kantor Pemberdayaan Perempuan Kota Yogyakarta.

9) Penjangkauan, melalui bimbingan sosial kelompok dan penyebaran leaflet serta formulir pendaftaran. Melalui kegiatan ini diharapkan LK3 tidak hanya menyebar isu-isu kesejahteraan keluarga dan keberadaan LK3, tapi juga dapat menemukan kasus (case finding).

Untuk dapat melaksanakan keseluruhan program tersebut diperlukan persiapan atau perencanaan yang matang baik itu dalam menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung

75

tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat oleh LK3 Sekarsari.

Hal ini diungkapkan oleh Bapak MI selaku pengurus di LK3 Sekarsari, yakni :

“Kalau lembaga kami semua aturannya berdasarkan SOP dari

kemensos, kami menjalankan dan sekaligus mengembangkan. Untuk merencanakan program lembaga kami biasanya melalui pertemuan rutin atau rapat, ada rapat bulanan sama rapat tahunan. Kalau rapat bulanan itu untuk merencanakan program selama satu bulan, berupa kegiatan mingguan biasanya. Kalau rapat tahunan mencakup lingkup yang lebih luas. Dan ini dikhususkan bagi

internal lembaga saja mbak.” Data Wawancara 6 Januari 2017

pukul 09.30 WIB

Sebagaimana dikutip oleh peneliti, terdapat pertemuan antara pengelola dan para tim profesional secara rutin. Tim profesioal adalah tim yang terdiri dari pakar hukum, ahli psikologis, ahli agama, pekerja sosial dan para relawan. Tim profesional berfungsi sebagai mediator atau orang ketiga dalam menangani kasus dan permasalahan dari klien. Pertemuan rutin antara pengurus dan para tim profesional dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Pertemuan rutin ini digunakan untuk membahas dan merencanakan program-program yang akan dilaksankan dalam memberikan pelayanan kepada klien. Terdapat beberapa perencanaan yang dibahas dalam setiap pertemuan, diantaranya adalah membuat jadwal pelayanan konsultasi harian dan mobil keliling, menentukan pembagian kerja, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan serta menentukan alokasi biaya yang akan digunakan.

76

Pernyataan diatas dikuatkan oleh Sdr. A selaku pengurus di LK3 Sekarsari yang menyatakan :

“kita ada rapat rutin mbak setiap sebulan sekali. Kalau rapat bulanan biasanya yang rutin itu membahas jadwal khususnya buat yang pelayanan konsultasi dan mobil keliling mba. Jadi nanti kami membuat jadwal ke daerah-daerah di seluruh Yogyakarta…

Sewaktu membuat jadwal kami juga harus memplot-plotkan pembagian kerjanya, anggaran ya sama semua yang diperlukan mbak”. Data Wawancara 13 Januari 2017 pukul 10.0 WIB

Selain mengadakan pertemuan untuk membahas rencana program bulanan, LK3 Sekarsari juga memiliki kegiatan rutin untuk membuat perencanaan program tahunan. Jika dalam pertemuan rutin lebih mengarah ke perencanaan teknis bulanan dan mingguan, dalam pertemuan tahunan lebih mengarah ke hal-hal mendasar yang kompleks. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak MI selaku pengurus LK3 Sekarsari, yakni :

“kalau pertemuan atau rapat tahunan kami khususkan untuk

membuat prediksi kegiatan dengan didasari pada peristiwa sebelumnya, misalnya jika pada tahun 2016 kami melayani klien sekian, maka 2017 kami harus memprediksi jumlah klien ya

walaupun harapannya jumlahnya semakin menurun… Di rapat

tahunan kita menyusun rencana kegiatan sekaligus anggaran ADART selama setahun ke depan lalu dituangkan dalam bentuk proposal dan diajukan ke dinas sosial. Perencanaan program kegiatan juga tetap didasari oleh prediksi tahun lalu, tujuannya supaya ada patokan yang jelas untuk pelaksanaannya di tahun mendatang. Untuk program kami cenderung merencanakan pengembangan program untuk menindaklanjuti program yang telah

berjalan, apa kurangnya dan solusi seperti apa yang diperlukan”.

Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB

Di luar pertemuan rutin antara seluruh pengurus dan para tim profesional terdapat pertemuan rutin satu minggu sekali tepatnya setiap hari jumat yang diadakan oleh tim profesional. Pertemuan diadakan sebagai upaya meningkatkan koordinasi antar anggota tim profesional

77

misalnya dalam pembagian tugas kerja dalam menyelesaikan kasus klien. Pernyataan ini disampaikan oleh Sdr. T selaku salah satu anggota tim profesional di LK3 Sekarsari, yakni :

“kalau berkaitan dengan hukum, pasti tim hukum berdiri paling depan mbak. Dari situ nanti kita ngerencanain kedepannya bakal kayak gimana gitu mbak, kan kita juga membutuhkan banyak hal. Buat ngelaksanain kita juga ada surat kuasanya, ada pembagian

kerja internal antar anggota juga mbak.” Data Wawancara 4

Februari 2017 pukul 09.30 WIB

Pernyataan diatas diperkuat oleh pendapat Sdr. P yang juga merupakan salah satu anggota tim profesional, yakni :

“ada pembagian kerjanya, bagi tugas istilahnya mbak. Misalnya

nanti satu kasus bisa di-handle ada dua orang advokat atau lebih. Jadi bagi-bagi tugas gitu … yang punya kewenangan Bapak MI, beliau juga kan salah satu tim hukum.” Data Wawancara 4 Februari

2017 pukul 09.30 WIB

Perencanaan yang dilakukan dalam setiap rapat rutin hanya diperuntukkan bagi pengurus dan tim profesional saja. Dalam kegiatan ini tidak melibatkan klien secara langsung, hanya menggunakan data yang sifatnya administratif berupa kasus dan hasil dari rekap kasus sebelumnya sebagai bahan pertimbangan. Perencanaan yang melibatkan klien hanya sebatas pada penyelesaian kasus antara tim profesional dan klien itu sendiri. Perencanan itu berupa perumusan solusi pemecahan masalah atau kasus dari pihak klien dengan menganalisis permasalahan sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan ibu SP sebagai salah satu pengurus yayasan yang mengatakan bahwa:

“Ada kegiatan rapat yang sifatnya intern mbak, khusus bagi pengelola dan tim profesional saja. Kami berunding untuk membuat rencana kegiatan bagi klien, siapa yang bertugas, bagaimana solusi penyelesaiannya. Ini sifatnya musyawarah mbak

78

sama pelaporan juga dari tim, tapi tidak melibatkan klien secara

langsung.” Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB

Dalam perencanaan dalam proses pelaksanaan konsultasi klien diberikan kesempatan untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Klien juga diberikan hak untuk berpendapat solusi apa yang menurut klien adalah hal yang terbaik. Terlepas dari itu semua, tim profesional tetap memberikan opsi ataupun pilihan terbaik mengenai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh klien yang berupa perumusan perencanaan upaya-upaya yang akan diberikan untuk mengatasi dan atau menyelesaikan permasalahan.

Hal ini dibenarkan oleh Ibu R selaku klien di LK3 Sekarsari yang mengatakan bahwa:

“Tidak mba. Saya tidak dilibatkan secara langsung dalam

pertemuan rutin, jadi sistemnya saya hanya mendaftar lalu diarahkan langsung sama pengurus penyelesaian lebih baik seperti apa. Hanya berunding seperti itu saja mbak, istilahnya face to face. Nggak ada pertemuan-pertemuan yang melibatkan pengurus seperti itu. Ada bentuk perencanaan tapi sebatas sama kasus saya aja mbak, bukan buat kepentingan rutin.” Wawancara 27 Januari 2017

pukul 08.30 WIB

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat dari salah satu klien, yaitu Ibu An yang mengatakan bahwa :

“… oh yang pertemuan-pertemuan rutin gitu nggak ada mbak. Selama ini saya cuma datang untuk berkonsultasi aja sama Bapak MI membahas permasalahan saya. Nggak ada yang rapat-rapat gitu mbak. Kalo konsultasi ya awalnya pasti ada perencanaan mbak, ada prosesnya merencanakan solusi terbaik dari permasalahan saya. Baik itu secara psikologis atau hukum, ya sebatas itu mbak.”

Wawancara 27 Januari 2017 pukul 08.30 WIB

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disampaikan bahwa perencanaan yang dilakukan di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan

79

Keluarga (LK3) Sekarsari dalam merencanakan program terbagi atas 2 bagian, yaitu untuk program yang sifatnya untuk internal lembaga dan program yang sifatnya eksternal atau dikhususkan dalam pelaksanaan konsultasi. Untuk internal lembaga, LK3 Sekarsari melibatkan seluruh pengurus dan tim profesional yaitu untuk membahas rencana kegiatan, pembagian tugas kerja, perencanaan anggaran dan pengembangan program dengan melakukan rapat secara rutin secara berkala. Untuk perencanaan program yang dikhususkan bagi klien dilaksanakan secara langsung oleh yang bersangkutan dengan melibatkan tim profesional sebagai mediator yang akan membuat perencanaan dalam hal perumusan solusi yang tepat bagi kasus yang dialami oleh klien.

b. Pengorganisasian Program Layanan Konsultasi Keluarga pada keluarga bermasalah di LK3 Sekarsari Yogyakarta

Menurut Umberto Sihombing pengorganisasian mengandung makna pengaturan atau penataan organisasi pendidikan luar sekolah mulai dari organisasi perencana sampai pada pelaksana, sehingga mampu membangkitkan partisipasi masyarakat. Pengorganisasian ini biasanya diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi (2000: 64). Pengorganisasian yang baik dalam suatu lembaga atau organisasi akan menunjang lembaga atau organisasi tersebut mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya.

80

Berikut ini adapah pengorganisasian yang dilaksanakan pada program layananan konsultasi kesejahteraan keluarga pada keluarga bermasalah di Lembaga Kesejahteraan Keluarga (LK3) Sekarsari Yogyakarta :

1) Pengurus yang terdiri dari Ketua, Bendahara dan Sekretaris, dengan rincian pembagian kerja sebagai berikut :

a) Ketua

(1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan lembaga secara umum (2) Memiliki hak dan kewenangan untuk membuat keputusan. (3) Melakukan pembinaan dan perlindungan kepada seluruh

pengurus dan tim profesional.

(4) Memberikan kuasa pada seluruh pengurus dan tim. b) Sekretaris

(1) Pencatatan dan pengarsipan semua dokumen.

(2) Penanggung jawab dalam pembuatan laporan pertanggung jawaban.

(3) Mengganti, mewakili ataupun mendampingi ketua dalam kegiatan rapat baik di dalam maupun luar lembaga.

c) Bendahara

(1) Mengatur keuangan selama satu periode.

(2) Melakukan pencatatan tentang pengeluaran dan pemasukan. (3) Membuat laporan pertanggung jawaban pendanaan selama

81

2) Tim profesional yang terdiri dari pakar hukum, ahli psikologis, ahli agama, pekerja sosial dan relawan dengan rincian pembagian kerja sebagai berikut :

a) Tim Hukum

(1) Membuat surat kuasa penyelesaian kasus.

(2) Merencanakan dan merumuskan mekanisme penyelesaian kasus.

(3) Mengawal, mendampingi dan memantau penyelesaian kasus klien selama di pengadilan.

(4) Membuat laporan bersama tim advokasi.

(5) Melakukan kerjasama dengan tim profesional lain. b) Psikolog

(1) Bertanggung jawab terhadap proses konsultasi. (2) Melakukan assessment atas kasus yang dimiliki klien. (3) Menerima, mencatat dan melaporkan penyelesaian kasus. (4) Melakukan treatment (penyelesaian kasus) dengan

memberikan penguatan dan solusi sesuai yang dibutuhkan klien.

(5) Melakukan kerjasama dengan tim profesional lain. c) Ahli Agama

(1) Memberikan pengetahuan dan solusi dengan sudut pandang keagamaan.

82 d) Pekerja Sosial

(1) Melakukan kegiatan sosialisasi. (2) Melakukan assessment lapangan.

(3) Melakukan pendampingan pada klien baik pra ataupun pasca penyelesaian kasus melalui program yang ada.

e) Relawan

(1) Bersedia membantu kegiatan sosialisasi dilapangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan peneliti, Bapak MI selaku pengurus di LK3 Sekarsari mengatakan:

“Setiap lembaga pasti punya struktur organisasi. Bagi kami itu itu

menjadi salah satu komponen penting. Kami ada struktur organisasi secara resmi ada ketua, bendahara, sama sekretaris sama kayak lembaga-lembaga lain. Tiap anggota punya jobdesnya sendiri, walaupun pada kenyataannya bisa diterapkan secara luwes. Namanya lembaga sosial, kepegurusan jadi bersifat seleksi alam dek. Di struktur kepengurusan namanya ada tapi waktu kerja orangnya nggak ada, biasa seperti itu. Jadi kita menerapkan kepengurusan yang luwes biar semua ke-cover .” Data Wawancara

6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB

Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Sekarsari memiliki struktur organisasi yang jelas, mulai dari pelindung dan penanggung jawab dari Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris, tim profesional dan staff administrasi. Struktur organisasi yang sudah dibentuk memiliki pembagian kerja masing-masing. Namun, dalam pelaksanaannya, pembagian kerja tetap dilaksanakan secara bersama-sama, luwes dan kondisional.

Untuk pengorganisasian pekerja, yang dalam hal ini adalah tim profesional yang terdiri dari relawan dan tim ahli pembagian kerja sudah

83

disesuaikan dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang bersangkutan. Misalnya saja untuk yang menangani masalah hukum harus memiliki latar belakang seabagai ahli hukum, yang menangani masalah psikologi harus seorang psikolog, yang menangani masalah agama adalah harus yang memiliki latar belakang sebagai seseorang yang paham dan tahu betul tentang agama. Sdr. T selaku salah satu anggota dari tim profesional mengungkapkan:

“tim hukum basicnya ya hukum mbak, minimal kan sarjana seperti itu, yang lain juga sama mbak seorang psikolog ya harus dari ahli psikologis. Ada semacam rulenya gitu.” Data Wawancara 4 Februari 2017 pukul 09.30 WIB

Dalam lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3) Sekarsari rata-rata adalah para ahli dalam bidang tertentu, seperti hukum, psikologi dan bahkan agama. Untuk pengorganisasian para relawan, LK3 Sekarsari tidak membatasi jenjang pendidikan yang dimiliki walaupun tidak sedikit pula relawan yang memiliki pendidikan yang tinggi. Salah satu metode yang digunakan oleh LK3 Sekarsari untuk mengembangkan kompetensi adalah dengan senantiasa memotivasi para pekerjanya, bukan hanya untuk dapat memiliki kompetensi ahli saja namun juga memiliki kompetensi diri. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibu SP selaku pengurus di LK3 Sekarsari, yakni:

“ Ada jenjang pendidikan tertentu mbak kalau yang kerjanya nangani kasus, malah bisa dibilang wajib itu dek. Ya istilahnya harus kompeten dan ahli dibidangnya. Kalau relawan sih nggak ada patokan secara khusus, bisa terbuka bagi siapa saja. Kan ini lembaga sosial juga, jadi kalau semisal ada relawan ya kami terima. Nanti masih ada pengarahan-pengarahan dari Bapak untuk lebih

84

lanjutnya, misal kayak teknis kerjanya atau materi sosialisasinya

seperti itu.” Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB

Hal ini dibenarkan oleh Sdr. A selaku pengurus di LK3 Sekarsari yang menjelaskan :

“saya belum lama kerja disini mbak. Setiap ada kesempatan pasti dikasih pencerahan sama Bapak. Memotivasinya secara nonformal gitulah mbak, ya kayak ngobrol-ngobrol biasa. Kadang kalau waktu pertemuan juga Bapak suka ngasih motivasi-motivasi biar semangat kerjanya, balik lagi mbak kan ini lembaga sosial. Pekerjanya diseleksi sendiri sama alam, makanya kita bener-bener ditekanin buat kerja yang penuh dedikasi mbak dengan niat buat menolong gitu … ada pelatihan khusus kadang dari dinas, dan kami

dilibatkan secara langsung. Kayak kemarin itu ada pelatihan soal

perempuan mbak dari dinas, jadi tambah wawasanlah kami. ” Data

Wawancara 13 Januari 2017 pukul 10.0 WIB

LK3 Sekarsari berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi para kliennya. Menggerakan para pekerjanya untuk dapat bekerja dengan maksimal dan sepenuh hati menjadi komitmen yang dipegang oleh lembaga ini. Para pekerja baik itu relawan ataupun tim profesional selalu diberikan motivasi agar bisa bekerja dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Tujuannya adalah agar para pengurus dan tim profesional mampu bekerja untuk melayani masyarakat dengan baik.

Gagasan tersebut dibenarkan oleh salah satu klien LK3 Sekarsari yang bernama Ibu R, yakni :

“baik sekali mbak pelayananannya. Makanya saya seneng disini, disisi lain saya terbantu karna bisa menyelesaikan kasus saya sampai selesai. Dari sewaktu saya daftar di mobil keliling itu sama Mbak E sampai sekarang didampingi terus, dimediasi bahkan sampai diantar langsung ke pengadilan waktu itu.” Wawancara 27

Januari 2017 pukul 08.30 WIB

Terkait dengan pengorganisasian dana, Bapak MI selaku pengurus di LK3 Sekarsari menjelaskan bahwa:

85

“Kami lembaga dibawah kedinasan, tapi kami juga lembaga yang

berbasis sosial. Ada dana dari APBN khusus bagi LK3, tapi itu nilainya hanya Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) setiap tahun. Kalau buat lembaga sudah tentu itu tidak cukup, untuk menggaji staff saja tidak cukup. Ditambah lagi saat melayani para klien kan mereka tidak dipungut biaya sepeserpun. Tapi Bapak berkomitmen, insyaallah ada amal dan dana swadaya dari Bapak karena diluar ini kan Bapak juga punya pekerjaan yang insyallah cukup untuk

menghidupi lembaga kami.” Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB

Sumber pendanaan di LK3 Sekarsari adalah berasal dari APBN, amal dan dana swadaya. Dana yang berhasil dihimpun dialokasikan untuk pelaksanaan dan operasional di LK3 Sekarsari baik itu dalam melayani para klien ataupun memenuhi kebutuhan yang lain. Meskipun dana yang diberikan oleh pemerintah belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan lembaga, klien dapat menikmati dan menggunakan jasa yang disediakan oleh LK3 Sekarsari secara gratis atau tidak dipungut biaya sepeserpun.

Pernyataan diatas diperkuat oleh pendapat Ibu R selaku klien di LK3 Sekarsari Yogyakarta, yang mengatakan bahwa :

“saya nggak dipungut biaya mbak … iya gratis. Sejak Desember

saya jadi klien, konsultasi-konsultasi setiap minggu sampai sekarang tidak dipungut biaya. Saya kan tahunya dari mobil keliling mbak, waktu itu juga tidak dipungut biaya. Hanya saya membayar pas pendaftaran di Pengadilan Agama saja karena saya kan kasusnya perceraian mbak, itu memakai uang saya pribadi. Selebihnya gratis mbak, bahkan tim hukum yang mendampingi

saya juga.” Wawancara 27 Januari 2017 pukul 08.30 WIB

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ibu An selaku salah satu klien di LK3 Sekarsari, yakni:

“tidak dipungut biaya kok mbak, enak pelayananannya disini …

86

hukum perceraian, bayar biaya pengadilan saja mbak. Saya kan dari keluarga kurang mampu, saya juga udah ngajuin surat keterangan tidak mampu dari kelurahan saya. Rencananya ingin ikut program yang sidang gratis tapi kuotanya ternyata udah habis, jadi tetap bayar biaya pengadilan. Besok akhir Januari ini saya sidang, didampingi tim advokatnya Bapak juga mbak dan gratis.”

Wawancara 27 Januari 2017 pukul 08.30 WIB

Pengorganisasian yang telah dilaksanakan di LK3 Sekarsari adalah dengan cara menyususn struktur organisasi atau kepengurusan dengan pembagian kerja tertentu. Struktur organisasi tersebut terdiri dari pelindung, penanggung jawab, ketua, bendahara, sektretaris serta tim profesional. Walaupun sudah tertulis sebagaimana telah disebutkan, pada pelaksanaannya program tetap dilaksanakan secara bersama-sama, luwes dan kondisional. Untuk pengelolaan pendanaan LK3 Sekarsari memiliki sumber dana yang berasal dari kedinasan (APBN), amal dan swadaya dari pemilik. Walaupun demikian, LK3 Sekarsari tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi para klien dengan bantuan relawan-relawan dan tim ahli yang memiliki kompetensi pada bidangnya.

c. Pelaksanaan Program Layanan Konsultasi Keluarga pada keluarga bermasalah di LK3 Sekarsari Yogyakarta

Pelaksanaan sebagai salah satu fungsi manajemen bukan hanya mengelola pelaksanaan program namun mencakup bagian yang luas meliputi manusia, uang, material dan waktu (Umberto Sihombing, 2000:67). Pengelolaan pelaksanaan program yang terdapat di LK3 Sekarsari adalah pelaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan konsultasi oleh klien yaitu keluarga bermasalah.

87

Berikut ini adalah pelaksanaan program layanan konsultasi kesejahteraan keluarga di LK3 Sekarsari Yogyakarta yang terdiri dari beberapa jenis layanan, yaitu :

1) Konsultasi, yaitu memberikan konsultasi kepada masyarakat, organisasi, kelompok, maupun individu yang mempunyai masalah. 2) Konseling, yaitu menindaklanjuti program konsultasi apabila

kasusnya berat, kita layani diluar jam kantor.

3) Informasi, yaitu memberikan informasi berkaitan mengenai jejaring lembaga pelayanan sosial yang tersedia yang dibutuhkan klien melalui pelayanan ketrampilan yang akan diakses ke panti sosial.

4) Advokasi, yaitu memberikan perlindungan dan advokasi secara langsung maupun rujukan, kepada klien dari tekanan, kekerasan dan masalah yang bersumber dari manapun.

5) Pendampingan, yaitu memberikan pelayanan lanjutan secara khusus dan langsung kepada klien dengan meberikan motivasi, menumbuhkan kesadaran dan percaya diri.

6) Rujukan, yaitu mengadakan rujukan dan pendekatan dengan