4.1 Kondisi Lingkungan Perairan .1Parameter fisika dan kimia .1Parameter fisika dan kimia
4.1.3 Pengelompokan habitat berdasarkan parameter lingkungan
Proses analisis komponen utama untuk dua faktor menunjukkan nilai akar ciri yang rendah yaitu sebesar 61.96% sehingga perlu dimasukkan komponen
0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 UntungJawa Pramuka Panggang Semak Daun Belanda Kayuangin ortofosfat ( mg/l ) Stasiun Pengamatan 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 UntungJawa Pramuka Panggang Semak Daun Belanda Kayuangin nitrat (mg/l) Stasiun Pengamatan (a) (b)
40
utama 3. Dengan demikian tiga komponen utama untuk parameter lingkungan mampu menjelaskan keragaman data sebesar 77.57 %. Ketiga komponen utama ini merupakan kombinasi linier dengan peubah aslinya yang bersifat saling bebas Angka ini menunjukkan suatu deskripsi cukup baik karena nilai akar ciri tersebut berada di atas 70% (Bengen 2000). Adapun ketiga komponen utama tersebut adalah sebagai berikut (Gambar 19 dan 20):
1 Komponen utama 1 berkorelasi negatif dengan parameter konsentrasi ortofosfat dan salinitas. Sebaliknya, berkorelasi positif dengan parameter kecepatan arus, dan konsentrasi nitrat
2 Komponen utama 2 berkorelasi positif dengan pH
3 Komponen utama 3 berkorelasi negatif dengan parameter suhu dan kekeruhan
Korelasi positif menunjukkan bahwa faktor utama berbanding lurus dengan variabel penjelas. Sedangkan arti dari korelasi negatif adalah faktor utama berbanding terbalik dengan variabel penjelas. Selengkapnya hasil analisis ini dapat dilihat dari nilai eigenvalue (Tabel 6).
Tabel 6 Nilai akar cirihasil analisis komponen utama parameter lingkungan.
Komponen Akar ciri % Total Kumulatif % Kumulatif
1 2.81 40.15 2.81 40.15
2 1.53 21.80 4.34 61.96
3 1.09 15.60 5.43 77.57
Komponen utama pertama merupakan komponen utama yang memberikan informasi tentang lebih tingginya kecepatan arus dan konsentrasi nitrat serta rendahnya nilai salinitas dan konsentrasi ortofosfat. Dengan demikian, peran arus lebih banyak membawa massa air yang mengandung nitrat dan air tawar dibandingkan dengan massa air yang mengandung fosfat. Konsentrasi nitrat banyak ditemukan dari limbah yang banyak mengandung bahan organik. Syamsudin 2004 diacu dalam Mukhtasor 2007 menginfomasikan bahwa jenis limbah bahan organik yang masuk ke perairan Kepulauan Seribu berasal dari limbah industri, rumah tangga, dan air ballast kapal yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Periok. Syamsudin 2004 diacu dalam Mukhtasor 2007 menambahkan
bahwa pada akhir bulan April perairan Teluk Jakarta didominas dingin. Massa air dingin ini berasal dari pasokan air tawar dari sungai
sekitar Teluk Jakarta ditambah dengan meningkatnya intesitas curah hujan membuat nilai salinitas menjadi lebih rendah. Rendahnya nilai konsentrasi ortofosfat ini sesuai dengan
senyawa nitrogen dibandingkan dengan senyawa fosfor (Nontji 2007). Komponen utama pertama ini dapat dikatakan sebagai komponen lingkungan yang berkatian dengan distribusi nutrien di pe
Gambar 19 Grafik AKU parameter lingkungan pada sumbu 1 dan 2 pengelompokan lokasi penelitian dengan metode
sumbu 1 dan 2 (b)
Gambar 20 Analisis komponen utama parameter lingkungan pada sumbu 1 dan 3 (a) dan pengelompokan lokasi penelitian dengan metode
pada sumbu 1 dan 3 (b)
bahwa pada akhir bulan April perairan Teluk Jakarta didominasi oleh massa air dingin. Massa air dingin ini berasal dari pasokan air tawar dari sungai-sungai di sekitar Teluk Jakarta ditambah dengan meningkatnya intesitas curah hujan membuat nilai salinitas menjadi lebih rendah. Rendahnya nilai konsentrasi t ini sesuai dengan kondisi perairan laut yang lebih banyak mengandung senyawa nitrogen dibandingkan dengan senyawa fosfor (Nontji 2007). Komponen utama pertama ini dapat dikatakan sebagai komponen lingkungan yang berkatian dengan distribusi nutrien di perairan.
parameter lingkungan pada sumbu 1 dan 2 pengelompokan lokasi penelitian dengan metode K-means
sumbu 1 dan 2 (b).
Analisis komponen utama parameter lingkungan pada sumbu 1 dan 3 dan pengelompokan lokasi penelitian dengan metode K-means
pada sumbu 1 dan 3 (b).
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok (a)
(a)
i oleh massa air sungai di sekitar Teluk Jakarta ditambah dengan meningkatnya intesitas curah hujan membuat nilai salinitas menjadi lebih rendah. Rendahnya nilai konsentrasi kondisi perairan laut yang lebih banyak mengandung senyawa nitrogen dibandingkan dengan senyawa fosfor (Nontji 2007). Komponen utama pertama ini dapat dikatakan sebagai komponen lingkungan
parameter lingkungan pada sumbu 1 dan 2 (a) dan
means pada
Analisis komponen utama parameter lingkungan pada sumbu 1 dan 3
means
Kelompok 1 (b)
Komponen utama kedua informasi tentang tingginya nilai
umumnya menjadi salah satu parameter kimia anorganik dalam bakum mutu limbah cair dari industri perikanan (Mukhtasor 200
bahwa nilai pH dilokasi penelitian cenderung basa sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis oleh produsen. Komponen utama dua ini dapat dikatakan sebagai faktor lingkungan yang berkaitan dengan faktor bahan anorganik.
Komponen utama ketiga
informasi mengenai rendahnya nilai suhu dan kekeruhan di lokasi pengamatan. Rendahnya suhu di lokasi penelitian ini dipengaruhi oleh musim pada saat penelitian yaitu musim peralihan dari barat ke timur.
menginformasikan bahwa pada saat musim barat yang berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret angin berhembus kencang dan arus kuat disertai oleh hujan yang cukup deras. Akibat arus laut ini membuat kejernihan air laut menjadi berkurang. Namun demikian, banyak lokasi penelitian yang sudah kembali jernih sehingga komponen utama
yang kuat dengan rendahnya nilai parameter kekeruhan. Berdasarkan hasil analisis kelompok
lingkungan memperlihatkan adanya dua kelompok habitat yang berbeda. memperlihatkan perbedaan masing
tengah maksimum dan minimum dari masing Anggota dan karakteristik masing
Gambar 21 Grafik nilai tengah kelompok komponen utama parameter lingkungan
kedua merupakan komponen utama yang memberikan informasi tentang tingginya nilai derajat keasaman (pH). Derajat keasaman umumnya menjadi salah satu parameter kimia anorganik dalam bakum mutu limbah cair dari industri perikanan (Mukhtasor 2007). Sebagaimana d
bahwa nilai pH dilokasi penelitian cenderung basa sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis oleh produsen. Komponen utama dua ini dapat dikatakan sebagai faktor lingkungan yang berkaitan dengan faktor bahan anorganik.
ketiga merupakan komponen utama yang memberikan informasi mengenai rendahnya nilai suhu dan kekeruhan di lokasi pengamatan. Rendahnya suhu di lokasi penelitian ini dipengaruhi oleh musim pada saat penelitian yaitu musim peralihan dari barat ke timur. Estardivari et al.
menginformasikan bahwa pada saat musim barat yang berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret angin berhembus kencang dan arus kuat disertai oleh hujan yang cukup deras. Akibat arus laut ini membuat kejernihan air
i berkurang. Namun demikian, banyak lokasi penelitian yang sudah kembali jernih sehingga komponen utama ketiga ini lebih memiliki hubungan yang kuat dengan rendahnya nilai parameter kekeruhan.
analisis kelompok dari ketiga komponen utama parameter lingkungan memperlihatkan adanya dua kelompok habitat yang berbeda.
memperlihatkan perbedaan masing-masing kelompok tersebut digunakan nilai tengah maksimum dan minimum dari masing-masing kelompok (Gambar
tik masing-masing kelompok disajikan pada Tabel
Grafik nilai tengah kelompok habitat berdasarkan omponen utama parameter lingkungan.
42
merupakan komponen utama yang memberikan Derajat keasaman umumnya menjadi salah satu parameter kimia anorganik dalam bakum mutu ). Sebagaimana dijelaskan bahwa nilai pH dilokasi penelitian cenderung basa sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis oleh produsen. Komponen utama dua ini dapat dikatakan
merupakan komponen utama yang memberikan informasi mengenai rendahnya nilai suhu dan kekeruhan di lokasi pengamatan. Rendahnya suhu di lokasi penelitian ini dipengaruhi oleh musim pada saat
et al. 2007 menginformasikan bahwa pada saat musim barat yang berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret angin berhembus kencang dan arus kuat disertai oleh hujan yang cukup deras. Akibat arus laut ini membuat kejernihan air i berkurang. Namun demikian, banyak lokasi penelitian yang sudah ini lebih memiliki hubungan
utama parameter lingkungan memperlihatkan adanya dua kelompok habitat yang berbeda. Untuk digunakan nilai masing kelompok (Gambar 21). masing kelompok disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Karakteristik kelompok habitat berdasarkan parameter lingkungan.
Kelompok Anggota Karakteristik Kesimpulan
1 PR 1, SD 1, SD 2, BL 1, BL 2, KA 1, KA 2, PG 2
Kecepatan arus dan konsentrasi nitrat rendah serta salinitas dan ortofosfat tinggi; kekeruhan dan suhu sedang Lokasi yang kaya nutrien ortofosfat dan kurang masukan air tawar 2 UJ 1, PR 2, UJ 2, PG 1
Kecepatan arus dan konsentrasi nitrat tinggi serta salinitas dan ortofosfat rendah; kekeruhan dan suhu tinggi
Lokasi yang kaya nutrien nitrat dan kaya akan sedimen dan banyak air tawar
Keterangan: UJ: Untung Jawa; PR: Pramuka; PG: Panggang; SD: Semak Daun; BL: Belanda; KA: Kayu Angin.
Seluruh kelompok yang terbentuk menunjukkan ketersediaan kandungan nutrien yang sedang sampai tinggi. Aktifitas pembangunan di sekitar perairan Teluk Jakarta lebih mempengaruhi titik-titik pengamatan yang menjadi anggota di kelompok dua. Pada kelompok dua arus yang masuk ke perairan lebih banyak membawa massa air tawar yang mengandung sedimen dan sampah organik. Disamping itu, massa air tawar yang dibawa pun memiliki suhu yang lebih rendah. Pada suhu rendah bahan organik akan lebih sulit terurai sehingga proses nitrifikasi terhambat (Jones et al. 2008; Romimohtarto & Juwana 2009). Dengan demikian kandungan nitrat pada kelompok dua menjadi tinggi. Tingginya kandungan nitrat ini sesuai dengan tingginya rata-rata hasil pengukuran senyawa nitrat di lokasi penelitian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa parameter kecepatan arus, nitrat, kekeruhan, suhu dan salinitas merupakan parameter lingkungan yang berperan di lokasi penelitian ini.
4.2 Kondisi Ikan Herbivor