• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Instrumen Data

Bab 2 Desain dan Metodologi

2.2   Pengembangan Instrumen Data

Ada lima instrumen survei yang dirancang. Awalnya, satu instrumen survei dirancang untuk kepala sekolah yang memiliki program TIK dan satu untuk kepala sekolah yang tidak memiliki program TIK (non-TIK). Demikian pula, sebuah instrumen survei untuk guru-guru program TIK dan satu untuk program non-TIK, dan sebuah instrumen survei tersendiri untuk siswa (baik sekolah program TIK dan program non-TIK). Selain itu, disusun sebuah dokumen pedoman pelaksanaan di lapangan dan panduan pelatihan untuk tim survei lapangan dan untuk persiapan dalam melakukan wawancara. Survei untuk kepala sekolah dan guru program TIK dan non-TIK mencakup pertanyaan umum, seperti mengumpulkan data demografi, dan informasi tentang akses dan penggunaan TIK dalam belajar dan mengajar serta administrasi sekolah. Pertanyaan-pertanyaan umum ini dikelompokkan di bawah judul sebagai berikut:

• Jenis Program-program TIK • Penggunaan Program-program TIK • Kegunaan Program-program TIK

• Kegunaan Program-program Pengembangan Profesi berbasis TIK • Sikap dalam Menggunakan TIK

• Dukungan dan Hambatan dalam Penggunaan TIK • Kemampuan Menggunakan TIK

• Peralatan TIK dan Kegiatan di Sekolah • Frekuensi Penggunaan TIK di Sekolah • Kebijakan Sekolah

• Penggunaan TIK yang Spesifik di Sekolah • Penggunaan Software TIK di Sekolah • Penggunaan TIK di Rumah.

Para kepala sekolah dari sekolah yang memiliki program TIK dan non-TIK juga ditanyai beberapa pertanyaan tentang pendanaan TIK dan perencanaan TIK. Untuk sekolah dengan Program TIK, pertanyaan mencakup informasi tentang perangkat keras (hardware) yang disediakan oleh program TIK dan apakah barang-barang tersebut masih dapat digunakan dengan baik. Semua kepala sekolah, baik dari program TIK dan program non-TIK diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan survei terkait dengan arah pengembangan strategis Papua tentang TIK dalam program pendidikan, dan perspektif mereka tentang apakah sudah ada perbaikan dalam infrastruktur, peralatan, konektivitas, sumber daya dan pembelajaran profesional.

Para siswa baik dari sekolah dengan program TIK dan non-TIK diberi pertanyaan yang sama. Pertanyaan-pertanyaan ini difokuskan pada sikap terhadap sekolah dan TIK, akses dan frekuensi penggunaan TIK di sekolah, peralatan TIK lain yang digunakan oleh para siswa, dimana saja komputer digunakan dan frekuensi penggunaannya. Pertanyaan lain yang diajukan adalah tentang TIK lain yang siswa ingin gunakan dalam pembelajaran di sekolah.

Pertanyaan yang diajukan dalam setiap survei diujicobakan terlebih dahulu, termasuk pertanyaan tertutup (misalnya ya/tidak); dan pertanyaan dengan menggunakan skala Likert5, seperti 'sangat setuju', 'setuju', 'netral', 'tidak setuju' dan 'sangat tidak setuju'. Ada juga pertanyaan tentang frekuensi penggunaan jenis TIK tertentu, mulai dari 'setiap hari', '2-3 kali seminggu', 'setiap bulan', 'tidak terlalu sering' atau 'tidak pernah'. Ada juga beberapa pertanyaan terbuka yang digunakan dalam setiap survei.

Tahap kedua melakukan uji coba instrumen dalam kondisi yang sedekat mungkin dengan kondisi yang kemungkinan terjadi di lapangan dan juga menguji coba panduan pelatihan dan pedoman lapangan.

5

Skala Likert digunakan dalam survei atau kuesioner untuk mendapatkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap berbagai pernyataan. Skala ini mencakup gradasi/berbagai tingkatan pilihan seperti; sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Rentang pertanyaan ini dimaksudkan untuk menangkap intensitas perasaan terhadap pernyataan yang disampaikan.

Bab 2 Desain dan Metodologi

Pada tahap ketiga dilakukan beberapa modifikasi dan penambahan-penambahan berdasarkan hasil uji coba lapangan untuk memperbaiki instrumen, serta menambahkan umpan balik dari pemeriksa (reviewer) eksternal. Sebelum pelaksanaan di lapangan dimulai, Sekretariat ACDP diminta untuk memberikan persetujuan akhir terhadap semua instrumen/ kuesioner.

Setelah uji coba selesai dilksanakan, diputuskan hanya tiga instrumen survei yang digunakan, satu untuk kepala sekolah, satu untuk guru dan satu untuk siswa. Petunjuk

disiapkan agar responden dapat menjawab pertanyaan sesuai konteksnya dan kaitannya dengan pertanyaan yang lain. Panduan pelatihan dan pedoman lapangan kemudian diperbaharui untuk pelaksanaan studi utama.

Lampiran C memberikan rincian tentang instrumen survei yang dilaksanakan dalam kajian utama.

2.2.2 Wawancara dan FGD

Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Papua, wawancara dan pertanyaan untuk FGD dikembangkan untuk mendapatkan tanggapan dari 12 sekolah di empat Kabupaten, termasuk dua sekolah program TIK dan satu sekolah non-TIK di masing-masing kabupaten yang diidentifikasi. Juga dirancang pertanyaan untuk wawancara semi terstruktur dan FGD yang melibatkan kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua/ masyarakat.

Pertanyaan terbuka juga dibuat untuk para guru dan kepala sekolah yang menyangkut proses belajar mengajar menggunakan TIK; pengembangan professi dan TIK; serta tantangan dan peluang yang ada. Pertanyaan tambahan untuk kepala sekolah meliputi penggunaan TIK dalam kaitannya dengan administrasi, dan lain-lain terkait masalah-masalah infrastruktur dan strategi-strategi yang berhasil digunakan.

Pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk siswa berkisar pada TIK di sekolah dan kaitannya dengan pembelajaran, tantangan TIK di sekolah, dan pandangan siswa tentang apakah penggunaan TIK dalam pembelajaran akan membuat sekolah menjadi lebih baik.

Pertanyaan FGD untuk orang tua/masyarakat mencakup pertanyaan terbuka dan pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. Kategori pertanyaan-pertanyaan utama yang diberikan meliputi TIK di sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran, TIK di rumah, dan informasi lain yang diberikan orang tua tentang TIK dan pembelajaran.

2.2.3 Uji Coba

Uji coba untuk Evaluasi TIK dalam Pendidikan di Papua dilaksanakan di empat sekolah di Kabupaten Jayapura dan sekitarnya, yaitu antara tanggal 10 November sampai 14 November 2014. Sekolah-sekolah dipilih berdasarkan keterwakilan konteks geografis/ topografis di Papua yaitu; wilayah perkotaan, pinggiran kota dan wilayah terpencil. Konteks geografis ini konsisten dengan yang akan digunakan dalam studiutama. Lokasi sekolah untuk uji coba (pilot study) juga dipilih berdasarkan kemudahan untuk dijangkau dari Jayapura. Untuk mempersiapkan para anggota tim kerja dan juga koordinator kabupaten yang akan bertindak sebagai enumerator, mereka diberikan pelatihan intensif selama masa persiapan sebelum studi dilakukan. Lokasi yang dipilih sebagai perwakilan dalam konteks topografis/geografis di Papua: yaitu wilayah kota, pinggiran kota, dan terpencil, juga konsistendengan yang akan digunakan pada survei dalam studi utama. Untuk uji coba ini, dipilih tiga sekolah dengan program TIK dan satu sekolah program non-TIK yang terdiri dari SD dan SMP.

Tujuan uji coba ini adalah untuk menguji instrumen survei dan wawancara, serta prosedur dan proses yang telah dirancang untuk digunakan dalam studi utama. Instrumen pengumpulan data sebelumnya

telah dikaji ulang oleh beberapa peneliti eksternal, termasuk pemeriksa dari Australian Council for Educational Research (ACER) dan pemeriksa lain dari ACDP yang memiliki pengetahuan tentang konteks Indonesia/Papua. Selain itu, ada juga pemeriksaan ulang yang terus dilakukan oleh tim kerja. Untuk mereplikasi studi utama, Dinas Pendidikan Provinsi menyiapkan surat pengantar dan lembar informasi, bersama dengan surat persetujuan/kesediaan (consent form) yang ditandatangani oleh peserta untuk menunjukkan kesepakatan. Juga diambil foto Kepala sekolah dan papan nama sekolah. Setelah formulir survei yang telah diisi diterima, data uji coba dimasukan ke dalam program Microsoft Excel dan dilanjutkan dengan melakukan analisis awal. Proses pengumpulan data ini bertujuan untuk mereplikasi proses yang akan dilakukan pada studi utama. Demikian pula untuk kegiatan wawancara dan FGD, proses rekaman digital dan juga pencatatan manual dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari responden melalui lembar persetujuan. Mengunggah hasil rekaman digital, diskusi-diskusi lisan diantara para anggota tim tentang hal-hal penting dan pembuatan ringkasan tertulis, juga dilakukan.

Setelah kegiatan uji coba, dilakukan berbagai perubahan/perbaikan terhadap instrumen dan proses-proses pengumpulan data, termasuk memutuskan untuk hanya menggunakan tiga instrumen survei saja. Kepala sekolah dan guru di sekolah program TIK dan non TIK akan disurvei dengan instrument yang sama,yang relevan dengan peran mereka disekolah dan dengan instruksi kepada responden untuk menjawab atau tidak menjawab pertanyaan tertentu, tergantung pada jawaban/ tanggapan mereka sebelumnya.

Wawancara dan pertanyaan FGD diujicobakan, tetapi finalisasinya baru dilakukan setelah analisis data survei utama dikerjakan. Lampiran C menyajikan semua instrumen data.

2.2.4 Periksa Ulang (Review) terhadap Instrumen oleh Pihak Eksternal

Sebelum digunakan dalam uji coba, instrumen data terlebih dahulu dikaji kembali oleh spesialis survei dari Australian Council for Educational Research.

Selain itu, sepanjang proses uji coba, tim kerja juga bekerja bersama-sama dengan Pak Muhammad Yusuf dari ACDP (Papua) dan juga Pak Albert Lantang dan Pak Stanley Sumeisey dari Dinas Pendidikan Propinsi Papua. Pelibatan mereka merupakan bagian dari proses pemeriksaan ulang yang terus berlangsung dan proses pembelajaran profesional bagi tim kerja. Keterlibatan mereka diantaranya adalah memberi konfirmasi secara rinci tentang sampel sekolah, kehadiran pada sesi pelatihan dan pada kegiatan pengumpulan data selama uji coba. Mereka memberikan perspektif eksternal pada proses pemeriksaan instrumen data.

Sebuah sesi diskusi penyempurnaan dilakukan pada akhir proses uji coba. Workshop ini merupakan bagian penting dari proses yang sedang berlangsung. Sesi penyempurnaan ini meliputi tanggapan/masukan dari pihak eksternal, perwakilan dari ACDP, anggota tim kerja dan beberapa perwakilan dari sekolah-sekolah percontohan. Diskusi pada sesi penyempurnaan ini salah satunya difokuskan pada pentingnya evaluasi dalam upaya mengarahkan implementasi TIK untuk masa depan, terutama dalam hal mendukung pedagogi pembelajaran aktif dan proses pembelajaran yang lebih individual dalam kurikulum baru di Papua.

Bab 2 Desain dan Metodologi