• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Penelitian

2. Pengembangan Strategi Bisnis PT. Ammana Fintek Syariah

Selain memaparkan tentang fintech penulis memaparkan temuan penelitian berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan informan yaitu Bapak Agus Kalifatullah Sadiqin selaku Chief Microfinance PT. Ammana Fintek Syariah. Dalam penelitian ini,

peneliti menganalisa data yang penulis dapatkan dari informan.

Adapun dalam analisa penelitian kualitatif ini penulis menggunakan metode analisis SWOT, maka temuan yang peneliti dapatkan setelah adanya observasi dan wawancara sesuai dengan aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT. Ammana Fintek Syariah.

Adapun temuan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Peneliti telah melakukan pengamatan pada perusahaan Ammana fintek syariah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT. Ammana Fintek Syariah. Peneliti menyajikan temuan penelitian yang telah dilakukan dengan metode observasi ini dalam bentuk narasi sesuai observasi yang dilakukan.

1) Observasi pada platform Website, Aplikasi dan Media Sosial Ammana

Tempat : PT. Ammana Fintek Syariah, Jakarta Selatan

Waktu : 23 Desember 2019, pukul 13.00-14.00

Objek Penelitian : Platform Website dan Media Sosial Ammana

PT. Ammana Fintek Syariah memiliki platform berupa website dan aplikasi yang digunakan sebagai kegiatan usaha perusahaan dan sosial media sebagai akses komunikasi dengan masyarakat. Adapaun nama dan alamatnya sebagai berikut:

a) Website : www.ammana.id

Alamat : www.ammana.id

b) Aplikasi : Ammana (appstore & google playstore)

Alamat :

Playstore:https://play.google.com/store/apps/details?id=i d.ammana.app&hl=in

Appstore:https://apps.apple.com/us/app/ammana/id1357 512866

c) Instagram : @ammana.id

Alamat :

https://www.instagram.com/ammana.id/?hl=id d) Twitter : @ammana_id

Alamat : https://twitter.com/ammana_id e) Facebook : PT Ammana Fintek Syariah

72

Alamat :

https://www.facebook.com/ammanafinteksyariah/

Pengamatan Website. Pada beranda website berisi tampilan gambar kiprah sukses Ammana di tahun 2019 yaitu NPF 0%, 1620 UMKM telah terdanai, 8000 lender telah tergabung, ISO 27001 : 2013 telah sesuai standard an tersertifikasi, 6480 orang anggota keluarga pelaku UMKM menjadi lebih sejahtera, Nomor 1 fintek syariah pertama terdaftar di OJK, 2 jam kecepatan UMKM terdanai, fintek syariah pertama di Indonesia yang sesuai fatwa DSN-MUI, 60 mitra keuangan syariah telah tergabung, 11.32 Ammana telah melayani lender di 32 wilayah dari 11 provinsi di Indonesia. Selain hal tersebut pada beranda Ammana terdapat konsep cara kerja Ammana, peluang pendanaan dan gambar penghargaan.

Pada halaman Tentang di website Ammana terdapat deskripsi tentang Ammana dan visi-misi perusahaan.

Kemudian pada halaman Pembiayaan terdapat pilihan usaha UMKM kreatif dan produktif yang perlu didanai.

Dalam halaman ini pengunjung website dapat melihat dan memilih usaha yang akan didanai karena terdapat rating, scoring, jangka waktu, sisa hari pendanaan dan harga per unit usaha yang akan didanai.

Pada halaman Tentang kami menampilkan profil perusahaan yang di dalamnya berisi tentang kami, lisensi &

pendukung usaha, manajemen dan organisasi dan komitmen top manajemen. Selain profil perusahaan terdapat petunjuk pengguna & FAQ yang di dalam berisi panduan pendana, panduan mitra lapangan, panduan peminjam, dan FAQ. Selain itu terdapat legal & kebijakan, blog, karir, kemitraan/sponsorship/undangan, kotak saran dan jadwal kegiatan.

Pengamatan platform media sosial, peneliti telah mengamati beberapa media sosial perusahaan, diantaranya yaitu instagram. Ammana memili akun instagram utama dengan nama @ammana.id yang di dalamnya berisi dokumentasi event yang telah dilaksanakan, tips-tips dari Ammana, UMKM, Wakaf produktif dan berita tentang Ammana. Masyarakat dapat menghubungi Ammana melalui pesan langsung di instagram. Selain akun utama terdapat akun kedua dengan nama @ammana.story, dalam akun tersebut berisi cerita keberhasilan borrower dalam berusaha. Namun peneliti mengamati bahwa akun tersebut belum cukup aktif.

Kemudian pada akun twitter dan facebook peneliti mengamati berisi informasi yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di instagram namun dalam kedua sosial media

74

tersebut Ammana belum cukup aktif, sehingga unggahan masih tentang hal-hal yang lama. Adapun masyarakat dapat menghubungi Ammana melalui telepon, e-mail, media sosial, sms dan pesan whatsapp.

2) Observasi Peer to Peer Lending pada Platform Aplikasi Ammana

Tempat : PT. Ammana Fintek Syariah, Jakarta Selatan

Waktu : 23 Desember 2019, pukul 13.00-14.00

Objek Penelitian : Platform Aplikasi Ammana

Peneliti melakukan observasi peer to peer lending atau penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada aplikasi ammana. Peneliti mengunduh aplikasi ammana, mempelajari dan melakukan pendaftaran sebagai lender pada tanggal 10 Desember 2019. Adapun yang pertama peneliti lakukan yaitu melakukan pendaftaran di aplikasi dimana proses selanjutnya mendapatkan e-mail aktivasi akun. Setelah proses aktivasi selesai peneliti melakukan verifikasi identitas dengan melakukan input nomor KTP dan nomor NPWP dan tanda tangan digital untuk akad wakalah dan surat kuasa pembukaan akun pada tanggal 12 Desember 2019. Setelah melakukan verifikasi peneliti harus menunggu tiga hari dan kemudian mendapat

pemberitahuan melalui e-mail bahwa akun peneliti telah terverifikasi dan dapat digunakan untuk pendanaan usaha yang telah tersedia di aplikasi pada tanggal 16 Desember 2019.

Pada halaman pembiayaan di aplikasi ammana terdapat tampilan saldo rekening, jumlah pembiayaan yang tersedia dan Tingkat Keberhasilan 90 atau TKB90. TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara fintech P2P Lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam rangka jangka waktu sampai dengan 70 hari sejak tanggal jatuh tempo. Semakin tinggi persentase TKB 90 yang dimiliki oleh penyelenggara, maka semakin baik pula penyelenggara dalam menjalankan layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi. Hal ini sesuai dengan peraturan Pasal 29 huruf a Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi wajib mempublikasikan tingkat keberhasilan penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pembiayaan antara penerima pembiayaan dengan pemberi pembiayaan dalam jangka waktu sampai dengan 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Berikut salah satu jenis pembiayaan yang penulis amati pada halaman pembiayaan di aplikasi ammana.

76

Gambar 4.2

Contoh pembiayaan pada platform Ammana

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa bengkel las Laksana Makmur merupakan anggota Kspps Bmt Itqan Bandung yang membutuhkan pembiayaan senilai Rp.

49.000.000. Pada gambar tersebut telah terkumpul dana Rp.

7.000.000 dan tersisa 84 unit, dimana harga perunit yaitu Rp. 505.000. Artinya pendana dapat melakukan pendanaan minimal satu unit dengan estimasi bagi hasil Rp. 144.000 yang akan dicairkan pada saat selesai pembiayaan.

Terlihat dari UMKM yang perlu didanai di aplikasi Ammana, perusahaan memprioritaskan usaha-usaha masyarakat agar dapat berkembang bersama pendanaan yang disalurkan melalui Ammana. Peneliti mengamati bahwa Ammana telah menerapkan strategi bisnis dengan mengedepankan pelayanan kepada masyarakat yang belum terjangkau akses perbankan. Pembiayaan yang perlu

dibiayai di aplikasi berasal dari berbagai daerah. Hal ini menunjukan bahwa Ammana menerapkan strategi memanfaatkan peluang bisnis keuangan syariah yang ada di Indonesia dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan mikro syariah agar dapat tumbuh berkembang memajukan keuangan Islam.

b. Wawancara

Peneliti telah melakukan wawancara dengan Bapak Agus Kalifatullah Sadikin selaku Chief Microfinincing PT Ammana Fintek Syariah di ruang rapat kantor Ammana. Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Ammana.

Adapun hasil wawancara akan peneliti sajikan dalam bentuk tanya jawab sesuai wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Pertanyaan:

Bagaimana konsep dari kegiatan usaha Ammana fintek syariah?

Jawaban:

Ammana merupakan sebuah platform yang mempertemukan antara lender dan borrower jadi sistem bisnisnya adalah bagaimana masyarakat bisa terdanai dan masyarakat bisa mendanai, tentunya dengan pola akad-akad yang sesuai dengan syariah. Bisa itu murabahah (jual-beli) atau

78

bagi hasil mudharabah, musyarakah jadi itu konsep bisnisnya.

Lender sebagai pendana melalui platform Ammana tentunya

mereka sebelum menggunakan platform Ammana mereka sudah ada acuity-nya dulu. Setelah mereka cukup bebas mereka baru bisa mendanai borrower-borrower atau UMKM yang ada di platform Ammana. Ketika mereka mendanai, pada saat inilah Ammana mempertemukan. Akadnya langsung antara lender dengan borrower dengan menggunakan tekhnologi

aplikasi. Jadi secara prinsip Ammana sebagai platform tekhnologi ini adalah mempertemukan dua potensi itu, mendistribusikan keuangan tidak hanya di kota-kota tetapi juga di seluruh plosok daerah. Kita sudah di 33 daerah di beberapa provinsi walaupun belum sepenuhnya tapi hampir sebagian besar provinsi khususnya lender-nya sudah mendanai umkm-umkm yang ada di platform Ammana.

2. Pertanyaan:

Saat ini, jumlah penduduk di Indonesia yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked people) tergolong masih tinggi. Apakah kondisi ini dianggap sebagai hambatan atau justru peluang bagi PT. Ammana Fintek Syariah untuk menjangkau unbanked people?

Jawaban:

Betul, ini justru perannya fintech di sana, seperti yang tadi sudah saya sampaikan bahwa tidak semua masyarakat itu bisa terlayani perbankan, kalaupun mereka memiliki rekening perbankan tetapi belum tentu bisa mengakses pendanaan atau pembiayaan dari perbankan. Apalagi yang tidak memiliki rekening bank. Di sinilah Ammana berperan, bagaimana orang-orang yang di plosok-plosok daerah ini bisa terfasilitasi terutama yang tidak terjangkau oleh perbankan. Jadi sebenarnya antara bank dan fintech ini adalah sinergi yang saling menguatkan satu dengan lainnya. Jadi ini merupakan peluang, inilah perannya fintech syariah dalam mendukung pemerataan ekonomi keuangan Islam.

3. Pertanyaan:

Semakin banyak dan berkembangnya fintech pembiayaan di Indonesia, sebagai pionir fintek Syariah yang berizin OJK hal apa yang saat ini dijadikan kekuatan Ammana dalam menghadapi persaingan bisnis?

Jawaban:

Dalam menjalankan roda bisnis, tentunya Ammana memiliki positioning sendiri sebagaimana juga antum ketahui bahwa peer to peer lending ini juga tumbuh di Indonesia. Dari jumlah fintech peer to peer lending yang syariah dulu memang baru satu sekarang sudah enam, dan enam inipun tumbuh dan ini bukan

80

merupakan persaingan tetapi justru dengan tumbuhnya makin banyak fintech syariah ini justru meningkatkan semangat Ammana, bahwa tidak mungkin juga dengan satu fintech ini (Ammana) dapat melayani seluruh masyarakat di Indonesia. Tetapi hari ini Ammana sudah memulai untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan industri fintech khususnya yang berbasis syariah di Indonesia.

4. Pertanyaan:

Apa saja faktor-faktor yang menjadi kelemahan Ammana saat ini?

Jawaban:

Mungkin saya lebih cenderung bukan menyebut itu kelamahan, tetapi improvisasi dan inovasi harus terus berkembang, harus terus disempurnakan dan harus terus diperbaiki. Begitupun juga Ammana kita selalu melakukan evaluasi-evaluasi organisasi setiap saat dan juga mengikuti perkembangan industri baik itu dari struktur SDM yang memang harus kompatibel sesuai dengan bidang dan kemampuannya berikut juga produk-produknya itu juga harus kita inovasi. Yang terpenting adalah dalam industry bisnis fintech bagaimana kita bisa melayani masyarakat pendana dan yang

membutuhkan pendanaan. Dua-duanya ini kita layani dalam satu platform kita pertemukan dalam satu platform agar mereka bisa

menjadi simbiosis mutualisme, atau saling menguntungkan kedua belah pihak.

5. Pertanyaan:

Mengingat jumlah muslim di Indonesia mendominasi jumlah penduduk di Indonesia bahkan lebih dari 90% dan mulai tumbuh banyak pelaku usaha millenials, apakah hal tersebut dapat menjadi peluang yang bagus untuk penyaluran pembiayaan Ammana?

Jawaban:

Mengingat jumlah penduduk muslim di Indonesia yang mendominasi jumlah penduduk di Indonesia dan mulai tumbuhnya banyak pelaku usaha millennial sangat menjadi peluang. Generasi millennial ini generasi yang dekat dengan dunia digital, inilah saatnya pada industri 4.0. Karena tipikal generasi millenial ini generasi yang paling dekat dengan tekhnologi digital, mereka juga banyak sekali melakukan-melakukan inisiatif memanfaatkan tekhnologi sesuai dengan kebutuhannya. Jadi gaya hidup millennial ini memang gaya hidup yang tidak bisa lepas dengan tekhnologi mulai dari bangun tidur hingga mau tidur. Begitupun juga dengan finansial tekhnologi di Ammana sendiri cenderung menyediakan kemudahan yang dapat diakses kaum millennial maka kalua dilihat parameter di Ammana justru para lender-lender ini mayoritas adalah millennial. Kemudian bagaimana dengan borrowernya, kalo borrower ini memang variatif karena mereka yang mengelola dana

dari lender. Jadi millennial ini adalah generasi-generasi yang peduli, yang memang concern terhadap pertumbuhan ekonomi Islam. Atau mereka generasi-generasi hijrah ketika ekonomi Islam berkembang mereka justru ingin membantu umkm-umkm yang ada

82

di Indonesia melalui platform yang tentunya bagi mereka mudah dan juga bisa menghasilkan return yang kompetitif.

6. Pertanyaan:

Setelah disebutkan kekuatan, kelemahan serta peluang. Faktor apa yang menjadi ancaman dalam penyaluran dana di Ammana?

Jawaban:

Ancaman atau kendala dalam penyaluran, tentunya sejak awal Ammana sudah melakukan mitigasi-mitigasi atas resiko finansial atau resiko resiko pendanaan yang kita lakukan. Dengan memiliki tim yang solid, tim yang mumpuni yang memiliki background manajemen resiko yang cukup baik kami memang

mengelola resiko itu dengan SOP yang terstruktur dan sistematis, itu yang pertama. Bahwa kami tentunya berawal dari bagaimana kami bisa menerapkan SOP atau aturan kebijakan pendanaan kami kepada borrower. Selain itu bagaimana kami juga memverifikasi assessment borrower sehingga kami bisa memitigasi resiko-resiko yang memungkinan timbul akibat pendanaan dari borrower. Kami memiliki skoring usaha, kami juga memiliki komite, kami juga melakukan pembinaan atau supervise kepada mitra-mitra kami. Itu semua adalah dalam rangka memperkecil atau meminimalisasi ancaman tang mungkin timbul dari pendanaan. Diawali dari kami memilih mitra yang cukup baik, mitra itu kami scoring. Karena kami ingin bermitra dengan mitra-mitra yang cukup sehat,

kemudian juga mitra ini memilih anggota-anggota ketika mengusulkan pendanaan itupun juga discoring oleh standar kami.

Jadi kami memiliki standar scoring tersendiri untuk memastikan bahwa UMKM itu layak kami beri pendanaan baik itu jumlah maupun project yang diusulkan oleh UMKM. Secara prinsip kami harus menjaga bahwa usaha-usaha yang diusulkan melalui Ammana ini harus sesuai dengan aspek-aspek syariah. Kami tidak membiayai usaha-usaha yang bertentangan dengan Agama.

Alhamdulilah Ammana sejauh ini memiliki mitra yang cukup bagus, karena memang sejak awal kita memilih UMKM yang memiliki historis yang bagus. Sebenarnya kita sudah bisa melihat bahwa mereka itu sebenarnya adalah UMKM yang rajin tepat waktu membayar angsuran. Kalaupun terjadi deviasi itu terjadi disebabkan oleh fluktuasi usaha dari UMKM. Contoh UMKM disaat moment tertentu memang penjualan mereka sedang turun otomatis bagi hasil semakin sedikit. Ketika juga mereka usahanya sedang bagus bagi usahanya pun semakin tinggi. Jadi ini sangat mempengaruhi fluktuatif usaha mereka. Ini juga bagian edukasi kepada lender, edukasi kepada masyarakat yang ingin mendanai atau bermuamalah dengan pola syariah artinya mereka harus siap untung dan siap rugi.

84

7. Pertanyaan:

Bagaimana strategi Ammana, dalam hal ini menggunakan kekuatan internal untuk merebut dan memanfaatkan peluang bisnis?

Jawaban:

Ya, sebenarnya apa yang telah saya sampaikan tadi bahwa strategi kami dalam mengembangkan organisasi kami tuangkan dalam rencana kerja atau kertas kerja yang memang ini tentunya mulai proses riset kami bagaimana kami bisa menghadapi tantangan-tantangan ke depan, itu yang pertama. Jadi untuk peluang tadi saya sampaikan bahwa di Indonesia dengan penduduk Muslim yang cukup besar saya pikir peluang ini tentunya terbuka lebar. Hanya saja saat ini posisi Ammana tidak hanya bisnis semata-mata tetapi posisi Ammana adalah bagaimana perusahaan dapat memberika return yang cukup tinggi dan dampak sosial yang cukup tinggi. Jadi dua-duanya. Jika hanya tujuan bisnis hanya return dan profit yang tinggi tetapi dia tidak memikirkan yang lain, tetapi Ammana ingin dua-duanya ini bisa tercapai bahwa kami ingin memberikan return yang cukup kompettitif kepada lender tetapi kita juga ingin berdampak social yang cukup signifikan kepada borrower.

8. Pertanyaan:

Bagaimana strategi perusahaan dalam mengatasi ancaman?

Jawaban:

Yang pertama Ammana selalu melihat ancaman itu dengan perbaikan. Kami senantiasa melakukan improvement dengan terus menjaga kualitas layanan kami. Jadi sehebat apapun jika pelayanan tidak bagus itu juga akan tertinggal. Jadi yang penting adalah bagaimana kita memberikan rasa kenyamanan kepada para lender kemudian edukasi kepada borrower ataupun mitra-mitra kami. Jadi ini merupakan ujung tombak Ammana dalam berkompetisi dengan fintech-fintech yang lain jadi siapa yang bisa lebih unggul melayani kepada lender dan borrower saya rasa itu yang akan unggul.

9. Pertanyaan:

Bagaimana strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada?

Jawaban:

Kalau kita bicara kelemahan saya lebih cenderung bicaranya adalah perbaikan, jadi kalau dilihat apapun organisasi pasti akan menghadapi kendala-kendala. Justru kendala ini yang menjadi opportunity bagi kami. InshaAllah SDM-SDM di Ammana ini adalah SDM yang memiliki respon yang cukup cepat dalam menghadapi setiap persoalan organisasi yang ada. Dua tahun berjalan ini tentunya kita sudah banyak belajar untuk bisa lebih baik lagi memperbaiki jalannya roda bisnis di Ammana tentunya ini ditandai dengan apa, ditandai dengan pertumbuhan.

Pertumbuhan lendernya semakin terus berkembang, pertumbuhan lendernya terus berkembang, pertumbuhan borrowernya terus

86

berkembang dan juga tingkat kualitas dari pendanaan itu yang semakin baik, jadi itu sudah menandakan bahwa Ammana terus melakukan improvisasi, inovasi perbaikan-perbaikan dalam hal pelayanan bagi masyarakat.

10. Pertanyaan:

Strategi apa yang diterapkan Ammana dalam meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman?

Jawaban:

Selama ini kita tidak menghindari ancaman karena kita tidak merasa terancam, industri keuangan ini harus tumbuh bersama. Ancaman itu terjadi manakala kita tidak melakukan improvisasi, tidak melakukan perbaikan-perbaikan. Jadi sumbernya kepada organisasi itu sendiri, kalau kita yakin dan terus memperbaiki diri terus kita melakukan perbaikan-perbaikan terhadap bisnis itu sendiri saya yakin secara tidak langsung sudah menangkal ancaman-ancaman itu. Sebelum ancaman terjadi kita sudah melakukan perbaikan. Jadi kuncinya itu kalimatnya adalah ini bukan ancaman ini adalah bagaimana peluang, peluang kita untuk bisa kompetisi secara baik secara sehat kemudian kita melakukan upaya-upaya, memitigasi resiko-resiko terhadap pertumbuhan organisasi. Kalaupun itu disebut ancaman kita lakukan perbaikan-perbaikan sebelum hal itu terjadi.

11. Pertanyaan:

Sejak terdaftar di OJK dari tahun 2017, TWP (Tingkat Wanprestasi) masih 0%, strategi apa yang diterapkan Ammana sehingga terhindar dari wanprestasi nasabah?

Jawaban:

Update terakhir TKB kami 99 koma sekian persen. Jika TKB kami 100% TWP 0%. Di akhir tahun ini TKB kami di atas 99 koma sekian %, artinya wanprestasinya 0 koma sekian persen.

Fluktuasi UMKM pasti akan terjadi, di industri UMKM dimungkinkan ada telat bayar karena fluktuasi perdangan tapi secara umum alhamdulilah kami memiliki mitra-mitra yang cukup baik.

88

C. Pembahasan Temuan Penelitian

Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekata analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Streghts dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan faktor eksternal peluang (opportunies) dan ancaman (threats) dengan faktor Internal kekuatan (strenghts), dan kelemahan (Weakness).79

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.80

1. Identifikasi Analisis SWOT Pengembangan Strategi Bisnis PT.

Ammana Fintek Syariah

a. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan

Setelah dilakukan penelitian mulai dari observasi hingga wawancara maka diperoleh beberapa faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam pengembangan strategi bisnis PT. Ammana Fintek Syariah.

1) Kekuatan Perusahaan

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang berhubungan dengan para

79 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2017) h. 20

80 Freddy Rangkuti, Ibid, h. 82

pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan untuk dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.81 PT. Ammana Fintek Syariah memiliki kekuatan dalam aspek legalitas usaha yaitu telah terdaftar di OJK dengan No: S-1320/NB.223/2017 Dan KEMKOMINFO No:

00416/DJAI.PSE/10/2017. Ammana merupakan fintech syariah pertama di Indonesia dan yang pertama terdaftar di OJK pada tanggal 22 Desember 2017. Selain hal tersebut yang menjadi kekuatan dari internal perusahaan yaitu Ammana telah memiliki Dewan Pengawas Syariah.

Setiap fintech syariah memerlukan keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS merupakan lembaga yang mengawasi bahwa kegiatan operasional lembaga keuangan syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Merujuk pada surat keputusan Dewan Syariah Nasional No. 3 Tahun 2000, bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah bagian dari lembaga keuangan syariah yang bersangkutan, dan penempatannya atas persetujuan Dewan Syariah Nasional (DSN). Pengefektifan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas Syariah diperlukan upaya peningkatan pengetahuan DPS tentang operasional perbankan, serta intensitas keterlibatannya dalam program sosialisasi/promosi pada penduduk lokal.

81 Ferry Hendro Basuki dan Hartina Husein, “Analisis SWOT Financial Technology Pada

81 Ferry Hendro Basuki dan Hartina Husein, “Analisis SWOT Financial Technology Pada

Dokumen terkait