• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Ruang Lingkup Hak Kekayaan I ntelektual

Dalam dokumen POLITIK HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL I (Halaman 30-32)

POLI TI K HUKUM, TEORI HUKUM PEMBANGUNAN DAN TEORI HARMONI SASI HUKUM

A. Teori Hak Kekayaan I ntelektual

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Hak Kekayaan I ntelektual

Intellectual Property Rights (IPR) sudah dikenal sejak lama untuk melindungi hasil kreativitas manusia dan perdagangan. Pada awalnya berlaku pada merek dagang yang telah berlangsung sejak 3500 tahun yang lalu, ketika para perajin gerabah menjadikan suatu tanda (merek) tertentu dari hasil keahliannya tersebut. Tidak ada pemahaman tunggal di seluruh dunia tentang I PR, meskipun banyak negara telah mengakui beberapa jenis IPR, seperti paten, hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, dan desain industri. Perkembangan selanjutnya, dipengaruhi perkembangan perdagangan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memunculkan kreativitas baru dalam semua jenis IPR, misalnya musik, photografi, film, program komputer, dan inovasi teknologi baru.75

Definisi I PR sudah banyak dikemukakan oleh para penulis, tetapi pada umumnya lebih banyak berisi paparan tentang jenis-jenis I PR, seperti hak cipta, paten, merek dagang, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan varietas baru tanaman.

75. Dorris Estelle dan Anthony D’Amato,A Coursebook in I nternational I ntellectual Property, West Group, ST. Paul. Minn, 2000, hlm. 10 – 11. Hal senada juga diungkapkan oleh Rocque Reynolds dan Natalie Stoianoff, I ntellectual Property, Text and Essential Cases, Second Edition, The Federation Press, 2005, Sidney, hlm. 1, Staniforth Richetson,The Law of I ntellectual Property, The Book Company Limited, Sidney, 1984, hlm. 3.

Beberapa istilah yang digunakan oleh para penulis dan akademisi I ndonesia, antara lain Hak Milik I mmateril (Mahadi),76 Hak Milik I ntelektual (Muhammad Jumhana dan R. Djubaedillah,77 Sudargo Gautama),78dan Hak Kekayaan I ntelektual (Eddy Damian, Saidin, I nsan Budi Maulana). Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Perundang- undangan RI Nomor. M.03.PR.07.10 Tahun 2000 dan Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI sesuai dengan surat Nomor 24/ M/ PAN/ 1/ 2000 secara resmi digunakan istilah Hak Kekayaan I ntelektual (HKI ).

Kepustakaan hukum Anglo Saxon dan TRIPs Agreement menggunakan istilah Intellectual Property Rights (I PR) yang diter- jemahkan oleh Saidin menjadi Hak Kekayaan I ntelektual. Alasannya adalah bahwa kata hak milik sudah merupakan istilah baku dalam kepustakaan hukum. Padahal tidak semua hak kekayaan intelektual itu adalah hak milik dalam arti sesungguhnya, karena bisa saja hanya merupakan hak untuk memperbanyak saja atau untuk menggunakannya dalam suatu produk tertentu saja.79 Penulis lebih sependapat dengan Saidin, karena yang menjadi objek dari hak kekayaan intelektual adalah benda yang tidak berwujud tetapi berupa hak (benda immaterial). Seseorang yang memiliki hak kekayaan intelektual tidak mudah diketahui secara langsung, dikarenakan seseorang tidak menguasai objeknya secara nyata. Sementara hak milik lebih dit ujukan pada penguasaan suatu benda (objek) secara fisik dan nyata. Kamus Hukum Ekonomi Elips menterjemahkanintellectual property sebagai kekayaan intelektual, yang berarti jenis karya cipta manusia yang dihasilkan atas dasar intelektualitas seseorang, sedangkan intellectual property right adalah hak-hak atas benda tidak berwujud yang merupakan hasil karya dan pengetahuan manusia yang diberikan oleh pemerintah, misalnya hak cipta, hak paten dan hak merek.80

76. Mahadi,Hak Milik I materil, BPHN, Bina Cipta, Jakarta, 1985

77. Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, Hak Milik I ntelektual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.

78. Sudargo Gautama,Segi-Segi Hak Milik I ntelektual, Eresco, Jakarta, 1995.

79. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan I ntelektual (I ntellectual Property Right), Rajawali Pers, Jakarta, 1997, hlm. 7.

Secara historis, perlindungan HKI terbagi menjadi tiga periode. Periode pertama, disebut periode teritorial yang ditandai dengan belum adanya perlindungan HKI secara internasional, masih terbatas dalam teritorial masing-masing negara. Hukum paten pertama kali ada di Venesia, I talia sekitar tahun 1474, di I nggris hukum pat en diatur dalam Statute of Monopolies (Statuta 1623), yang mengecualikan true and first inventor dari suatu metode produksi, menyebar ke Perancis yang mengakui hak-hak invent or pada tahun 1790 dan Amerika Serikat memberlakukan undang-undang paten tahun 1790. Setelah itu ber- kembang pula perlindungan merek dagang ke seluruh Eropa pada pertengahan abad ke-19, I nggris tahun 1862 dan 1875, Perancis tahun 1857, Jerman tahun 1874 dan Amerika Serikat tahun 1870 dan 1876, dan perlindungan hak cipta juga mengikuti pola serupa, undang-undang hak cipta modern dimulai di I nggris dengan Statute of Anne of 1709. Di Asia dan Afrika, HKI berkembang melalui penjajahan (kolonialisme). Periode kedua, disebut periode internasional. Dimulai abad ke-19 yang lebih mengarah pada kerjasama internasional dalam bidang HKI , melalui perjanjian bilateral. Hal ini dimaksudkan unt uk saling melindungi HKI masing-masing warga negaranya. Perancis pada tahun 1852 mem - berikan perlindungan terhadap hak cipta karya-karya asing dan penulis asing tanpa syarat timbal balik. Hal ini disebabkan banyaknya pembajakan karya-karya sastra, misalnya karya penulis I nggris Charles Dickens banyak dibajak di Amerika Serikat, intinya setiap karya yang populer pasti dibajak di Perancis, Jerman dan Amerika Serikat. I nggris membuat undang-undang Hak Cipta tahun 1844 yang memasukkan ketentuan perlindungan timbal balik terhadap HKI negara lain yang juga melindungi HKI I nggris, sementara itu undang-undang Hak Cipta Amerika Serikat tahun 1790 tidak melakukan hal demikian.81Hubungan bilateral tersebut memberikan kontribusi penting terhadap pengakuan bahwa kerangka kerja internasional pengaturan HKI memang dibutuhkan, yang melahirkan perjanjian multilateral, yaitu: Paris Convention on The Protection of I ndustrial Property (Paris Union atau Paris Convention)

81. Peter Drahos dan Herchel Smith,The Universality of I ntellectual Property Rights: Origin and Development, WI PO Panel Discussion Papers, melalui < http: / /www.wipo.int/ tk/ en/ hr/ paneldiscussion/ papers/ word/ drahos.doc> 16/ 03/ 2010.

tahun 1883 yang mengat ur tentang paten, merek dagang, nama dagang, desain industri dan persaingan curang, disusul kemudian Berne Convention for Protection of Literary and Artistic Works (The Berne Union atau Berne Convention) tahun 1886 mengenai karya kesusteraan, kesenian dan ilmu pengetahuan (copyright). Selanjutnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 14 Juli 1967 membentuk organisasi yang mengurus HKI secara internasional dengan nama World Intellectual Property Rights Organization (WI PO) ber- dasarkan pada Convention Establishing the World I ntellectual Property Rights Organization. Selanjutnya WI PO ditetapkan sebagai lembaga khusus PBB pada tahun 1974 yang menangani hal-hal berkaitan dengan perlindungan hak kekayaan perindustrian dan hak cipta, membentuk perjanjian internasional dalam bidang HKI , melakukan kerjasama dengan negara-negara di dunia dan lembaga internasional lain, memberikan supervisi kepada negara-negara berkembang, dan sosialisasi kepada seluruh anggota WI PO.

HKI semakin menjadi isu global ketika proses perundingan pembentukan WTO dilakukan dan berhasil ditandatangani pada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh, Maroko. HKI menjadi salah satu kesepakatan yang tertuang dalam Annex 1C tentang Agreement on Trade Related Aspects Intellectual Property Rights, I ncluding Trade in Counterfeit Goods. Tujuan TRIPs Agreement adalah memberikan perlindungan dan penegakan hukum HKI untuk memacu invensi baru di bidang teknologi dan untuk memperlancar alih teknologi dan penyebaran teknologi, dengan tetap memperhatikan kepentingan produsen dan pengguna pengetahuan mengenai teknologi dan untuk menunjang kesejahteraan sosial dan ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban (Article 7).

TRI Ps Agreement menginginkan adanya keseragaman (standarisasi) pengaturan hukum HKI di seluruh dunia baik bagi negara maju, negara berkembang maupun negara kurang berkembang, dan ketentuan ketaatan secara penuh(full compliance dan non reservation). Konsekuensi bagi negara anggota adalah harus menyesuaikan peraturan perundang-undangan HKI dengan bersandar pada tiga unsur, yaitu

berupa norma-norma baru, berupa standar-standar pengaturan yang lebih tinggi dan penegakan hukum yang ketat.82

Ruang lingkup HKI sangat luas, meliputi berbagai hak yang timbul dari hasil kreativitas kemampuan intelektualitas manusia. Secara garis besar, bidang HKI dikelompokan menjadi dua, yaitu hak cipta(copy right) yang terdiri dari hak cipta, hak yang berkaitan dengan hak cipta(neighbouring right), dan hak kekayaan perindustrian (industrial property right), terdiri dari paten, model dan rancang bangun, desain industri, merek dagang, nama dagang, indikasi geografis, perlindungan varietas baru tanaman, dan tata letak sirkuit terpadu. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, objek HKI terus berkembang. Apa yang saat ini belum menjadi objek HKI , di masa datang sangat mungkin merupakan objek HKI yang penting. Menurut Graham Dutfield, perkembangan HKI secara internasional memiliki tiga karakteristik, yaitu: (1) the broadening of existing rights, misalnya perkembangan perlindungan program komputer (software) dalam hak cipta, micro organisme dan gen cloning pada paten, (2)the creation of new rights (sui generis), misalnya perlindungan varietas baru tanaman, desain tata letak sirkuit terpadu dan performers rights, dan (3) the progressive standardization of the basic features of I PR’s, misalnya peningkatan jangka waktu perlindungan paten selama 20 tahun, dan ketent uan persyaratan paten.83

Dalam dokumen POLITIK HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL I (Halaman 30-32)

Garis besar

Dokumen terkait