BAB II PENGATURAN TENTANG PENYEDIAAN FASILITAS
B. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan
1. Pengertian Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Istilah fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum dan fasos) lebih sering didengar untuk menggambarkan fasilitas yang biasa digunakan publik. Dalam peraturan tentang fasilitas umum dan fasilitas sosial, tidak ditemukan istilah fasilitas umum dan fasilitas sosial. Tetapi fasilitas umum dan fasilitas sosial adalah istilah
untuk prasarana, sarana, dan utilitas umum. Istilah fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk mempermudah penyebutannya.38
Fasilitas umum adalah “fasilitias yang diadakan untuk kepentingan umum, seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over, under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, tempat ibadah, banjir kanal, trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya”.39 Sedangkan fasilitas sosial adalah “fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan permukiman yang meliputi fasilitas kesehatan, pendidikan, perbelanjaan dan niaga, peribadatan, rekreasi/budaya, olahraga dan taman bermain, pemerintah & pelayanan umum serta pemakaman umum”.40
Dalam Pasal 1 angka (21, 22, dan 23) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang dimaksud prasarana adalah
“Kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman”, sedangkan sarana adalah “Fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi”, dan utilitas umum adalah “Kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian”.
38 Anonim, “Fasilitas Umum”, Diakses dari https://banyuurip.desa.id/profildesa-49-Fasilitas.Umum.html, pada tanggal 2 Februari 2021, 08.30
39 Erna Kumalasari Nurnawati dan Milzam Hibatullah, “Sistem Pengaduan Masyarakat Untuk Melaporkan Kerusakan Fasilitas Umum Berbasis Perangkat Bergerak”, Jurnal Teknologi Informasi, Vol. 8, No. 3, 2018, hal 34
40 Jawas Dwijo Putro dan Dyah Listyo Purwaningsih, “Pengaruh Fasilitas Sosial Terhadap Kenyamanan Interaksi Sosial Penghuni Perumahan di Kelurahan Sungai Jawi Luar Pontianak”, Jurnal Langkau Betang, Vol. 1, No. 2, 2014, hal 44
Dalam Pasal 1 angka (1, 2, dan 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah juga disebutkan pengertian prasarana yaitu
“Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya”, sedangkan sarana adalah
“fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya”, dan utilitas umum yaitu “sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, yang dimaksud dengan fasilitas umum adalah “Fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, seperti jalan dan alat penerangan umum”. 41Sedangkan fasilitas sosial adalah “Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat, seperti sekolah, klinik, dan tempat ibadah”.42
2. Macam-Macam Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Ada beberapa macam fasilitas umum dan fasilitas sosial . Macam-macam fasilitas umum yaitu:43
a. Jalan
Adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagiannya termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
b. Jaringan Listrik
41 Fasilitas Umum, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/fasilitas, 2 Januari 2021
42 Fasilitas Sosial, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/fasilitas, 2 Januari 2021
43 Lucy Yosita, Yan Nurcahaya, Deasy Hartanti, “Strategi Perencanaan dan Perancangan Perumahan Pada Era kontemporer”. Op. Cit, hal 46-49
Sesuai tuntutan kebutuhan hidup saat ini listrik merupakan sarana penerangan yang penting. Pada lingkungan perumahan pasokan listrik harus diperhitungkan dengan standar minimal 450 VA per keluarga ataupun 90 VA per individu.
c. Jaringan Air Bersih
Suatu lingkungan perumahan harus menyediakan sumber air bersih bagi warganya. Sumber air bersih ini dapat saja disediakan perunit ataupin secara sentral untuk seluruh area permukiman.
d. Pembuangan Air Limbah
Lingkungan perumahan yang baik harus mempunyai sarana pengolahan air limbah.
Karena fungsinya sebagai kawasan permukiman, sebagian besar air limbah merupakan limbah rumah tangga, yang pengelolaannya cukup dengan menyediakan septic tank dan sumur resapan.
e. Pembuangan Air Hujan
Untuk pembuangan air hujan dapat disediakan sumur resapan di area-area terbuka di dalam kawasan perumahan ataupun berupa selokan yang dikendalikan bersama untuk seluruh area perumahan. Untuk memenuhi persyaratan kesehatan, saluran air hujan ini sebaiknya berupa saluran tertutup.
f. Pembuangan Sampah
Sarana pembuangan sampah merupakan kelengkapan yang penting terkait dengan persyaratan kesehatan lingkungan. Tempat pembuangan sampah rumah tangga sebaiknya disediakan pada setiap unit hunian. Dari unit-unit hunian ini sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), misalnya dengan menggunakan gerobak ataupun mobil sampah. Selanjutnya sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir dengan menggunakan dumb truck, yang operasionalisasinya dapat dikoordinasikan dengan pemerintah Daerah Setempat dan dapat pula dikelola secara mandiri.
Sedangkan macam-macam fasilitas sosial yaitu:44 a. Fasilitas Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana untuk membangun individu. Pada era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan suatu faktor penting bagi peningkatan derajat sosial seseorang. Karenanya kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas pendidikan
b. Fasilitas Kesehatan
Suatu lingkungan permukiman yang penduduknya telah mencapai 6000 orang, selain harus dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, juga harus dilengkapi dengan fasilitas kesehatan
c. Fasilitas Perbelanjaan dan Niaga
Fasilitas perbelanjaan dan niaga merupakan fasilitas komersial sebagai layanan sebuah lingkungan permukiman. Fasilitas ini direncanakan dengan tujuan untuk mempermudah aktivitas ekonomi masyarakat.
44 Lucy Yosita, Yan Nurcahaya, Deasy Hartanti, “Strategi Perencanaan dan Perancangan Perumahan Pada Era kontemporer”. Op. Cit. hal 52-54
d. Fasilitas Pemerintah dan Layanan Umum
Untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat selain fasilitas-fasilitas yang standar di atas perlu juga disediakan fasilitas umum antara lain, seperti: balai pertemuan, parker umum, kamar mandi umum, pos keamanan/hansip, pos pemadam kebakaran, gedung serbaguna, dan gardu listrik.
e. Fasilitas Peribadatan
Untuk membangun kehidupan rohani warga, dalam suatu kawasan permukiman juga perlu disediakan sarana peribadatan.
f. Fasilitas Rekreasi dan Kebudayaan
Sebagai wahana untuk memberikan keseimbangan pada kondisi psikologi warga, selain fasilitas-fasilitas di atas perlu juga disediakan fasilitas rekreasi dan kebudayaan sebagai sarana apresiasi diri.
g. Fasilitas Olahraga dan Lapangan Terbuka
Pada suatu kawasan permukiman perlu juga disediakan fasilitas olahraga dan lapangan terbuka. Sehingga dapat memudahkan warga perumahan untuk memenuhi kebutuhan untuk berolahraga.
Macam-macam fasilitas umum dan fasilitas sosial juga di atur di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 pada halaman 20 sampai dengan 36 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Mengenai fasilitas umum diatur dalam Pasal 8 dan 10, yaitu:
a. jaringan jalan;
Lingkungan perumahan harus disediakan jaringan jalan untuk pergerakan manusia dan kendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan perumahan di perkotaan.
b. jaringan saluran pembuangan air limbah;
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satunya adalah SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan, serta pedoman tentang pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlaku. Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
1) septik tank;
2) bidang resapan; dan
3) jaringan pemipaan air limbah.
c. jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase);
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan di perkotaan. Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan.
d. tempat pembuangan sampah;
Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan. Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak sampah; bak sampah;
tempat pembuangan sementara (TPS); dan tempat pembuangan akhir (TPA).
e. jaringan air bersih;
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan di perkotaan. Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
1) kebutuhan air bersih;
2) jaringan air bersih;
3) kran umum; dan 4) hidran kebakaran f. jaringan listrik;
Lingkungan perumahan harus dilengkapi perencanaan penyediaan jaringan listrik. Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
1) kebutuhan daya listrik; dan 2) jaringan listrik.
g. jaringan telepon;
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan telepon. Jenis prasarana dan utilitas jaringan telepon yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a) kebutuhan sambungan telepon; dan b) jaringan telepon.
h. jaringan transportasi;
Lingkungan perumahan direkomendasikan untuk dilalui sarana jaringan transportasi lokal atau memiliki akses yang tidak terlampau jauh (maksimum 1 km) menuju sarana transportasi tersebut. Berbagai jenis elemen perencanaan terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana yang harus direncanakan dan disediakan pada jaringan transportasi lokal adalah:
1) sistem jaringan sirkulasi kendaraan pribadi dan kendaraan umum berikut terminal / perhentiannya;
2) sistem jaringan sirkulasi pedestrian; dan
3) sistem jaringan parkir;
Mengenai fasilitas sosial diatur pada halam 36-52 SN 03-1733- 2004 dan didalam Pasal 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu:
a. fasilitas perniagaan/perbelanjaan;
Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah:
1) toko/warung, yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari;
2) pertokoan , yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya;
3) pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan, yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, pakaian, barang-barang kelontong, alatalat pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti warnet, wartel dan sebagainya;
4) pusat perbelanjaan dan niaga, yang selain menjual kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan niaga lainnya seperti kantor-kantor, bank, industri kecil dan lain-lain.
b. sarana pelayanan umum dan pemerintahan;
Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum adalah:
1) kantor-kantor pelayanan / administrasi pemerintahan dan administrasi kependudukan;
2) kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih (PAM), listrik (PLN), telepon, dan pos; serta
3) pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos keamanan dan pos pemadam kebakaran.
c. sarana pendidikan;
Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran ini meliputi:
1) taman kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan belajar dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat pengenalan;
2) sekolah dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program enam tahun;
3) sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun sesudah sekolah dasar (SD);
4) sekolah menengah umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan menengah mengutamakan perluasan
pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi;
5) sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan perumahan sebagai sarana untuk meningkatkan minat membaca, menambah ilmu pengetahuan, rekreasi serta sarana penunjang pendidikan.
d. sarana kesehatan;
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Beberapa jenis sarana yang dibutuhkan adalah:
1) posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita;
2) balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan (currative) tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu juga untuk vaksinasi;
3) balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin), yang berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia sampai dengan 6 tahun;
4) puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya;
5) puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil;
6) tempat praktek dokter, merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan; dan
7) apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.
e. sarana peribadatan;
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu.
Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religius.
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara atau pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamanya.
f. Sarana kebudayaan dan rekreasi
Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan bangunan yang dipergunakan untuk mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau rekreasi, seperti gedung pertemuan, gedung serba guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain.
Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sehingga penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut kepentingannya pada waktu-waktu yang berbeda.
g. sarana pertamanan, ruang terbuka hijau, dan olahraga
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no. 4 tahun 1988, yang menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
3. Tujuan Penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Tujuan dari penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
Karena fasilitas umum dan fasilitas sosial merupakan salah satu dari bentuk dari kepentingan umum, maka tujuan penyediaannya sama dengan tujuan diadakannya kepentingan umum yakni untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat perumahan45
b. Sebagai wadah interaksi sosial antar penghuni perumahan
Dengan disediakannya fasilitas sosial di perumahan diharapkan dapat menjadi wadah atau tempat bagi para penghuni perumahan untuk melakukan
45 Zora Febriena Dwithia, “Makna Fasilitas Umum Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Dalam Mewujudkan Kepastian Hukum Bagi Masyarakat”, Jurnal (Malang:
Universitas Brawijaya, 2014), hal 10
interaksi sosial dan terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan penghuni perumahan dalam bidang sosial, mental dan spiritual. 46
c. Sebagai salah satu cara memikat konsumen untuk membeli perumahan
“Salah satu tujuan dibangun fasilitas umum dan fasilitas sosial karena itu salah satu faktor yang membuat konsumen membeli perumahan” 47. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tersedianya fasilitas umum dan fasilitas sosial yang lengkap dan memadai menjadi salah satu faktor yang membuat konsumen membeli rumah di suatu perumahan. Apabila developer menyediakan fasilitas yang lengkap maka konsumen pasti lebih tertarik karena fasilitas-fasilitas tersebut pasti akan lebih meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penghuni perumahan tersebut.
d. Memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beraktifitas
“Salah satu tujuan disediakannya fasilitas perumahan juga agar mempermudah penghuni perumahan untuk memenuhi kebutuhannya dan mengakses fasilitas-fasilitas yang diinginkan tanpa harus keluar dari area perumahan”48. Dengan terpenuhinya kebutuhan para penghuni tanpa keluar areal perumahan dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya serta kemudahan terhadap aksesibilitas terhadap fasilitas perumahan sehingga akan lebih efisien.
e. Sebagai peningkatan kwalitas area/wilayah perumahan
46 Annisa Mu’awanah sukmawati dan Nany Yuliastuti, “Efektifitas Pemanfaatan Fasilitas Sosial di Perumahan Bukit Kencana Jaya Semarang”, Jurnal Teknik PWK, 2014, Vol. 3, No. 3, hal 375
47 Wawancara, Nisya Barus, Kantor Pemasaran PT. Abadi Jaya Bersama Medan, 28 Desember 2020.
48 Wawancara, Nisya Barus, Kantor Pemasaran PT. Abadi Jaya Bersama Medan, 28 Desember 2020
Jika didalam suatu perumahan tersedia lengkap berbagai macam fasilitas seperti pusat perbelanjaan, tempat rekreasi atau olahraga. Maka hal tersebut akan mempengarughi kwalitas area/wilayah perumahan tersebut. Jika fasilitas sosial lengkap maka nilai lahan dan bangunan akan cenderung tinggi di perumahan tersebut dan akan menarik para investor untuk menggunakan kawasan tersebut sebagai kegiatan usaha.49
C. Pengaturan Penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial oleh Developer Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kawasan perumahan dan permukiman yang nyaman dan menarik untuk ditinggali dapat diciptakan melalui penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang lengkap dan memadai. Fasilitas umum dan fasilitas sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat di suatu area perumahan dan permukiman. Untuk menyediakan fasilitas umum dan fasilitas sosial tersebut maka diperlukan adanya peran Pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam pengadaan fasilitas pendukung perumahan.50 Supaya dalam pelaksanaan kebijakan tersebut berjalan dengan baik.
Maka pemerintah mengeluarkan peraturan dan standar-standar yang mengatur mengenai pengadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam suatu lingkungan perumahan.
49 Fahirah F, Armin Basong, dan Hermansah H Tagala, “Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Jual Lahan dan Bangunan Pada Perumahan Tipe Sederhana”, Jurnal Smartek, Vol. 8, No. 4, 2010, hal 11
50 Puspa Sulilawati dan Djumanji Purwoadmodjo, “ Tanggung Jawab Pengembang Perumahan dalam Penyerahan Fasilitas Perumahan kepada Pemerintah Kota Semarang”, Jurnal Notarius, Vol. 12, No. 2, 2019, hal 670
Peraturan tersebut diantaranya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Kemudian diganti dengan undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah yang kemudian diganti lagi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah.
1. Standar Penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan
Secara normatif, penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial pada lingkungan perumahan di Indonesia di sesuaikan dengan standar Dinas Pekerja Umum (DPU) 2004, yaitu SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan SNI 03-6981-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Sederhana Tidak Bersusun di daerah Perkotaan.51
Alokasi penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial disesuaikan dengan jangkauan radius area layanan, lokasi fasilitas sosial yang sesuai, dan jumlah penduduk pendukung. Terdapat pula aturan bahwa presentase penggunaan lahan disuatu perumahan adalah 60% (enampuluh persen) untuk kavling hunian dan 40%
51 Annisa Mu’awannah Sukmawati dan Nany Yuliastuti, Op. Cit, hal 375
(empatpuluh persen) untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial.52 Standar teknis penyediaan fasilitas umum sebagai berikut:
a. Jaringan Jalan
Standar teknis jalan di perumahan, sebagai berikut:
1) Mempunayi akses kesemua lingkungan permukiman 2) Dapat diakses mobil pemadam kebakaran
3) Konstruksi trotoar tidak berbahaya pejalan kaki dan penyandang cacat 4) Konstruksi jalan sesuai dengan ketentuan kelas jalan
5) Radius belokan dan kemiringan jalan bagi setiap jenis jalan harus mengikuti ketentuan geometri jalan yang berlaku
6) Mempunyai daerah manfaat jalan dengan lebar penampang sebesar-besarnya 6 meter, dan mempunyai lebar perkerasan jalan sekurang-kurangnya 3 meter b. Jaringan Drainase
1) Direncanakan berdasarkan curah hujan 5 tahunan dan daya resap tanah 2) Saluran pembuangan air hujan dapat berupa saluran terbuka atau tertutup 3) Kemiringan saluran minimum 2%
4) Dilengkapi dengan Iubang pemeriksa dan dibuat pada jarak maksimum 50 meter,
5) Sistem drainase harus dihubungkan dengan saluran kota, sungai, danau atau laut
6) Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan drainase sesuai dengan SK SNI 107/1990/F Tata cara perencanaan umum drainase pekotaan.
c. Jaringan Air Bersih
c. Jaringan Air Bersih