• Tidak ada hasil yang ditemukan

Good Corporate Governance (GCG) dalam Perusahaan Publik di Indonesia

I KETUT WESTRA

II. PENGERTIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Secara teoritis konsep GCG bukan sesuatu yang baru bagi manajemen korporasi, tetapi di Indonesia konsep ini menjadi fenomena baru dalam tata kelola korporasi sejak pasca krisis tahun 1998. Awalnya konsep GCG di Indonesia diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) dalam rangka economy recovery pasca krisis. GCG merupakan suatu konsep tentang suatu tata kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham (stakeholder) dan kreditor agar dapat memperoleh kembali

6 Daniel .J.H.Greenwood, Enronities WhyGood Corporate Go Bed, Columbia Business Law review, 2004, h 774., 7 Sutan Remy Sjahdeini, Peranan Fungsi Kepengawasan bagi pelaksana Good Corporate Governance, “ pada perusahaan Repormasi

Hukum di Indonesia sebuah Keniscayaan , R M Talib Puspokusum, ed , Tim Pakar Hukum Departemen kehakimandan dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta, 2000, h 2.

8 Ridwan Khairandy, Camelia Malik, Good Corporate Governance, Perkembagan Pemikiran dan Implementasinya di Indeonesia dalam Persefektif Hukum, Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2007, h 116.

Implementasi Good Corporate Governance (GCG) dalam Perusahaan Publik di Indonesia I Ketut Westra

investasinya.9

Amin Wijaya Tunggal :

Tata kelola perusahaan merupakan sistem yang mengatur ke arah mana kegiatan usaha akan dilaksanakan, termasuk membuat sasaran yang akan dicapai, untuk apa sasaran tersebut perlu dicapai, serta ukuran keberhasilannya.10

Hesel .Nogi.S Tangkilisan :

Corporate Governance adalah sistem yang mengatur, mengelola, dan mengawasi proses pengendalian usaha dalam menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stake holder, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar. Good Corporate Governance berusaha menjaga keseimbangan diantara pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat.11

Forum For Corporate Governance Indonesia (FCGI):

Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.

Organization For Economic Co Operation and Development (OECD) :

Corporate Governance sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, dan pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. The 1992 Report of The Committee of the Financial Aspect of Corporate Governance mende nisikan

corporate governance sebagai “the system by which companies are directed and controlled” dari di nisi

tersebut dapat dikatakan bahwa corporate governance bermakna sebagai suatu sitem di mana perusahaan itu diarahkan dan dikendalikan.

The OECD Corporate Governance Principles of 1999 mende nisikan corporate governance dengan

“ Corporate Governance involves a set of relationshipbetween a company s management, its board, its shareholder and other stakeholder, Corporate governance also provides the structure through which the objectives of the company are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance are determined”

Menurut Vanderloo mendifi nisikan corporate governance adalah: Corporate governance refer to those

procedures established within a company s organization that allow director oversight of key offi cer decisions, provide disclosure of materialfact to investors and other stakeholders, and allow for effi cient and accurate decision making within the organization, Corporate governance describes “ the legal rules relating to the perspective powers and duties of director, offi cer, and shareholder”. 12

Keputusan Menteri Negara/ Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara No KEP-23/M-PM.BUMN/2000 tgl 31 Mei 2000, Pasal 2 menyatakan GCG adalah prinsip korporasi yang sehat yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan 9 Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, h 60.

10 Amin Wijaya Tunggal, Komite Audit ( Audit Committee , Jakarta, Harvarindo, 2003, h 9.

11 Hessel Nogi Tangkilan, Mengelola Kredit berbasis Good Corporate Governance , Yogyakarta, Balairung, 2003,h 12. 12 Nicolai Lazerev, “ an Certain Issues of the Modern Corporate Governance Reform in Rusia “ International Company and Commercial

yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan.

Bank Dunia sebagaimana dikutip Tangkilisan; mendefi nisikan GCG sebagai sekumpulan

hukum, peraturan, dan kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber- sumber perusahaan bekerja secara efi sien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

berkesinambungan bagi para pemegang saham, maupun masyarakat secara keseluruhan.13

Dengan demikian, corporate governance berarti seperangkat aturan yang dijadikan acuan manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik, benar, dan penuh integritas, serta membina hubungan dengan para stakeholder, guna mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu mekanisme yang mengatur tentang tata cara pengelolaan perusahaan berdasarkan aturan-aturan yang menaungi perusahaan tersebut seperti Anggaran Dasar, Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT), dan aturan – aturan yang mengatur tentang kegiatan perusahaan dalam menjalankan usahanya.

III. PRINSIP-PRINSIP DASAR GOOD CORPORATE GOVERNANCE(GCG)

Secara umum prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam rangka GCG adalah :

1. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing organ-organ perusahaan yang diangkat setelah melalui fi t and proper test, sehingga pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

2. Kemandirian (Independency), yaitu suatu keadaan, perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun, terutama pemegang saham mayoritas, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yangn baik.

3. Transparansi (Transparancy), yaitu keterbukaan terhadap proses pengembilan keputusan, dan penyampaian informasi mengenai segala aspek perusahaan terutama yang berkaitan dengan kepentingan stakeholder dan publik secara benar dan tepat waktu.

4. Pertanggungjawaban (Respossibility), yaitu perwujudan kewajiban organ perusahaan untuk melaporkan kesesuaian pengelolaan perusahaan dengan peraturan perundang-undanngan yang berlaku,dan keberhasilan maupun kegagalannya dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Prinsip- prinsip dasar tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk konkret dengan melakukan pemisahaan tanggung jawab dan kewenangan yang disertai dengan mekanisme kerjasama antara organ-organ perusahaan, melakukan pengawasan terhadap organ-organ perusahaan untuk menghindari benturan kepentingan, melakukan sistem pengendalian internal dan eksternal yang kuat, serta menetapkan visi, misi, tujuan, dan strategi secara jelas.

13 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Op Cit, h 43.

Implementasi Good Corporate Governance (GCG) dalam Perusahaan Publik di Indonesia I Ketut Westra

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang merupakan forum perkumpulan dari asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi menjabarkan bentuk-bentuk konkret dari prinsip- prinsip GCG sebagai berikut :14

1. Hak-hak para pemeganng saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan- keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut dalam memperoleh keuntungan perusahaan.

2. Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting dan melarang perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).

3. Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan dan para pemegang saham, kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dari perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.

4. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan (stakeholder).

5. Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen, dan pertanggungjawabankepada perusahaan

IV. TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN PRINSIP- PRINSIP DASAR GOOD