• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

B. Karakter Siswa

1. Pengertian Karakter

Dalam kamus Inggris-Indonesia, karakter berasal dari kata character

yang berarti watak atau sifat (Echols, 1996: 107). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “karakter “ diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan.

Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.

Definisi karakter menurut Pritchard (1988: 467) adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup individu yang bersifat menetap dan cenderung positif. Karakter yang baik merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang tua.

Seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. Aristoteles mengingatkan kepada kita tentang apa yang cenderung kita lupakan di masa sekarang ini: kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti kontrol diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal lainnya (seperti kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan. Kita perlu untuk mengendalikan diri kita

sendiri, keinginan kita, hasrat kita untuk melakukan hal yang baik bagi orang lain (Lickona, 2012: 81).

Triyana mengutip pendapat Riyan dan Bohlin (2001), secara etimologis

menerangkan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassin yang

berarti menuliskan pada permukaan lempengan batu atau logam. Berangkat dari akar kata tersebut, berkembang pengertian bahwa karakter adalah sebuah tanda atau ciri yang sangat khas (Triyana, 2010: 5).

Karakter merupakan sesuatu yang tidak terlihat dengan mata, tetapi dapat dirasakan dengan mengalaminya, misalnya berada bersama dengan orang yang berkarakter. Kemudian, pada proses selanjutnya, kita memahami karakter sebagai kerangka perilaku seseorang yang dipertimbangkan dari suatu sudut moral.

William (2002) menyatakan bahwa karakter adalah susunan ciri psikologis yang mempengaruhi kecenderungan dan kemampuan seseorang untuk bertindak secara moral. Karakter tersusun atas unsur-unsur yang dapat membimbing seseorang untuk melakukan tindakan yang benar. Setiap individu memiliki karakter; cara berperilaku yang secara relatif dapat diramalkan; pola bertindak yang dengan mudah dapat dirasakan oleh orang disekitarnya.

Aristoteles memandang bahwa orang yang memiliki karakter baik, hidupnya senantiasa melakukan kebaikan terhadap orang lain dan diri sendiri. Dia mengembangkan keutamaan hidup yang mengarah baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Keutamaan yang mengarah kepada diri sendiri misalnya pengendalian diri sendiri dan keugaharian. Keutamaan yang mengarah kepada orang lain adalah murah hati dan bela rasa. Dua jenis keutamaan tersebut saling

berhubungan satu sama lain. Keduanya harus kita kembangkan agar kita tidak hanya berbuat baik kepada diri sendiri atau hanya kepada orang lain saja, melainkan keduanya. Karakter merupakan gabungan semua keutamaan yang hidup dalam tradisi keagamaan, kisah-kisah dalam buku sastra, cerita kepahlawanan, dan tokoh-tokoh dalam sejarah (Lickona 2012: 81).

Istilah karakter sering disamakan dengan kepribadian, seperti apa yang diuraikan oleh Allport bahwa ilmu yang mempelajari personalitas disebut dengan istilah karakterologi (ilmu watak). Berdasarkan pengetahuan psikologi yang lebih modern dewasa ini, pemakaian istilah karakter dan personalitas perlu dibedakan karena karakter hanya beberapa fase dari pribadi manusia. Witherington melihat character sebagai aspek moral dari pada kepribadian (Patty, 1983: 153).

Kepribadian adalah satu totalitas yang menjadi sentrum, sedangkan karakter adalah bagian atau satu fase dari kepribadian manusia. Karakter ialah suatu bentuk dari perasaan, dan kehendak yang diarahkan pada sistem nilai dan diekspresikan pada perbuatan yang sesuai dengan suatu nilai yang hendak dikejar. Jadi, sifat hakiki dari karakter ialah dinamis dan berkembang terus menerus sepanjang hidup manusia. (Kartono, 1974 : 56)

Watak (karakter atau tabiat) adalah sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya : jujur, pembohong, rajin, pemalas, dan lain lain. Sifat itu bukan bawaan lahir saja tetapi diperoleh sejak lahir yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari kecil atau sebagian dari pengaruh pendidikan atau lingkungan sejak kecil. Sifat seperti itu terbentuk terutama pada masa anak-anak dan berkembang terus sampai masa sekolah dan remaja. Dengan demikian, kepribadian mengandung arti yang

luas dari karakter karena karakter adalah sebagian dari kepribadian (Munawar, 2005 : 159).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan sesuatu yang berhubungan dengan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan hidup yang cenderung positif. Karakter juga dapat diartikan sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter berkaitan dengan sikap dan tindakan seseorang.

Setiap pribadi tentunya memiliki karakternya masing-masing. Karakter juga merupakan tanda atau ciri yang sangat khas. Karakter merupakan sesuatu yang tidak terlihat dengan mata, tetapi dapat dirasakan dengan mengalaminya. Hal ini berarti bahwa karakter sangat erat kaitan dengan perilaku seseorang. Karakter juga merupakan susunan ciri psikologis yang mempengaruhi kecenderungan dan kemampuan seseorang untuk bertindak secara bermoral. Karakter tersusun atas unsur-unsur yang dapat membimbing seseorang untuk melakukan tindakan yang benar. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.

Orang yang memiliki karakter yang baik dalam hidupnya selalu melakukan kebaikan kepada orang lain dan dirinya sendiri. Disini dapat dikatakan bahwa karakter yang baik akan menghasilkan buah yang baik melalui sikap dan perbuatan seseorang. Karakter yang baik erat kaitan dengan

keutamaan-keutamaan dalam kehidupan baik dengan sesama maupun dengan diri sendiri. Karakter merupakan bentuk dari perasaan, dan kehendak yang diarahkan pada sistem nilai dan diekspresikan pada perbuatan yang sesuai dengan suatu nilai yang hendak dikejar. Perlu diketahui bahwa karakter bersifat dinamis dan terus berkembang karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam kehidupan seseorang.

Dokumen terkait