• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI CSR

B. Pengertian dan Manfaat CSR

Secara etimologis pengertian CSR dapat diartikan sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Definisi dari CSR atau Tanggung

32 Hendi Hidayat Weblog, Loc.cit.

Jawab Sosial Perusahaan dapat dilihat di dalam pasal 1 butir 3 UUPT yang menyebutkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.34

Menurut definisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group, tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksetrnal) perusahaan. Ke dalam, tangung jawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Ke luar, tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang. Pajak diperoleh dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karenanya perusahan harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga mampu meraih laba yang maksimal.35

Tidak hanya sampai di situ, dalam berbagai tulisan penggunaan istilah CSR juga ternyata tidak diterima secara menyeluruh. Ada yang mempergunakan istilah Business Social Responsibility, dan Corporate Citizenship. Perseroan juga dipersamakan sebagaimana layaknya manusia yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam menjalani

34 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 butir 3. 35 A.B.Susanto, Op.cit. Hal 22.

kehidupannya sehari-hari. Abstraksi nilai-nilai inilah yang kemudian diangkat pada tingkat korporasi. Dengan demikian berarti perseroan dihadapkan juga pada berbagai macam kewajiban yan harus dipenuhi dan dilaksanakan olehnya agar kehidupan perusahaan / korporasi dan manusia- manusia yang terkait dan terlibat di dalamnya dapat terus berlanjut (sustain).36

1. bahwa sebagai suatu artifical person, perusahaan atau korporasi tidaklah berdiri sendiri dan terisolasi, perusahaan atau perseroan tidak dapat menyatakan bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap keadaan ekonomi, lingkungan, maupun sosialnya.

Ini berarti dalam suatu CSR terdapat bentuk kerja sama antara perusahaan (tidak hanya perseroan terbatas) dengan segala sesuatu atau segala hal (stakeholders) yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan tersebut, termasuk aspek sosial dan lingkungannya, untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan usaha (sustainability) perusahaan tersebut.

Rumusan atau definsi atau pengertian yang diberikan di atas menunjukkan kepada masyarakat bahwa setidaknya ada tiga hal pokok yang membentuk pemahaman atau konsep CSR. Ketiga hal tersebut :

2. keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan atau korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholdersnya dan bukan hanya shareholdersnya. Para stakeholders ini, terdiri dari shareholders, konsumen, pemasok, klien, customer, karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar dan mereka yang

terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan (the local community and society at large).37

3. Melaksanakan CSR berarti juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari perusahaan atau korporasi, sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan melalui usaha yang dijalankan dan atau dikelola olehnya. Jadi ini berarti CSR berarti juga menjalankan perusahaan atau korporasi untuk memperoleh keuntungan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa CSR sebagaimana halnya Corporate Citizenship, pada awalnya bukanlah suatu bentuk tanggung jawab yang mempunyai akibat hukum yang memaksa. Jadi lebih merupakan suatu moral obligation perusahaan terhadap :

1. Keadaan sosial 2. Keadaan ekonomi

3. Keadaan lingkungan perusahaan yang terkait dengan kegiatan usaha atau jalannya perusahaan secara berkesinmabungan. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk CSR tidak selalu harus sama antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya

Perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan minyak harus memiliki dana yang diperlukan untuk mencegah dan pada akhirnya untuk merehabilitasi lingkungan yang tercemar sebagai akibat kegiatan yang dilakukan olehnya, bahkan lebih jauh dari itu mereka harus memastikan bahwa semua rekanan yang bekerja sama dengan merek juga

harus melakukan hal yang sama. Selanjutnya bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan siap saji harus memastikan bahwa pasokannya yang diperoleh harus higenis, proses pengolahan dengan mempergunakan alat-alat dan sarana-sarana yang ditujukan untuk tetap menjaga tidak hanya higenitas tetapi juga kandungan gizi dan sebagainya hingga proses pembuangan produk makanan yang memang sudah selayaknya dibuang. Semua biaya yang terkait dengan proses tersebut adalah biaya yang merupakan bagian dari pelaksanaan CSR dari perusahaan-perusahaan tersebut. Kewajiban-kewajiban ini dalam perkembangannya, kemudian ada yang berkembang menjadi aturan yang tegas dan wajib untuk dilaksanakan, manakala yang lainnya tetap bertahan sebagai kewajiban moral.38

Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana di sini bukan hanya sekedar

Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang dipergunakan guna membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.

memberikan bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usah mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana.

Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki berbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini pada gilirannya diharapkan akan mampu dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.39

Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR. Pertama, mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Manakala terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh perusahaan melakukan menjalankan perilaku serta praktek-

Dengan menjalankan tanggung jawab sosial yang dijalankannya, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

praktek yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukkan pembelaannya. Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan, membela tempat institusi mereka bekerja.

Kedua, CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memanfaatkannya. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen consumer goods yang beberapa waktu lalu dilanda isi dan kandungan bahan berbahaya dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat dapat memaklumi dan memanfaatkannya sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas dan kinerjanya.

Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memilki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.

Keempat, CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara para perusahaan dengan

para stakeholdernya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini mengakibatkan para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalin hubungan dengan perusahaan.

Kelima, meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worldwide, konsumen akan lebih menyukai produk- produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memilki reputasi yang baik.

Dan keenam, insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya.40

Carrol menggambarkan CSR sebagai sebuah piramida, yang tersusun dari tanggung jawab ekonomi sebagai landasannya, kemudian tanggung jawab hukum, lantas tanggung jawab etika, dan tanggung jawab filantropis berada di puncak piramida. Tanggung jawab ekonomi memperoleh laba, sebuah tanggung jawab agar dapat menghidupi karyawan, membayar pajak dan kewajiban-kewajiban perusahaan lainnya. Kemudian sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang hukum perusahaan mesti mematuhi hukum yang berlaku sebagai representasi dari rule of the game. Berikutnya tanggung jawab sosial juga

harus tercermin dari pelaku etis perusahaan, dan pemuncaknya adalah tanggung jawab filantropis perusahaan, yang mengharuskan perusahaan untuk berkontribusi terhadap komunitasnya untuk meningkatkan kualitas hidup. Pesan utama yang harus dicermati adalah jangan sampai terjadi upaya filantropis ini untuk menutupi perilaku-perilaku tidak etis perusahaan, pelanggaran hukum, atau bahkan untuk menutupi bahwa sesungguhnya tidak mampu menghasilkan laba. Kegiatan filantropik CSR, bukanlah kegiatan tukang cuci untuk menghapus perilaku tidak etis dan pelanggaran hukum yang dilakukan perusahaan.41