• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil atau Diklat PNS

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000

A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil atau Diklat PNS

mengandung pengertian berupa proses penyelenggaraan belajar mengajar yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.Diklat PNS ini dilakukan untuk mencapai daya guna serta hasil guna yang sebesar-besarnya. Maka dari itu, diadakanlah pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan serta pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan pada pegawai.23

Pendidikan adalah untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan moral pegawai, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan pegawai.24

Menurut P. Hasibuan, Pendidikan adalah suatu kegiatan yang mana untuk meningkatkan pengetahuan, penguasaan teori dan keterampilan untuk

Menurut R. Sally Marisa sihombing dan Derajat S. Widyhharto pendidikan secara umum merupakan usaha yang sengaja diadakan dan dilakukan secara sistematis serta terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan tingkatnya, guna menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai, kecakapan atau keterampilan yang dikehendaki.

23Mursiti, , “Pendidikan dan Latihan PNS” https://portal-ilmu.com , diakses pada 19 februari 2019, jam 09.28 wib.

24S.P Hasibuan, Menejemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Dunia Aksara,2003) h. 69.

memutuskan terhadap suatu persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan, sedangkan latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas pekerjaan.Selain itu latihan juga dapat membantu pegawai dalam memahami suatu penegetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuannya.25

Sedangkan menurut Sastrohadiwiroyo, Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan pengertian seluruh lingkungan kerja sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan lingkungan kerja serta mengembangkan kemampuan berpikir dari sesorang, dengan demikian pendidikan berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan pelatihan adalah suatu proses membantu para tenaga kerja untuk memeperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akandatang dengan melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, penegetahuan dan sikap yang layakuntuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan sebaik mungkin.26

25Ambar, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan, (Cet. 1, Yogjakarta: Gava Media,2004) h. 300.

26Sastrohadiwiroyo, Kedispilinan Kerja, (Jakarta: Murai Kencana,2005) hlm. 199.

Dan secara konseptual pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang mana berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar instansi untuk membangun persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada dalam keseimbangan. Sedangkan pelatihan adalah bagian dari pendidikan yangmenyangkut proses belajaruntuk memeperoleh dan meningkatkan keterampilan.

Program pelatihan (Training) bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan pegawai, selanjutnya untuk membentuk sosok :27

1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat.

2. Meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang subtansi maupun kepemimpinannya.

3. Dapat melaksanakan tugasnya dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

Menurut Kansil, tujuan khusus dan latihan adalah :28

1. Mengusahakan sikap dan kepribadian Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan sekarang maupun yang akan dijabatanya.

2. Meletakan dasar bagi terwujudnya sistem penghargaan berdasarkan prestasi kerja dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil.

3. Membina kesatuan berpikir dan kesatuan bahasa dikalangan Pegawai Negeri Sipil yang penting untuk kesatuan gerak yang meliputi pembinaan kerjasama.

4. Melaksanakan usaha peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai meliputi pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan ketrampilan.

5. Mengembangkan dan membina pegawai negeri sipil agar mampu dan memiliki dedikasi serta motivasi dalam pelaksanaan program-program pengembangan.

27S.P Hasibuan. Loc. Cit.

28CST Kansil, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil, ( Jakarta: CV. Mas Agung,1993), hlm. 85.

Latihan atau training adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bersangkutan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari pada karyawan sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.29Adapun pelatihan dapat terlaksana disebabkan oleh:30

1. Perubahan Staf 2. Perubahan Teknologi 3. Perubahan Pekerjaan

4. Perubahan Peraturan Hukum 5. Kebijakan Sosial

6. Tekanan Pasar 7. Pola Baru Pekerjaan 8. Aspirasi Pegawai 9. Variasi Kerja

10. Kesamaan dalam Kesempatan

Menurut Moekijat, agar pelaksanaan pendidikan dan latihan sukses dengan baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:31

1. Materi pendidikan dan latihan

2. Memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan latihan

3. Metode pendidikan dan latihan

4. Sarana dan fasilitas pendidikan dan latihan harus tersedia

29 Alex Nitisemito, Manajemen Personalia, ( Jakarta : Ghalia Indonesia,1996), hlm. 86.

30Ibid

31 Moekijat, Manajemen Kepegawaian, ( Bandung: Alumni,2000), hlm. 20.

peningkatan mutu melalui pendidikan dan latihan mempunyai keuntungan sebagai berikut:32

1. Keahlian para pegawai bertambah 2. Para pegawai saling mengenal

3. Dapat menumpuk jiwa rasa karsa yang tinggi 4. Dapat menciptakan kesatuan berpikir

Kemudian ada tujuh manfaat yang dapat diambil melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan:33

1. Meningkatkan produktifitas kerja organisasi secara keseluruhan 2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dengan bawahan 3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab 4. Meningkatkan semangat kerja

5. Mendorong sikap keterbukaan 6. Memperlancar jalannya komunikasi 7. Penyelesaian konflik secara fungsional

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pendidikan dan latihan adalah penyimpanan materi latihan, metode pemberian latihan, sifat latihan yang akan diselenggarakan, juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:34

1. Metode praktis (on the job training), metode ini meliputi :

a) Rotasi jabatan yaitu memberikan karyawan pengetahuan tentang bagian- bagian organisasi dan berbagai praktek ketarampilan manajerial

32HAW Wijaya, Administrasi Kepegawaian, (Jakarta : CV. Rajawali,1999), hlm. 73.

33 S.P Hasibuan, Op. Cit. hlm. 83.

34Ravianto J, Produktifitas dan Pengukuran Tenaga Kerja, ( Jakarta : Lembaga Sarana Informasi,1999), hlm. 92.

b) Latihan instruksi pekerjaan, yaitu petunjuk-petunjuk pekerjaan yang diberikan secara langsung tentang cara pelaksanaan pekerjaan c) Magang, yaitu merupakan proses belajar dari seseorang atau lebih

dari yang berpengalaman

d) Coaching, yaitu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada pegawai dalam pelaksanaan kerja rutin mereka

e) Penguasa sementara, yaitu penempatan pegawai pada posisi tertentu untuk jangka waktu yang telah ditetapkan.

2. Metode-metode simulasi, meliputi:

a) Metode studi kasus yaitu pegawai disini diminta untuk mengindentifikasi masalah-masalah menganalisis situasi dan merumuskan alternatif penyelesaian

b) Role playing, yaitu pegawai memainkan peran yang berbeda-beda memerankan individu tertentu untuk menanggapi peserta yang lain yang mempunyai peran yang berbeda

c) Business ganes d) Vestibule training e) Latihan laboratorium

Agar pelaksanaan pendidikan dan latihan itu terlaksana dengan baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :35

1. Kemampuan tenaga pengajar 2. Materi diklat

3. Metode diklat

35 Moekijad, Op. Cit. hlm. 13.

4. Sarana dan prasarana diklat

Pendidikan dan latihan dilingkungan Pegawai Negeri Sipil dikenal dengan pendidikan kejenjangan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural ketingkat lebih tinggi, lulusan pendidikan penjenjangan merupakan persyaratan bagi PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural. Pendidikan dan latihan adalah bagian dari pembinaan dan pemberdayaan PNS yang diberikan untuk meningkatkan pengabdian mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan sehingga terciptanya kinerja birokrasi pemerintah yang diharapkan.

Kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama periode tertentu. Prestasi kerja atau unjuk kerja adalah catatan tentang hasil- hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Sesuai dengan pengertian kinerja, ada 3 aspek yang perlu dipahami, yaitu:

1. Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya 2. Kejelasan hasil yang diharapkan dari pekerjaan atau fungsi 3. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan agar hasil dapat terwujud.

Adapun cara untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu melaksanakan konsep menajemen kinerja adalah proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu agar dapat bertemu.

Manajemen kinerja merupakan seperangkat proses untuk menciptakan bagaimana hal itu harus dicapai dan bagaimana mengatur orang dengan cara yang tepat untuk meningkatkan terciptanya tujuan.36

36Sedermayanti, Good Govermance (Kepemerintahan Yang Baik), ( Bandung :Mandar Maju,2004), hlm. 226.

Pendidikan dan pelatihan memang sulit

dibedakan karena sama-sama bertujuan untuk mengembangkan potensi seseorang tetapi antara pendidikan dan pelatihan mempunyai perbedaan yang sangat signifikan dalam hal proses pelaksanaan dan orientasinya. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Adapun perbandingan atau perbedaan antara pendidikan dan pelatihan menurut Notoatmodjo adalah, sebagai berikut:37

No

Tabel. 1 Perbandingan antara Pendidikan dan Pelatihan

Perbandingan Pendidikan Pelatihan

1 Pengembangan kemampuan

Menyeluruh (overall) Mengkhususkan (specific) 3 Jangka waktu pelaksanaan Panjang (long term) Pendek (short term) 4 Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus 5 Penekanan penggunaan

belajar mengajar

Conventional Inconventional

6 Penghargaan akhir proses Gelar (degree) Sertifikat (non degree)

Perbedaan – perbedaan tersebut tidaklah seperti hitam dan putih. Tetapi prakteknya sangat fleksibel dimana batas pelaksanaan antara pendidikan dan pelatihan tidak mempunyai garis yang tegas. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme dan keterampilan para pegawai atau karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal yang

37Soekidjo Notoadmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Cet. 4 Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm. 16.

dimaksudkan sebagai usaha dari pimpinanan untuk menambah keahlian dan pengetahuan, sehingga di dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat lebih efisien dan produktif.

Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai bentuk investasi bagi organisasi. Oleh karena itu perlu dikembangkan agar pegawai memperoleh perhatian yang besar. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi adalah sebagai berikut :38

1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratanyang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena biasanya seseorang memduduki jabatan tertentu bukan karna faktor kemampuan, melainkan karena tersedianya informasi. Oleh sebab itu karyawan atau staff baru perlu meningkatkan kemampuan yang diperlukan.

2. Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu organisasi atau instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu belum diperlukan, sekarang sudah diperlukan. Dengan demikian, diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut.

3. Promosi dalam suatu organisasi atau institusi adalah suatu keharusan apabila organisasi itu ingin berkembang. Biasanya kemampuan seorang karyawan yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan tertentu

38Ahmad Luthfi, “Pelaksanaan Diklat Prajabatan Pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Kabupaten Bulukumba” Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015, hlm. 22.

masih belum cukup. Untuk itulah diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan.

4. Dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.

Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi merupakan suatu siklus yang harus terjadi terus- menerus. Organisasi haru berkembang untuk mengantisipasi perubahan – perubahan di lingkungannya. Pengembangan sumber daya manusia khususnya PNS. mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil, tercantun dalam Bab I Pasal I bahwa :39

Pendidikan dan pelatihan kepegawaian juga merupakan bagian dari sebuah sistem pembianaan karier PNS yang bermakna pada pengembangan kepegawaian, oleh karena itu menurut pasal 3, sasaran pendidikan dan pelatihan adalah untuk mewujudkan pegawai yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan jabatan masing-masing.

“Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negri Sipil (Diklat) adalahproses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negri Sipil”.

40

39Indonesia, (PP) No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Pasal 1, TLN No.4019. hlm. 2.

40 Pasal 3 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat PNS

Pendidikan dan Pelatihan meliputi dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan pelatihan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pendidikan dan pelatihan tersebut bertujuan untuk:41

1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi

2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa

3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat

4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikIr dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.

Diklat diarahkan untuk mempersiapkan PNS agar memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dan kebutuhan organisasi, termasuk pengadaan kader pimpinan dan staf. Diklat meliputi dua fungsi sekaligus, fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa diklat merupakan salah satu pendekatan utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. Diklat mempunyai peran strategis terhadap keberhasilan mencapai tujuan organisasi.42

41Mulyaningsih, “Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Aparatur” Jurnal Administrative Reform, Vol. 4, No. 4 (Desember 2016), hlm. 278.

42Ibid