• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000 DI BALAI DIKLAT KEUANGAN MEDAN SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000 DI BALAI DIKLAT KEUANGAN MEDAN SKRIPSI."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000 DI BALAI

DIKLAT KEUANGAN MEDAN

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh:

YOHAN HAKKI NIM: 120200509

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan kepada ibu dan bapak yang sangat saya sayangi, yang paling berjasa dalam segala hal sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis yakin dan percaya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan juga masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan dan menrima kritikan sehat demi kesempurnaan dari pada skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah

“PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000 DI BALAI DIKLAT KEUANGAN MEDAN” untuk penulisan skripsi ini penulis berusaha agar hasil penulisan ini mendekati kesempurnaan yang diharapkan, segala saran dan kritik yang tentunya membangun diterima dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara;

3. Prof. Dr. OK. Saidin, SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara;

(4)

4. Ibu Puspa Melati, SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara;

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara;

6. Ibu Dr. Agusmidah, SH., M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara;

7. Ibu Afrita, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya untuk memnerikan petunjuk dan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

8. Bapak Amsali Sembiring, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Seluruh staff dan pengajar Fakultas Hukum USU yang dengan penuh dedikasi menuntun dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan sampai dengan menyelesaikan skripsi ini;

10. Bapak Dodi Swastika, selaku sekretaris Penyelenggara Diklat di Balai Diklat Keuangan Medan, yang telah memberikan izin dalam penyediaan data yang diperlukan selama penyusunan skripsi ini;

11. Sahabat saya Demak Aspian Sormin, SH, yang telah banyak membantu dan memberi saran dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan segala kritikan dan saran yang bersifat membangun agar bisa lebih baik lagi

(5)

dikesempatan yang akan datang dan penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan pihak lain yang memerlukannya.

Medan, April 2019

Penulis

(YOHAN HAKKI 120200509

)

(6)

ABSTRAK

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000 DI BALAI

DIKLAT KEUANGAN MEDAN

*Yohan Hakki

**Afrita, SH., M.Hum

***Amsali Sembiring, SH., M.Hum

Pendidikan dan pelatihan selanjutnya disebut dengan Diklat merupakan instrumen kebijakan yang dianggap paling efektif untuk mencapai kompetensi kerja pegawai yang diharapkan dapat mewujudkan atau menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi kerja tinggi dalam menjalankan tugas dan jabatan secara profesional.

Sifat dan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Bahan hukum dalam skripsi ini diambil dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi pustaka (library research) dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik analisis metode kualitatif.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan pengertian seluruh lingkungan kerja sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan lingkungan kerja serta mengembangkan kemampuan berpikir dari seseorang, dengan demikian pendidikan berhubungan dengan pekerjaan.

Sedangkan pelatihan adalah suatu proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang dengan melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan sebaik mungkin. Pengertian Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2000 adalah Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

Pelaksanaan diklat yang baik harus dimulai dengan tahapan persiapan.

Pelaksanaan diklat di Balai diklat keuangan Medan selanjutnya disebut BDK Medan adalah berdasarkan Standard Operation Procedure selanjutnya disebut SOP yang dibuat oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Dalam pelaksanaan diklat terdapat sarana dan prasarana penunjang yang telah terstandarisasi. Hambatan Diklat di BDK medan antara lain adanya jeda waktu administrasi dan kedisiplinan pegawai. Koordinasi antar eselon terkait adalah hal yang penting untuk mengatasi hambatan tersebut.

Kata kunci: Pelaksanaan, Diklat Jabatan PNS

*) Mahasiswa Fakultas Hukum USU

*) Dosen Pembimbing I

*) Dosen pembimbing II

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 6

D. Keaslian Penulisan ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Metode Penelitian ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000 A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil ... 18

B. Jenis-jenis dan Jenjang Diklat Pegawai Negeri Sipil ... 29

C. Instansi Pelaksana Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil ... 35

BAB III : PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BALAI DIKLAT KEUANGAN MEDAN A. Prosedur Pelaksanaan Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan ... 44

B. Sarana dan Prasarana Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan ... 48

(8)

C. Tujuan dan Sasaran Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan ... 52

BAB IV : HAMBATAN DAN SOLUSI PENDIDIKANDAN

PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BALAI DIKLAT KEUANGAN MEDAN

A. Hambatan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan ... 62 B. Solusi Mengatasi Hambatan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan ... 67 C. Upaya Mengatasi Hambatan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan ... 70 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan yang berkembang dengan pesat pada saat ini merupakan salah satu usaha dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesiayang adil dan makmur, merata antara material dan spiritual serta berkesinambungan berdasarkan Pancasila. Agar pembangunan tersebut dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan sangat diperlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, salah satu bentuk partisipasi tersebut adalah dengan mengabdikan diri kepada organisasi pemerintah baik berupa perusahaan negara maupun perusahaan daerah atau juga perusahaan swasta.

Sumber Daya Manusia, selanjutnya disebut dengan (“SDM”) mempengaruhi proses kinerja dan prestasi kerja pada pegawai dimana tahapan- tahapan yang telah dilalui sangat penting.Sumberdaya manusia merupakan faktor yang paling penting dan paling menentukan dalam setiap organisasi.Ia merupakan penentu jalan tidaknya ataupun maju mundurnya sebuah organisasi. Dalam hal inisumberdaya manusia merupakan human capital dan intellectual capital yang akan menentukan efektivitas dari sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh suatu organisasi seperti modal/dana,peralatan, teknologi organisasi, struktur dan lain- lain.1

1Angelian Sintia Punu, Welson Y Rompas, “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)Terhadap Kompetensi Kerja Aparatur di Sekretariat Daerah Kota Tomohon” Jurnal Administrasi Negara, Vol. 5 No. 3 (Agustus 2016), h. 2.

Sebaik apapun sistem yang telah disusun atau dilengkapi dan apapun sarana dan prasarana yang tersedia dalam organisasi, tanpa didukung oleh keberadaan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan atau kompetensi

(10)

yang memadai untuk mengelolanya, maka berbagai kelengkapan tersebut tidak akan berarti banyak bagi keberadaan organisasi.

Dengan sumberdaya manusia pula sistem sarana dan prasarana yang ada dalam organisasi dapat terus disempurnakan, sesuai dengan perkembangan kebutuhan bagi percepatan menyelesaian tugas.Oleh karena itu, suatu organisasi harus memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi.2Para ahli dibidang manajemen sumberdaya manusia umumnya sependapat bahwa kualitas sumber daya manusia, yang dapat membawa organisasi berhasil dan sukses, ditentukan oleh kompetensi kerjanya.Kompetensikerja merupakan karakteristik sikap dan perilaku yang efektif yang akan menentukan kinerja unggul dalam pekerjaan. Kompetensi akan mendorong seseorang untuk memiliki kinerja terbaik sehingga dapat sukses dalam organisasi.3

Guna mencapai hal tersebut, maka perlu pengembangan Sumber Daya Manusia antara lain dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi bagi organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan bagi pegawainya harus memperoleh perhatian besar.Untuk menciptakan sumber daya manusia sebagai Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi tersebut maka diperlukan peningkatan mutu sehingga menjadi pegawai yang professional dan memiliki wawasan luas sebagai Pegawai Oleh karena itu, apabila menghendaki organisasinya dapat berhasil, maka setiap organisasi atau instansi harus dapat mengembangkan kompetensi kerja para pegawainya.

2Ibid

3Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Teori, Dimensi Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi). (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm.11.

(11)

Negeri. Salah satunya dapat dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan, selanjutnya disebut dengan (Diklat). Karena Pendidikan dan Pelatihan merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh dan berkesinambungan.4

Produktivitas kerja meningkat berarti organisasi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan. Pendidikan dan Pelatihan juga merupakan upaya dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian pegawai.Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, Pendidikan dan Pelatihan pegawainya harus memperoleh perhatian yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kualitas pegawainya.5

Implementasi beberapa kebijakan pengembangan kompetensi kerja aparatur pemerintah/birokrasiatau PNS tersebut, diharapkan dapat mewujudkan atau menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi kerja tinggi dalam

Sebagaimana diketahui bahwa pada era reformasi sekarang ini pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan dibidang pengembangan kompetensi kerja aparatur pemerintah/birokrasi pada semua jenjangpemerintahan, antara lain adalah dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara selanjutnya disebut dengan (“UU ASN”) dimana didalamnya antara lain mengatur tentang pengembangan kompetensi dan kualifikasi aparatur atau PNS. Kemudian, sebagai implementasi dari kebijakan pengembangan kompetensi dan kualifikasi kerja aparatur yang ditetapkan UU ASN, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

4Sepwiraka Adhi Ganda, “Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Skretariat Daerah Kota Pekan BaruTahun 2016” Jurnal JOM FISIP, Vol. 5 No. 1 (April 2018), h. 2.

5Ibid

(12)

menjalankan tugas dan jabatan secara profesional.Untuk itu, sangat wajar apabila pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian yang memadai terhadap pengembangan kompetensi kerja aparaturbaik dari segi perencanaan program, penyediaan sarana dan prasarana maupun anggaran yang memadai.6Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai instrumen utama untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia PNS yang mencakup peningkatan pengetahuan, peningkatan keahlian dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dan koreksi terhadap kelemahan kinerja. Dengan kata lain, pendidikan dan Pelatihan dianggap merupakan instrumen kebijakan yang dianggap paling efektif untuk mencapai kompetensi kerja yang dipersyaratkan oleh suatu jabatan dalam birokrasi.7

1. Diklat Struktural/Kepemimpinan, yaitu Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai kompetensi kepemimpinan aparatur yang sesuai dengan jenjang;

Peraturan Pemerintah, selanjutnya disebut dengan (“PP”) Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS menyatakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) PNS bertujuan antara lain untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap) untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi aparatur/PNS meliputi :

2. Diklat Fungsional, yaitu Diklat yang dilaksanakanuntuk mencapai persyaratan kompetensiyang sesuai dengan jenis dan jenjangjabatan fungsional masing-masing;

3. Diklat Teknis, yaitu Diklat yangdilaksanakan untuk mencapai persyaratankompetensi teknis yang diperlukan untukpelaksanaan tugas.

6Angelian Sintia Punu, Welson Y Rompas, Loc. Cit.

7Ibid h. 3.

(13)

Balai Diklat Keuangan Medan, sesuai dengan Peraturan Menteri, selanjutnya disebut dengan (“Permen”) Keuangan Nomor: 66/PMK.01/2009 tanggal 1 April 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, merupakan unit pelaksana teknis Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara.Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Balai Diklat Keuangan Medan mempunyai fungsi:8

1. Penyusunan program pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara;

2. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara;

3. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara;

4. Pelaksanaan administrasi Balai Diklat Keuangan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Menurut PP No. 101 Tahun 2000 di Balai Diklat Keuangan Medan”

8Profil BDK Medan” https://bppk.kemenkeu.go.id/id di akses pada 6 Februari 2019, jam 17:55 wib.

(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas, antara lain:

1. Bagaimana Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Berdsarkan PPNo. 101 Tahun 2000?

2. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan?

3. Bagaimana Hambatan dan Solusi Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Balai Diklat Keuangan Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penelitian

Adapun penyusunan skripsi ini mempunyai tujuan, yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil berdasarkan PP No. 101 Tahun 2000.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di Balai Diklat Keuangan Medan.

c. Untuk mengetahui hambatan dan solusi pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di Balai Diklat Keuangan Medan.

2. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan skripsi ini yang akan penulis lakukan adalah:

a. Sebagai bahan masukan teoritis bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pemahaman hukum administrasi negara.

(15)

b. Untuk menerapkan pengetahuan penulis secara praktis agar agar masyarakat mengetahui bagaimana pelaksanaan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di Balai Diklat Keuangan Medan.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan informasi yang diketahui dan penelusuran kepustakaan yang dilakukan penulis di perpustakaan Faklutas Hukum Universitas Sumatera Utara dan di lingkungan Universitas Sumatera Utara serta melalui internet, penulisan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Menurut PP No. 101 Tahun 2000 di Balai Diklat Keuangan Medan”

belum pernah ditulis sebelumnya. Namun demikian, ada penelitian lain yang memiliki kajian yang berkaitan dengan objek penelitian hukum ini, yaitu:

1. Karya Muhammad Zainuddin, dengan judul “Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Diklat Kota Samarinda” yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman tahun 2014. Perumusan masalah dalam tulisan tersebut, yaitu:

a. Bagaimanakah implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Diklat Kota Samarinda?

b. Apa faktor penghambat dalam implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Diklat Kota Samarinda?

(16)

Terdapat beberapa perbedaan yang fundamental antara penelitian ini dengan penelitian di atas, yaitu pada penelitian di atas dilakukan pada Badan Diklat Kota Samarinda, sedangkan penelitian ini dilakukan pada Balai Diklat Keungan Medan.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang asli dan bukan merupakan plagiatisme. Penulisan skripsi ini dilakukan pada hasil pemikiran sendiri, refrensi, buku-buku, jurnal, makalah- makalah dan media elektronik yang telah yang telah disesuaikan dengan asas-asas keilmuan yang rasional, jujur, objektif dan transparan. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh penulis.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai pengertian beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi terkait dengan judul yang diangkat dari permasalahan yang telah disebutkan di atas.

Dalam penulisan skripsi ini konsep-konsep yang digunakan dan perlu didefinisikan adalah, sebagai beikut:9

1. Pelaksanaan

Santoso Sastropoetro, mengemukakan bahwa Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya.10

9P. Sondang Siagian, Filsafat Administrasi,(Jakarta: Gunung Agung,1985), hlm. 120.

10Santoso Satroepoetro, Pelaksanaan Latihan, (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm. 183.

Lebih lanjut, SP Siagian mengatakan bahwa dalam pelaksanaan ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu:

(17)

a. Membuat rencana detail, artinya merubah rencana strategis (jangka panjang) menjadi rencana teknis (jangka pendek) dan mengorganisir sumber-sumber dan staf dan selanjutnya menyusun peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur tertentu.

b. Pemberian tugas artinya merubah rencana teknis menjadi rencana praktis, dan tujuan selanjutnya melakukan pembagian tugas-tugas dan sumber-sumber.

c. Monitor artinya pelaksanaan dan kemajuan pelaksanaan tugas jangan sampai terjadi hal-hal yang berhubungan dengan rencana praktis. Dalam hal ini diperlukan untuk memeriksa hasil-hasil yang dicapai.

d. Review artinya pelaporan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan, analisis pelaksanaan tugas-tugas, pemeriksaan kembali dan penyusunan dan jadwal waktu pelaksanaan selanjutnya dalam laporan diharapkan adanya saran dan perbaikan bila ditemui adanya perbedaan penyimpangan.

Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan merupakan suatu kegiatan dalam proses merealisasikan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga tujuan dapat tercapai dengan memperhatikan kesesuaian, kepentingan dan kemampuan implemantor dan suatu kelompok sasaran.Dengan demikian, pelaksanaan sebagai suatu kegiatan untuk merealisasikan tujuan terhadap sebuah sasaran sehingga suatu pelaksanaan akan mengarah kepada usaha yang sesuai dengan kepentingan masyarakat

(18)

2. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan. Sedangkan pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna mningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam mencapi tujuannya.11

Menurut Domi C. Matutina, pendidikan adalah segala upaya untuk membina kepribadian, pengembangan pengetahuan dan kemampuan jasmani dan rohani agar mampu melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan pelatihan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan yaitu belajar untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan, kecakapan ketrampilan dan sikap sesorang pegawai baik pimpinan maupun manejer melalui pendidikan atau pengajaran, demonstrasi, rotasi jabatan, metode kasus, proses insiden, metode simulasi praktek di lapangan dan pengalaman berencana untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan organisasi.12

11Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, manajemen personllia, (Yogyakarta:

BPFE,1997), Hlm. 77.

12Domi C. Matutina, dkk, Manajemen Personalia, (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hlm.

103.

Dari beberapa kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan dan pelatihan merupakan serangkaian kegiatan pendidikan yang mengutamakan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan peningkatan sikap seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efesien.

(19)

3. Balai Diklat Keuangan Medan

Balai Diklat Keuangan Medan, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 66/PMK.01/2009 tanggal 1 Aprili 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, merupakan unit pelaksana teknis Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara.13

Visi dan Misi Balai Diklat Keuangan Medan adalah, sebagai berikut:14

a. Membangun sistem pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan Negara yang terintegrasi dalam mewujudkan corporate university.

Visi

menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan terkemuka yang menghasilkan pengelola keuangan negara berkelas dunia.

Misi

b. Mengelola dan mengembangkan tenaga pengajar pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan Negara yang berkualitas.

c. Mengembangkan sarana prasarana pembelajaran yang mutakhir dan efektif dalam mendukung pembelajaran.

d. Mengembangkan teknologi informasi pendidikan dan pelatihan SDM Keuangan Negara yang berkualitas.

13BKD, “Profil BKD Medan” https://bppk.kemenkeu.go.id, diakse pada 9 February 2019, Jam 20.31 wib.

14Ibid

(20)

e. Meningkatkan kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelatihan terbaik.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Balai Diklat Keuangan Medan mempunyai fungsi:15

a. Penyusunan program pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara;

b. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara;

c. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan negara; dan

d. Pelaksanaan administrasi Balai Diklat Keuangan.

Wilayah kerja BDK I Medan meliputi Propinsi:16 a. Nanggroe Aceh Darussalam

b. Sumatera Utara c. Sumatera Barat F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Mengacu pada judul dan perumusan masalah penelitian, maka penelitian Ini termasuk penelitian hukum normatif (normative law research), penelitian hukum yang dilakukan penulis dimulai dengan mengkaji ketentuan-ketentuan hukum positif tertulis yang diberlakukan pada peristiwa hukum in concreto dalam pelaksanaan Diklat Pegawai Negeri

15Ibid

16Ibid

(21)

Sipil menurut PP No. 101 Tahun2000, baru kemudian mengkaji penerapan ketentuan hukum positif tertulis pada peristiwa-peritiwa hukum in concreto dalam penelitian ini. Sedangkan berdasarkan sifat penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum eksploratori (exploratory legal study), yaitu penelitian hukum yang bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan , informasi dan data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Metode pengumpulan data primer yang digunakan adalah observasi di lokasi penelitian dan wawancara dengan responden.17

2. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier.

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer terdiri dari peraturan atau perundang-undangan yang mengikat, seperti:18

1) Norma

2) Peraturan dasar

3) UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

4) PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil

5) Permen Keuangan Nomor: 66/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

17Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, ( Cet. 1 Bandung: PT. Citra AdityaBakti,2004), h. 52.

18Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hal 185

(22)

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai hukum bahan hukum primer seperti: hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum.19

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan atau petunjuk terhadap terhadap bahan hukum primer dan sekunder.20 Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder, serta bahan-bahan primer, sekunder tersier (penunjang) diluar bidang hukum, misalnya yang berasal dari: Sosiologi, Ekologi, Teknik, Filsafat, dan lainnya yang dipergunakan untuk melengkapi atau menunjang data pelitian.21

3. Teknik Pengumpulan Data

Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi pustaka (library research).Analisis Data dan selain itu untuk mendukung penelitian, juga dilakukan penelitian lapangan yaitu mengadakan wawancara, dokumentasi dan observasi dengan responden yaitu Kepala Balai Diklat Keuangan Medan.

19Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 2013) hal. 118-119.

20Ibid

21Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, (Jakrta : Penerbit Rajawali Pres, 2013), hal. 41.

(23)

1) Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah dan dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut diatas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempersatukan bahan hukum yang ada.22

G. Sistematika Penulisan

Data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di Balai Diklat Keuangan Medan. kemudian dikaitkan dengan penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk dibahas, dianalisa, kemudian ditarik kesimpulan yang akhirnya digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik, maka pembahasan permasalahan perlu dilakukan dengan cara sistematis dan untuk mempermudah penulisan skripsi ini diperlukan sebuah sistematika penulisan yang teratur dan terbagi dalam bab perbab yang berkaitan satu sama lain, adapun sistematika penulisan skripsi ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bab I : skripsi ini berisi pendahuluan yang merupakan pengantar, didalamnya terurai latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan yang dibahas, tujuan dan manfaat penulisan skripsi,

22Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode penelitian dan Penulisan Hukum Sebagai Bahan Ajar (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009), hal.24-25.

(24)

keaslian penulisan, metode penelitian yang digunakn dalam penulisan dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : merupakan bab yang membahas pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil berdasarkan PP No. 101 Tahun 2000, dimulai dengan pengertian pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil, jenis-jenis dan jenjang diklat jabatan pegawai negeri sipil, instansi pelaksanaan diklat jabatan pegawai negeri sipil.

Bab III : adalah bab yang membahas tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan. Bab ini akan menguraikan prosedur penyelenggaraan diklat jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan, sarana dan prasaran diklat jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan, tujuan dan sasaran diklat jabatan pegawai negeri di balai diklat keuangan medan.

Bab IV : dalam skripsi ini merupakan bab yang membahas tentang hambatan dan solusi pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan, dimulai dengan membahas hambatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan, solusi mengatasi hambatan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan, dan upaya mengatasi hambatan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil di balai diklat keuangan medan.

(25)

Bab V : merupakan bab penutup yang membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan bab-bab dan saran yang ingin disampaikan dari penulis skripsi ini. Kesimpulan dibuat berdasarkan uraian-uraian skripsi ini dan saran-saran yang berhubungan dengan skripsi ini

(26)

BAB II

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PP No. 101 TAHUN 2000

A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil atau Diklat PNS mengandung pengertian berupa proses penyelenggaraan belajar mengajar yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.Diklat PNS ini dilakukan untuk mencapai daya guna serta hasil guna yang sebesar- besarnya. Maka dari itu, diadakanlah pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan serta pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan pada pegawai.23

Pendidikan adalah untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan moral pegawai, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan pegawai.24

Menurut P. Hasibuan, Pendidikan adalah suatu kegiatan yang mana untuk meningkatkan pengetahuan, penguasaan teori dan keterampilan untuk

Menurut R. Sally Marisa sihombing dan Derajat S. Widyhharto pendidikan secara umum merupakan usaha yang sengaja diadakan dan dilakukan secara sistematis serta terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan tingkatnya, guna menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai, kecakapan atau keterampilan yang dikehendaki.

23Mursiti, , “Pendidikan dan Latihan PNS” https://portal-ilmu.com , diakses pada 19 februari 2019, jam 09.28 wib.

24S.P Hasibuan, Menejemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Dunia Aksara,2003) h. 69.

(27)

memutuskan terhadap suatu persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan, sedangkan latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas pekerjaan.Selain itu latihan juga dapat membantu pegawai dalam memahami suatu penegetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuannya.25

Sedangkan menurut Sastrohadiwiroyo, Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan pengertian seluruh lingkungan kerja sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan lingkungan kerja serta mengembangkan kemampuan berpikir dari sesorang, dengan demikian pendidikan berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan pelatihan adalah suatu proses membantu para tenaga kerja untuk memeperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akandatang dengan melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, penegetahuan dan sikap yang layakuntuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan sebaik mungkin.26

25Ambar, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan, (Cet. 1, Yogjakarta: Gava Media,2004) h. 300.

26Sastrohadiwiroyo, Kedispilinan Kerja, (Jakarta: Murai Kencana,2005) hlm. 199.

Dan secara konseptual pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang mana berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar instansi untuk membangun persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada dalam keseimbangan. Sedangkan pelatihan adalah bagian dari pendidikan yangmenyangkut proses belajaruntuk memeperoleh dan meningkatkan keterampilan.

(28)

Program pelatihan (Training) bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan pegawai, selanjutnya untuk membentuk sosok :27

1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat.

2. Meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang subtansi maupun kepemimpinannya.

3. Dapat melaksanakan tugasnya dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

Menurut Kansil, tujuan khusus dan latihan adalah :28

1. Mengusahakan sikap dan kepribadian Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan sekarang maupun yang akan dijabatanya.

2. Meletakan dasar bagi terwujudnya sistem penghargaan berdasarkan prestasi kerja dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil.

3. Membina kesatuan berpikir dan kesatuan bahasa dikalangan Pegawai Negeri Sipil yang penting untuk kesatuan gerak yang meliputi pembinaan kerjasama.

4. Melaksanakan usaha peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai meliputi pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan ketrampilan.

5. Mengembangkan dan membina pegawai negeri sipil agar mampu dan memiliki dedikasi serta motivasi dalam pelaksanaan program-program pengembangan.

27S.P Hasibuan. Loc. Cit.

28CST Kansil, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil, ( Jakarta: CV. Mas Agung,1993), hlm. 85.

(29)

Latihan atau training adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bersangkutan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari pada karyawan sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.29Adapun pelatihan dapat terlaksana disebabkan oleh:30

1. Perubahan Staf 2. Perubahan Teknologi 3. Perubahan Pekerjaan

4. Perubahan Peraturan Hukum 5. Kebijakan Sosial

6. Tekanan Pasar 7. Pola Baru Pekerjaan 8. Aspirasi Pegawai 9. Variasi Kerja

10. Kesamaan dalam Kesempatan

Menurut Moekijat, agar pelaksanaan pendidikan dan latihan sukses dengan baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:31

1. Materi pendidikan dan latihan

2. Memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan latihan

3. Metode pendidikan dan latihan

4. Sarana dan fasilitas pendidikan dan latihan harus tersedia

29 Alex Nitisemito, Manajemen Personalia, ( Jakarta : Ghalia Indonesia,1996), hlm. 86.

30Ibid

31 Moekijat, Manajemen Kepegawaian, ( Bandung: Alumni,2000), hlm. 20.

(30)

peningkatan mutu melalui pendidikan dan latihan mempunyai keuntungan sebagai berikut:32

1. Keahlian para pegawai bertambah 2. Para pegawai saling mengenal

3. Dapat menumpuk jiwa rasa karsa yang tinggi 4. Dapat menciptakan kesatuan berpikir

Kemudian ada tujuh manfaat yang dapat diambil melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan:33

1. Meningkatkan produktifitas kerja organisasi secara keseluruhan 2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dengan bawahan 3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab 4. Meningkatkan semangat kerja

5. Mendorong sikap keterbukaan 6. Memperlancar jalannya komunikasi 7. Penyelesaian konflik secara fungsional

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pendidikan dan latihan adalah penyimpanan materi latihan, metode pemberian latihan, sifat latihan yang akan diselenggarakan, juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:34

1. Metode praktis (on the job training), metode ini meliputi :

a) Rotasi jabatan yaitu memberikan karyawan pengetahuan tentang bagian- bagian organisasi dan berbagai praktek ketarampilan manajerial

32HAW Wijaya, Administrasi Kepegawaian, (Jakarta : CV. Rajawali,1999), hlm. 73.

33 S.P Hasibuan, Op. Cit. hlm. 83.

34Ravianto J, Produktifitas dan Pengukuran Tenaga Kerja, ( Jakarta : Lembaga Sarana Informasi,1999), hlm. 92.

(31)

b) Latihan instruksi pekerjaan, yaitu petunjuk-petunjuk pekerjaan yang diberikan secara langsung tentang cara pelaksanaan pekerjaan c) Magang, yaitu merupakan proses belajar dari seseorang atau lebih

dari yang berpengalaman

d) Coaching, yaitu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada pegawai dalam pelaksanaan kerja rutin mereka

e) Penguasa sementara, yaitu penempatan pegawai pada posisi tertentu untuk jangka waktu yang telah ditetapkan.

2. Metode-metode simulasi, meliputi:

a) Metode studi kasus yaitu pegawai disini diminta untuk mengindentifikasi masalah-masalah menganalisis situasi dan merumuskan alternatif penyelesaian

b) Role playing, yaitu pegawai memainkan peran yang berbeda-beda memerankan individu tertentu untuk menanggapi peserta yang lain yang mempunyai peran yang berbeda

c) Business ganes d) Vestibule training e) Latihan laboratorium

Agar pelaksanaan pendidikan dan latihan itu terlaksana dengan baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :35

1. Kemampuan tenaga pengajar 2. Materi diklat

3. Metode diklat

35 Moekijad, Op. Cit. hlm. 13.

(32)

4. Sarana dan prasarana diklat

Pendidikan dan latihan dilingkungan Pegawai Negeri Sipil dikenal dengan pendidikan kejenjangan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural ketingkat lebih tinggi, lulusan pendidikan penjenjangan merupakan persyaratan bagi PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural. Pendidikan dan latihan adalah bagian dari pembinaan dan pemberdayaan PNS yang diberikan untuk meningkatkan pengabdian mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan sehingga terciptanya kinerja birokrasi pemerintah yang diharapkan.

Kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama periode tertentu. Prestasi kerja atau unjuk kerja adalah catatan tentang hasil- hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan- kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Sesuai dengan pengertian kinerja, ada 3 aspek yang perlu dipahami, yaitu:

1. Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya 2. Kejelasan hasil yang diharapkan dari pekerjaan atau fungsi 3. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan agar hasil dapat terwujud.

Adapun cara untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu melaksanakan konsep menajemen kinerja adalah proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu agar dapat bertemu.

Manajemen kinerja merupakan seperangkat proses untuk menciptakan bagaimana hal itu harus dicapai dan bagaimana mengatur orang dengan cara yang tepat untuk meningkatkan terciptanya tujuan.36

36Sedermayanti, Good Govermance (Kepemerintahan Yang Baik), ( Bandung :Mandar Maju,2004), hlm. 226.

Pendidikan dan pelatihan memang sulit

(33)

dibedakan karena sama-sama bertujuan untuk mengembangkan potensi seseorang tetapi antara pendidikan dan pelatihan mempunyai perbedaan yang sangat signifikan dalam hal proses pelaksanaan dan orientasinya. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Adapun perbandingan atau perbedaan antara pendidikan dan pelatihan menurut Notoatmodjo adalah, sebagai berikut:37

No

Tabel. 1 Perbandingan antara Pendidikan dan Pelatihan

Perbandingan Pendidikan Pelatihan

1 Pengembangan kemampuan

Menyeluruh (overall) Mengkhususkan (specific) 2 Area kemampuan

(penekanan)

Kognitif, afektif, Psychomotoric

Psikomotor dan keterampilan 3 Jangka waktu pelaksanaan Panjang (long term) Pendek (short term) 4 Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus 5 Penekanan penggunaan

belajar mengajar

Conventional Inconventional

6 Penghargaan akhir proses Gelar (degree) Sertifikat (non degree)

Perbedaan – perbedaan tersebut tidaklah seperti hitam dan putih. Tetapi prakteknya sangat fleksibel dimana batas pelaksanaan antara pendidikan dan pelatihan tidak mempunyai garis yang tegas. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme dan keterampilan para pegawai atau karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal yang

37Soekidjo Notoadmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Cet. 4 Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm. 16.

(34)

dimaksudkan sebagai usaha dari pimpinanan untuk menambah keahlian dan pengetahuan, sehingga di dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat lebih efisien dan produktif.

Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai bentuk investasi bagi organisasi. Oleh karena itu perlu dikembangkan agar pegawai memperoleh perhatian yang besar. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi adalah sebagai berikut :38

1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratanyang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena biasanya seseorang memduduki jabatan tertentu bukan karna faktor kemampuan, melainkan karena tersedianya informasi. Oleh sebab itu karyawan atau staff baru perlu meningkatkan kemampuan yang diperlukan.

2. Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu organisasi atau instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu belum diperlukan, sekarang sudah diperlukan. Dengan demikian, diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut.

3. Promosi dalam suatu organisasi atau institusi adalah suatu keharusan apabila organisasi itu ingin berkembang. Biasanya kemampuan seorang karyawan yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan tertentu

38Ahmad Luthfi, “Pelaksanaan Diklat Prajabatan Pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Kabupaten Bulukumba” Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015, hlm. 22.

(35)

masih belum cukup. Untuk itulah diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan.

4. Dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.

Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi merupakan suatu siklus yang harus terjadi terus- menerus. Organisasi haru berkembang untuk mengantisipasi perubahan – perubahan di lingkungannya. Pengembangan sumber daya manusia khususnya PNS. mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil, tercantun dalam Bab I Pasal I bahwa :39

Pendidikan dan pelatihan kepegawaian juga merupakan bagian dari sebuah sistem pembianaan karier PNS yang bermakna pada pengembangan kepegawaian, oleh karena itu menurut pasal 3, sasaran pendidikan dan pelatihan adalah untuk mewujudkan pegawai yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan jabatan masing-masing.

“Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negri Sipil (Diklat) adalahproses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negri Sipil”.

40

39Indonesia, (PP) No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Pasal 1, TLN No.4019. hlm. 2.

40 Pasal 3 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat PNS

(36)

Pendidikan dan Pelatihan meliputi dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan pelatihan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pendidikan dan pelatihan tersebut bertujuan untuk:41

1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi

2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa

3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat

4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikIr dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik.

Diklat diarahkan untuk mempersiapkan PNS agar memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dan kebutuhan organisasi, termasuk pengadaan kader pimpinan dan staf. Diklat meliputi dua fungsi sekaligus, fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa diklat merupakan salah satu pendekatan utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. Diklat mempunyai peran strategis terhadap keberhasilan mencapai tujuan organisasi.42

41Mulyaningsih, “Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Aparatur” Jurnal Administrative Reform, Vol. 4, No. 4 (Desember 2016), hlm. 278.

42Ibid

B. Jenis-jenis dan Jenjang Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil

(37)

Jenis pendidikan dan pelatihanyang disesuaikandengan perusahaan khusus bergantung kepada beberapa faktor, seperti kecakapan yang diperlukan dalam jabatan/pekerjaan yang harus diisi dan masalah yang diharapkan dapat diperoleh jalan pecahannya pada perusahaan, betapa pentingprogram pendidikan dan pelatihan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Menurut sifatnya, pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:43

1. Pendidikan umum

Yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah, baik yang diselengarakan pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta didiknya memperoleh pengetahuan umum.

2. Pendidikan kejuruan

Yaitu pendidikan umum yang direnacakan untuk mempersipakan para peserta pendidikan mauoun melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruan.

3. Pelatihan keahlian

Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya pelatihan ketatlaksanaan.

4. Pelatihan kejuruan

43Siswanto Santrohardowiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Administratif dan Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara,2002) hlm. 200.

(38)

Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengatahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih rendah dari pada pelatihan keahlian.

Menurut saasaranya , pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:44

1. Pelatihan prajabatan (PreserviceTraining)

Adalah pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja baru dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan dapat terampil dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang akan dipercayakan kepadanya. Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Diklat prajabatan merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS. CPNS wajib diikutsertakan dalam Diklat Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS.CPNS wajib mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan untuk diangkat sebagai PNS yang terdiri dari:45

a. Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I b. Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II c. Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III Dalam pasal 5 angka 2 PP No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, antara lain ditetapkan jenis-jenis Diklat PNS. Salah satu jenis Diklat adalah Diklat Pra-Jabatan (Gol. I, II atau III) yang merupakan

44Ibid hlm.202

45Ahmad Luthfi, Op. Cit. hlm. 28.

(39)

syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi PNS sesuai golongan tersebut diatas.46

Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 2 PP No. 101 Tahun 2000, Diklat bertujuan untuk:

Diklat Prajabatan dimaksudkan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.

47

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;

b. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

c. memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;

d. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik

Untuk dapat membentuk sosok PNS seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Diklat yang mengarah kepada upaya peningkatan:

46 Pasal 5 angka 2 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS

47.Pasal 2 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS

(40)

1. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa, Negara dan tanah air;

2. Kompentensi teknis, manajerial, dan atau kepemimpinannya;

3. Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

Kurikulum dan mata pelajaran Diklat meliputi:48 1. Dinamika kelompok

2. Sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Manajemen kepegawaian Negara 4. Etika organisasi

5. Pelayanan prima

6. Budaya kerja organisasi pemerintah 7. Manajemen perkantoran modern

8. Membangun kerjasama tim (team building) 9. Komunikasi yang efektif

10. Wawasan kebangsaan dalam kerangka Negara kesatuan RI

11. Program ko-kulikuler: latihan kesegaran jasmani, baris-berbaris, taat upacara sipil, ceramah.

2. Pelatihan dalam Jabatan ( In Service Training)

Adalah suatu pelatihan tenaga kerja yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kualitas, kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja yang

48Ahmad Luthfi, Op. Cit. hlm. 30.

(41)

bekerja dalam perusahaan. Pelatihan dalam jabatan ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pelatihan dalam jabatan yang bersifat umum dan pelatihan dalam jabatan yang bersifat khusus.49 Dalam ketentuan PP No. 101 Tahun 2000, pasal 8 angka 1, mengatakan:50

1. Diklat kepemimpinan

“Diklat Dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap PNS agar dap melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya”

Diklat dalam jabatan terdiri dari:

Diklat Kepemimpinan yang selanjutnya disebut Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklatpim terdiri dari :

a) Diklatpim Tingkat IV adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV;

b) Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III;

c) Diklatpim Tingkat II adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II;

d) Diklatpim Tingkat I adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I;

49Siswanto Santrohardowiryo, Loc. Cit.

50 Pasal 8 angka 1 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS

(42)

Peserta Diklatpim adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan struktual.

PNS yang akan mengikuti Diklatpim Tingkat tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti Diklatpim Tingkat di bawahnya.

2. Diklat fungsional

Diklat fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsionsl masing-masing.51

3. Diklat teknis

Peserta Diklat fungsional adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan fungsional tertentu.Yang dimaksud dengan jabatan fungsional tertentu, adalah jabatan- jabatan fungsional sebagaimana ditetapkan dengan keputusan Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan Aparatur Negara.PNS yang perlu mengikuti Diklat fungsional adalah PNS yang telah di evaluasi oleh pejabat Pembina kepegawaian dengan memperhatikan pertimbangan baperjakat dan Tim seleksi Diklat instansi. PNS yang telah memenuhi persyaratan kompetensi jabatan fungsional tertentu dapat diberikan sertifikat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh instansi Pembina dan instansi pengendali.

Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk melaksanakan tugas PNS.52 Peserta Diklat Teknis adalah PNS yang membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya.Pemantapan sistem pendidikan dan latihan, meliputi:53

a. Pengembangan standar pendidikan dan pelatihan sesuai dengan persyaratan jabatan.

51 Pasal 11 angka 1 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat jabatan PNS

52Pasal 12 angka 1 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS

53Ahmad Luthfi, Op. Cit. hlm. 32-33

(43)

1) Diklat manejemen berjenjang terutama untuk jabatan struktural

2) Diklat teknis dan fungsional terutama untuk jabatan fungsional

b. Pengembangan sistem identifikasi kebutuhan akan Diklat (IKAID) dikaitkan dengan pemenuhan persyaratan jabatan dari/atau pembinaan karir.

c. Pengembangan sistem evaluasi pasca Diklat (EPAD) yang berkaitan dengan evaluasi:

1) Kesesuaian Diklat dengan penempatan

2) Kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan

3) Kemampuan pegawai dalam menyerap materi diklat dikaitkan dengan tugas.

d. Pengembangan sistem manajemen penyelenggaraan Diklat terpadu.

C. Instansi Pelaksanaan Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan sebuah instansi pemerintah dalam tingkatannya yang terus berupaya mengembangkan sumber daya manusia dan produktivitas pegawai. Keberadaan pegawai dalam suatu instansi pemerintah merupakan suatu unsur penting dalam suatu organisasi.

Peran pegawai melakukan pekerjaan yang ditugaskan dan mengembangkan tugas tersebut seorang pegawai harus memiliki keterampilan dengan kemauan yang tinggi. Pelatihan pegawai dengan demikian instansi

(44)

mungkin mulai menerapkan program kerja melatih sikap disiplin dan bertangung jawab atas pekerjaannya. Hal ini sangat penting dilakukan oleh instansi atau perusahan dalam meningkatkan kemampuan dan menghasilkan pegawai yang profesional dibidangnya.54

1. Instansi Pengendali Diklat, instansi pengendali adalah Badan Kepegawaiaan Negara selanjutnya disebut dengan (“BKN”) sebagai instansi pengendali Diklat yang bertugas melakukan pengembangan dan penetapan standar kompetensi jabatan, dan pengendalian pemanfaatan lulusan Diklat.

Instansi pelaksanaan Diklat PNS dalam Ketentuan PP No. 101 Tahun 2000 menetapkan:

55

BKN memiliki peran yang sangat strategis dalam pengelolaan ASN. Hal ini diwujudkan dengan kewenangan yang dimiliki BKN sebagaimana tertuang dalam UU ASN adalah, sebagai berikut:56

“Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disingkat BKN adalah lembaga pemerintah non kementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen ASN secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-undang ini”

BKN ditetapkan sebagai sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, berfungsi untuk menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi Negara dibidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya

54Virginis O Usmany, Welson Y Rompas, “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepegawaian Terhadap Kinerja Organisasi Badan Kepegawaian (BKD) Kabupaten Halmaera Utara” Media Neliti , hlm. 2.

55Pasal 24 PP No. 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS

56Indonesia, (UU ASN), Nomor 5 Tahun 2015, Tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 1.

TLN No. 5494.

(45)

pemerintahan. Kewenangan dan tanggung jawab BKN diorientasikan kepada revitalisasi sistem dan manajemen birokrasi public secara efisien, responsif danfokus pada pencapaiankinerja, serta melakukan pengembangan aparatur sebagai pendorong reformasi.57

Tabel. 2 Kewenangan, tugas dan fungsi BKN sesuai dengan UU ASN No. 5 Tahun 2004.

Kewenangan, tugas dan fungsi BKN merupakan suatu perubahan paradigma dalam pengelolaan ASN yang diwujudkan melalui pelaksanaan manajemen ASN yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia Aparatur Negara, yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diperlukanuntuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dibidang pemerintahan dan pembangunan.

58

Kewenangan Fungsi Tugas

Pembinaan dan penyelenggaraan manajemen ASN secara naasional

mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan

norma,standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.

1) pembinaan dan

penyelenggaraan ASN 2) penyelengaraan

manajemen ASN dalam bidang pertimbanagan teknis formasi,

pengadaan, perpindahan, antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pension;dan

3) penyimpanan informasi pegawai ASN yang telah dimutakhirkan oleh instansi pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan sistem

1) Mengendalikan seleksi calon ASN;

2) Membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja pegawai ASN oleh instansi pemerintah;

3) Membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian;

4) Mengelola dan

mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN berbasis

kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang

57Indonesian, (BKN) , “Rencana Strategis (Renstra) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Periode 2015-2019” (juli 2015), hlm. 6.

58Pasal 47- 49, Undang-undang Nomor. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

(46)

informsai ASN komprehensif;

5) Menyusun norma, standar dan prosedur teknis pelaksanaa kebijakan manajemen ASN;

6) Menyelenggarakan administrasi

kepegawaian ASN; dan 7) Mengawasi dan

mengendalikan pelaksanaan norma, standar dan prosedur manajemen kepegawaian ASN

Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara, BKN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara sesuai ketentuan peraturan perundang‐undangan.Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, BKN menyelenggarakan fungsi sebagaiberikut:59

a. Penyusunan dan penetapan kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian;

b. Penyelenggaraan pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil;

c. Penyelenggaraan administrasi pensiun, Pejabat Negara dan mantan Pejabat Negara;

d. Penyelenggaraan sistem informasi manajemen kepegawaian;

e. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan manajemen kepegawaian;

59Indonesian, (BKN), Op. Cit. hlm. 9.

(47)

f. Penyelenggaraan pemetaan potensi dan penilaian kompetensi Pegawai Negeri Sipil;

g. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem rekrutmen Pegawai Negeri Sipil;

h. Penelitian dan pengembangan di bidang manajemen kepegawaian;

i. Pelaksanaan bantuan hukum;

j. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen kepegawaian;

k. Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BKN dan

l. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

Disamping kedudukan, tugas, dan fungsi, BKN juga memiliki kewenangan :

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang manajemen kepegawaian;

b. Perumusan kebijakan di bidang manajemen kepegawaian untuk mendukung pembangunan secara makro;

c. Penetapan sistem informasi di bidang manajemen kepegawaian;

d. Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar Provinsi;

e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan yang berlaku;

f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian;

g. Penyusunan norma, standar dan prosedur kepegawaian dan pengendaliannya;

(48)

h. Penyusunan program kepegawaian secara nasional sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah;

i. Penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar provinsi, serta perumusan standar prosedur mengenai perencanaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan standar, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban serta kedudukan PNS;

j. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian nasional;

k. Perencanaan kebijakan dan pemantauan pemanfaatan pendidikan dan pelatihan standar; dan

l. Pengawasan dan pengendalian norma, standard dan prosedur kepegawaian.

2. Instansi Pembinaan Diklat, yang selanjutnya disebut instansi Pembina adalah Lembaga Administrasi Negara (LAN)sebagai instansi Pembina Diklat bertanggung jawab atas pembinaan Diklat secara keseluruhan. Pembinaan Diklat tersebut dilakukan melalui penyusunan kurikulum Diklat, bimbingan dalam penyelenggaraan Diklat, standarisasi dan akreditasi serta sertifkasi Diklat, pengembangan sistem informasi Diklat, pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan Diklat.

Dalam melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan Diklat Aparatur Sipil Negara, LAN memiliki kewenangan, sebagai berikut:

a. Menerima sebagian pendelegasian kekuasaan Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, berkaitan dengan kewenangan untuk melakukan penelitian, pengkajian kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan

b. PNS  yang  dipekerjakan  atau  diperbantukan di  lingkungannya yang  menduduki jabatan  struktural  eselon  V,  fungsional tertentu jenjang Pelaksana  dan 

Demikian pula dengan variabel Y (efektivitas kerja peserta diklat PNS) masuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata 3,17. Dilihat dari hasil analisis korelasi yang

PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan

selain menetapkan penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) juga berwenang menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan struktural

Peserta Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan Jabatan Fungsional Penguji Mutu Barang Kategori Keterampilan dan Jabatan Fungsional Penguji Mutu Barang

Hampir 50% mantan peserta Diklat Jabatan fungsional Sanitarian Ahli, yang diwakili oleh 19 orang responden (63,33%) belum menerapkan kemampuan hasil diklat, hal ini

4. Telah ikut dan lulus diklat fungsional statistik kecuali bagi yang berijazah D.III atau S1/D.IV jurusan statistik 60 th.. PENGERTIAN : Jabatan fungsional Teknisi