• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

17. Penggunaan Matrik Internal Eksternal analisis internal diperoleh skor tertimbang 2,

3.5. Tahap Penggabungan

selanjutnya adalah tahap penggabungan (matching stage Strengths – Weaknesses – Opportunities -Threats (SW

– Peluang – Ancaman. Analisis SWOT ini didasarkan pada diturunkan dari tahap input untuk mencocokan kekuatan internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Hal ini dimaksudkan

n alternatif strategi yang layak secara efektif. menetapkan alternatif strategi yang dapat dilakukan, bih dahulu dibuat matriks SWOT sebagaimana terlihat pada tabel berikut in

sedangkan Maka gabungan dari EFAS) tersebut Kabupaten Maluku

Mempertahankan) perdesaannya. Strategi

Nelayandan pasar dan langkah gkap untuk wilayah perdesaan di Maluku Tenggara.

stage) dengan (SWOT) atau SWOT ini didasarkan pada mencocokan kekuatan dan ini dimaksudkan efektif. Dalam dilakukan, maka rlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 27 Matriks SWOT

IFE

EFE

Kekuatan (Strengths) 1. Wilayah atau daerah

penangkapan ikan yang luas 2. Kuantitas ketersediaan alat

dan armada tangkap ikan yang mencukupi

3. Kemampuan produksi ikan tangkap yang baik

4. Memiliki potensi sumber daya ikan melimpah 5. Memiliki pulau-pulau besar

dan kecil

6. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur keuangannya sendiri

Kelemahan(Weakness) 1. Daya saing perekonomian

daerah dan kualitas SDM yang masih rendah

2. Kesenjangan pembangunan antar wilayah

3. Infrastruktur sarana dan prasarana yang belum memadai

4. Belum berkembangnya prasarana, kelembagaan dan sistem manajemen perikanan

5. Promosi potensi perikanan laut yang tidak

berkesinambungan dan terbatas

6. Kualitas pelayanan publik yang belum optimal Peluang (Opportuniy)

1. Potensi wisata pantai dan wisata bahari 2. Secara geografis

merupakan wilayah perbatasan dan termasuk dalam konsep gugus Pulau Maluku 3. Peningkatan Potensi

dan Produksi Ikan dari Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan (JTB)

4. Potensi Provinsi Kepulauan

5. Letak provinsi Maluku yang strategis

Strategi S-O a) Pembangunan berbasis

kepulauansecara

berkelanjutan/SO1(S1, S4, S5, S6, O1, O2, O4, O5) b) Membangun prasarana

transportasi laut terintegrasi ke daratan/SO2

(S1,S2,O1,O2, O5)

c) Peningkatan investasi dan ekspor/SO3 (S1, S3, S4, S5, S6, O1, O2, O4, O5)

Strategi W-O a) Peningkatan kapasitas

Pemerintahan Daerah/WO1 (W1, W2, W3, W4, W5, W6, O2, O4, O5) b) Optimalisasi dan

kontinuitas promosi potensi wisata/ WO2 (W4, W5, O1, O2, O3)

c) Menyelenggarakan pelayanan prima satu atap/ WO3 (W6, O1, O3)

Ancaman (Threath) 1. Iklim/cuaca yang tidak

stabil 2. Ketidakstabilan ekonomi makro 3. Inefisiensi biaya transportasi 4. maraknya pencurian ikan (illegal fishing) 5. proses penangkapan ikan yang merusak ekosistem laut

Strategi S-T

a) Meningkatkan fasilitas sistem peralatan keselamatan pelayaran/ ST1 (S1,S5,S6,T1)

b) Meningkatkankan teknologi alat dan armada penangkapan ikan/ST2 (S3, S4, S5, S6, T2, T3, T4, T5)

c) Meningkatkan keamanan wilayah perairan/ST3(S4, S5, S6, T4, T5)

d) Pembentukan dan perkuatan koperasi nelayan/ST4(S1, S2, S3, S4, S5, S6, T2) Strategi W-T a) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia/WT1 (W1, W2, W6, T3, T5) b) Menciptakan nilai tambah

produk/WT2(W4, W5, T1, T2).

c) Memperjelas batas wilayah perairan/WT3(W3, W4, T4). d) Merancang sistem manajemen perikanan terpadu/WT4(W4, W5, T3, T4, T5)

a. Strategi S – O (Strengths – Opportunity)

Strategi pembangunan berbasis kepulauan (SO1)

Strategi pembangunan berbasis kepulauan dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengembangkan potensi kepulauan, pengembangan kapasitas, serta system jaringan infrasruktur perhubungan bagi daerah kepulauan dan pesisir secara optimal, terintegrasi, dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat.

Strategi membangun prasarana transportasi laut yang terintegrasi ke daratan (SO2)

Alternatif strategi inidirumuskan dengan melihat kekuatan Kabupaten Maluku Tenggara yang memiliki pulau-pulau besar dan kecil dengan kekayaan sumberdaya alam perikanan tangkap yang tersebar di tiap-tiap kecamatan dan juga peranan sektor transportasi sangat penting untuk menggerakan sektor–sektor hulu dan hilirnya serta dilihat dari interaksi antar pulau merupakan karakter wilayah produksi dan juga Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk mengatur keuangannya sendiri, untuk memanfaatkan peluang bahwa secara geografis merupakan wilayah perbatasan, merupakan salah satu daerah tertinggal, termasuk dalam konsep gugus pulau Maluku, dan letak Provinsi Maluku yang strategis.

Peningkatan investasi dan ekspor (SO3)

Peningkatan investasi dan ekspor dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian wilayah dan masyarakat sehingga income masyarakat akanmeningkat baik yang digerakkan oleh kemampuan ekonomi mereka sendirimaupun ekonomi wilayah melalui peningkatan investasi, pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan, pengembangan pertanian, penciptaan lapangan pekerjaan dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang optimal, dan pengembangan komoditas unggulan yang dimiliki secara berkelanjutan atau kontinuitas untuk tujuan ekspor atau pemasaran ikan ke luar negeri.

b. Strategi S-T (Strength – Threat)

Meningkatkan fasilitas sistem peralatan keselamatan pelayaran (ST1) Faktor iklim atau cuaca yang tidak menentu selain berdampak pada pencapaian kapasitas produksi yang terkendala, juga mengakibatkan meningkatnya risiko kecelakaan kerja. Apabila iklim atau cuaca kurang bersahabat bagi nelayan saat melakukan aktivitas menangkap ikan, maka risiko terjadinya kecelakaan kerja akan meningkat. Sehingga dengan demikian perlunya ditingkatkan kualitas fasilitas sistem peralatan keselamatan pelayaran bagi nelayan. Hal ini agar meminimalisir dampak risiko yang dapat terjadi.

Meningkatkankan teknologi alat tangkap dan armada penangkapan ikan (ST2)

Pada aspek kuantitas alat tangkap dan armada penangkapan ikan yang dimiliki oleh nelayan sudah relatif memadai. Namun demikian kualitasnya masih belum optimal, dalam arti teknologi yang digunakan. Hal ini akan menjadi ancaman bagi nelayan, pada saat terdapatnya aktivitas pencurian ikan (illegal fishing) yang menggunakan alat tangkap dan armada

penangkapan ikan dengan teknologi yang lebih optimal. Peningkatan teknologi akan menyebabkan peningkatan kemampuan nelayan dalam menangkap ikan secara lebih efektif dan efisien, sehingga akan meningkatkan pula taraf kesejahteraan nelayan di wilayah Maluku Tenggara.

Meningkatkan keamanan wilayah perairan (ST3)

Terjadinya kegiatan pencurian ikan (illegal fishing) disebabkan oleh belum optimalnya penjagaan keamanan di wilayah perairan. Potensi ikan di wilayah Maluku Tenggara sangat menggiurkan bagi pihak lain untuk dapat memperolehnya, meskipun dengan cara yang illegal. Kegiatan illegal fishing ini sangat merugikan nelayan di wilayah perairan Maluku Tenggara. Sehingga dengan demikian diperlukan peningkatan keamanan wilayah perairan oleh pemerintah melalui aparat keamanan, agar kegiatan illegal fishing dapat dicegah atau diminimalisir.

Pembentukan dan perkuatan koperasi nelayan (ST4)

Kuantitas ketersediaan alat dan armada tangkap ikan yang mencukupi, dengan kemampuan produksi ikan tangkap yang baik, memiliki potensi sumber daya ikan melimpah, dan memiliki pulau-pulau besar dan kecil membutuhkan sebuah organisasi professional yang dapat mewadahi kebutuhan nelayan, khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan. Ketidakstabilan ekonomi makro yang disebabkan oleh berbagai faktor dapat menjadi ancaman terhadap penentuan harga jual produk, maupun permintaan dan penawaran akan produk. Dengan memanfaatkan kekuatan pemerintah daerah yang memiliki kewenangan untuk mengatur keuangannya sendiri, maka dapat disusun strategi pembentukan dan perkuatan koperasi nelayan.

Pembentukan dan perkuatan koperasi nelayan akan mampu menjadi sarana bagi nelayan dalam kontinuitas aktivitas penangkapan ikan. Keuntungan koperasi berupa sisa hasil usaha (SHU) akan turut dinikmati oleh nelayan, selain keuntungan-keuntungan lainnya yang dapat dinikmati oleh nelayan di wilayah Maluku Tenggara.

c. Strategi W – O (Weaknesses – Opportunity)

Strategi peningkatan kapasitas pemerintahan daerah (WO1)

Strategi peningkatan kapasitas Pemerintahan Daerah dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah di era otonomi daerah, sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik dapat dilaksanakan secara profesional, efisien, dan memiliki output dan outcome yang optimal. Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah ini akan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mampu mengantisipasi kelemahan-kelemahan, dalam hal pemasaran ikan terkait dengan pengembangan wilayah perdesaan di Maluku Tenggara bagi kesejahteraan nelayan.

Optimalisasi dan kontinuitas promosi potensi wisata (WO2)

Keberadaan Kabupaten Maluku Tenggara secara geografis merupakan wilayah perbatasan dan termasuk dalam konsep gugus Pulau Maluku, dapat menciptakan potensi wisata bahari.Hal ini perlu dioptimalkan pelaksanaan dan kontinuitas promosinya, agar mampu menstimulus

pengembangan pembangunan wilayah di Maluku Tenggara. Seiring dengan promosi wisata bahari yang meningkat yang dapat menyebabkan bertambahnya wisatawan domestik dan luar negeri, maka akan menciptakan sebuah demand baru akan produk perikanan tangkap yang dihasilkan oleh nelayan. Kondisi ini akan mendukurng pemanfaatan potensi dari produksi ikan tangkap yang meningkat.

Menyelenggarakan pelayanan prima satu atap (WO3)

Potensi wisata pantai dan wisata bahari dari wilayah perairan Maluku Tenggara disertai dengan peningkatan potensi dan produksi ikan dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB), memerlukan kualitas pelayanan publik yang prima. Strategi yang dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan wilayah di Maluku Tenggara, dengan mengacu pada potensi tersebut adalah dengan menyelenggarakan pelayanan prima satu atap. Konsep aplikasinya dapat berupa pembentukan sebuah badan pelayanan satu atap.

d. Strategi W – T (Weaknesses – Threat)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (WT1)

Strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia dimaksudkan agar mewujudkan manusia Maluku Tenggara yang sehat, cerdas dan trampil mampu mengelola segenap potensi sumber daya pembangunan, secara optimal dan berkelanjutan. Dalam hubungan ini penyediaan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat yang berkualitas (pendidikan, kesehatan, sarana lingkungan dan permukiman dan lain-lain), diupayakan untuk dapat diakses secara mudah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga dapat memperkuat daya saing daerah dan memperkuat kerangka landasan pembangunan yang telah dicapai selama ini.

Menciptakan nilai tambah produk (WT2)

Kondisi iklim atau cuaca yang tidak stabil, ketidakstabilan ekonomi makro dan belum berkembangnya prasarana, kelembagaan dan sistem manajemen perikanan, menyebabkan hasil tangkap ikan tidak dapat dioptimalkan. Pada saat terjadi panen raya, maka hasil tangkap ikan yang melimpah menjadi tidak dapat dioptimalkan pemasarannya sehingga harga jual menjadi rendah. Dengan kelemahan dalam hal kondisi promosi potensi perikanan laut yang tidak berkesinambungan dan terbatas, maka dapat ditetapkan strategi menciptakan nilai tambah produk. Dengan demikian aktivitas pemasaran ikan harus berhubungan dengan proses menciptakan nilai tambah, sehingga hasil produksi ikan tangkap tidak hanya dipasarkan dalam bentuk ikan mentah segar, namun juga dalam varian lain yang memiliki nilai tambah.

Memperjelas batas wilayah perairan (WT3)

Maraknya kegiatan pencurian ikan (illegal fishing) dari nelayan luar negeri selain disebabkan pengamanan wilayah perairan yang belum optimal, juga disebabkan oleh batas wilayah perairan yang kurang jelas. Hal ini disebabkan salah satunya oleh kondisi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana yang belum memadai. Strategi yang dapat digunakan adalah

memperjelas batas wilayah perairan, agar kegiatan atau aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan secara illegal dapat diminimalisir.

Merancang sistem manajemen perikanan terpadu (WT4)

Inefisiensi biaya transportasi menyebabkan perolehan laba bersih dari aktivitas penangkapan ikan menjadi kurang optimal, sehingga diperlukan sebuah sistem manajemen perikanan terpadu. Sistem manajemen perikanan terpadu yang dapat menciptakan koordinasi harmonis pada rantai saluran distribusi pemasaran ikan. Dengan adanya sistem manajemen perikanan terpadu, maka akan dapat mengoptimalkan promosi potensi perikanan laut di Maluku Tenggara secara berkesinambungan. Sistem manajemen perikanan terpadu juga akan dapat memberikan informasi batas wilayah dan pelestarian ekosistem dengan jelas, sehingga dapat meminimalisir pencurian ikan dan tetap menjaga ekosistem laut.