• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kebugaran

3. Pengukuran Kebugaran

Pengukuran terhadap komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan melalui pengukuran volume oksigen maksimal (VO2maks). VO2maks adalah jumlah oksigen maksimal dalam tubuh manusia yang berguna untuk beraktivitas sehari-hari dalam satuan ml/kg/menit (HoegerdanHoeger, 2011a). Menurut Nieman (2011), VO2maks merupakan kapasitas oksigen maksimal dalam tubuh yang diambil, didistribusikan dan digunakan tubuh selama beraktivitas. Nilai VO2maks dipengaruhi oleh tiga fungsi tubuh yaitu 1) fungsi sistem pernafasan, untuk menentukan jumlah oksigen yang ditransportasikan melalui darah dan diserap oleh paru-paru. 2) fungsi sistem muskolaskeletal yang bertugas mengubah karbohidrat dan lemak menjadi Adenosine Triphosphate (ATP) sebagai energi untuk melakukan kontraksi otot dan produksi panas. 3) fungsi dari sistem kardiovaskular yang berperan dalam memompa dan mendistribusikan oksigen dalam darah ke seluruh tubuh(HoegerdanHoeger, 2014).

Pengukuran kebugaran bertujuan untuk memantau kebugaran seseorang yang dianjurkan dilakukan selama 3 - 6 bulan sekali. Dalam penelitian ini, pengukuran kebugaran tidak langsung yang digunakan sebagai indikator nilai kebugaran responden, yakni menggunakan metode 20m shuttle run test. Literatur

menyebutkan bahwa pengukuran kebugaran dibagi atas dua jenis yaitu kebugaran langsung dan tidak langsung, seperti berikut :

a. Tes Kebugaran Langsung

Pengukuran VO2Maks terbagi atas dua cara, yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran VO2maks secara langsung dengan menggunakan alat seperti treadmill dan ergometer seperti berikut :

1) Tes Treadmill

Treadmill test adalah tes kebugaran dengan menggunakan alat khusus yang dapat diatur kecepatan dan kemiringannya. Tes ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik maksimal seseorang (VO2maks) untuk menggambarkan derajat kebugaran (Puskesjasrek, 2000).Tes treadmill merupakan tes maksimal yang paling sering digunakan. Hasil tes ini berupa nilai kebugaran dalam MET-s atau dalam ml O2/kg BB/menit. Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat treadmill dan stopwatch yang dilakukan selama 4 menit. Kecepatan alat treadmill yang dianjurkan pada rentang 2 sampai 4.5 mphdan kemudian dihitung menggunakan rumus (Ashok, 2008)seperti pada persamaan (2.1) berikut:

(2.1)

Keterangan:

0 = jenis kelamin perempuan 1 = jenis kelamin laki-laki

VO2 Maks =1,51 + (21.8 x kecepatan) – (0.327 x denyut jantung) –

(0.263 x kecepatan x umur) + (0.00504 x denyut jantung x umur) + 5.98n x jenis kelamin)

2) Tes Ergometer Sepeda

Tes kebugaran ini hampir sama dengan treadmill, yang membedakan hanya alat yang digunakan yaitu cycle ergometer. Ergocycle Test yaitu tes mengayuh sepeda argometer yang dipergunakan untuk menilai tingkat kebugaran berdasarkan kemampuan aerobik seseorang pelaksanaan tes ini dibedakan menjadi dua model pembebanan, yaitu pembebanan sub maksimal dan pembebanan maksimal. Pengukuran denyut nadi dilakukan selama 4 menit dan setiap menit diberikan beban tambahan jika denyut nadi per menit telah memenuhi batas yang ditentukan (HoegerdanHoeger, 2014). Tes ini merupakan tes submaksimal, yang sering dilakukan adalah tes ergometer sepeda Astrand dan Fox. Hasil tes adalah nilai kebugaran dalam ml O2/kg BB/menit.

Penelitian Hapsari (2007),terhadap remaja Persatuan Sepak Bola Pasuruan menunjukkan bahwa latihan yang terprogram dan terukur dapat memberikan peningkatan kapasitas VO2maks antara 10%-20% menjelaskan bahwa kebugaran khususnya kapasitas aerobik dapat ditingkatkan melalui latihan aerobik dengan memperhatikan faktor seperti intensitas latihan, frekuensi latihan dan lama latihan dalam training zone.

Penelitian lain menyebutkan bahwa VO2maks yang tidak berjalan kaki secara umum dari 60 siswa yang tidak berjalan kaki mempunyai klasifikasi VO2maks sangat kurang dengan persentase 57,8%, 37,8% kurang, dan 4,4% lainnya sedang dan yang berjalan kaki secara umum dari 60 siswa yang berjalan kaki mempunyai klasifikasi VO2maks sedang dengan persentase 51,1%, dan 24,4% kurang. Sedangkan 17,8% termasuk kurang sekali dan 6,7% lainnya termasuk dalam kategori baik. Rata-rata

kapasitas vital paru siswa yang berjalan kaki dan yang tidak berjalan kaki dapat dikatakan sama atau tidak berbeda secara signifikan (Alfian, 2012)

b. Tes Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tes VO2maks secara tidak langsung terbagi atas dua jenis tes naik turun tangga dan tes lapangan. Tes naik turun tangga telah berkembang, diantaranya : 1) YMCA 3 minutes step test adalah tes kebugaran yang dilakukan dengan menggunakan kurs setinggi 12 cm dengan pengaturan metronome 96 bpm. 2) Queen’s College step test adalah jenis tes kebugaran yang dengan cara naik turun kursi sebanyak 24 kali dalam satu menit untuk laki-laki dan 22 kali dalam satu menit untuk perempuan yang dilakukan selama tiga menit, 3) Canadian home fitness test merupakan tes kebugaran dengan metode naik turun tangga setinggi 20.3 cm dan4) Chester step test dengan menggunakan tinggi kursi yang bervariasi antara 15-30 cm yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan usia responden (Ashok, 2008).

1) Tes Balke

Tes Balke adalah tes kebugaran yang dilakukan dengansubjek berjalan cepat atau berlari selama 15 menit dengan jarak tempuh 1 atau 1.5 mil. Salah satu prosedur dari tes Balke ini subjek tidak boleh berhenti diam atau istirahat di dalam lintasan (Budiman, 2014). Kebugaran subjek dapat dihitung dengan persamaan (2.2), berikut:

(2.2) Keterangan:

a = Jarak yang ditempuh selama lari 15 menit dalam meter. VO2 Maks ml O2/kg BB/menit = 0.172 (( a : 15 ) – 133 ) + 33.3))

Tes lari 15 menit Balke merupakan tes maksimal yang dilakukan di lapangan.Tes ini merupakan tes lapangan yang baik dan sering digunakan untuk tes kebugaran atlet bersama dengan tes lari 12 menit dari tes Cooper(HoegerdanHoeger, 2011a).

2) Tes Cooper

Tes kebugaran sama hampir sama dengan tes Balke, yang berbeda hanya lama waktu dari tes yang harus dijalani oleh subjek, yakni : tes kebugaran Cooper diukur dengan berlariatau berjalan selama 12 menit dengan jarak 2,4 Km (dalam menit), dan 4,82 Km untuk berjalan cepat (HoegerdanHoeger, 2011a).

3) Shuttle Run Test 20 m

Shuttle Run Test 20 m adalah tes kebugaran lapangan yang menggunakan estimasi VO2maks dengan cara berlari sepanjang 20meter (sesuai dengan garis start dan finish yang sudah ditentukan) bolak balik dan mengikuti tanda yang telat ditentukan dengan peningkatan level kecepatan di setiap titik (tanda beep) tertentu. Kecepatan lari tahap awal pada umumnya yaitu sebesar 8,0km/jam sampai 85 km/jam dan akan terus meningkat sebanyak 0,5km/jam disetiap menitnya. Tanda beep terdiri atas dua jenis, single beep menunjukkan tanda berakhirnya waktu di setiap lap. Bunyi triple beep menunjukkan bahwa subjek harus meningkatkan kecepatan larinya. Subjek dinyatakan gagal apabila tertinggal sebanyak dua kali berturut-turut tanda beep atau kelelahan (Ashok, 2008).

Pada penelitian ini, tes kebugaran yang digunakan adalah 20m shuttle run test. Terdapat beberapa persamaan yang dibuat oleh para peneliti untuk estimasi nilai VO2maks dengan menggunakan shuttle run test. Estimasi nilai VO2maks dengan menggunakan shuttle run test dengan melihat tabel berikut :

Tabel 2.1

Estimasi Nilai VO2maks berdasarkan level 20 m shuttle run test Level VO2maks (ml/kg/menit) Level VO2maks (ml/kg/menit)

1 17.20 11 50.50 2 20.00 12 54.10 3 23.05 13 57.46 4 26.26 14 60.92 5 29.85 15 64.40 6 33.25 16 67.80 7 36.75 17 71.15 8 40.20 18 74.58 9 43.60 19 78.10 10 47.10 20 81.55

Sumber : (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005)

Persamaan (2.3) yang memprediksi nilai VO2maks(Matsuzaka dkk., 2004), yaitu:

B. (2.3) Keterangan :

VO2maks = Asupan oksigen maksimum (ml/kg/menit)

G = Jenis kelamin (0 untuk laki-laki ; 1 untuk perempuan)

A = Usia (tahun)

BMI = Indeks Massa Tubuh (Kg/m2)

TL = Total lap

Menurut (Puskesjasrek, 2000)kategori VO2maks (ml/kg/min) terbagi atas lima kategori, seperti yang tercantum pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Kategori VO2maks

Kategori VO2maks (ml/Kg/min)

<30 31-39 40-49 Sangat kurang <25.0 <25.0 <25.0 Kurang 25.0 – 33.7 25.0 – 30.1 25.0-26.4 Sedang 33.8 – 42.5 30.2 – 39.1 26.5 – 35.4 Baik 42,6 – 51.5 39.2 – 48.0 35.5 – 45.0 Baik sekali 51.6 + 47.1 + 45.1 + Sumber : (Puskesjasrek, 2000)

Metode metode 20m shuttle run test dipilih sebagai metode tes kebugaran pada penelitian ini karena mudah, dapat melakukan tes dalam satu waktu (7-8 peserta tes), hasil cepat diperoleh serta dapat dilakukan didalam dan diluar ruangan.

Dokumen terkait