• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengumpulan Data

Dalam dokumen SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN FKIK (Halaman 88-105)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.4 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan sekunder.

4.4.1 Data Primer

Data primer dilakukan dengan cara pengukuran langsung yaitu dengan penyebaran kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadarkan daftar pertanyaan berupa formulir-formulir untuk diisi oleh responden (Malik, 2016).

65 4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari instansi tempat penelitian seperti profil perusahaan PT. Indogravure, data pekerja (jumlah pekerja), serta data terkait lingkungan fisik pada unit produksi PT. Indogravure.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian, berupa kuesioner, formulir observasi, dan formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang digunakan adalah NIOSH Generic Job Questionnaire yang memuat 21 variabel penyebab stres kerja dan tiga indikator stres berupa gejala perubahan psikologis, fisiologis, dan perilaku. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Stres Kerja

Variabel stres kerja terdiri dari pertanyaan-pertanyaan berupa perubahan yang terjadi pada responden seperti perubahan fisiologis, psikologis dan juga perubahan perilaku. Pertanyaan terkait perubahan pada fisiologis, psikologis dan juga perilaku terdapat pada kuesioner bagian P hingga R, dimana pertanyaan terkait perubahan fisiologis terdapat pada kuesioner bagian P1-P17. Adapun pertanyaan terkait perubahan psikologis dan perilaku terdapat pada kuesioner bagian Q1-Q20 dan R1-R4.

66

Skoring pada pertanyaan perubahan fisiologis (item pertanyaan P1-P17) terdiri dari 1 jika tidak pernah, 2 jika jarang, 3 jika kadang-kadang, 4 jika sering dan 5 jika sangat sering. Selanjutnya skoring pertanyaan berupa perubahan psikologis (item pertanyaan Q1-Q20) terdiri dari 0 jika hampir tidak pernah (kurang dari 1 hari), 1 jika jarang terjadi (sekitar 1-2 hari), 2 jika kadang-kadang terjadi (sekitar 3-4 hari), dan 3 jika hampir terjadi setiap waktu (sekitar 5-7 hari). Skoring pada pertanyaan perubahan perilaku (item pertanyaan R1-R4) terdiri dari 2 jika ya dan 1 jika tidak. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas data apakah stres kerja berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa stres kerja tidak berdistribusi normal. Kemudian, stres kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu stres (≥ median atau 1,21) dan tidak stres (< median atau 1,21). 2. Lingkungan Fisik

Variabel pertanyaan lingkungan fisik terdiri dari 10 pernyataan yang terdapat pada bagian C1-C10 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan untuk variabel ini terdiri dari dua yaitu 1 jika benar dan 2 jika salah. Dari 10 pernyataan, terdapat beberapa pernyataan yang memiliki skor berkebalikan yaitu pernyataan pada C1, C2, C5, C9 dan C10. Sehingga skoring yang dilakukan untuk pernyataan pada C1, C2, C5,

67

C9, dan C10 menjadi skor 2 jika benar dan skor 1 jika salah. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait lingkungan fisik. Contoh perhitungannya adalah misal pada responden A menjawab pertanyaan C1 benar, C2 benar, C3 benar, C4 salah, C5 salah, C6 benar, C7 salah, C8 benar, C9 salah, C10 benar. Maka skor yang didapatkan adalah untuk C1= 2, C2= 2, C3= 1, C4= 2, C5= 1, C6= 1, C7= 2, C8= 1, C9= 1, C10= 2, sehingga total yang didapatkan adalah 15 skor. Kemudian dibagi dengan 10 karena terdapat 10 pertanyaan sehingga didapatkan rata-rata skor adalah 1,5. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas data apakah lingkungan fisik berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa lingkungan fisik tidak berdistribusi normal. Kemudian, lingkungan fisik akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu buruk (≥ median atau 1,30) dan tidak stres (< median atau 1,30).

3. Konflik Peran

Variabel konflik peran terdiri dari 8 pernyataan yang terdapat pada bagian D3, D5, D7, D8, D10, D11, D12, dan D14 dalam kuesioner. Skoring yang dilakukan untuk variabel ini adalah skor 1 jika sangat tidak tepat sekali, skor 2 jika sangat tidak tepat, skor 3 jika kurang tepat, skor 4 jika tidak tepat, skor 5 jika tepat, skor 6 jika sangat tepat, skor 7 jika sangat tepat sekali. Kemudian dihitung rata-rata skor

68

pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait konflik peran. Contoh perhitungannya adalah misal pada responden A memiliki skor untuk D3= 3, D5= 5, D7= 4, D8= 2, D10= 4, D11= 3, D12= 3, D14= 6, sehingga total skor yang didapatkan oleh responden A adalah 30. Kemudian dibagi dengan 8 dikarenakan terdapat 8 pernyataan sehingga rata-rata skor yang didapatkan oleh responden A untuk variabel konflik peran adalah 3,75. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah konflik peran berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa konflik peran tidak berdistribusi normal. Kemudian, konflik peran akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,19) dan rendah (< median atau 3,19).

4. Ketaksaan Peran

Pertanyaan pada variabel ketaksaan peran terdiri dari 6 pernyataan yang terdapat pada bagian D1, D2, D4, D6, D9, dan D13 pada kuesioner. Seluruh pernyataan pada variabel ini memiliki skoring yang berkebalikan dengan item pernyataan pada variabel konflik peran, sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 7 jika sangat tidak tepat sekali, skor 6 jika sangat tidak tepat, skor 5 jika kurang tepat, skor 4 jika tidak tepat, skor 3 jika tepat, skor 2 jika sangat tepat, dan skor 1 jika sangat tepat sekali. Kemudian dihitung rata-rata skor pada

69

responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait ketaksaan peran. Contoh perhitungannya adalah misal pada responden A memiliki skor untuk pernyataan D1= 3, D2= 6, D4= 4, D6= 5, D9= 7, D13= 4, sehingga total skor yang didapatkan adalah 29. Kemudian dibagi dengan 6 dikarenakan terdapat 6 pernyataan sehingga rata-rata skor yang dimiliki responden A untuk variabel ketaksaan peran adalah 4,83. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah ketaksaan peran berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa ketaksaan peran tidak berdistribusi normal. Kemudian, ketaksaan peran akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,42) dan rendah (< median atau 2,42).

5. Konflik Interpersonal

Variabel konflik interpersonal terdiri dari 16 pernyataan yang terdapat pada bagian E1-E16 pada kuesioner. Dari ke-16 item pernyataan terdapat pernyataan dengan skor yang terbalik yaitu pernyataan E1, E5, E7, E8, E10, E12, dan E14. Skoring pada item pernyataan E1, E5, E7, E8, E10, E12, dan E14 adalah skor 5 jika sangat tidak setuju, skor 4 jika tidak setuju, skor 3 jika netral, skor 2 jika setuju, dan skor 1 jika sangat setuju. Sementara skoring pada item pernyataan E2, E3, E4, E6, E9, E11, E13, E15, dan E16 adalah skor 1 jika sangat

70

tidak setuju, skor 2 jika tidak setuju, skor 3 jika netral, skor 4 jika setuju, dan skor 5 jika sangat setuju.

Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait konflik interpersonal. Contoh perhitungannya adalah misal pada responden A memiliki skor E1= 5, E2= 4, E3= 5, E4= 4, E5= 2, E6= 3, E7= 2, E8= 3, E9= 4, E10= 5, E11= 2, E12= 1, E13= 3, E14= 2, E15= 4, E16= 2 sehingga total yang didapatkan adalah 51, kemudian dibagi 16 karena terdapat 16 pernyataan sehingga rata-rata skor yang didapatkan adalah 3,19. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah konflik interpersonal berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa konflik interpersonal berdistribusi normal. Kemudian, konflik interpersonal akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi penelitian yaitu tinggi (≥ mean atau 2,10) dan rendah (< mean atau 2,10).

6. Ketidakpastian Pekerjaan

Variabel ketidakpastian pekerjaan terdiri dari lima pertanyaan yang terdapat pada bagian F1-F5 pada kuesioner. Seluruh pernyataan dalam variabel ini memiliki skoring yang berkebalikan sehingga skoring yang dilakukan pada variabel ini adalah skor 5 jika sangat tidak yakin, skor 4 jika tidak yakin, skor 3 jika cukup yakin, skor 2 jika yakin

71

dan skor 1 jika sangat yakin. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait ketidakpastian pekerjaan. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah ketidakpastian pekerjaan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa ketidakpastian pekerjaan tidak berdistribusi normal. Kemudian, ketidakpastian pekerjaan akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,40) dan rendah (< median atau 2,40).

7. Kontrol Kerja

Variabel kontrol kerja terdiri dari 16 pertanyaan yang terdapat pada bagian G1-G16 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika sangat kecil, skor 2 jika kecil, skor 3 jika cukup besar, skor 4 jika besar dan skor 5 jika sangat besar. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait kontrol kerja. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah kontrol kerja berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kontrol kerja tidak berdistribusi normal. Kemudian, kontrol kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi

72

penelitian yaitu rendah (< median atau 3,00) dan tinggi (≥ median atau 3,00).

8. Kurangnya Kesempatan Kerja

Variabel kurangnya kesempatan kerja terdiri dari empat pertanyaan yang terdapat pada bagian H1-H4 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika sangat mudah, skor 2 jika mudah, skor 3 jika cukup mudah, skor 4 jika sulit, dan skor 5 jika sangat sulit. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait kurangnya kesempatan kerja kerja. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah kurang kesempatan kerja berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kurang kesempatan kerja tidak berdistribusi normal. Kemudian, kurang kesempatan kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 4,00) dan rendah (< median atau 4,00).

9. Jumlah Beban Kerja

Variabel jumlah beban kerja terdiri dari 11 pertanyaan yang terdapat pada bagian I1-I4 dan J1-J7 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika tidak ada, skor 2 jika tidak terlalu banyak, skor 3 jika agak banyak, skor 4 jika banyak dan skor 5 jika sangat banyak. Namun, terdapat beberapa item pertanyaan yang memiliki skor

73

yang berkebalikan, yaitu item pertanyaan J1, J2, J5 dan J7, sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 5 jika tidak ada, skor 4 jika tidak terlalu banyak, skor 3 jika agak banyak, skor 2 jika banyak, dan skor 1 jika sangat banyak. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait jumlah beban kerja. Adapun contoh perhitungan yang dilakukan adalah misal pada responden A memilki skor I1= 2, I2= 3, I3= 5, I4= 4, J1= 2, J2= 3, J3= 4, J4=4, J5= 5, J6= 2, J7= 1 sehingga total skor yang didapatkan adalah 35. Selanjutnya dibagi dengan 11 dikarenakan terdapat 11 pernyataan sehingga rata-rata skor yang didapatkan responden A adalah 3,18. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah jumlah beban kerja berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa jumlah beban kerja tidak berdistribusi normal. Kemudian, jumlah beban kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,27) dan rendah (< median atau 3,27).

10. Variasi Beban Kerja

Variabel variasi beban kerja terdiri dari tujuh pertanyaan yang terdapat pada bagian I1-I7 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika tidak pernah, skor 2 jika jarang, skor 3 jika kadang-kadang, skor 4 jika sering, dan skor 5 jika sangat sering. Kemudian

74

dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait variasi beban kerja. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah variasi beban kerja berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variasi beban kerja berdistribusi normal. Kemudian, variasi beban kerja akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi penelitian yaitu tinggi (≥ mean atau 3,52) dan rendah (< mean atau 3,52).

11. Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain

Variabel tanggung jawab terhadap pekerja lain terdiri dari empat pertanyaan yang terdapat pada bagian J8-J11 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika tidak ada, skor 2 jika tidak terlalu banyak, skor 3 jika agak banyak, skor 4 jika banyak dan skor 5 jika sangat banyak. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait tanggung jawab terhadap pekerja lain. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah tanggung jawab terhadap pekerja lain berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap pekerja lain tidak berdistribusi normal. Kemudian, tanggung jawab terhadap pekerja

75

lain akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,75) dan rendah (< median atau 2,75).

12. Kemampuan yang Tidak Digunakan

Variabel kemampuan yang tidak digunakan terdiri dari tiga pertanyaan yang terdapat pada bagian I8-I10 dalam kuesioner. Variabel ini memiliki skoring yang berkebalikan, sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 5 jika tidak pernah, skor 4 jika jarang, skor 3 jika kadang-kadang, skor 2 jika sering, dan skor 1 jika sangat sering. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait kemampuan yang tidak digunakan. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah kemampuan yang tidak digunakan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kemampuan yang tidak digunakan tidak berdistribusi normal. Kemudian, kemampuan yang tidak digunakan akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,67) dan rendah (< median atau 2,67). 13. Tuntutan Mental

Variabel tuntutan mental terdiri dari lima pertanyaan yang terdapat pada bagian K1-K5 dalam kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika sangat setuju, skor 2 jika agak setuju, skor 3 jika agak

76

tidak setuju, skor 4 jika sangat tidak setuju. Terdapat item pertanyaan yang memilki skor yang berkebalikan yaitu K1, K2, dan K3 sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 4 jika sangat setuju, skor 3 jika agak setuju, skor 2 jika agak tidak setuju, dan skor 1 jika sangat tidak setuju.

Setelah itu, dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait tuntutan mental. Adapun contoh perhitungan yang dilakukan adalah misal pada responden A memilki skor K1= 2, K2= 3, K3= 4, K4= 2, K5=5, sehingga total skor yang dihasilkan adalah 16. Kemudian dibagi dengan 5 dikarenakan terdapat 5 pernyataan sehingga rata-rata skor yang didapatkan oleh responden A adalah 3,2. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah tuntutan mental berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa tuntutan mental tidak berdistribusi normal. Kemudian, tuntutan mental akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,25) dan rendah (< median atau 3,25).

14. Shift Kerja

Variabel shift kerja terdiri dari dua pertanyaan yang terdapat pada bagian B2 dan B3 dalam kuesioner. Adapun hasil ukur variabel shift kerja adalah:

77 2. Shift Siang

3. Shift Pagi 15. Umur

Variabel umur diukur dari responden lahir hingga waktu dilakukannya penelitian (ulang tahun terakhir). Hasil ukur pada variabel umur adalah umur responden (dalam tahun).

16. Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin dilihat dari perbedaan secara biologis dan fisiologis pada laki-laki dan perempuan. Adapun hasil ukur variabel jenis kelamin adalah:

1. Perempuan 2. Laki-laki 17. Masa Kerja

Variabel masa kerja dilihat dari berapa lama waktu yang telah dilalui pekerja sejak bekerja di PT. Indogravure. Hasil ukur variabel ini adalah lama masa kerja responden dalam bulan.

18. Status Pernikahan

Variabel status pernikahan merupakan keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan pada responden sesuai dengan yang tertera pada kartu identitas responden. Hasil ukur pada variabel ini adalah:

1. Tidak menikah 2. Menikah

78 19. Kepribadian Tipe A

Variabel kepribadian tipe A terdiri dari 20 pernyataan dimana terdapat pada bagian O1-O20 pada kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika sangat tidak tepat, skor 2 jika tidak tepat, skor 3 jika tidak tahu, skor 4 jika tepat dan skor 5 jika sangat tepat.

Dari 20 pernyataan tersebut, terdapat beberapa pernyataan yang memiliki skor berkebalikan, yaitu pada O3, O6, O8, O9, O11, O12, O14, O15, O16, O18, sehingga skoring yang dilakukan adalah skor 5 jika sangat tidak tepat, skor 4 jika tidak tepat, skor 3 jika tidak tahu, skor 2 jika tepat, skor 1 jika sangat tepat. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait kepribadian tipe A. Begitu setersunya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah kepribadian tipe A berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kepribadian tipe A tidak berdistribusi normal. Kemudian, kepribadian tipe A akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 3,25) dan rendah (< median atau 3,25).

20. Penilaian Diri

Variabel penilaian diri terdiri dari 10 pernyataan yang terdapat pada bagian L1-L10 dalam kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika sangat tidak setuju, skor 2 jika tidak setuju, skor 3 jika netral,

79

skor 4 jika setuju, dan skor 5 jika sangat setuju. Dari 10 pernyataan, terdapat beberapa pernyataan dengan skor berkebalikan yaitu pada pada L2, L3, L6, L7, dan L9 ssehingga skor yang dilakukan adalah 5 jika sangat tidak setuju, skor 4 jika tidak setuju, skor 3 jika netral, skor 2 jika setuju, dan skor 1 jika sangat setuju. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait penilaian diri. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah penilaian diri berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa penilaian diri berdistribusi normal. Kemudian, penilaian diri akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi penelitian yaitu buruk (≥ mean atau 3,57) dan baik (< mean atau 3,57).

21. Aktivitas di Luar Pekerjaan

Variabel aktivitas di luar pekerjaan terdiri dari 7 pertanyaan yang terdapat pada bagian M1-M7 dalam kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah skor 1 jika ya dan skor 0 jika tidak. Kemudian dihitung rata-rata total skor pada responden penelitian dengan menjumlahkan skor jawaban responden sejumlah pertanyaan yang ada kemudian dibagi dengan jumlah responden penelitian. Begitu seterusnya untuk responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah aktivitas di luar

80

pekerjaan berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa aktivitas di luar pekerjaan tidak berdistribusi normal. Kemudian, aktivitas di luar pekerjaan akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point median populasi penelitian yaitu tinggi (≥ median atau 2,00) dan rendah (< median atau 2,00).

22. Dukungan Sosial

Variabel dukungan sosial terdiri dari 12 pertanyaan dimana terdapat pada bagiam N1-N12 dalam kuesioner. Skoring yang dilakukan adalah 1 jika tidak pernah bercerita masalah pribadi, skor 2 jika tidak membantu, skor 3 jika jarang membantu, skor 4 jika kadang membantu, dan skor 5 jika sangat membantu. Kemudian dihitung rata-rata skor pada responden penelitian dengan membagi total skor jawaban responden dengan jumlah pernyataan terkait dukungan sosial. Begitu seterusnya pada responden lainnya.

Selanjutnya setelah didapatkan seluruh rata-rata pada tiap-tiap responden, dilakukan uji normalitas data apakah dukungan sosial berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa dukungan sosial berdistribusi normal. Kemudian, dukungan sosial akan dibagi menjadi 2 dengan cut off point mean populasi penelitian yaitu tinggi (≥ mean atau 4,14) dan rendah (< mean atau 4,14).

Setiap item pertanyaan dalam kuesioner ini menggunakan poin skala likert yang berbeda-beda, dimana terdapat item dengan skala empat poin skala likert, lima poin skala likert, dan tujuh poin skala likert. Berikut

81

merupakan contoh pemberian skoring untuk pertanyaan dengan 5 poin skala likert seperti dalam Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Skoring Instrumen NIOSH Generic Job Stress Questionnaire Sangat

tidak setuju

Tidak setuju

Netral Setuju Sangat setuju Skor item positif 1 2 3 4 5 Skor item negatif 5 4 3 2 1

Contoh skoring yang akan dilakukan yaitu pada variabel ketidakpastian pekerjaan yang memiliki 5 pertanyaan. Untuk variabel tersebut hitung rata-rata nilai yang didapatkan pada satu orang, yaitu:

F1 + F2 + F3 + F4 + F5/5

Hitung rata-rata setiap responden pada tiap variabel penelitian. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data untuk melihat kenormalan data pada masing-masing variabel. Kemudian tiap variabel diketagorikan menjadi dua dengan cut off point mean atau median populasi penelitian. Apabila data berdistribusi normal maka cut off point adalah mean populasi penelitian, sementara apabila data tidak berdistribusi normal maka cut off point adalah median populasi penelitian.

4.6 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Dalam dokumen SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN FKIK (Halaman 88-105)

Dokumen terkait