• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN FKIK (Halaman 194-200)

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.2 Saran

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja perlu adanya pengendalian serta pencegahan untuk mengurangi konsekuensi terjadinya stres kerja pada pekerja, baik pengendalian dari pihak manajemen maupun dari pekerja, sebagai berikut:

7.2.1 Bagi Perusahaan

1. Melakukan komunikasi yang efektif dengan pekerja mengenai cara penyelesaian pekerjaan untuk mengendalikan konflik peran yang dirasakan pekerja.

2. Melakukan evaluasi terhadap uraian kerja pekerja produksi dan melakukan komunikasi yang efektif sebelum bekerja. Komunikasi yang efektif dilakukan untuk menyampaikan peran serta tanggung jawab pekerja produksi secara jelas serta pekerja dapat menyampaikan hambatan yang dirasakan selama melakukan pekerjaan.

3. Pembuatan program kegiatan konseling secara periodik bulanan untuk mendiskusikan masalah yang terjadi pada pekerja terutama terkait masalah konflik interpersonal pekerja. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh pihak Kepala Bagian Produksi yang bekerja sama dengan pihak HRD - GA (Human Resources Development –

171

General Affair). Hasil dari konseling tersebut dapat digunakan untuk mencari strategi penyelesaian konflik. Misalnya dengan menempatkan pekerja yang sedang terlibat konflik untuk bekerja dalam 1 grup shift dalam rangka penyelesaian konflik,

4. Pembuatan kegiatan outdoor seperti gathering perusahaan, dimana kegiatan ini dapat dilakukan untuk membangun hubungan interpersonal yang baik antara pekerja dengan pekerja atau pekerja dengan atasan. Selain itu, kegiatan ini dapat dilakukan sebagai langkah dalam melepas penat dari rutinitas pekerjaan serta langkah mencegah terjadinya peningkatan stres akibat beban serta rutinitas pekerjaan.

5. Menciptakan dan mempertahankan kualitas lingkungan fisik agar tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan, seperti melakukan pengendalian teknis (memasang penghalang atau barrier) untuk meredam suara bising yang dihasilkan oleh mesin, meningkatkan pengawasan secara intensif terhadap pemakaian alat pelindung telinga (ear plug) dan memberikan sanksi bagi yang tidak menggunakannya, serta pemberian ventilasi dilusi yang dibantu dengan fan untuk mengendalikan suhu di area kerja.

6. Menetapkan kontrak kerja yang jelas mengenai status kepegawaian pekerja produksi, serta menerapkan kebijakan yang jelas mengenai kepastian kerja untuk mengurangi rasa khawatir pekerja terhadap ketidakpastian pekerjaan yang dirasakan.

172

7. Melakukan pendistribusian beban kerja yang sama antar pekerja, dengan harapan dapat menjadikan pekerja tidak merasa memiliki beban kerja yang berat sendiri.

8. Meningkatkan keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan untuk meningkatkan kontrol pekerja serta partisipasi pekerja terhadap pekerjaan.

9. Dapat membuat kegiatan senam sehat secara periodik tiap minggu, dimana diharapkan dalam kegiatan tersebut selain dapat digunakan untuk langkah mengurangi stres yang dirasakan pekerja dapat pula untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, baik antara sesama rekan kerja maupun antara pekerja dengan atasan. Dapat pula dilakukan pembangunan sarana olahraga jika memungkinkan, dimana sarana tersebut dapat digunakan pekerja dalam melakukan kegiatan fisik (olahraga) untuk mengurangi perasaan stres yang dialami.

10. Penjaringan calon pekerja produksi yang sesuai dengan bidang keahlian saat calon pekerja masih sekolah. Penjaringan/perekrutan yang sesuai menjadikan calon pekerja tetap dapat menggunakan kemampuannya saat masih di bangku sekolah, sehingga perasaan terkait kemampuan yang tidak digunakan dapat dikurangi. Selain itu dapat pula dilakukan pemberian pelatihan bagi pekerja baru yang belum pernah memiliki keahlian dalam bekerja dengan mesin atau berhadapan dengan mesin.

173 7.2.2 Bagi Pekerja

1. Mengatur waktu dengan baik dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan dengan kehidupan pribadi sehingga terjadi keseimbangan antara pekerjaan yang dilakukan dengan kehidupan pribadi yang dimiliki.

2. Menambah relasi dengan teman di luar perusahaan saat ini agar memudahkan mencari lowongan kerja baru apabila kontrak kerja dengan perusahaan saat ini sudah habis.

3. Mempertahankan dalam penggunaan alat pelindung telinga (ear plug) yang telah disediakan oleh manajemen perusahaan agar melindungi dari paparan bising terus menerus yang dapat mengakibatkan masalah pendengaran, walaupun kebisingan di area kerja tidak terlalu tinggi.

4. Menjaga serta meningkatkan hubungan interpersonal yang baik sesama rekan kerja. Serta apabila merasa memiliki konflik dengan rekan kerja, dapat dibicarakan dengan atasan untuk meminta pendapat mengenai cara penyelesaian masalah. Selain itu juga dapat membicarakan masalah konflik tersebut dengan rekan kerja yang bertikai agar dapat segera menyelesaikan masalah yang terjadi sehingga tidak berlarut-larut.

174 7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Melakukan penyebaran serta pengisian kuesioner secara langsung kepada responden agar maksud dan tujuan penelitian dapat tersampaikan dengan jelas.

2. Mendampingi serta melakukan pemantauan terhadap responden selama melakukan pengisian kuesioner agar tidak terjadi kerjasama antar responden.

3. Menggunakan instrumen penelitian lain yang lebih objektif dibandingkan dengan instrumen self-reported measurement.

175

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, R., Widyahening, I,S., Amri, Z., Kusumawardhani, A. 2011. Stressor Kerja dan Insomnia pada Petugas Pemadam Kebakaran di Jakarta Selatan. Journal Indonesian Medical Association, 61(12).

Aghaei, M., Asadollahi, A., Moezzi, A. D., Beigi, M., Parvinnejad, F., 2013. The Relation Between Personality Type, Locus of Control, Occupational Satisfaction and Occupational Exhaustion and Determining the Effectiveness of Stress Innoculation Trainng (SIT) on Reducing It Among Staffers of Saipa Company. Journal of Recent Science, 2(12) : 6-11.

Agustin, D., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Pekejra Shift di PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon. Universitas Indonesia, Depok. Airmayanti, D., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi PT. ISM. Bogasari Flour Mills Tbk. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

AIS., 2013. Workplace Stress. Diakses dari http://www.stress.org/workplace-stress/ pada tanggal 5 Mei 2017.

Almasitoh, U, H., 2011. Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islam, 8(1): 63-82.

Aldwin, C. M., 2007. Stress, Coping, and Development: An Integrative Perspective. The Guilford Press, United States of America.

Amalina, N., Huda., Hejar., 2016. Jib Stress and Its Determinants Among Academic Staff in a University in Klang Valley, Malaysia. Int Journal of Public Helath and Clinical Sciences, 3(6): 125 -136.

Amran, Y. 2012. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

176

Anton., 2009. The Impact of Role Stress on Workers Behavior Through Job Satisfication and Organizational Commitment. International Journal Psychology, 44(3): 187-194.

Antoniou, P, F., & Vlachakis, A.N., 2006. Gender and Age Differences in Occupational Stress and Professional Burnout Between Primary and High-school Teachers in Greece. Journal of Managerial Psychology, 81, 682-690. APA., 2012. Measures of Organizational Stressors. Diakses melalui

http://supp.apa.org/books/Preventive-Stress-Management-Second/organizationalstressors.pdf pada 20 Oktober 2017.

APA., 2016. Stress : The Different Kind of Stress. Diakses melalui http://www.apa.org/helpcenter/stress-kinds.aspx.

Ariawan, I., 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. FKM Universitas Indonesia, Depok.

Arisona, A.S. 2008. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Kerja dengan Tingkat Stres Kerja pada Karyawan Bagian Tebang Angkut di Pabrik Gula Rejo Agung Baru Madiun. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Ariyanto, A., Ceacilia, S.W., Arie, D., 2015. Analisis Tingkat Stres dan Performansi Masinis Daerah Operasional II Bandung. J. Online Institut Teknologi Nasional, 3(1).

Arwani, Z., 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Anggota IKAPI, Jakarta. Barkhuizen, N., Rothmann, S., 2008. Occupational Stress of Academic Staff in

South African Higher Education Institutions. South African Journal of Psychology, 38: 321-336.

Barling, J., Kelloway, E.K., Frone, M.R., 2005. Handbook of Work Stress. Sage Publications Inc, United States of America.

Dalam dokumen SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN FKIK (Halaman 194-200)

Dokumen terkait