FAKTOR DETERMINAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT INDOGRAVURE TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
Disusun Oleh:
SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN 1113101000075
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2018
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Januari 2018
Satrio Budi Prakosa Rachman, NIM : 1113101000075
FAKTOR DETERMINAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT INDOGRAVURE TAHUN 2017
(xxiii + 174 halaman, 48 tabel, 2 bagan, 2 lampiran)
ABSTRAK
Stres kerja merupakan gangguan fisik serta emosional pekerja yang diakibatkan ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan, serta sumber daya pekerja. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada pekerja produksi di PT. Indogravure menunjukkan bahwa 14 dari 30 pekerja (46,7%) mengalami stres kerja. Stres kerja yang tidak ditanggulangi dengan baik, maka akan menimbulkan dampak negatif baik bagi pekerja, maupun perusahaan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada pekerja produksi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada September – Oktober 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 76 sampel pekerja produksi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis bivariat dengan Uji Chi-Square dan uji Mann-Whitney.
Proporsi stres kerja pada pekerja produksi sebesar 51,3%. Terdapat empat faktor yang secara statistik berhubungan dengan stres kerja, yaitu konflik interpersonal (p-value = 0,039), ketidakpastian pekerjaan (p-value = 0,022), variasi beban kerja (p-value = 0,040), dan aktivitas di luar pekerjaan (p-value = 0,032).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap stres kerja. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar melakukan langkah pengendalian seperti, melakukan komunikasi efekif dengan pekerja untuk mengendalikan konflik peran, pendistribusian beban kerja yang sama antar pekerja, menerapkan strategi penyelesaian konflik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antar pekerja, menetapkan kebijakan yang jelas mengenai kepastian pekerjaan agar rasa khawatir terhadap ketidakpastian pekerjaan dapat berkurang, serta meningkatkan keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan terkait kondisi pekerjaan.
Kata Kunci : Stres Kerja, Pekerja Produksi, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire
iii
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY DEPARTMENT
Undergraduate Thesis, January 2018
Satrio Budi Prakosa Rachman, NIM : 1113101000075
DETERMINANT FACTORS OF JOB STRESS AMONG PRODUCTION WORKERS AT PT. INDOGRAVURE IN 2017
(xxiii + 174 pages, 48 tables, 2 charts, 2 attachments)
ABSTRACT
Job stress is a physical and emotional disturbances as a result of mismatch between the demands of the job and the ability, as well as the worker’s. resources. Based on preliminary research on production workers in PT. Indogravure, suggested that there were 14 of the 30 workers (46,7%) who had experienced the job stress. Job stress that is not addressed properly, it will cause negative impact for both workers and companies. The purpose of this research is to know the factors related to job stress on production workers.
This research is a quantitative research with cross sectional study design. The data was collected from September until October 2017 with 76 samples of production workers. The data analysis used with Chi-Square Test and Mann-Whitney Test.
Prevalence of job stress among production workers is 51,3%. There are four factors that are statistically related to job stress such as interpersonal conflict value = 0,039), job future ambiguity value = 0,022), variance in workload (p-value = 0,040), and activity outside of work (p-(p-value = 0,032).
There are several factors that affected the work stress. Therefore, the researcher suggested to perform the control measures by, do effective communication with workers to control role conflict, distributing the same workload among the workers, implementing conflict resolution strategies to resolve conflicts that occured between workers, establishing clear policy regarding to job security so that the fear of job uncertainty can be reduced, and increased the involvement of workers in making decisions related to work conditions.
Keyword : Job Stress, Production Workers, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
FAKTOR DETERMINAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT INDOGRAVURE TAHUN 2017
Telah diperiksa, disetujui, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Januari 2018
Oleh:
SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN NIM. 1113101000075
Mengetahui,
Pembimbing
Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, S.KM., M.KKK
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
v
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUI PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, Januari 2018
Ketua Sidang,
Dr. M. Farid Hamzens, M.Si NIP. 19630621 199403 1 001
Anggota Penguji Sidang I,
Catur Rosidati, S.KM, M.KM NIP. 19750210 200801 2 018
Anggota Penguji Sidang II,
Ir. Rulyenzi Rasyid, M.KKK
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama Lengkap : Satrio Budi Prakosa Rachman
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 25 Agustus 1995
Agama : Islam
Alamat : Jln. AMD. Babakan Pocis RT:002/RW:02, Kec. Setu, Tangerang Selatan, 15315
No. Telepon : +(62) 822-2026-6806
Email : satrio.budiprakosa@gmail.com satrio.budi13@mhs.uinjkt.ac.id
RIWAYAT PENDIDIKAN
1999 – 2001 : RA/TKA Al-Amanah
Serpong, Tangerang Selatan
2001 – 2007 : SD Negeri Pamulang 1
Pamulang, Tangerang Selatan
2007 – 2010 : SMP Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
Pamulang, Tangerang Selatan
2010 – 2013 : SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
Pamulang, Tangerang Selatan
2013 - Sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
RIWAYAT ORGANISASI
2007 – 2008 : Anggota Ekstrakulikuler Teater
Teater SMP Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
vii
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2015 – 2016 : Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Organisasi, Departemen Pengembangan Organisasi
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2015 – 2016 : Sekretaris Departemen Finance
Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Jakarta
2016 – 2017 : Sekretaris – Bendahara
Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2016 – 2017 : Bendahara Umum (Treasurer)
Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Jakarta
PENGALAMAN PRAKTIK BELAJAR DAN KERJA
2016 : Praktik Belajar Lapangan (PBL) I di Puskesmas Cisoka,
Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang pada 11 Januari – 22 Januari 2016
2016 : Praktik Belajar Lapangan (PBL) II di Puskesmas Cisoka,
Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang pada 8 Februari – 26 Februari 2016
2017 : Magang di Komite K3 Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,
Jakarta pada 23 Januari – 28 Februari 2017
PENGALAMAN TRAINING DAN WORKSHOP
2015 : Pelatihan Manajemen dan Analisa Data Kesehatan oleh HMPS
Kesehatan Masyarakat
2015 : Workshop “Safety In The Process Industries” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
2015 : Workshop “Ergonomi di Tempat Kerja” oleh PJK3 Fairuz Artha
viii
2016 : Fasilitator Pelatihan Manajemen dan Analisa Data Kesehatan oleh
HMPS Kesehatan Masyarakat
2016 : Pelatihan Manajemen Organisasi Kemahasiswaan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2016 : Legislative Training oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016 : Workshop “Risk Management and Loss Control” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
2016 : Workshop “Fire Management and Explosion” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
SEMINAR
2014 : Seminar Pengembangan Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
“Optimalisasi Pemenuhan Regulasi Prasarana Perlintasan Kereta Api Demi Stabilitas Transportasi Nasional”
2014 : Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat “Upaya Menghadapi
Tantangan Kesehatan Masyarakat Indonesia post MDGs: Healthy People –Healthy Environment” oleh Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta
2015 : Seminar Pengembangan Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
“Peduli Keselamatan Berkendara: Aku dan Ojek Online Tertib Berlalu Lintas”
2016 : Seminar Kajian Ilmu K3 Bersama “Pengenalan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001: 2015 dan Contoh Implementasinya” oleh Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Jakarta
PENGALAMAN KARIR DAN PRESTASI
2004 : Peserta Pelatihan Dokter Kecil SD Negeri Pamulang 1
2005 : Peserta English Story TellingCompetition Tingkat Kecamatan
Pamulang
2006 : Peserta Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Kecamatan
ix
2007 : Anggota Saka Bakti Husada SMP Negeri 4 Tangerang Selatan
2011 : Peserta Lomba Cerdas Cermat Undang Undang Dasar 1945 dan
TAP MPR RI Tingkat Kota Tangerang Selatan
2012 : Peserta Lomba Cerdas Cermat Undang Undang Dasar 1945 dan
TAP MPR RI Tingkat Kota Tangerang Selatan
2012 : Partisipasi Olimpiade Siswa Nasional bidang Kimia Tingkat Kota
Tangerang Selatan
2014 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan (OPAK)
Angkatan 2014 oleh BEM FKIK
2015 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan
(OPAK) Angkatan 2015 oleh DEMA FKIK
2015 : Panitia Milad FKIK Ke-11 Winning Eleven
2016 : Pengawas Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK)
Angkatan 2016
2016 : Pimpinan Sidang Pembentukan Organisasi Peminatan dan
Keilmuan (OPK) oleh Senat Mahasiswa FKIK
2016 : Tim Acara (EO) dalam Seminar Profesi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2016 : Pimpinan Sidang Pemilihan Ketua Umum Senat Mahasiswa FKIK
Periode 2017
2017 : Penginput Data Tekanan Darah pada Bulan Hipertensi Nasional
x
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor Determinan Terhadap Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Di PT Indogravure Tahun 2017”. Shalawat beserta salam yang teriring doa semogaselalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa atas izin AllahSWT mengajarkan umatnya
untuk terus memperoleh ilmu pengetahuan yang kelakbermanfaat bagi sesamanya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam proses
memperoleh gelar sarjana. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis
mendapatkan bantuan serta dukungan baik berupa ilmu, moril, do’a serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat, kasih sayang serta karunia-Nya yang telah
diberikan;
2. Orang tua dan kakak penulis yang selalu mendukung baik secara moril maupun
materil;
3. Prof Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
4. Ibu Fajar Ariyanti, SKM., M.Kes., Ph.D dan Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes.,
Ph.D selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
xi
5. Ibu Fase Badriah, M.Kes., Ph.D selaku pembimbing akademik dan Wakil
Dekan III yang selalu memberikan motivasi dan nasihat kepada penulis baik
secara langsung maupun tidak langsung.
6. Ibu Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, M.KKK selaku dosen pembimbing yang
selalu menyediakan waktu untuk memberikan nasihat serta motivasi dan
bimbingan serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi;
7. Ibu Catur Rosidati, M.KM, Bapak Dr. M. Farid Hamzens dan Bapak Ir.
Rulyenzi Rasyid, M.KKK selaku penguji skripsi yang telah memberikan saran
serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi agar skripsi
ini bisa menjadi lebih baik lagi;
8. Bapak Mahmud Gandin selaku Manajer Keuangan PT. Indogravure, sekaligus
teman ayah dalam bantuannya memberikan kesempatan untuk dapat
melakukan penelitian di Indogravure;
9. Bapak Cahya selaku Pembimbing Lapangan dan Staff HRD-GA dalam
memberikan kesempatan untuk dapat melakukan penelitian dan memberikan
bimbingan selama pelaksaan proses turun lapangan;
10.Bapak Fandi Sanjaya selaku kepala shift bagian produksi PT. Indogravure serta
rekan-rekan produksi yang telah menerima dan membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian di PT.Indogravure;
11.Bapak, Ibu staff HRD-GA yang telah membantu penulis selama proses
pelaksanaan penelitian skripsi;
12.Teman-teman Kesehatan Masyarakat khususnya K3 angkatan 2013 atas
xii
13.Muhammad Luthfi dan Muhamad Febriansyah, terima kasih atas dukungan
moriil yang telah diberikan diberikan;
14.Kak Nur Najmi Laila, M.KKK, selaku senior yang mau direpotkan dalam
diskusi dan selalu memberikan saran serta nasihat kepada penulis agar skripsi
ini menjadi lebih baik lagi;
15.Rekan-rekan satu perjuangan dan seperbimbingan Ibu Rahmah (Aqil, Widya,
Nanda, Mega, Sanni, Dhanty, Iis) terima kasih selalu memberikan semangat
kepada penulis agar skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya;
16.Teman-teman Super Happy Family dan SEMA Tempo Dulu 2016 atas dukungan, semangat serta do’a yang diberikan;
17.Teman-teman DEMA FKIK Periode 2015 dan Tim Solid BEM FKIK 2014
terima kasih atas dukungan yang diberikan selama ini baik materil maupun
moriil serta kenangan dan pengalaman yang diberikan selama penulis menjadi
anggota di dalamnya.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, masih terdapat kekurangan
serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dalam perkembangan ilmu Kesehatan Masyarakat khusunya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, November 2017
xiii
1.3 Pertanyaan Penelitian ... 9
1.4 Tujuan Penelitian ... 10
1.4.1 Tujuan Umum ... 10
1.4.2 Tujuan Khusus ... 11
1.5 Manfaat Penelitian ... 12
1.5.1 Bagi Institusi Fakultas ... 12
1.5.2 Bagi Perusahaan ... 12
1.5.3 Bagi Pekerja ... 12
1.5.4 Bagi Peneliti ... 13
1.6 Ruang Lingkup... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1 Definisi Stres ... 14
2.2 Mekanisme Stres ... 15
2.3 Stres Kerja ... 16
2.4 Gejala Stres Kerja ... 18
2.5 Dampak Stres Kerja ... 19
xiv
2.6.1 Faktor Pekerjaan... 21
2.6.2 Faktor Individual ... 35
2.6.3 Faktor Di Luar Pekerjaan ... 44
2.6.4 Faktor Pendukung ... 45
2.7 Pengukuran Stres Kerja... 46
2.8 Instrumen Penelitian ... 47
2.9 Pencegahan dan Pengendalian Stres ... 50
2.10 Kerangka Teori ... 53
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 55
3.1 Kerangka Konsep ... 55
3.2 Definisi Operasional ... 57
3.3 Hipotesis ... 61
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 62
4.1 Desain Penelitian ... 62
4.5 Instrumen Penelitian ... 65
4.6 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 81
4.6.1 Validitas ... 81
4.7.4 Data Cleaning (Membersihkan Data) ... 84
4.8 Analisa Data ... 85
4.8.1 Analisa Univariat ... 85
4.8.2 Analisa Bivariat ... 86
xv
5.1 Gambaran Umum PT. Indogravure ... 88
5.1.1 Profil PT. Indogravure ... 88
5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 89
5.2 Analisis Univariat ... 90
5.2.1 Gambaran Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 90
5.2.2 Gambaran Faktor Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 90
5.2.2.1 Distribusi Lingkungan Fisik ... 90
5.2.2.2 Distribusi Konflik Peran ... 91
5.2.2.3 Distribusi Ketaksaan Peran... 91
5.2.2.4 Distribusi Konflik Interpersonal ... 92
5.2.2.5 Distribusi Ketidakpastian Pekerjaan... 93
5.2.2.6 Distribusi Kontrol Kerja ... 93
5.2.2.7 Distribusi Kurang Kesempatan Kerja ... 94
5.2.2.8 Distribusi Jumlah Beban Kerja ... 94
5.2.2.9 Distribusi Variasi Beban Kerja ... 95
5.2.2.10 Distribusi Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain ... 95
5.2.2.11 Distribusi Kemampuan yang Tidak Digunakan ... 96
5.2.2.12 Distribusi Tuntutan Mental ... 96
5.2.2.13 Distribusi Shift Kerja ... 97
5.2.3 Gambaran Faktor Individual pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 97
5.2.3.1 Distribusi Umur Pekerja ... 97
5.2.3.2 Distribusi Masa Kerja ... 98
5.2.3.3 Distribusi Kepribadian Tipe A ... 98
5.2.3.4 Distribusi Penilaian Diri ... 99
5.2.3.5 Distribusi Jenis Kelamin ... 99
5.2.3.6 Distribusi Status Pernikahan ... 100
5.2.4 Gambaran Faktor di Luar Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 100
5.2.4.1 Distribusi Aktivitas di Luar Pekerjaan ... 100
5.2.5 Gambaran Faktor Pendukung pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 101
xvi
5.3 Analisa Bivariat ... 101 5.3.1 Hubungan Antara Lingkungan Fisik dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 101 5.3.2 Hubungan Antara Konflik Peran dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 102 5.3.3 Hubungan Antara Ketaksaan Peran dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 103 5.3.4 Hubungan Antara Konflik Interpersonal dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 104 5.3.5 Hubungan Antara Ketidakpastian Pekerjaan dengan Stres Kerja
pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 104 5.3.6 Hubungan Antara Kontrol Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 105 5.3.7 Hubungan Antara Kurangnya Kesempatan Kerja dengan Stres
Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 106 5.3.8 Hubungan Antara Jumlah Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 107 5.3.9 Hubungan Antara Variasi Beban Kerja dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 107 5.3.10 Hubungan Antara Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain
dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ... 108 5.3.11 Hubungan Antara Kemampuan yang Tidak Digunakan dengan
Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 109 5.3.12 Hubungan Antara Tuntutan Mental dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 110 5.3.13 Hubungan Antara Shift Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 110 5.3.14 Hubungan Antara Umur dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 111 5.3.15 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 112 5.3.16 Hubungan Antara Status Pernikahan dengan Stres Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 113 5.3.17 Hubungan Antara Kepribadian Tipe A dengan Stres Kerja pada
xvii
5.3.18 Hubungan Antara Penilaian Diri dengan Stres Kerja pada Pekerja
Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 114
5.3.19 Hubungan Antara Aktivitas di Luar Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 115 5.3.20 Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 116
BAB VI PEMBAHASAN ... 117
6.1 Keterbatasan Penelitian ... 117
6.2 Gambaran Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 117
6.3 Hubungan Antara Faktor Pekerjaan Dengan Stres Kerja ... 121
6.3.1 Hubungan Antara Lingkungan Fisik Dengan Stres Kerja ... 121
6.3.2 Hubungan Antara Konflik Peran Dengan Stres Kerja ... 124
6.3.3 Hubungan Antara Ketaksaan Peran Dengan Stres Kerja ... 127
6.3.4 Hubungan Antara Konflik Interpersonal Dengan Stres Kerja ... 130
6.3.5 Hubungan Antara Ketidakpastian Pekerjaan Dengan Stres Kerja ... 133
6.3.6 Hubungan Antara Kontrol Kerja Dengan Stres Kerja... 135
6.3.7 Hubungan Antara Kurangnya Kesempatan Kerja Dengan Stres Kerja ... 137
6.3.8 Hubungan Antara Jumlah Beban Kerja Dengan Stres Kerja ... 139
6.3.9 Hubungan Antara Variasi Beban Kerja Dengan Stres Kerja ... 142
6.3.10 Hubungan Antara Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain Dengan Stres Kerja ... 144
6.3.11 Hubungan Antara Kemampuan yang Tidak Digunakan Dengan Stres Kerja ... 146
6.3.12 Hubungan Antara Tuntutan Mental Dengan Stres Kerja ... 148
6.3.13 Hubungan Antara Shift Kerja Dengan Stres Kerja ... 149
6.4 Hubungan Antara Faktor Individu Dengan Stres Kerja ... 152
6.4.1 Hubungan Antara Umur Dengan Stres Kerja... 152
6.4.2 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja ... 153
6.4.3 Hubungan Antara Status Pernikahan Dengan Stres Kerja ... 155
6.4.4 Hubungan Antara Kepribadian Tipe A Dengan Stres Kerja ... 156
6.4.5 Hubungan Antara Penilaian Diri Dengan Stres Kerja ... 158
6.5 Hubungan Antara Faktor di Luar Pekerjaan Dengan Stres Kerja ... 159
xviii
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 165
7.1 Simpulan ... 165
7.2 Saran ... 170
7.2.1 Bagi Perusahaan ... 170
7.2.2 Bagi Pekerja ... 173
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 174
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Instrumen Pengukuran Stres Kerja ... 48
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen ... 57
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen ... 57
Tabel 4.1 Skoring Instrumen NIOSH Generic Job Stress Questionnaire ... 81
Tabel 4.2 Daftar Kode Variabel ... 83
Tabel 4.3 Jenis Uji Variabel pada Analisa Univariat ... 85
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Stres Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 90
Tabel 5.2 Distribusi Lingkungan Fisik di Bagian Produksi PT. Indogravure Tahun 2017 ... 90
Tabel 5.3 Distribusi Konflik Peran Pada Pekerja Bagian Produksi ... 91
Tabel 5.4 Distribusi Ketaksaan Peran Pada Pekerja Bagian Produksi ... 92
Tabel 5.5 Distribusi Konflik Interpersonal Pada Pekerja Bagian Produksi ... 92
Tabel 5.6 Distribusi Ketidakpastian Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 93
Tabel 5.7 Distribusi Kontrol Kerja pada Pekerja Bagian Produksi ... 93
Tabel 5.8 Distribusi Kurang Kesempatan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 94
Tabel 5.9 Distribusi Jumlah Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 94
xx
Tabel 5.11 Distribusi Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 95
Tabel 5.12 Distribusi Kemampuan yang Tidak Digunakan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 96
Tabel 5.13 Distribusi Tuntutan Mental pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 96
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Shift Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 97
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Umur pada Pekerja Bagian Produksi di PT.
Indogravure Tahun 2017 ... 97
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Masa Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 98
Tabel 5.17 Distribusi Kepribadian Tipe A pada Pekerja Bagian Produksi ... 98
Tabel 5.18 Distribusi Penilaian Diri pada Pekerja Bagian Produksi ... 99
Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 99
Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 100
Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Aktivitas di Luar Pekerjaan ... 100
Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 101
Tabel 5.23 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Lingkungan Fisik pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 102
xxi
Tabel 5.25 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Ketaksaan Peran pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 103
Tabel 5.26 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Konflik Interpersonal pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 104
Tabel 5.27 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Ketidakpastian Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 105
Tabel 5.28 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kontrol Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 105
Tabel 5.29 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kurangnya Kesempatan Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 106
Tabel 5.30 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Jumlah Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 107
Tabel 5.31 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Variasi Beban Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 108
Tabel 5.32 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Tanggung Jawab Terhadap Pekerja Lain pada Pekerja Bagian Produksi ... 108
Tabel 5.33 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kemampuan yang Tidak
Digunakan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017... 109
Tabel 5.34 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Tuntutan Mental pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 110
Tabel 5.35 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 111
Tabel 5.36 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Umur pada Pekerja Bagian
xxii
Tabel 5.37 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 112
Tabel 5.38 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Status Pernikahan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 113
Tabel 5.39 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Kepribadian Tipe A pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 114
Tabel 5.40 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Penilaian Diri pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 114
Tabel 5.41 Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Aktivitas di Luar Pekerjaan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Indogravure Tahun 2017 ... 115
xxiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ... 54
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada zaman industrialisasi saat ini, setiap industri dituntut untuk
memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini selain dapat memberikan sisi
positif namun dapat pula memberikan sisi negatif, salah satunya dengan
munculnya penyakit akibat kerja yang dapat berpengaruh terhadap
produktivitas tenaga kerja dan dapat memberikan dampak negatif bagi
keselamatan dan kesehatan bagi para tenaga kerja (Nugrahani, 2008).
Berdasarkan data dari Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization) tahun 2013, sebanyak 160 pekerja mengalami sakit
akibat kerja. Sedangkan pada tahun sebelumnya, ILO melaporkan bahwa
angka kematian akibat kecelakaan serta penyakit akibat kerja terdapat 2 juta
kasus per tahun (Kementerian Kesehatan, 2014). Salah satu penyakit yang
diakibatkan terkait pekerjaan adalah stres kerja.
Stres kerja didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman
yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia yang suatu saat
dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut (Murni, 2012).
Sedangkan stres kerja menurut Leka (2003) adalah respon seseorang yang
mungkin timbul saat tuntutan dan beban kerja tidak sebanding dengan
pengetahuan serta kemampuan dan tantangan bagi mereka untuk melaluinya.
Stres kerja menjadi hal yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatan pekerja
ketika pekerjaan yang dilakukan melebihi kapasitas, sumber daya, serta
2
Dalam suatu organisasi, masalah stres kerja menjadi gejala yang
penting untuk diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam
pekerjaan karena stres kerja dapat menjadi pemicu terjadinya kecelakaan
kerja (Daniawati, 2013). Ada beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya
stres kerja pada pekerja, diantaranya terdiri dari faktor pekerjaan, faktor
individu, faktor di luar pekerjaan serta faktor pendukung (Hurrel & McLaney,
1988). Faktor pekerjaan adalah faktor yang bersumber dari situasi serta
kondisi yang berhubungan dengan pekerja di lingkungan kerja. Faktor-faktor
pekerjaan yang disebutkan oleh Hurrel & McLaney (1988) adalah lingkungan
fisik, konflik peran, ambiguitas (ketaksaan) peran, konflik interpersonal,
ketidakpastian pekerjaan, kontrol kerja, kesempatan kerja, jumlah beban
kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain, kemampuan
yang tidak digunakan, tuntutan mental serta shift kerja. Hasil ini telah
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amalina, dkk (2016) dimana
dalam hasil studinya menyebutkan bahwa kejadian stres kerja erat dengan
beberapa faktor pekerjaan seperti beban kerja dan tanggung jawab. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Jalagat (2017), menjelaskan bahwa kemampuan
yang tidak digunakan serta beban kerja yang terlalu banyak merupakan
determinan dari stres kerja serta berpengaruh signifikan terhadap performa
pekerja.
Faktor individual adalah faktor yang timbul dari dalam diri manusia.
Hurrel & McLaney menyebutkan beberapa faktor individual seperti umur,
jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan, kepribadian tipe A, dan
3
berpotensi dalam menyebabkan stres kerja. Penelitian Lady, dkk (2017)
menjelaskan bahwa faktor individual seperti kepribadian tipe A serta
penilaian diri berpotensi dalam menyebabkan terjadinya stres kerja.
Penelitian lain olehAntoniou, dkk (2006) serta penelitian Kiecolt-Glaser
(2003) dalam Ogden (2012) menjelaskan bahwa stres kerja lebih tinggi
dialami oleh wanita, dikarenakan kelelahan secara emosional. Selain itu,
pernikahan yang tidak bahagia serta individu yang bercerai akan memiliki
tingkat stres yang sama tingginya dibanding dengan individu yang memiliki
pernikahan yang bahagia.
Faktor di luar pekerjaan merupakan faktor yang berhubungan dengan
di luar pekerjaan dimana dapat mempengaruhi stres kerja pada seseorang.
(Hurrel & McLaney, 1988). Hurrell (1990) menjelaskan bahwa dalam semua
model stres kerja, aktivitas di luar pekerjaan diakui sebagai salah satu sumber
stres bagi pekerja. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa aktivitas di luar
pekerjaan berpengaruh dalam kejadian stres kerja. Penelitian yang dilakukan
oleh Musangadah (2015), menjelaskan bahwa tuntutan yang berasal dari luar
pekerjaan berpengaruh positif terhadap stres kerja. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Ariyanto, dkk (2015), dimana aktivitas di luar pekerjaan
memiliki hubungan dengan stres kerja.
Adapun faktor pendukung merupakan kemampuan dan semua sumber
yang diperlukan untuk mengurangi dampak stres terhadap individu, dimana
terdiri dari dukungan dari rekan kerja, atasan, teman serta keluarga
(Hurrell & McLaney, 1988). Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh
4
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan
dengan stres kerja yang terjadi pada pekerja. Koradecka (2010) menjelaskan
dukungan sosial yang baik dapat mencegah timbulnya faktor yang dapat
menyebabkan stres.
Stres kerja merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan sering
dikeluhakan oleh pekerja di berbagai Negara. Di Amerika, stres kerja
merupakan masalah yang umum terjadi dan merugikan bagi pekerja (NIOSH,
1999b). Menurut data WHO tahun 2014, di banyak Negara sekitar 8%
penyakit yang ditimbulkan akibat pekerjaan adalah depresi. Dalam sebuah
survei yang dilakukan oleh Princeton Survey Research Associates, diketahui
bahwa tiga dari empat orang di Amerika mengatakan bahwa pekerja pada saat
ini memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan
generasi beberapa tahun sebelumnya (NIOSH, 1999a). Sementara hasil
penelitian Labour Force Survey tahun 2014, menemukan bahwa terdapat
440.000 kasus stres akibat kerja di Inggris dengan angka kejadian sebanyak
1.380 kasus per 100.000 pekerja yang mengalami stres akibat kerja (Sari,
2016). Sementara Komisi Kesehatan Mental Kanada (Mental Health Commission of Canada) tahun 2016, mencatat bahwa setidaknya terdapat 1
dari 5 orang Kanada yang mengalami masalah kesehatan psikologis pada
tahun tertentu serta terdapat 47% pekerja Kanada menganggap bahwa
pekerjaan mereka merupakan bagian yang paling menyebabkan stres dalam
kehidupan sehari-hari.
NIOSH (2000) mencatat bahwa sejak tahun 90-an dari seluruh biaya
5
akibat kerja. Di Negara Inggris sekitar 71% manajer mengalami gangguan
kesehatan fisik maupun mental akibat stres kerja. Penelitian yang dilakukan
oleh AIS (2013), stres kerja menjadi penyebab terjadinya kecelakaan,
absenteisme, turnover pekerja, serta kompensasi asuransi yang menyebabkan kerugian lebih dari US 300 miliar di Amerika Serikat pada setiap tahunnya.
Di Indonesia, stres kerja juga menjadi salah satu masalah dengan angka
yang cukup tinggi. Meskipun belum terdapat data resmi, namun sudah
dilakukan beberapa penelitian terkait stres kerja. Hasil penelitian stres pada
kelompok kerja lebih tinggi dibanding populasi umum, dimana contohnya
adalah di Jakarta pada eksekutif muda kejadian stres mencapai 25% (Kamso
dkk, 2011). Penelitian lain yang dilakukan oleh Besral dan Widiantini pada
tahun 2013 pada pegawai Kementerian Kesehatan diketahui bahwa 79%
pegawai mengalami stres dimana parameter terbesar yang berkaitan dengan
stres adalah pola makan tidak teratur (85%) dan cepat lelah (78%).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mariyam dan Pertiwi (2015) pada
karyawan Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa 95% responden
penelitian mengalami stres kerja meskipun masuk kedalam stres kerja yang
tergolong ringan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan
Sofiana (2013) pada pekerja produksi PT. Chanindo Pratama Piyungan
mencatat bahwa 86,2% pekerja mengalami stres kerja sedang dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi lebih banyak persentase buruk dibanding
persentase baik. Hasil penelitian lain pada pekerja Factory PT. Maruki Internasional Indonesia Tahun 2016 diketahui bahwa 34,4% pekerja
6
Menurut Hawari (2006) dalam Munandar (2008), stres kerja ditandai
dengan adanya keluhan. Adapun keluhan yang dialami dibedakan menjadi
tiga yaitu: fisiologis, psikologis, dan perilaku. Keluhan fisiologis seperti sakit
kepala/pusing, sakit punggung, gangguan seksual, asma/sesak nafas, gugup,
nafsu makan menghilang, badan terasa lemah, letih/lesu. Sedangkan keluhan
psikologis seperti mudah marah, mudah tersinggung, perasaan tertekan,
merasa cemas/gelisah, mudah putus asa. Sementara keluhan perilaku seperti
kurang konsenterasi, cepat merasa lupa, menunda-nunda pekerjaan, serta
dapat melampiaskan dengan kebiasaan merokok, serta konsumsi alkohol
secara berlebih.
Stres yang tinggi dapat menimbulkan pengaruh yang berbeda pada
setiap orang. Perubahan yang timbul akibat stres dapat berupa perubahan
perilaku dan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik (Gibson, 1997). Stres
yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah psikologis yang mengarah
ke psikiatri penyalahgunaan obat, minum alkohol dan kemudian tidak datang
untuk bekerja serta dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang infeksi (Depkes RI, 2006).
Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan berbagai profesi mulai
dari dokter, mekanik, ilmuwan, businessman, salesman, pekerja bidang konstruksi bangunan dan lainnya, mengungkapkan bahwa 18% pekerja
mengalami stres kerja di tempat kerja. Pekerja yang bekerja di bidang
keuangan, memakai shift, sering melakukan dinas berkaitan dengan pekerjaan atau mendapat tanggung jawab yang besar lebih rentan mengalami stres
7
dialami oleh siapa saja dan pekerja di semua bidang, termasuk karyawan di
PT Indogravure.
PT. Indogravure merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
produksi kemasan fleksibel (flexible packaging), dimana perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1971. Perusahaan ini terletak di daerah Rempoa,
Tangerang Selatan. Perusahaan ini merupakan perusahaan pembuat kemasan
fleksibelyang cukup besar di Indonesia. Sebagai perusahaan yang bergerak
di bidang pembuatan kemasan yang akan dikirim ke pelanggan (perusahaan)
yang bergerak di bidang farmasi, makanan, pupuk, kosmetik, serta obat
hewan, menjadikan PT. Indogravure harus terus meningkatkan kualitas dari
hasil produksi yang ada, terlebih apabila permintaan produksi sedang tinggi
dan juga diharuskan terus menerus melakukan perbaikan dengan tujuan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dalam kegiatan proses produksi, PT. Indogravure memiliki lebih dari
100 pekerja yang terbagi dalam beberapa unit salah satunya adalah unit
produksi. Unit produksi memiliki peran dalam pembuatan hasil produksi
berupa kemasan fleksibel yang akan dikirimkan kepada pelanggan. Dalam
pekerjaannya, pekerja produksi dituntut untuk dapat memenuhi target
produksi perusahaan. Selain itu, pekerja produksi harus memastikan semua
hasil produksi dalam keadaan baik dan tidak cacat, dimana pekerja produksi
dituntut untuk terus fokus dalam mengawasi mesin yang berjalan dan melihat
serta memeriksa hasil produksi selama proses kerja. Tuntutan pekerjaan
seperti beban kerja untuk pemenuhan target produksi perusahaan serta
8
mengawasi mesin yang berjalan, merupakan beberapa faktor dalam pekerjaan
yang dapat menimbulkan stres kerja bagi pekerja. Dua faktor tersebut dapat
menimbulkan risiko terjadinya stres kerja pada pekerja.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di bagian produksi PT.
Indogravure, didapatkan bahwa dari responden 30 studi awal, diketahui
bahwa total rata-rata skor yang didapatkan adalah sebesar 1,22. Responden
yang memiliki rata-rata skor diatas 1,22 sebesar 14 orang (46,7%) yang
dianggap memiliki atau mengalami stres kerja. Sedangkan 16 orang (53,3%)
memiliki rata-rata skor dibawah 1,22 yang dianggap tidak memiliki atau
mengalami stres kerja. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat
permasalahan stres kerja yang dirasakan oleh pekerja bagian produksi di
perusahaan tersebut
Upaya pencegahan serta pengendalian stres kerja perlu dilakukan untuk
menghindari pekerja dari dampak negatif yang ditimbulkan. Upaya yang
dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pengukuran stres kerja serta
faktor yang berhubungan dan mempengaruhinya. Berdasarkan penjelasan
serta data-data yang telah didapat, penulis merasa perlu untuk mengangkat
penelitian dengan judul faktor determinan terhadap stres kerja pada pekerja
bagian produksi di PT Indogravure Tahun 2017.
1.2 Rumusan Masalah
PT. Indogravure merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
produksi kemasan fleksibel. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
pembuatan kemasan yang akan dikirim ke pelanggan menjadikan PT.
9
Dalam proses produksi, perusahaan ini memiliki lebih dari 100 pekerja yang
terbagi dalam beberapa unit salah satunya pekerja bagian produksi
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, didapatkan bahwa dari
30 pekerja produksi 14 pekerja (46.7%) diantaranya dianggap mengalami
stres kerja. Sedangkan 16 pekerja (53.3%) dianggap tidak mengalami stres
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan stres kerja
yang dirasakan oleh pekerja bagian produksi di perusahaan tersebut.
Stres kerja yang tidak ditanggulangi dengan baik dapat menimbulkan
efek negatif baik bagi pekerja, maupun perusahaan. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang berhubungan
terhadap stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Indogravure tahun
2017.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT
Indogravure tahun 2017?
2. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan (lingkungan fisik, konflik peran,
ketaksaan peran, konflik interpersonal, ketidakpastian pekerjaan, kontrol
kerja, kurangnya kesempatan kerja, jumlah beban kerja, variasi beban
kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain, kemampuan yang tidak
digunakan, tuntutan mental) pada pekerja bagian produksi di PT
Indogravure tahun 2017?
3. Bagaimana gambaran faktor individual (usia, status pernikahan, masa
kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri) pada pekerja bagian
10
4. Bagaimana gambaran faktor di luar pekerjaan (aktivitas di luar
pekerjaan) pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure tahun 2017?
5. Bagaimana gambaran faktor pendukung (dukungan sosial) pada pekerja
bagian produksi di PT Indogravure tahun 2017?
6. Apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan (lingkungan fisik, konflik
peran,ketaksaan peran, konflik interpersonal, ketidakpastian pekerjaan,
kontrol kerja,kurangnya kesempatan kerja, jumlah beban kerja, variasi
beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain, kemampuan yang
tidak digunakan, tuntutan mental) dengan stres kerja pada pekerja bagian
produksi di PT Indogravure tahun 2017?
7. Apakah ada hubungan antara faktor individual (usia, status pernikahan,
masa kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri) dengan stres kerja
pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure tahun 2017?
8. Apakah ada hubungan antara faktor di luar pekerjaan (aktivitas di luar
pekerjaan) dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT
Indogravure tahun 2017?
9. Apakah ada hubungan antara faktor pendukung (dukungan sosial)
dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure tahun
2017?
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya faktor determinan (faktor-faktor yang mempengaruhi)
terhadap stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure
11 1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran stres kerja pada pekerja bagian produksi di
PT Indogravure tahun 2017.
2. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan (lingkungan fisik, konflik
peran, ketaksaan peran, konflik interpersonal, ketidakpastian
pekerjaan, kontrol kerja,kurangnya kesempatan kerja, jumlah beban
kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain,
kemampuan yang tidak digunakan, tuntutan mental, shift kerja) pada
pekerja bagian produksi di PT Indogravure tahun 2017.
3. Diketahuinya gambaran faktor individual (usia, status pernikahan,
masa kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri) pada pekerja
bagian produksi di PT Indogravure tahun 2017.
4. Diketahuinya gambaran faktor di luar pekerjaan (aktivitas di luar
pekerjaan) pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure tahun
2017.
5. Diketahuinya gambaran faktor pendukung (dukungan sosial) pada
pekerja bagian produksi di PT Indogravure tahun 2017.
6. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan (lingkungan fisik,
konflik peran,ketaksaan peran, konflik interpersonal, ketidakpastian
pekerjaan, kontrol kerja,kurangnya kesempatan kerja, jumlah beban
kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain,
kemampuan yang tidak digunakan, tuntutan mental, shift kerja) dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure
12
7. Diketahuinya hubungan antara faktor individual (usia, status
pernikahan, masa kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri)
dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure
tahun 2017.
8. Diketahuinya hubungan antara faktor di luar pekerjaan (aktivitas di
luar pekerjaan) dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di
PT Indogravure tahun 2017.
9. Diketahuinya hubungan antara faktor pendukung (dukungan sosial)
dengan stres kerja pada pekerja bagian produksi di PT Indogravure
tahun 2017.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Institusi Fakultas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi terkait stres
kerja khusunya stres kerja pada pekerja produksi, untuk peneliti lainnya
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan.
1.5.2 Bagi Perusahaan
Sebagai masukan pada instansi tempat penelitian tentang faktor yang
berhubungan dengan stres kerja agar dapat dilakukan pencegahan serta
dapat dikendalikan secara dini.
1.5.3 Bagi Pekerja
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
13
Sehingga pekerja dapat mengatasi secara dini agar produktivitas pekerja
tidak menurun.
1.5.4 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman serta pengetahuan peneliti
mengenai stres kerja dan faktor yang mempengaruhinya pada pekerja.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas tentang faktor yang berhubungan dengan stres
kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Indogravure. Penelitian ini
dilaksanakan pada tahun 2017 oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tahun 2013.
Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan menggunakan desain studi
cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober
2017. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 76 sampel.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dengan cara pengisian kuesioner. Sedangkan sumber data sekunder
berupa profil instansi tempat penelitian, jumlah pekerja dan data lingkungan
fisik. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis univariat
berupa analisa deskriptif serta analisis bivariat berupa uji Chi Square dan uji
14 2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Stres
Stres merupakan suatu kondisi yang negatif, suatu kondisi yang
mengarah ke timbulnya penyakit fisik ataupun mental atau mengarah ke
perilaku yang tidak wajar (Munandar, 2008). Menurut Siagian (2009), stres
merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan
pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik
biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi
secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan
maupun di luarnya. National Safety Council (2003), menjelaskan bahwa stres
merupakan ketidakmampuan mental, fisik, emosional serta spiritual
seseorang dalam mengatasi ancaman yang pada suatu waktu dapat
mempengaruhi kesehatan orang tersebut.
Hartono (2007) menjelaskan bahwa stres merupakan reaksi nonspesifik
manusia terhadap rangsangan (stimulus stressor). Stres merupakan suatu
reaksi adaptif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang
belum tentu dapat menyebabkan stres bagi orang lain. Perbedaan reaksi
terhadap suatu rangsangan, dikarenakan stres merupakan persepsi individu
terhadap kondisi di dalam lingkungannya (National Safety Council, 2003).
Reaksi stres juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikir,
tingkat pendidikan, serta kemampuan adaptasi seseorang terhadap kondisi
15 2.2 Mekanisme Stres
Rangsangan-rangsangan yang muncul baik secara fisik, kimiawi
maupun psikologis yang merupakan ancaman gangguan pada sistem
homeostasis tubuh dapat memicu respon atau terjadinya stres. Jika tubuh
bertemu dengan stresor, tubuh akan mengaktifkan respon saraf dan hormon
untuk melaksanakan tindakan pertahanan untuk mengatasi keadaan darurat.
Respon tersebut dikendalikan oleh hipotalamus (Shrewood, 1996) dalam
(Kadir, 2017).
Hipotalamus menerima masukan mengenai stresor yang diterima baik
fisik maupun psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari banyak
reseptor di tubuh. Sebagai respon, hipotalamus akan mengaktifkan sistem
saraf simpatis, mengeluarkan hormon CRH untuk merangsang sekresi
hormon ACTH serta kortisol serta memicu pengeluaran vasopresin. Stimulasi
simpatis pada gilirannya menyebabkan sekresi epinephrine, dimana hal ini memiliki efek sekresi terhadap insulin serta glukagon oleh pankreas. Selain
itu terjadi vasokonstriksi arteriol di ginjal oleh katekolamin yang secara tidak
langsung memicu sekresi renin dengan menurunkan aliran darah ke ginjal.
Renin kemudian mengaktifkan mekanisme renin-angiotensin-aldosteron.
Dengan kata lain, selama stres, hipotalamus mengintegrasikan berbagai
respon baik dari sistem saraf simpatis maupun endokrin (Hole, 1981) dalam
16 2.3 Stres Kerja
Menurut NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health)mendifinisikan stres kerja sebagai keadaan psikologis yang mewakili
ketidakseimbangan persepsi seseorang mengenai tuntutan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan kemampuan pekerja dalam mengatasi tuntutan tersebut.
Stres terjadi ketika persyaratan atau tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan
kemampuan, sumber daya serta kebutuhan pekerja (NIOSH, 1999b)
Greenberg (2002) mendifinisikan stres kerja sebagai kombinasi antara
sumber-sumber stres yang berhubungan dalam pekerjaan, karakteristik
individu, dan stresor di luar organisasi. Sementara World Health Organization (2003) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan stres yang
berhubungan dengan kerja adalah respon seseorang yang mungkin timbul saat
tuntutan dan beban kerja tidak seimbang atau sebanding dengan pengetahuan
dan kemampuan serta tantangan bagi mereka untuk mampu
menanggulanginya. Pekerjaan yang sehat seharusnya mampu menyesuailan
antara tekanan kerja dengan kemampuan serta sumber daya yang dimiliki
individu, kemampuan mengontrol pekerjaan dan adanya dukungan dari orang
sekitar.
Stres di tempat kerja bukanlah merupakan fenomena baru. Penyebab
dasar dari terjadinya stres di tempat kerja dipicu oleh beberapa alasan.
Terjadinya perubahan ekonomi dan kemajuan teknologi yang pesat justru
semakin menambah tekanan para pekerja untuk menghasilkan lebih banyak
produk dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebanyak dua dari tiga pekerja
17
klaim yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar US 200 milyar per
tahun yang diakibatkan oleh stres kerja berupa masalah absen, keterlambatan,
kejenuhan, produktivitas yang semakin rendah, angka keluar-masuk tinggi,
kompensasi pekerja, serta peningkatan biaya asuransi kesehatan (National
Safety Council, 2003).
Pada dasarnya stres dipandang dalam dua cara yaitu sebagai stres baik
(eustress) dan stres buruk (distress). Eustress merupakan stres yang bersifat positif dimana stres ini memacu dan mendorong individu untuk memenuhi
ambisi-ambisinya, karena sebagian orang akan tergerak dengan adanya
dorongan atau rangsangan. Distress merupakan stres yang bersifat negatif,
dimana awalnya stres ini merupakan sebuah tantangan namun bergerak
berlawanan arah menjadi ancaman, sehingga menghilangkan kemampuan
individu dalam memelihara serta mempertahankan diri terhadap stimulus atau
rangsangan yang datang dan bahkan hal tersebut dapat menyebabkan
kematian (Munandar, 2008).
Berdasarkan hasil riset d1an pengalaman, National Institute of
Occupational Safety and Health melihat bahwa working condition memiliki peran utama dalam menimbulkan stres kerja. Akan tetapi, peranan dari faktor
individu tidak dapat diabaikan. Menurut pandangan NIOSH pemaparan
dengan working condition dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja secara langsung. Akan tetapi, faktor individu dan situasi lainnya dapat
18 2.4 Gejala Stres Kerja
NIOSH membagi stres, terutama stres akut dalam tiga gejala yaitu
gejala psikologis, fisiologis, dan gejala perilaku. APA (2016) menyatakan
bahwa gejala tersebut masih dapat diatasi apabila dikontrol dengan baik.
Adapun gejala tersebut diantaranya:
a. Gejala psikologis
Adapun gejala psikologis yang sering ditemui mengenai stres akut, antara
lain: nafsu makan menurun, sedih berkepanjangan, sulit berkonsenterasi,
merasa tertekan, pesimis, merasa selalu gagal, selalu merasa ketakutan,
gelisah ketika tidur, merasa kesepian, mudah menangis, merasa
orang-orang tidak ramah, tidak dapat menikmati hidup, berbicara lebih sedikit,
serta merasa tidak disukai orang-orang.
b. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis dari stres akut adalah: wajah terasa panas, sakit
kepala, nyeri dada, mulut kering, napas pendek, tekanan darah tinggi,
nyeri otot, sembelit atau diare, kelelahan, insomnia, mudah sakit,
gangguan pencernaan, jantung berdebar cepat, rahang kaku, berkeringat
banyak, nafsu makan menurun/bertambah, tangan gemetar.
c. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku dari stres akut diantaranya: tidak sabar, suka
berdebat, menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, penggunaan
alkohol/obat-obatan, merokok, serta mengabaikan tanggung jawab.
Gejala stres kerja terutama stres akut apabila tidak ditanggulangi secara
19
penyakit yang berkaitan dengan stres. Hal ini akan menyebabkan atau
menjadikan stres akut berkembang menjadi stres kronis. Perubahan stres akut
menjadi kronis dapat disebabkan karena tuntutan serta tekanan yang terjadi
secara terus menerus, serta sulit untuk diatasi (APA, 2016). NIOSH,
mengemukakan beberapa penyakit yang berkaitan dengan stres kronis, seperti
diabetes, hernia, tuberkulosis, asma, penyakit jantung, rematik, epilepsi,
glaukoma, paralysis, gangguan ginjal, gangguan pernapasan, stroke, anemia,
gangguan hati atau pankreas, gangguan kelenjar tiroid, insomnia, gastritis,
colitis, ulkus lambung, sakit punggung, serta alergi.
2.5 Dampak Stres Kerja
Stres kerja dapat merugikan diri sendiri, pekerjaan, perusahaan serta
masyarakat dimana stres kerja yang berlebihan akan menurunkan
produktivitas seseorang dalam bekerja. Apabila banyak pekerja yang
mengalami stres kerja, maka produktivitas tempat kerja juga akan menurun.
Kerugian pada pekerja tidak hanya berhubungan dengan aktifitas kerja saja
namun dapat meluas pada aktivitas diluar pekerjaan, seperti sulit tidur,
konsterasi menurun, selera makan berkurang (Wantoro, 1999). Robbins
(1998) dalam Daniawati (2013) menjelaskan konsekuensi bagi organisasi
secara tidak langsung yaitu meningkatnya absensi, menurunnya tingkat
produktifitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi,
memicu perasaan teralienasi hingga turnover.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Retnaningtyas (2005)
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dengan
20
(2011) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres
kerja dengan kepuasan kerja. Sedangkan penelitian Suroso dan Siahaan
(2006) diketahui bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja
pekerja, yang artinya semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki pekerja maka
semakin rendah kinerja yang dihasilkan.
Sedangkan menurut Lubis (2006), stres kerja dapat mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penyakit fisik yang diinduksi oleh stres seperti penyakit jantung
koroner, hipertensi, tukak lambung, asma, gangguan menstruasi, dan
lain-lain.
2. Kecelakaan kerja, terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang
tinggi, serta bekerja secara bergilir.
3. Absensi kerja.
4. Lesu kerja, pegawai tidak termotivasi atau kehilangan motivasi kerja.
5. Gangguan jiwa, mulai dari gangguan ringan seperti gugup, tegang,
marah-marah, apatis, dan kurang konsenterasi sampai ketidakmampuan
yang berat seperti depresi dan cemas yang berlebihan.
Lain halnya yang dijelaskan oleh Cox (2002). Menurut Cox (2002) efek
stres yang mungkin muncul dikategorikan meliputi:
1. Dampak Subjektif
Kekhawatiran/kegelisahan, kelesuan, kebosanan, depresi,
keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, perasaan terkucil dan
merasa kesepian.
21
Stres yang dialami pekerja akan berdampak pada perilaku dari
pekerja itu sendiri dalam bekerja diantaranya peledakan emosi dan
perilaku impulsif, makan berlebihan, merokok berlebihan.
3. Dampak Kognitif
Ketidakmampuan mengambil keputusan yang sehat, daya
konsterasi menurun, kurang perhatian, sangat peka terhadap kritik,
dan hambatan mental.
4. Dampak Fisiologis
Tekanan darah meninggi, denyut jantung dan tekanan darah
meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, dan tubuh
panas dingin.
5. Dampak Organisasi
Produktivitas menurun, terasing dari mitra kerja, ketidakpuasan
kerja, menurunnya kekuatan kerja dan loyalitas terhadap instansi.
Kelima jenis dampak tersebut tidak mencakup seluruhnya, dan hanya
mewakili beberapa dampak potensial yang sering dikaitkan dengan stres.
2.6 Determinan Stres Kerja 2.6.1 Faktor Pekerjaan
Faktor pekerjaanadalah penyebab stres yang bersumber dari situasi
serta kondisi yang berhubungan dengan pekerja di lingkungan kerja.
Hurrel & McLaney (1988) menyebutkan bahwa faktor pekerjaan yang
dapat menyebabkan stres kerja antara lain lingkungan fisik, konflik
peran, ketaksaan peran (ambiguitas peran), konflik interpersonal,
22
jumlah beban kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja
lain, kemampuan yang tidak digunakan, tuntutan mental serta shift kerja. a. Lingkungan Fisik
Kondisi fisik kerja memiliki pengaruh terhadap kondisi faal
serta psikologis tenaga kerja dimana kondisi tersebut dapat
berdampak pada kesehatan mental serta keselamatan kerja tenaga
kerja (Munandar, 2008). Kondisi seperti bising, vibrasi maupun
hygiene lingkungan kerja dapat menjadi stresor bagi tenaga kerja.
Menurut penelitian Susilo (2007), lingkungan fisik secara parsial
berpengaruh negatif signfikan terhadap stres kerja pada karyawan,
yang artinya semakin baik lingkungan fisik maka stres kerja akan
menurun.
Hal ini didukung oleh penelitian Arisona (2008), dimana
terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi
terhadap kondisi lingkungan kerja dengan tingkat stres kerja pada
karyawan bagian tebang angkut. Selain itu, penelitian Soep (2012)
menyatakan bahwa ada hubungan antara lingkungan kerja dan stres
kerja dengan P = 0,010. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Ningsih dan Fitri (2016), dimana dalam peneilitannya pada pekerja
industri bengkel las di Pekanbaru mendapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara lingkungan fisik dengan terjadinya stres
kerja
23
Konflik peran biasanya terjadi pada individu ketika tingginya
harapan persuahaan terhadap diri tenaga kerja. Tetapi, tingginya
harapan tersebut mempersulit pencapaian tugas yang diberikan.
Gibson (1997) menyatakan bahwa konflik peran dapat menjadi
stresor yang penting bagi sebagaian orang. Konflik peran biasanya
muncul ketika pekerja diharuskan berperilaku dengan cara yang
bertentangan dengan diri mereka (Munandar, 2008).
Kahn dkk (1964) menyatakan bahwa tekanan dalam
pekerjaan muncul karena adanya dua kondisi yang sering dihadapi,
yaitu konflik peran dan ambiguitas peran. Konflik peran terjadi
ketika seseorang dengan tuntutan yang bertentangan melakukan
peran yang berbeda. Indikator dari konflik peran yang
dikembangkan oleh Rizzo, House dan Lirtzman dalam Mas”ud
(2004) adalah sebagai berikut:
1. Melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang berbeda-beda
dan menerima penugasan tanpa sumber daya manusia yang
cukup untuk menyelesaikannya.
2. Mengesampingkan aturan agar dapat menyelesaikan tugas
dan menerima permintaan dua pihak atau lebih yang tidak
sesuai satu sama lain.
3. Melakukan pekerjaan yang cenderung diterima oleh satu
pihak tetapi tidak diterima oleh pihak lain dan melakukan
24
4. Bekerja di bawah arahan yang tidak pasti serta perintah yang
tidak jelas.
Penelitian Almasitoh (2011) pada perawat di rumah sakit
Yogyakarta menyatakan bahwa konflik peran ganda memiliki
hubungan terhadap terjadinya stres kerja dengan p = 0,000. Selain
itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Jumilah (2015) bahwa
konflik peran ganda yang dialami oleh pekerja wanita di PT. Pelita
Tomangmas Karanganyar memiliki hubungan yang sangat
signifikan dengan terjadinya stres kerja dengan p = 0,000.
Hubungan antara konflik peran ganda dengan stres kerja juga
ditunjukkan pada penelitian Karima (2014) dengan P = 0,007.
Konflik peran yang terjadi di perusahaan akan berdampak pada
tingginya angka absenteisme dan turnover pekerja (Karima, 2014).
c. Ketaksaan Peran
Ketaksaan peran berhubungan dengan ketidakjelasan dalam
memberikan tugas kepada pekerja, sehingga hal ini dapat
menimbulkan terjadinya frustasi serta sulitnya bagi pekerja untuk
mencapai kepuasan dalam bekerja. Ketaksaan peran atau
ambiguitas peran dapat muncul disebabkan kurangnya informasi
atau karena tidak adanya indormasi sama sekali atau informasinya
tidak disampaikan kepada individu mengenai pekerjaannya
(Yasa, 2017). Ketaksaan peran dirasakan jika seorang tenaga kerja
tidak memiliki cukup informasi untuk dapat melaksanakan
25
tertentu (Munandar, 2008). Ketidakpahaman pekerja terhadap
peran yang harus dijalankan akan menimbulkan stres kerja di
tempat kerja (Hubbard, 1998). Semakin tidak jelas peran seseorang
maka semakin rendah pemanfaatan keahlian intelektual,
pengetahuan, dan keahlian kepemimpinan orang tersebut (Gibson,
1997).
Hasil survei yang dilakukan Kahn, dkk (1964) menunjukkan
bahwa 35 persen pekerja merasa bahwa tanggung jawab yang
diberikan kepada mereka tidak jelas sehingga mereka tidak
mengetahui apa yang harus dilakukan (Cardwell dan Flanagan,
2005). Penelitian yang dilakukan oleh Kariam (2014), menyatakan
bahwa ada hubungan antara ketaksaan peran dengan stres kerja
dengan P = 0,043.
d. Konflik Interpersonal
Setiap pekerjaan pasti mengharuskan pekerjanya untuk
berinteraksi dengan orang lain, misal dengan rekan kerja. Dalam
beberapa pekerjaan, interaksi sosial merupakan sumber kepuasan
kerja. Akan tetapi, di sisi lain, interaksi sosial berpotensi
menimbulkan konflik yang daat menimbulkan stres. Penyebab
muncul konflik interpersonal sringkali disebabkan kompetisi antar
pekerja. Di beberapa perusahaan, pekerja diwajibkan mencapai
target untuk bisa mendapat penghargaan atau reward.
Menurut Jex dan Britt (2008) bentuk konflik interpersonal