• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEBIASAAN SHOLAT LIMA WAKTU MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK

Drs. H. Bustamam Ismail NIP. 131454949

Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 3 Jakarta

Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMKN 3 Jakarta, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 15% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna pembiasaan sholat lima waktu.

Judul PTK ini adalah “Meningkatkan kebiasaan sholat lima waktu melalui pemberian motivasi multi aspek”. Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya,

Permasalahan kurangnya kesadaran siswa untuk membiasakan sholat lima waktu. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat lima waktu yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah, beberapa kali survey kecil, setiap kelas yang kami survey tidak lebih 15 % yang sudah melaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih banyak lagi.

Metode yang saya gunakan adalah pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat, melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa, melalui video penciptaan Alam semesta. Sehingga semua potensi rohani dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Mereka didorong untuk mensyukuri nikmatNya yang salah satunya adalah melakukan shalat lima waktu

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar belakang,

Mulai Indonesia merdeka, telah dicanangkan oleh para peminpin bangsa kita, untuk merumuskan tujuan negara muda yang dibangun itu, yaitu membentuk masyarakat yang adil dan makmur.

Setelah melalui beberapa dasawarsa lahirlah pembarauan-demi pembaharuan yang menitikberatkan pembangunan. Pembangunan itu memerlukan tenaga penggerak sebagai motor yang menggerakkan semua aspek dari pembangunan tersebut. Tenaga pengerak tersebut ialah manusia yang mempunyai keahlian (skill), tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan berjalan lancar. Tenaga ahli itu dihasilkan oleh pendidikan, karena itu

pendidikan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan negara, yaitu masyarakat adil dan makmur.

Pemikiran tentang pentingnya pendidikan sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka, Pada awal kemerdekaan lahirlah undang no 4 tahun 1950 jo Undang-undang nomor 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada tahun 1989 lahir Undang-undang nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasonal, terakhir , Permen no 22 tentang standar isi, Permen no 23 tentang standar kompetensi lulusan

B. Rumusan Masalah

Sholat adalah merupakan pangkal tolak pembinaan kepribadian seseorang muslim, yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai tiang Agama Islam, satu- satunya ibadah yang diwajibkan secara berulang setiap hari, seumur hidup. Apabila pembinaan sholat itu terabaikan akan meruntuhkan sendi-sendi Islam itu sendiri sekali gus meluluhlantahkan pembinaan umatnya. Oleh sebab itu peningkatan pembiasaan sholat itu merupakan hal yang urgen untuk diterapkan kepada siswa. Bagaimana memotivasi siswa untuk

membiasakan sholat lima waktu?, Bagaimana mengelola waktu yang singkat untuk tatap muka tapi efektif dan efesien dalam membina mereka.

C. Tujuan Penelitian

Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMKN 3 Jakarta, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 5% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan . Asumsi tersebut jelas

memerlukan metode yang jitu. penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna peningkatan pembiasaan sholat lima waktu

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk untuk acuan pengajaran yang lebih maksimal di masa mendatang minimal untuk bahan kajian yang mengacu kepada kemajuan dimasa mendatang.

BAB. II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA.

Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan kesuksessan masa depan suatu bangsa, itu pulalah yang menyebabkan pemimpin Jepang paska bom Hiroshima dan Nagasaki menanyakan berapa orangkah guru yang masih tertinggal dan selamat.

Pendidikan merupakan pembimbigan seseorang kearah dewasa, baik secara biologis,baik secara ekonomis, baik secara sosiologis. Seseorang yang dewasa harus mempunyai skill life atau kecakapan hidup sehingga dia tidak menjadi beban bagi orang lain, Dia harus mempunyai kepribadian yang mandiri sehingga setiap tantangan, rintangan dan persoalan hidup dapat menerima dengan tenang, kemudian menghadapi dengan cermat, dan mengatasi serta memecahkannya dengan bijaksana.

Hakikat belajar mengajar: menurut Abu Ahmadi hakikat mengajar itu ada

jenis 1. menanamakan pengatahuan kepada anak, 2. menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan kepada anak, 3. suatu aktivitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga

terjadi prases belajar.Hakiakat belajar adalah usaha sadar untuk menguasai

ilmu, untuk dapat menerapkan pengetahuan , untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik. Jadi belajar dan mengajar saling berkaitan dalam suatu proses menuju perubahan pengetahuan, perubahan tingakah laku, perubahan keterampilan dan dapat mengatasi persoalan hidup dengan baik dan mandiri.

A. Kajian Umum Pendidikan

Kegiata belajar mengajar supaya lebih efektif harus memperhatikan sebagai berikut:

1. Tujuan belajar mengajar

Secara umum tujuan belajar mengajar adalah untuk mengubah pengetahuan peserta didik, mengubah kepribadian, mengubah

keterampilan. Jadi dalam pendidikan harus ada perubahan kalau tidak ada perubahan maka kegiatan belajar itu tidak berhasil.

2. Guru sebagai salah satu sumber belajar.

Guru yang membimbing harus orang kompeten, pendidik yang

kompeten adalah guru yang mempunyai kesadaran kependidikan yang tinggi dan memenuhi syarat -syarat seorang guru yang baik.

a. Kesadaran kependidikan.

Menurut J. Murry Lee dalam bukunya” Elementry Education to day and tomorrow, bahwa pada seorang guru sebagai anggota profesi hendaklah terdapat kesadaran profesi seabagai berikut:

1). Kesadaran pertama, adalah kesadaran pelayanan profesi mengemban tugas untuk kepentingan masyarakat. Kesadaran ini diterapkan dan tercermin dalam prilaku di Sekolah dan luar sekolah.

2). Kesadaran kedua, adalah kesadaran profesi guru menuntut kompetensi intelektual dan keterampilan profesi yang cukup tinggi, hal ini berarti adanya kesadaran untuk meniglkatkan harkat, martabat dan wibawa profesi.

3). Kesadaran ketiga, adalah kesadaran tentang jaminan terhadap masyarakat bahwa kita mampu untuk melaksanakan tugas mengajar dengan baik, berarti seorang guru mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

4). Kesadaran keeempat, adalah kesadaran untuk berorganisasi untuk kepentingan meningkatkan aktifitas dan pertumbuhan professional.

Untuk menjadi guru yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1). Ijazah guru.

Seorang guru/pendidik haruslah mempunyai Ijazah guru, karena ijazah ini merupakan bukti otentik bahwa seseorang itu telah mempunyai dasar keguruan.

2). Sehat jasmani dan rohani.

Pendidik haruslah sehat jasmaniyah dan rohaniyah yang dibuktikan dengan keterangan dokter. Hal ini penting sebab orang yang tidak sehat tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik dan teratur, apalagi tugas yang berat karena menyangkut masyarakat.

3). Mempunyai kepribadian yang baik.

Pendidik merupakan contoh hidup( living example) bagi peserta didik, oleh sebab itu gurulah yang lebih dahulu menerapkan norma-norma yang terpuji yang tercermin dalam perbuatannya. 4). Memiliki rasa tanggungjawab,

Pendidik haruslah orang yang bertanggungjawab dapat

meninggalkan norma daerah dan kelompok untuk kepentingan nasional. Sehingga setiap permasalahan dapat dilihat dalam konteks yang luas.

c. Sikap dan sipat-sipat guru yang utama

Pendidik yang baik haruslah memiliki sikap mental dan siapat-sipat yag utama. Sikap dan sifat utama ini akan menjadikan seseorang itu mempunyai wibawa sehingga orang berkeinginan untuk

mengikutinya. Sesuai dengan tugas Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia seabagai pendidik yang ulung, dengan sabdanya: “

sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia ( H.R Bukhari dan Muslim).

Sikap dan sipat-sipat utama itu merupakan kunci kesuksesan seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya. Sikap dan sipat itu antara lain:

1). Adil.

Pendidik haruslah menerima muridnya secara adil, guru tidak membedakan murid yang pintar dengan yang bodoh, yang cakap dengan yang kurang cakap, sehingga murid merasa diperlakukan sama dan secara adil.

2). Percaya dan cinta kepada anak didik dalam arti yang positif. Pendidik haruslah mempercayai murid bahwa mereka mampu mandiri, Guru harus menyenangi murid dalam arti yang positif, sehigga kegiatan akan berjalan dengan penuh kedamaian. Guru harus mempunyai suatu keyakinan bahwa murid mempunyai kata hati yang cendrong kepada yang baik, tetapi kata hati murid masih lemah oleh sebab itu guru mengembangkan dan membimbingnya supaya mempunyai kepribadian mandiri. 3). Sabar dan rela berkorban.

Pendidik haruslah mempunyai kesabaran yang tinggi, sebab seorang pendidik menghadapi manusia yang terdiri dari berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda, kemauan yang

beragam, watak dan kecendrongan yang berbeda pula. Karena orang yang sabar disayang Allah, sesuai dengan firmannya berbunyi: “ Sesungguhnya Allah Cinta orang yang sabar” ( Q.S. Al-Baqoroh 153).

4). Mempunyai kewibawaan terhadap murid.

Kewibawaan adalah pengakuan murid terhadap kelebihan gurunya sehingga mereka terdorong untuk meniru dan mengikutinya dengan sukarela.

5). Guru harus cerah dan riang.

Seorang guru harus cerah dan riang sehingga murid tidak terperangkap dengan perasaan yang tertekan. Mereka akan belajar sambil bermain untuk mencapai tujuan pendidikan.

6). Bersikap baik terhadap guru lainnya.

Rekanan guru adalah merupakan kelompok pendidik yang saling mengisi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau dewan guru atau rekanan guru tidak sejalan dalam mendidik murid, sama halnya laksana dua orang yang satu membangun yang lainnya meruntuhkan, tak mungkinlah gedung akan berdiri. Demikian pulalah rekanan guru yang tak searah, menimbulkan masalah baru, yang akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan.

7). Bersikap baik terhadap masyarakat.

Masyarakat adalah partner guru dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa kerjasama masyarakat dengan guru sulitlah untuk

melaksanakan pendidikan dengan baik. Karena pada hakikatnya guru itu pengabdi dan pelayan masyarakat.

8). Guru harus menguasai materi yang diajarkan.

Penguasaan bahan ajar merupakan keharusan bagi guru, karena tanpa penguasaan materi yang sempurna akan menimbulkan

kehilangan wibawa seorang guru. Bila murid tahu kelemahan gurunya maka akan terjadilah suasana yang tidak serasi. Kalau hal ini terjadi berlarut-larut akan menimbulkan dampak negative pada hasil belajar murid.

9). Guru harus suka pada mata pelajarannya.

Pendidik harus menyenangi pelajaran yang diajarkan, sehingga akan mudah mempersiapkan dan melaksanakan. Pelajaran yang disenangi akan berhasil lebih baik ketimbang pelajaran yang dibenci, karena pelajaran yang disenangi guru menjadikan proses belajar mengajar yang lebih hidup dan gembira.

10). Guru harus mempunhyai pengetahuan yang luas.

Dalam masyarakat tertentu guru dianggap serba tahu segala hal, tempat bertanya kalau tak mengetahui, tempat mencari informasi dansebagainya. Kecewalah masyarakat bila guru panutannya mempunyai banyak kelemahan.

3. Azas didaktik

Dalam Kegiatan belajar hendak memperhatikan pengajaran (azas didaktik) antara lain :

a. Harus ada pemusatan perhatian sehingga semua potensi yang ada pada diri peserta didik dapat berfungsi dengan maksimal.

b. Harus ada keaktifan peserta didik harus aktif dalam proses belajar mengajar, keaktifan itu menunjukan dalam jiwa siswa itu ada proses. c. Kegiatan belajar mengajar itu harus ada bahan yang diragakan

sehingga dapat dilihat oleh siswa,

d. Memperhatikan kemampuan peserta didik. e. Korelasi dan konksentrasi,

4. Bahan pengajaran

a. Bahan pembelajaran harus memenuhi tujuan umum pemdidikan dan tujuan sekolah. Di Negara manapun sekolah adalah tempat

pendidikan, yaitu memberikan endidikan keseluruhan, yang meliputi pendidikan jasmani, rohani, pendidikan perorangan serta

kemasyarakatan.

b. Bahan pengajaran harus sesuai dengan tingkat sekolah,

perkembangan jiwa serta jasmani murid pada umumnya. Maksudnya guru memperhatikan apakah masih tingkat pemula atau menengah atau sudah tingkat tinggi.

c. Bahan pembelajaran pokok pendidikan Agama Islam.

Materi pokok pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan ialah:

1). Keyakinan dan kepercayaan.

Keyakinan dan keperyaan menurut Islam, merupakan fondasi ajaran Islam disebut keimanan. Keimanan inilah yang melandasi semua amal seseorang yang mengaku beragama Islam, Tanpa landasan keimanan yang benar semua amal akan sia-sia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat

18 berbunyi: “ Perumpamaan orang yang kafir dihadapan

Tuhannya, amal-amal mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari berangin badai. Mereka tak bisa mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka

usahakan…”( Q.S. Ibrahim ayat 18).

Ibadah merupakan realisasi dari keimanan seseorang yang sebagai bukti bahw imannya benar. Orang yang mengatakan beriman tidak mengamalkannya disebut fasik, Orang yang

berpura-pura beriman ibadah hanya untuk mengelabui mata atau untuk politis belaka supaya terbebas hokum dunia disebut

munafiq. Manusia munafiq ini diancam Allah dengan firmannya: “

Orang yang munafiq tempatnya di neraka yang paling dalam,

tiada yang dapat menolong mereka” ( Annisa: ayat 145).

3). Cara membaca Al-Qur’an dan membiasakannya.

Al-Qur’an merupakan pedoman pokok umat Islam untuk

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan Al-Qur’an dan hadits Nabilah kita dijamin akan mendapat kebahagiaan dan tidak akan sesat selamanya. Sesuai sabda Nabi Muhammad

SAW berbunyi: “ Telah kutinggalkan bagimu dua perkara apabila

engkau berpegang teguh kepada keduanya engkau tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah(Al-Qur,an) dan sunah

Rasulnya”. (HR. Ibnu ‘Abdil Barri). Oleh sebab itu mempelajari Al-

Qur’an merupakan keharusan bagi umat yang mendambakan petunjuk yang abadi. Sehingga Nabi memberikan dorongan

dengan sabdanya: “ Orang yang paling baik diantara kamu ialah

orang yang belajar Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”.(HR.

Bukhari)

4). Pengetahuan hukum Islam.

Pengatahuan hokum Islam itu menyangkutan aturan pribadi dan masyarakat ataupun sanksi-sanksi Allah yang akan diberlakukan di dunia dan ditangguhkan di akhirat , yang disebut syari’at. Setiap umat Islam mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

sebagai realisasi iman dan penyerahan tanpa syarat keharibaan Allah Maha Kuasa. Sehingga orang yang tidak mau

melaksanakan hukum itu disebut kafir. Sesuai dengan firman

Allah dalam surat Al-Maidah ayat 44 berbunyi: “ … dan siapa

yang tidak menghukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka

mereka itulah orang yang kafir”.(Al-Maidah: 44).

5). Pergaulan hidup antara sesama manusia.

Pergaulan hidup antara sesame manusia, baik sesame muslim atau dengan non muslim disebut mu’amalah. Mu’amalah ini antara lain jual beli, utang piutang, pinjam meminjam, uapah mengupah,cara bertetangga dan cara bermasyarakat.

d. Tema sentral Pendidikan Agama Islam.

Pengertian tema sentral adalah sub mata pelajaran atau pokok bahasan dari pendidikan Agama Islam yang minimal yang harus dicapai pada jenjang pendidikan tertentu. Pada dasarnya tema sentral itupemenuhan harapan orang tua, masyarakat, pemerintah serta kebutuhan siswa itu sendiri tentang pendidikan Agama Islam. 1) Kemapuan siswa untuk beribadah dan membiasakannya dengan

baik dan tertib( kemampuan sholat dan ibadah lainnya). 2) Kemampuan siswa untuk membaca Al-Qur’an dengan baik. 3) Tercerminnya Akhlak yang baik dari siswa.

e. Tolak ukur keberhasilan Pendidikan Agama Islam di SMK.

Setelah membicarakan materi dan tema sentral pendidikan Agama Islam di sekolah, barulah kita dapat menentukan tolak ukurnya atau standar kompetensi Lulusan (SKL).

1). Siswa memiliki pengetahuan fungsional tentang agamanya meliputi pengetahuan tentang keimanan kepada Allah,

keimanan kepada malaekat, keimanan kepada rasul, tentang qadha dan qadar, pengetahuan tentang hukam waris,

munakahat dan sebagainya.

2). Siswa meyakini agamanya dan menghormati orang lain meyakini agamanya. Prinsip ini meliputi antara lain : beriman dengan benar, mensyukuri nikmat Allah dengan memelihara dan mengembangkannya, toleransi terhadap penganut agama lain, serta menjadi warga Negara yang baik.

3). Siswa bergairah beribadah . Hal ini tercermin dalam tindakan siswa antara lain: menunaikan sholat lima waktu, menunaikan sholat jum’at dengan baik, suka sholat tarawih dan idain, menunaikan ibadah puasa bulan Romadhan sesuai dengan syarat dan rukunnya yang ditentukan agama.

4). Siswa berakhlak mulia dan berbudi luhur. Berakhlak mulia dan berbudi luhur dapat dilihat dalam keadaan sehari-hari berupa: suka bertutur bahasa yang sopan, berbuat baik kepada orang lain, suka berbakti kepada orang tua, suka bersih dan

kebersihan, suka memelihara lingkungan hidup, mematuhi aturan yang berlaku, suka mengucapkan kalimat thoibah, suka melakukan kebiasaan yang baik.

5). Siswa dapat membaca kitab suci agamanya dan berusaha dan berusaha memahaminya. Dapat membaca kitab suci ini

tercermin dalam kehidupannya antara lain: suka membaca Al- Qur’an, hapal surat-surat pendek dan mampu menuliskannya. 6). Siswa rajin belajar dan giat bekerja. Kegiatan ini dapat

tanpa perintah dan berusaha mencapai hasil atau berprestasi baik, suka mengerjakan yang baik tanpa perintah, suka membantu, mengunjungi dan mendo’akan temannya yang mendapatkan musibah, peduli terhadap orang yang lemah, ikut memelihara tempat ibadah dan lingkungan sekitarnya.

7). Siswa mensyukuri nikmat Allah swt. Kemauan mensyukuri nikmat Allah dapat dinyatakan berupa: suka memelihara kebersihan dan kesehatan jasmani dan rohani, suka

memelihara milik pribadi dan milik bersama dengan cermat, kemampuan menggunakan ilmu dan keterampilan yang dimiliki untuk kebaikan. Suka memelihara milik bersama untuk

kepentingan umum seperti telpon/ jembatan dan sebagainya. 8). Kemampuan menciptakan kerukunan hidup antar warga dan golongan. Suasana ini tergambar dalam bentuk: siswa tidak mengganggu orang lain dalam beribadah, tidak mengganggu dan merusak tempat ibadah, bergaul dengan orang lain

sekalipun berbeda agama namun tetap menghormati keyakinan agama masing-masing.

5. Metode pengajaran

Metode dan Strategi Belajar ia;lah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, sedangakan metode berasal dari kata Yunani ( Greek ) yang terdiri dari ( metha = melalui/ melewati hodos = jalan/cara ). Jadi metode belajar mengajar berarti jalan atau cara yang yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi dan metode ini mutlak harus digunakan dalam proses belajar mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang maksimal, tanpa metode dan strategi akan mendapatkan banyak kendala dalam

pelaksanaan pendidikan. Hal ini sesuai dengan tuntutan Allah dalam surat 16 An-Nahal ayat 125 berbunyi:

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.

Disini dijelaskan supaya dalam memberikan pelajaran dilaksanakan dengan bijaksana atau dengan strategi dan metode yang baik agar mencapai hasil yang baik pula. Metode yang dapat yang digunakan dalam proses belajar sangat beragam. Menurut Hasibuan Dip. Ed dkk ada enam macam yaitu: metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, simulasi dan demontrasi.

Menurut Tim Bakti Guru, metode belajar mengajar itu terdiri empat belas macam yaitu: Penugasan, proyek, diskusi , ekprimen, widyawisata, bermain peran, demontrasi, sosiodrama, pemecahan masalah, Tanya jawab, ceramah, latihan, bercerita dan pameran.

Menurut Prof Dr Winarno Surakhmad metode belajar mengajar itu terdiri dari delampan metode yaitu: ceramah, tanyajawab, diskusi, latihan, demontrasi, ekprimen, karyawisata dan kerjakelompok.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode belajar mengajar itu bervariasi sekali jika variasi ini diterapkan dengan seksama dalam pengajaran maka guru dan murid tidak akan cepat jemu dalam mengajar. Adapun metode itu ialah:

Metode ceramah suatu metode mengajar yang penyajian materinya melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa.

b. metode Tanya Jawab.

Metode Tanya Jawab suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya.

c. metode diskusi.

Metode diskusi suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu masalah.

d. metode kerja kelompok.

Metode kerja kelompok cara penguasaan bahan pelajaran dengan mengerjakan tugas atau topic secara berkelompok.

e. metode simulasi.

Metode simulasi suatu cara mengajar dengan perbuatan hanya berpura-pura atau berlaku sebagai dalam ituasi tertentu.

f. metode demonstrasi.

Metode demontrasi suatu cara mengjar dengan mempertunjukkan sesuatu atau cara mengerjakan sesuatu.

g. penugasan.

Metode penugasan suatu cara penyajian dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang dispersiapkan guru sehingga dapat

mengalami secara nyata baik perkelompok atau perorangan. h. eksprimen.

Metode eksperimen suatu cara penyajian materi dengan pemberian kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok untuk melakukan percobaan mandiri, siswa merencanakan, menemukan