• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

2) Jurnal Guru

4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E

SMP N 30 Semarang

Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian pada tiap siklusnya diperoleh dari data tes dan nontes. Hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis buku harian dan perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, maka dilakukan tes siklus I. Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan awal para siswa sebesar 67,32. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan awal siswa dalam menulis buku harian masih di bawah target yang telah ditentukan untuk siklus I dan II sebesar 70.

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis buku harian setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling digunakan data tes yang diperoleh dari tes pada siklus I dan siklus II. Hasil tes pada siklus I akan dibandingkan dengan siklus II untuk mengetahui perubahan keterampilan siswa dari kondisi awal hingga setelah dilakukan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada siklus I dan siklus II ditargetkan nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komulatif sebesar 70.

Berikut ini uraian peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I dan siklus II.

Tabel 26. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I dan II

No. Kategori

Siklus I Siklus 2

Frekuensi Bobot Frekuensi Bobot

1. Sangat Baik 0 0 2 187 2. Baik 12 896 38 2949 3. Cukup 26 1691 0 0 4. Kurang 2 106 0 0 Jumlah 40 2693 40 3136 Nilai rata-rata 2693 40 = 67,32 3136 40 = 78,4

Berdasarkan tabel 26 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 67,32. Nilai rata-rata kelas tersebut termasuk dalam kategori cukup. Setelah pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,4 dan termasuk

dalam kategori baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai komulatif setelah pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai komulatif dengan persentase sebesar 16,44%.

Tabel 27. Perbandingan Nilai Tiap Indikator Siklus I dan II

No. Indikator Nilai rata-rata Peningkatan

(%) Siklus I Siklus II

1. Kualitas isi 74 80,5 8,8

2. Kelengkapan unsur buku

harian 60,5 79 30,6

3. Ejaan dan tanda baca 78,5 81 3,18

4. Pilihan kata 69 80 33,3

5. Keefektifan kalimat 48,5 74 7,30

6. Kohesi dan koherensi 64,5 70 6,90

Berdasarkan tabel 27 di atas dapat diketahui peningkatan yang terjadi pada tiap indikator. Pada indikator kualitas isi, hasil tes keterampilan awal siswa menunjukkan nilai rata-rata keterampilan awal siswa pada siklus I sebesar 74, sedangkan pada siklus II 80,5. Berdasarkan hasil tersebut terlihat peningkatan keterampilan siswa pada indikator ini sebesar 8,8%.

Awalnya siswa kurang mengerti kualitas isi yang harus ada dalam buku harian. Mereka hanya tahu kalau buku harian hanyalah pencurahan isi hati saja tanpa memperhatikan kualitas isi topik yang menarik untuk dibaca. Pada tahap siklus I, kebanyakan siswa belum bisa membuat topik buku harian yang menarik. Saat pembelajaran siklus II, siswa dibantu model buku harian kedua yang akan dijadikan sebuah majalah dinding sehingga siswa tertarik dan bisa membuat topik yang menarik. Hasilnya, pada siklus II 40 siswa mampu menuliskan topik buku harian yang menarik. Nilai rata–rata siswa pada siklus ini masuk dalam kategori baik.

Pada Indikator yang kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Pada indikator ini, nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 60,5. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 8,8% atau dengan nilai rata-rata siswa mencapai 79. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik.

Pada tahap siklus I, dalam menulis buku harian siswa hanya mampu menyebutkan tiga unsur menulis buku harian. Sehingga mereka memeroleh nilai rata-rata dalam kategori kurang. Setelah melakukan pengamatan terhadap contoh model

buku harian pada siklus II, peneliti memberi penjelasan tentang semua unsur-unsur buku harian sehingga siswa lebih mengerti dalam menuliskan unsur-unsur buku harian. Hasilnya tulisan siswa pada siklus II masuk dalam kategori baik.

Pada Indikator ejaan dan tanda baca untuk tahap siklus I nilai rata–ratanya adalah 78,5, sedangkan pada siklus II nilai rata–rata siswa menacapai 81. Jadi, peningkatan keterampilan menulis buku harian pada indikator ini adalah 3,18%. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Banyak sekali terdapat kesalahan yang peneliti temukan dalam lembar hasil kerja siswa. Kesalahan–kesalahan yang ada antara lain dalam pemakaian huruf kapital, kata hubung yang diletakkan di awal kalimat, serta pemakaian tanda baca yang kurang tepat. Saat pembelajaran siklus II, peneliti menunjukkan kekurangan–kekurangan yang terjadi pada penulisan buku harian tahap siklus I. Hal serupa juga peneliti lakukan pada siklus II. Akhirnya, pada akhir pembelajaran nilai rata–rata siswa dalam indikator ini masuk dalam kategori baik.

Pada Indikator yang keempat adalah pilihan kata. Pada indikator pilihan kata, nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 69, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata–rata siswa mencapai 80. Jadi, dapat dihitung besarnya persentase peningkatan pada indikator pilihan kata dari tahap siklus I sampai siklus II sebesar 33,3%.

Hasil menulis buku harian siswa pada indikator pilihan kata tahap siklus I termasuk dalam kategori cukup. Masih banyak dijumpai kata yang tidak sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan belum ekspresif dalam penulisan buku harian. Siswa dalam menggunakan pilihan kata sudah baik, namun siswa kesulitan dalam memanfaatkan kata–kata yang variatif. Akibatnya, hasil tulisan siswa pada tahap siklus I belum mencapai dalam kriteria buku harian yang baik. Pada siklus II, peneliti membagikan contoh model buku harian untuk diamati. Kegiatan pengamatan ini sangat efektif untuk mengembangkan perbendaharaan kosakata siswa. Kegiatan pengamatan di kelas serta imbauan peneliti untuk banyak membaca buku harian di rumah menjadikan nilai siswa pada indikator ini masuk dalam kategori baik.

Pada indikator yang kelima adalah keefektifan kalimat. Hasil tes siklus I pada indikator ini menunjukkan tingkat keterampilan siswa pada indikator tersebut sebesar 48,5, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok sebesar 74. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus II sebesar 7,30%. Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan kalimat efektif karena mereka masih menggunakan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Pada siklus II ini, siswa sudah bisa menulis dengan menggunakan kalimat yang efektif dengan baik. Mereka sudah mulai bisa menulis kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta menarik. Sehingga hasil nilai rata-rata untuk indikator ini berada dalam kategori baik.

Pada Indikator yang keenam adalah kohesi dan koherensi. Nilai rata-rata siswa pada tahap siklus I berada dalam kategori cukup, yaitu 64,5, sedangkan pada siklus II

mencapai nilai rata-rata 70 dan termasuk dalam kategori baik. Jadi, persentase peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi adalah 6,90%.

Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan menentukan kohesi dan koherensi dalam menulis buku harian. Hal ini ditandai dengan hasil nilai rata-rata siswa pada tahap siklus I yang masih dalam kategori cukup. Masih ada beberapa anak yang belum melakukan keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf yang jelas. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kohesi dan koherensi

dalam menulis buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu menentukan kohesi dan koherensi yang saling berkaitan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh nilai rata-rata dalam kategori baik.

Pada indikator terakhir adalah kerapian tulisan. Nilai rata–rata siswa pada tahap siklus I berada dalam kategori baik, yaitu 79,5, sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 87 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi, persentase peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator ini adalah 8,60%.

Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan dalam merapikan tulisan karena dalam menulis buku harian masih banyak terdapat coretan. Namun pada lembar kerja siswa secara keseluruhan hasil tulisan buku harian mereka sudah mencapai kategori baik. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kerapian tulisan buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu belajar menulis buku harian dengan rapi dan jelas tanpa ada coretan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh nilai rata-rata dalam kategori sangat baik.

Dari hasil pembahasan di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran Menulis