• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

2) Jurnal Guru

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik

Modeling

Selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dilakukan juga pengamatan terhadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II berakhir. Proses pengamatan dilakukan melalui instrumen nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

Dari hasil observasi dapat dilihat perubahan perilaku siswa. Pedoman observasi yang digunakan pada siklus I sama dengan yang digunakan pada siklus II. Aspek-aspek dalam observasi meliputi atas sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan

pelajaran dengan sungguh; (2) siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak mengganggu teman.

Adapun sikap negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6) siswa suka mengganggu teman.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dapat diketahui perubahan perilaku siswa. Terjadi penambahan jumlah siswa yang melakukan sikap positif dan terjadi penurunan jumlah siswa yang melakukan sikap negatif.

Pada aspek observasi positif siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, jumlah siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh pada siklus II lebih besar daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, aspek negatif siswa siswa meremehkan penjelasan dari peneliti, jumlah siswa yang meremehkan penjelasan dari peneliti pada siklus II lebih sedikit daripada jumlah siswa pada siklus I.

Pada aspek observasi positif siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh, jumlah siswa yang menulis buku harian dengan sungguh-sungguh pada

siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek negatif siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian, jumlah siswa yang meremehkan kegiatan menulis buku harian pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Pada aspek observasi positif siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian, jumlah siswa yang membaca buku harian dengan penuh perhatian pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian, jumlah siswa yang enggan membaca pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Pada aspek observasi siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran, jumlah siswa yang aktif bertanya pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran, jumlah siswa yang enggan bertanya pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Pada aspek observasi positif siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh, jumlah siswa yang mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti, jumlah siswa yang mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek observasi yang terakhir adalah siswa tidak mengganggu teman, jumlah siswa yang tidak mengganggu teman pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa suka mengganggu teman, jumlah siswa yang mengganggu teman pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi di atas jumlah siswa pada keseluruhan aspek observasi positif meningkat pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar siswa pada siklus II berperilaku positif daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif, jumlah siswa yang berperilaku negatif pada keseluruhan aspek observasi negatif berkurang pada siklus II. Dengan kata lain bahwa sebagian kecil siswa berperilaku negatif pada siklus I. Jadi, dari siklus I ke siklus II pada aspek observasi perilaku positif mengalami peningkatan, sedangkan pada aspek observasi negatif mengalami penurunan.

Perubahan perilaku siswa juga dapat dilihat dari jurnal, baik jurnal siswa maupun jurnal peneliti. Pada jurnal siswa dapat diketahui pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling. Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara

individu. Lima pertanyaan itu meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian.

Pada aspek yang pertama, yaitu perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian. Jumlah siswa yang merasa senang pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa tidak senang pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek yang kedua, yaitu tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jumlah siswa yang merasa penjelasan peneliti mudah dipahami pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa penjelasan peneliti sulit dipahami pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek yang ketiga, yaitu ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang merasa tertarik terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II lebih banyak daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa tidak tertarik, pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek yang keempat, yaitu siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling dalam pembelajaran pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang tidak mengalami kesulitan pada siklus II lebih banyak daripada siklus I.

Aspek yang terakhir, yaitu siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Pada siklus I maupun siklus II keseluruhan siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil jurnal siswa di atas, terjadi perubahan respon pembelajaran ke arah yang lebih baik dari siklus I ke siklus II.

Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada

kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih baik pada siklus II daripada siklus I. Hal ini terlihat ketika pembelajaran siklus I akan dimulai, masih banyak siswa yang terkadang tidak memperhatikan pelajaran, sedangkan pada siklus II, ketika pembelajaran dimulai, siswa mulai memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan peneliti.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Jumlah siswa yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran pada siklus II lebih besar daripada siklus I.

Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dalam pembelajaran pada siklus I sebagian besar siswa masih merasa

kesulitan ketika proses merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat efektif , sedangkan pada siklus II menurun hingga sebagian kecil siswa yang masih mengalami kesulitan sudah mulai bisa mengatasinya. Hal ini disebabkan peneliti menggunakan media yang menarik berupa model buku harian dalam bentuk majalah dinding. Peneliti juga berusaha menjelaskan aspek penggunaan kalimat efektif secara langsung kepada siswa agar siswa lebih memahami cara merangkai kalimat yang efektif.

Catatan-catatan lain tentang kejadian yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung hampir sama pada siklus I dan siklus II, yaitu adanya gangguan dari luar. Pada siklus I gangguan dari luar ketika proses pembelajaran pertemuan pertama, dan kedua muncul dari kelas yang lain karena kelas VII yang lain sedang tidak ada pembelajaran. Sementara itu, gangguan pada siklus II muncul pada pertemuan kedua ketika proses menulis buku harian, ada kelas yang baru selesai mengikuti pelajaran olahraga sehingga membuat suasana gaduh dan mengganggu konsentrasi.

Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terhadap siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara adalah (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian; (5) perasaan siswa dalam kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (6)

saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I maupun siklus II merasa senang dengan pembelajaran dengan alasan dapat mempelajari metode pembelajaran langsung dan teknik modeling serta penjelasan peneliti mudah dipahami, selain itu pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran yang menarik dan menantang. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan siklus II juga merasa tertarik dengan pembelajaran karena pembelajaran menyenangkan dan dapat menambah wawasan. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kurang tertarik dengan pembelajaran karena kurang menyukai keterampilan menulis buku harian, sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa tertarik, walaupun masih mengalami kesulitan.

Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I dan II merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh dan pada siklus I materi pembelajaran merupakan materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena selama proses pembelajaran peneliti bisa menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan dan penggunaan metode