• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Peran SD Al Ittihadiyah

ARAH PENGEMBANGAN SD AL ITTIHADIYAH LAUT DENDANG

H. Peningkatan Peran SD Al Ittihadiyah

Dalam usianya yang ke-24 tahun, keberadaan SD Al

Ittihadiyah nampak memerlukan inovasi dan bantuan pengem-bangan professional melalui berbagai program perubahan, baik manajemen, kurikulum, pembelajaran, sarana dan pra-sarana serta pengembangan guru dan iklim sekolah berbasis

peningkatan kualitas.

Bagaimanapun, pendidikan dasar berfungsi menanam-kan nilai-nilai, sikap, dan rasa keindahan, serta memberimenanam-kan dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan mem-baca, menulis, dan berhitung serta kapasitas belajar peserta didik untuk melanjutkan ke pendidikan menengah dan untuk hidup di masyarakat sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pelaksanaan program pendidikan dasar bermuara kepada mempercepat anak didik menerima layanan pen-didikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan sekedar penuntasan butaaksara semata tetapi juga untuk menumbuhkembangkan keaksaraan dalam arti yang lebih luas. Keaksaraan atau literasi sebagaimana dirumuskan oleh World Economic Forum (2016) merupakan kecakapan orang dewasa abad 21. Ada enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang dewasa, yaitu: 1) baca tulis, 2) numerasi, 3) sains, 4)digital, 5) finansial, serta, 6) budaya dan kewargaan (Mendikbud, 2018: 5-6). Keenam literasi dasar ini menjadi fokus pengembangan dalam kuri-kulum sekolah, sejak dari pendidikan dasar, memengah dan tinggi.

Secara profesi mengapa seseorang mau melibatkan diri dengan pendidikan di sekolah, setidaknya ada beberapa alasan, yaitu: (1) mencintai anak-anak, (2) keinginan me-mindahkan pengetahuan, (3) minat yan tinggi untuk meng-ajar, dan (4) keinginan melaksanakan layanan bernilai kepada masyarakat. Lebih dari itu mungkin saja memilih pekerjaan

mengajar karena harapan keamanan kerja, keuntungan pensiun, dan relatif lebih mudah dalam mempersiapkan mengajar berbanding dengan pelatihan yang disyaratkan oleh beberapa profesi lain (Omstein dan Levine, 2008: 3).

Sejatinya, jika kreativitas, percobaan dan inovasi dila-kukan oleh guru sebagai upaya mendorong supaya kebu-tuhan menuju kea rah perubahan fundamental dalam iklim pendidikan. Teknologi komunikasi dan informasi potensial dalam memotivasi anak dan memungkinkan mereka untuk mengendalikan pembelajaran mereka. Bagaimanapun hal itu sebagai alasan dalam teknologi baru dan pngajaran baru, sebelum teknologi informasi dan komunikasi dapat membawa transformasi dalam proses guru melakukan pengajaran dan pembelajaran siswa memerlukan kerjasamanya dalam peda-gogik. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat mengarahkan kepada keragaman pedagogik baru dan me-masuki bidang kurikulum (Rosemary, 2006: 5).

Dengan begitu, inovasi pendidikan atau pembelajaran di pendidikan dasar, khususnya sekolah Dasar Al Ittihadiyah perlu digagas dalam bentuk program pengembangan sekolah untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan.Hal yang mendesak untuk diperbaharui adalah perbaikan manajemen. Sebab semua bidang manajemen operasional adalah fokus kepala sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sekolah. Perbaikannya harus bersifat menyeluruh, bertahap dan berkelanjutan supaya dapat dibangun kepercayaan dari masyarakat jika reputasi sekolah membanggakan. Sekolah Dasar Al Ittihadiyah Laut Dendang tidak sekedar

menjalan-kan tugas pembelajaran bagi murid-murid apa adanya, namun diperlukan terobosan secara bertahap dan berkelanjutan meraih prestasi membanggakan ke masa depan.

Dalam konteks pembelajaran yang perlu diperhatikan guru, yaitu para siswa yang belajar pada jenjang pendidikan dasar berada pa usia 6 sampai 15 tahun. Mereka berada pada tahap usia anak sekolah (6-12 tahun) dan remaja awal (12-15 tahun). Anak-anak pada usia ini mengalami perkem-bangan fisik dan motorik yang sangat cepat. Pertumbuhan tinggi badan anak wanita lebih cepat daripada anak laki-laki pada masa akhir SD, tetapi laki-laki lebih cepat pada akhir usia SLTP. Mereka merupakan anak-anak yang secara fisik sehat, aktif dan lincah.Keterampilan motoriknya juga ber-kembang sangat cepat (Natawidjaya, 2006: 256).

Para guru dalam pembelajaran harus benar-benar me-mahami anak didik usia sekolah dasar. Pada usia SD, aspek sosial juga berkembang sangat pesat. Usia SD dan SLTP merupakan masa hidup berkawan (membentuk kelompok sebaya). Kalau pada masa anak kecil ikatan anak dengan orang tua sangat kuat, pada usia SD kelas rendah ikatan ini agak longgar dan semakin longgar pad usia kelas tinggi. anak-anak pada usia ini mulai melepaskan diri dari hubung-annnya dengan orang tua dan meningkatkan ikatannya dengan teman-teman sebaya. Masa ini berlanjut pada usia SLTP dan SLTA (Natawidjaya, 2006: 257). Itu arti diperlu-kan pengembangan model pembelajaran kolaboratif dengan berbagai metode yang dapat memaksimalkan pengembangan potensi diri dan sosial anak didik pada usia sekolah dasar,

atau pendidikan dasar supaya berkeunggulan lulusannya. Itu artinya kepada sekolah perlu menetapkan prioritas program pengembangan sekolah, yaitu: Pertama; kepala sekolah bersama staf, guru-guru, dan tenaga kependidikan beserta yayasan melakukan perubahan visi sekolah yang lebih menantang untuk meraih prestasi sekolah yang dibanggakan.

Kedua; melakukan perencanaan kolaboratif sebagai strategi

perwujudan visi dan misi sekolah. Hasilnya adalah adanya formulasi program peningkatan mutu dalam semua bidang, baik kurikulum dan pembelajaran, pengembangan guru, pembangunan sarana dan prasarana sekolah, membangun hubungan dengan masyarakat, memaksimalkan sumber-sumber pembiayaan untuk menangani keperluan operasional, dan strategis bagi perubahan sekolah. Semua rencana per-baikan sekolah berbasis kepada pemenuhan 8 standar nasional pendidikan di SD Al Ittihadiyah Laut Dendang.

Ketiga; melakukan perbaikan kinerja dan perubahan sistem reward terhadap guru dan tenaga kependidikan supaya

motivasi berprestasi untuk sekolah semakin kuat dan ber-keunggulan. Keempat; menata ulang pembelajaran di kelas lebih fokus kepada siswa dengan keragaman model, strategi, metode dan tekhnik pembelajaran sebagai indikator bahwa kebutuhan anak dalam belajar benar-benar terlayani secara psikologis dan pedagogis.

Sudah saatnya dikembangkan oleh guru sekolah dasar, atau pendidikan dasar dengan mengembangkan kreatif ber-pikir anak-anak usia sekolah dasar. Dengan kemampuan guru menyebarkan penemuan-penemuan. Tugas pokok mereka

adalah menemukan cara-cara baru pembelajaran murid dan alamiah dan waktu yang digunakan dapat menemukan hal baru. Dengan begitu pembelajaran murid SD menjadi maksimal. Karena itu kreativitas tidak hanya penting bagi murid juga justru diawali dari guru kreatif dengan memperbaharui gaya mengajar mereka. Tegasnya but creativity was not just important

for the pupils. It was essential for teachers’ own ‘self-renewal

(Jeffrey and Woods, 2009: 2).

Dimulai dari menyusun rencana semua personil sekolah di SD Al Ittihadiyah, kemudian menetapkan visi, misi, tujuan, target dan program perbaikan sekolah berkelanjutan. Dalam konteks meningkatkan kualitas hasil belajar, maka guru-guru dilatih dan dikembangkan kemampuan membelajarkan anak sehingga anak mampu berpikir dan bertindak kreatif dari perilaku yang dihasilkan, sehingga pada gilirannya memunculkan hasil belaja dan kinerja membanggakan semua stakeholders sekolah Al Ittihadiyah di masa depan.

I. Penutup

Keberadaan Sekolah dasar Al Ittihadiyah Laut Dendang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dikembang-kan perguruan Al Ittihadiyah Sumatera Utara. Dalam usia yang ke-24 dan milad Al Ittihadiyah ke-84 sekolah ini sudah memberikan kontribusi layanan pendidikan kepada anak-anak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Di tengah perubahan eksternal kemajuan sains dan teknologi serta perubahan undang-undang dan peraturan

pendidikan, maka pemenuhan 8 standar pendidikan nasional menjadi keniscayaan. Oleh sebab itu, pengembangan sekolah dasar Al Ittihadiyah ini berfokus kepada rencana yang perhatikan keterlibatan stakeholders pendidikan dan mem-berikan program prioritas dan bersifat perbaikan berkelan-jutan. Dalam hal ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran menjadi sasaran utama pembelajaran siswa dengan menciptakan budaya sekolah yang kompetitif dan menyenangkan anak dalam belajar.

J. Daftar Pustaka

Habib, 2010, diunduh pada http://pendidikannurulilmi medan.blogspot.com/2010/04/uks-rasio-ideal-toilet-sekolah.html, tanggal 21 Januari 2015.

Jefrey, Bob and Feter Woods, Creative Learning in The Primary

School, London: Routledge, 2009.

Natawidjaya, Rochman, Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis

Pendidikan, Bandung: UPI Press, 2006.

Ornstein and Levine, Foundation of Education, New York: Houghton Mifflin Company, 2008.

Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Upacara Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional Tahun 2018, Jakarta: Kemendikbud, 2018.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Webb, Rosemary, ed, changing Teaching and Learning in the

Primary School, England: Open University Press, McGraw