• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentahapan Besar Kaderisas

Dalam dokumen Buku Panduan Risalah dakwah untuk Lembag (Halaman 73-105)

ASPEK DAN VARIABEL LEVELISAS

B. Pentahapan Besar Kaderisas

Secara umum, proses kaderisasi dapat dibagi ke dalam dua t ahapan besar. Yang pert ama adalah proses merekrut orang. Inilah proses dimana seorang da’i berburu bakat . Dia mencari pot ensi- pot ensi kebaikan yang tersebar di masyarakat , lalu kemudian dia memasukkannya ke dalam barisan dakw ah. Yang kedua, setelah it u, adalah proses membina orang-orang t ersebut . Proses membina adalah proses berint eraksi dengan fit rah manusia (t abiat dan semua unsur yang menyert ainya) sehingga t erjadi rekonst ruksi kepribadian pada diri orang yang dibina. Sepert i disebut kan sebelumnya,

membina kader at au pemimpin it u tidak dapat dilakukan hanya lew at pengajian, t a’lim, dan seminar-seminar umum. Dibut uhkan perangkat -perangkat yang lebih khusus karena yang akan dibangun adalah kepribadian orang yang dibina secara int egral. Selain it u, membina kader haruslah melalui alam realit as. Tidak cukup mengajarkan kejujuran, misalnya, hanya dengan t a’lim. Karena t ekanan-t ekanan alam realit aslah yang paling baik mendidik jiw a seseorang. Inilah sebabnya t adribul amalmenjadi sangat pent ing dan harus dipandang sebagai bagian yang int egral dari proses pembinaan.

Sebelum berlanjut , mari kit a m aknai kembali fase-fase dakw ah kit a. Kit a ulas kembali secara singkat fase-fase t ersebut .

1. Fase Tabligh dan Ta’lim

Fase ini adalah fase pengenalan, penyebaran fikrah. Yang menjadi fokus amal adalah mengubah yang t adinya bodoh menjadi t ahu (dari jahiliyahkepada ma’rifah).

2. Fase Takw in

Fase ini adalah fase pembent ukan, penyeleksian, dan lat ihan beramal. Yang menjadi fokus adalah mengubah yang t adinya t ahu menjadi t erst ruktur penget ahuannya dan mulai berlat ih melakukan amal-amal Islam yang nyat a.

POIN PENTING Secara umum, proses kaderisasi dapat dibagi ke dalam dua t ahapan besar. Yang pert ama adalah proses merekrut orang.

Yang kedua adalah proses membina orang-orang t ersebut. POIN PENTING Amal-amal kaderisasi: 1. Rekrut men 2. Pembent ukan 3. Penyediaan ladang amal 4. M onit oring 5. Penyiapan subjek kaderisasi

66 Risalah M anajemen Dakw ah Kampus

3. Fase Tandzhim

Fase ini adalah fase pengorganisasian, penyusunan pasukan, dan pe- mobilisasi-an pot ensi unt uk tujuan dakw ah.

4. Fase Tanfidz

Fase ini adalah fase pelaksanaan kerja daw ah yang khusus.

Terdapat relasi yang kuat ant ara fase-fase dakw ah dengan amal-amal kaderisasi. Dengan memaknai fase-fase dakw ah di at as, amal-amal kaderisasi dapat dibuat menjadi alur sebagaimana berikut.

1. Rekrut men. Proses inilah yang menjadi t ahapan pert ama dalam dua t ahapan besar kaderisasi. Proses ini berkait an erat dengan fase t abligh dan t a’lim (t a’rif) pada fase dakw ah.

2. Pembent ukan. Proses ini dan set erusnya merupakan t ahapan ke dua dari dua t ahapan besar kaderisasi. Proses ini berkait an dengan fase t akw in dalam fase dakw ah.

3. M enyediakan ladang amal. Proses ini dan setelahnya memiliki relasi yang kuat dengan fase tandzhim pada fase dakw ah.

4. M onit oring.

5. Penyiapan subjek kaderisasi berikut nya.

Unt uk lebih memperdalam pembahasan t iap-t iap poin di atas, akan dijelaskan masing-masing poin secara t erpisah.

1. Rekrutmen

Sebelum membahas lebih jauh, akan dit egaskan dahulu bahw a dalam bab ini, pengert ian kader berbeda dengan pengert ian pengurus. Yang dimaksud dengan kader adalah mereka yang mengikuti alur kaderisasi LDK. Yang dimaksud dengan pengurus adalah mereka yang menjalankan kerja-kerja dakw ah secara formal dan t erkoordinasi dalam st rukt ur LDK sesuai dengan job descript ionyang diberikan. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud rekrut men adalah rekrut men kader.

Proses rekrut men adalah proses menarik masuk seseorang ke dalam barisan dakw ah untuk kemudian dibina dan menjadi sumber daya penggerak dakw ah. Dengan kat a lain kit a merekrut seseorang menjadi kader LDK unt uk kemudian dibina dan akan bersama-sama beramal dakw ah melalui LDK.

Ini berarti proses rekrut men dapat dikat akan sebagai

67

semua orang berhak dibent uk karena tidak semua orang siap. Dalam proses merekrut ini, perlu dicermat i pula siapa yang akan direkrut. Orang t ersebut haruslah memenuhi dua syarat , yait u berpot ensi unt uk mengubah diri dan mengubah orang lain. Hal ini perlu karena kit a melihat pada kemanfaat an unt uk dakw ah secara umum. Dengan merekrut orang-orang yang memenuhi dua krit eria di at as, dakw ah akan mengalami percepat an yang jauh lebih pesat daripada kit a merekrut orang yang sulit mengubah orang lain apalagi jika orang t ersebut sulit diubah kepribadiannya.

Karena it ulah, pada hakikat nya, objek perekrut an it u harus dicari. Tidak bisa hanya dengan menunggu. Kit a harus mencari orang-orang yang memiliki bakat pemimpin, orang-orang yang simpati dengan Islam di kampus.

Inilah implement asi hadit s Rasulullah SAW : “ manusia it u sepert i barang t ambang, yang t erbaik di masa jahiliyah t erbaik juga dalam Islam” .

M asih ingatlah kit a bagaimana Rasulullah SAW berdoa : “ Ya Allah, jadikanlah salah satu dari dua Umar ini sebgai kunci kemenangan Islam” ket ika berdoa kepada Allah SWT agar salah sat u di ant ara dua Umar (Umar bin Khat ht hab ra. dan Abu Jahal) masuk ke dalam barisan kaum M uslimin. Kedua orang ini merupakan t okoh pemimpin di masa jahiliyah. Kemudian Allah SWT mengabulkan doa Rasul-Nya dengan masuknya Umar bin Khat ht hab ra. Dan t erbukti ket ika Umar masuk Islam, dakw ah Islam mengalami percepat an yang luar biasa.

M et ode yang umumnya digunakan oleh LDK unt uk merekrut kader adalah dengan membuka pendaft aran calon kader LDK at au mengadakan t a’lim-t a’lim umum at au even-even syi’ar lainnya (program-program yang sifat nya pengenalan nilai-nilai Islam) dan kemudian merekrut orang-orang yang hadir unt uk menjadi kader LDK. Ini t idak salah karena proses sepert i ini sama dengan menyeleksi unsur-unsur di masyarakat kampus yang mempunyai kecenderungan lebih besar kepada Islam dan unsur-unsur yang simpati dengan Islam.

Dengan kat a lain begini, orang yang sejak aw al sudah simpati dengan Islam at au yang set elah mengikuti program syi’ar muncul rasa simpat inya terhadap Islam, it ulah yang akan kit a rekrut . M isalnya set elah seseorang mengikuti seminar ekonomi syariah, dia mulai menget ahui bahw a sist em Islam ternyat a merupakan solusi dari masalah-masalah yang ada sekarang. M aka orang-orang sepert i ini kit a rekrut dan kit a bina agar penget ahuannya berkembang menjadi pola pikir dan amalnya produktif unt uk dakw ah.

Sebagaimana t elah dikat akan, hal t ersebut di at as t idaklah salah. Namun, sebenarnya t idak cukup. Perlu juga dipikirkan bagaimana para kader ini dapat melihat pot ensi-pot ensi di sekit arnya. M isalnya potesi kepemimpinan, pemikiran,

68 Risalah M anajemen Dakw ah Kampus

keprofesian dan akademik, at au olah raga. Karena orang-orang yang memiliki puncak-puncak pot ensi inilah yang nant i akan menjadi t okoh-t okoh di masyarakat kampus.

Karena it ulah kapasit as int ernal kader menjadi pent ing. Daya rekrut LDK bergant ung pada daya rekrut set iap kadernya, dan daya rekrut set iap kadernya bergant ung pada kapasit as int ernal dirinya.

M asih ingatlah kit a bagaimana proses masuk Islamnya Rukanah. Dia hanya mau masuk Islam jika Rasulullah mengalahkannya bergulat . Dan t ernyat a Rasulullah lebih kuat . At au bagaimana masuk Islamnya Umar. Ini

mengindikasikan bahw a unt uk merekrut orang kuat harus dilakukan oleh orang- orang yang sama kuat nya at au lebih kuat.

Antara Kualitas dan Kuantitas

Pada kenyat aannya, fungsi rekrut men yang dilakukan LDK t idak hanya berorient asi pada pemenuhan basis kader (baca: kualit as), t et api juga memiliki fungsi pemenuhan barisan pendukung dakw ah at au simpat isan dakw ah (baca: kuant it as). Dalam proses rekrut men LDK, ada dua hal yang perlu diperhatikan t erkait dengan kedua fungsi di at as, yait u: (1) Peran LDK sebagai sarana dakw ah umum yang harus menggulirkan proyek-proyek dakw ah secara profesional, art inya LDK memerlukan kader yang secara kualifikasi siap menanggung beban dakw ah, dan (2) Peran LDK sebagai sarana pemenuhan barisan

pendukung/ simpat isan dakw ah. Dapat lah kit a gambarkan pet a masyarakat muslim sepert i di baw ah ini.

69

Ket erangan: t anda panah m enunjukkan akt ivit as rekrutmen.

Unt uk melaksanakan peran pert amanya dengan baik, LDK sebagai organisasi dakw ah sangat membut uhkan calon-calon kader yang memiliki st andar

kompet ensi t ert ent u sebagaimana t elah dit et apkan sebelumnya oleh t im format ur LDK set elah suksesi. M ereka diharapkan t elah memiliki pengalaman unt uk mengerjakan t ugas-t ugas yang diberikan, memiliki pemahaman Islam yang baik, mengenali medan, dan t elah t eruji komit mennya sehingga bisa

dikat egorikan sebagai SDM siap pakai (kader int i). SDM sepert i inilah yang diharapkan menjadi mot or penggerak aktivit as dakw ah LDK yang berperan mew arnai kampus dengan nilai-nilai Islam. SDM ini pula yang diharapkan dapat menjadi role of modelbagi kader at au pengurus yang lain. Kader-kader int i ini sudah t inggi secara jenjang kederisasi dan biasanya menempat i posisi yang st rat egis dalam st rukt ur LDK (t op at au middle manager).

Unt uk melaksanakan peran keduanya dengan baik, LDK sebagai organisasi dakw ah diharapkan dapat merekut sebanyak mungkin mahasisw a/ i muslim di kampus untuk bergabung bersama mengembangkan dan mengakt ualisasi diri dalam bingkai dakw ah Islam. Siapa pun, selama dia merupakan mahasisw a di kampus, yang memiliki motivasi unt uk memperbaiki, mengembangkan, mengakt ualisasi diri sert a berdakw ah/ beramal islami di kampus, adalah calon- calon SDM yang potensial. St andar kompet ensi t idak diberlakukan secara ket at unt uk calon-calon SDM ini. Just ru diharapkan melalui keikutsert aan dalam akt ivit as dakw ah LDK dan int eraksinya dalam lingkungan yang kondusif it ulah

70 Risalah M anajemen Dakw ah Kampus

maka SDM -SDM ini akan memiliki kesempat an yang sangat luas unt uk t ransformasi diri ke arah yang lebih islami.

Unt uk memenuhi kedua fungsi t adi, dapat disiasat i melalui penjenjangan kader. Jadi pembinaan dan penyeleksian berdasarkan kompet ensi yang ket at t idak dit erapkan pada semua t ingkat an kaderisasi. Jadi t idak semua kader menjalankan fungsi kader sebenarnya, ada beberapa t ingkatan yang sebenarnya merupakan simpat isan. Ini t idak menjadi masalah karena LDK merupakan lembaga akt ivit as yang sifat nya umum (w ajihah ‘amal ‘aam).

Namun, jangan sampai kit a t ejebak pada penyempit an m akna simpat isan sekedar yang mendaft arkan diri pada LDK saja. Kit a harus mengklasifikasikannya berdasarkan t ingkat an int eraksi ant ara seseorang dengan LDK/ Islam. Yang t ermasuk simpat isan adalah mereka yang:

M engikut i program-program dakw ah yang dilakukan LDK.

M endukung Islam dan dakw ah. Baik it u dalam hal finansial, t enaga, at aupun pemikiran. Karena it u orang yang krit is dan banyak menyampaikan kritik yang membangun terhadap LDK harus kit a pandang sebagai aset dan diposisikan sebagai orang yang peduli.

Orang-orang yang hanif kepribadiannya.

Unt uk memenuhi kebut uhan kader, LDK dapat menjalankan dua mekanisme rekrut men. Yait u (1) masif dan (2) personal. Yang dimaksud dengan mekanisme rekrut men masif adalah adalah rekrut men t erbuka bagi seluruh mahasisw a muslim di kampus. Dapat juga berupa rekrut men sebagai follow -up kegiat an- kegiat an syi’ar, dll. Sedangkan yang dimaksud rekrutmen personal adalah rekrut men yang dilakukan secara langsung oleh format ur LDK dan pengelola SDM LDK, at au bahkan oleh kader-kader LDK terhadap individu-individu t ert ent u yang dianggap memiliki kecenderungan kepada Islam dan memiliki pot ensi yang besar unt uk dakwah. Perekrut an secara personal ini dapat diikut i oleh proses

pembinaan saja at au pun sekaligus menempat kannya pada st rukt ur LDK jika dirasa perlu dan st andar kepribadian dan kompet ensinya t elah t erpenuhi.

Salah sat u parameter berhasilnya kaderisasi adalah t erbentuknya kader- kader dengan kapasit as yang dit arget kan secara konkret . Unt uk it u, demi t ercipt anya LDK yang mandiri, profesional, dan regenerat if maka perlahan-lahan set iap LDK diharapkan mampu menghasilkan kader-kader inti secara m andiri melalui alur kaderisasi yang dijalankannya. LDK harus mampu berperan sebagai “ kaw ah candradimuka” yang dapat ment ransformasi individu-individu yang pada aw alnya belum memiliki kompet ensi apa-apa menjadi individu-individu yang memiliki kompetensi keislaman yang t inggi, profesional, int elek, dan siap

71

melakukan amal da’aw i. Di sit ulah let ak pent ingnya alur kaderisasi berjenjang dalam sebuah LDK. Jadi dapat kit a lihat di sini bahw a kaderisasi t ahap-t ahap aw al berorient asi pada kuantit as unt uk membangun barisan pendukung dakw ah. Namun, dalam proses set elahnya, pent ahapan kaderisasi haruslah berorient asi pada kualit as kader-kadernya.

Teknis : Langkah-langkah Rekrutmen M assif

Dalam melakukan rekrut men masif, secara t eknis dapat mengikut i prosedur- prosedur berikut.

1. Sosialisasi LDK Tujuan:

M engenalkan LDK kepada seluruh civit as akademika kampus.

M enarik minat seluruh civit as akademika kampus khususnya mahasisw a/ i muslim/ ah unt uk bergabung dengan LDK. 2. Publikasi rekrutmen

Tujuannya adalah memberikan informasi kepada seluruh civit as akademika kampus bahw a LDK mengadakan rekrutmen unt uk seluruh civit as akademika kampus.

3. Penyebaran dan pengembalian formulir rekrutmen dan isian biodat a calon kader

Tujuan:

M engumpulkan dat a aw al calon kader.

M engenali karakt erist ik calon kader (biodat a singkat , pengalaman organisasi, m otivasi bergabung dengan LDK, ket erampilan khusus yang dimiliki, pilihan akt ivit as yang diminat i).

4. Pengolahan dat a calon kader Tujuan:

M endapat kan gambaran umum t ent ang karakt erist ik calon kader LDK.

M endapat kan dat abase calon kader. 5. Waw ancara calon kader (opsional)

Tujuan:

M engenali calon-calon pengurus secara baik dan lebih mendalam (pemahaman keislamannya, harapan-harapannya t erhadap LDK, mot ivasinya, pilihan akt ivit as yang diminat inya kelak jika bergabung dengan LDK, t ingkat komitmennya dengan dakw ah, pengalaman organisasinya, gaya kerjanya, t ingkat penget ahuannya t erhadap

72 Risalah M anajemen Dakw ah Kampus

amanah yang akan dijalankannya, konsep diri dan manajemen pribadinya).

M emasukkan kader ke dalam kelompok-kelompok pembinaan yang sesuai.

6. Publikasi pengurus

Tujuannya adalah menginformasikan kader-kader LDK baru yang akan menjalani alur kaderisasi kepada civit as akademika kampus.

Hal-hal penting yang perlu digali dari calon kader pada saat proses rekrut men, set idaknya adalah:

1. Dat a diri calon kader (nama, t empat / t anggal lahir, jenis kelamin, alamat t empat t inggal, nomor kont ak, fakult as/ jurusan, angkatan, mot t o hidup, dll.). 2. Riw ayat pendidikan.

3. Pengalaman organisasi.

4. Ket erampilan khusus yang dimiliki. 5. Pilihan akt ivit as yang diminat i. 6. M ot ivasi bergabung dengan LDK. 7. Tujuannya bergabung dengan LDK.

8. Tingkat pemahaman keislamannya secara umum.

Int i dari pengenalan secara mendalam t erhadap calon kader adalah menget ahui pot ensi, t ipe kepribadian, pemahaman dan pola pikirnya sehingga kit a dapat menent ukan cara t erbaik dalam membinanya. M isalnya, ket ika akan dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok usrah, m aka dengan mengenal calon kader secara mendalam kit a dapat menent ukan siapa naqibyang t epat unt uknya dan mengumpulkannya dengan t eman-temannya yang set araf kadar pemahaman keislamannya.

Beberapa bagian dalam proses rekrutmen yang t erkait dengan sist em kaderisasi LDK (berart i harus dibicarakan di aw al kepengurusan jika LDK yang bersangkut an belum memiliki sist em kaderisasi yang baku) ant ara lain:

1. Wakt u pelaksanaan rekrutmen dan frekuensi rekrut men dalam sat u periode kepengurusan.

2. Sasaran dari rekrut men t ersebut (umum, siapapun asal berst at us mahasisw a dan beragama Islam, at au ada krit eria khusus lainnya, sepert i berasal dari angkat an tert ent u, memiliki st andar kompetensi t ert ent u, dan sebagainya). 3. M ekanisme t eknis pelaksanaannya.

4. Pelaksana rekrutmen (apakah hanya pengelola SDM , hanya t im format ur, at au keduanya?)

73

Beberapa t antangan dalam rekrutmen

1. Kesulit an merekrut karena berbagai kendala ekst ernal, sepert i lemahya minat para mahasisw a kepada hal-hal yang berbau keislaman, at au t ekanan akademik yang t inggi sehingga mahasisw a cenderung menjadi study-orient ed only, dan kendala-kendala lain. Solusinya adalah:

M engembangkan met ode dan sarana dakw ah sehingga lebih menarik dan komunikat if.

M eningkat kan dakw ah fardiyah.

M embangun fungsi ket okohan para kader dalam masyarakat kampus sehingga dapat menjadi magnet dan t eladan bagi orang-orang di sekit arnya.

M engembangkan amal-amal pelayanan yang bisa menggiring dan memikat objek dakw ah.

2. Adanya t arik-menarik SDM dengan ranah dakw ah yang lain (misal : ranah siyasi), t erut ama unt uk SDM yang t elah t erbina sejak aw al. Solusinya adalah:

M embangun kembali pemahaman akan syumuliyatud-da’wah.

M enyusun perencanaan st art egis dakw ah secara int egral dan menyeimbangkan langkah-langkah operasionalnya.

M enet apkan t arget-t arget kerja dakw ah secara t epat dan t erukur sesuai daya dukung yang dimiliki.

Harus ada yang mengomunikasikan, mengoordinasikan, dan

mengevaluasi secara keseluruhan proses pelaksanaan amal dakw ah dari set iap lini/ ranah.

2. Pembentukan

Pembent ukan/ pembinaan adalah akt ivit as yang bert ujuan unt uk

membangun kepribadian orang yang dibent uk sehingga memenuhi st andar yang dit et apkan. Sepert i sudah disebut kan sebelumnya, proses membent uk kader ini menunt ut perangkat-perangkat yang lebih khusus dibadingkan dengan

perangkat -perangkat unt uk membina massa ammah. Yang menjadi orient asi t idak lagi kuant it as, melainkan kualit as.

Karena it u perhatian t erhadap pencapaian karakt er (muw ashofat) seorang kader harus dilakukan secara int ens.

74 Risalah M anajemen Dakw ah Kampus

Pada bagian ini, tidak akan dibahas perangkat -perangkat pembinaan yang ada secara det il, karena sudah banyak referensi yang khusus menjelaskan perangkat -perangkat ini secara panjang lebar. Beberapa perangkat pembinaan yang dapat digunakan unt uk membina kader-kader LDK pada umumnya adalah: 1. Usrah/ ment oring

Definisi

Usrahsecara bahasa berarti baju perisai yang melindungi, ist ri at au keluarga, jamaah yang diikat oleh kepent ingan yang sama, kelompok. M aka definisi usrahadalah sarana pembinaan yang menghimpun semua makna di at as. Dia berfungsi sebagai pelindung karena di sana t erdapat komunit as yang saling mengingat kan, berfungsi sebagai keluarga karena di sanalah dit anamkan dan diprakt ekkannya nilai-nilai ukhuw ah

islamiyah, dengan dilandasi t ujuan dan kepent ingan yang sama, yait u membina diri, dalam format dinamika kelompok dengan jumlah anggot a maksimal 12 orang.

Usrahini merupakan perangkat yang paling ut ama, karena di sinilah nilai-nilai pembinaan dapat disampaikan secara lengkap dan prakt is. Selain it u, dengan met ode ini, pembinaan dapat dilakukan secara int ensif.

Dalam istilah lain usrahdapat dinamakan ment oring, halaqah, asist ensi, smart circle, dsb.

Sasaran

a. Sarana pembinaan dasar-dasar aqidah, akhlaq, ibadah, dan t saqafah.

b. M enanamkan nilai-nilai ukhuw ah dan membiasakan beramal jama’i. c. Sarana akt ualisasi diri dalam merealisasikan nilai Islam.

Unsur usrah

Unsur minimal dalam pelaksanaan usrahadalah adanya seorang naqib/ ment or dan para pesert a. Naqibadalah seseorang yang berfungsi sebagai penanggung jaw ab usrah dan memiliki peran membina para pesert a.

2. Seminar, dialog, dan pelat ihan

Definisi

Seminaradalah sarana pembinaan berupa pert emuan dengan lebih dari sat u pembicara pakar unt uk membahas permasalahan t ert ent u.

75

Dialogadalah sarana pembinaan berupa pert emuan dengan sat u at au lebih t okoh unt uk mengkaji dan mendiskusikan permasalahan t ert ent u. Pelat ihanadalah sarana pembinaan berupa penajaman at au

pembekalan akan keahlian/ skill t ert ent u.

Sasaran

a. M emperluas w awasan.

b. M eningkat kan ket erampilan-keterampilan t ertent u.

c. M eningkat kan kemampuan berpikir kritis, logis, dan sist emat is. 3. Rihlah

Definisi

Rihlahadalah sarana pembinaan yang dilaksanakan secara kolekt if dan

Dalam dokumen Buku Panduan Risalah dakwah untuk Lembag (Halaman 73-105)