• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah dilakukan analisis terhadap tema, alur, tokoh, latar dan hubungan

tiap unsur dalam novel Yogyakarta karya Damien Dematra, dapat disimpulkan

sebagai berikut. Pertama, tokoh dan penokohan dalam novel Yogyakarta. Tokoh

utama novel ini adalah Yudhistira dan Olivia, sedangkan tokoh tambahan adalah

Ananda, Gerson, Tarjo, Karta, dan Yahya. Yudhistira adalah tokoh laki-laki yang

mempunyai masa lalu yang tidak menyenangkan. Yudhistira kehilangan Antonia

gadis yang dia sangat cintai karena Antonia meninggal waktu mengambil kertas

lalu di ruang ibu asrama. Tokoh utama perempuan yaitu Olivia gadis yang dicintai

Yudhistira. Mereka sempat berpisah tetapi akhirnya bersatu. Dari penokohannya,

tokoh-tokoh tersebut bersifat protagonis. Keantagonisan tidak diwakili oleh tokoh

tetapi melalui konflik batin masing-masing tokoh.

Kedua, alur dalam novel Yogyakarta ditinjau dari kriteria isi termasuk alur

tokohan. Apabila ditinjau dari kepadatannya termasuk alur longgar. Sedangkan

berdasarkan kriteria urutan waktu adalah alur campuran. Jika dilihat dari

pengarang mengakhiri novel ini, novel Yogyakarta tergolong alur tertutup. Cerita

ditutup dengan akhir kisah para tokohnya.

Ketiga, latar tempat pada novel Yogyakarta disebut dengan jelas, yaitu

Ambon, Madura, Medan, Pontianak, New York, Jakarta, dan Yogyakarta. Latar

Kejadian berlangsung dari pagi hari, sore hari, dan malam hari. Latar sosial

terlihat dalam struktur sosial. Struktur sosial masyarakat dalam novel ini adalah

struktur sosial golongan masyarakat atas.

Keempat, tema dalam novel Yogyakarta adalah meliputi tema utama dan

tema tambahan. Tema utama adalah cinta tumbuh dalam perbedaan ras, agama,

suku dan budaya. Tema tambahan ada beberapa, pertama adalah kesombongan

tidak akan membuat kesuksesan seseorang, kedua adalah pertentangan antar-umat

beragama mengakibatkan trauma mendalam, ketiga adalah pencarian tujuan hidup

manusia, dan terakhir adalah kasih sayang meliputi kasih sayang ibu dan anak

serta kasih sayang laki-laki dan perempuan.

Dari keseluruhan analisis tentang struktur novel Yogyakarta, dapat

disimpulkan bahwa unsur-unsur struktur yaitu tokoh, alur, latar, dan tema

masing-masing memiliki kekuatan dalam cerita karena digarap dengan baik. Unsur-unsur

itu pun berhubungan satu sama lain dan bersama-sama membangun komposisi

novel Yogyakarta menjadi sebuah novel yang unggul.

Sedangkan kekurangan dalam novel Yogyakarta adalah adanya beberapa

ketidaklogisan. Contohnya, pertama, terlihat pada tokoh Yudhistira. Dalam dunia

nyata tidak ada laki-laki yang tidak berhubungan dengan wanita lain selama dua

puluh tahun dan tidak bisa melupakan kekasih pertama selama dua puluh tahun.

Kedua, adanya jurusan Seni Musik di UGM tahun 2000-an, sedangkan dalam

realitas tidak ada.

Saran dapat penulis berikan adalah agar peneliti selanjutnya dapat mengkaji

informasi-informasi sosial yang terkandung di dalamnya. Novel Yogyakarta

melihat ada kelebihan dan kekurangan dalam novel Yogyakarta adalah ceritanya

mengajarkan kita untuk tidak membeda-bedakan suku, ras, agama. Selain itu

kelebihan adalah saling menghargai perbedaan suku, agama, dan ras. Mereka bisa

DAFTAR PUSTAKA

Adji, S.E. Peni. 2011. ”Representasi dan Ideologi Kota Yogyakarta dalam Novel

Yogyakarta karya Damien Dematra”. Dalam Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan

Kesastraan Widyaparwa, Vol. 39, No.2, Desember 2011, hlm. 131-139.

Dematra, Damien. 2010. Yogyakarta: Sebuah Novel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Pressindo.

Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar

Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stanton, Robert. 2007.Teori Fiksi Robert Stanton. Diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.

BIOGRAFI PENULIS

Febriani lahir pada 6 Februari 1988 di Madiun. Menamatkan pendidikan

dasar di SDN 011 Pagi Jakarta Selatan pada tahun 2000. Melanjutkan pendidikan

tingkat pertama di SMP 227 Jakarta pada tahun 2000 dan tamat 2003. Setelah itu,

melanjutkan pendidikan menengah di SMA Santo Agustinus Budhaya II Jakarta

dan lulus tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sanata

Dharma, mengambil jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra. Untuk

menyelesaikan pendidikan S1, penulis menulis skripsi yang berjudul “Memahami

ABSTRAK

Febriani. 2013. Memahami Novel Yogyakarta Karya Damien Dematra: Sebuah Kajian Struktural. Skripsi Strata (S-1). Yogyakarta. Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas unsur-unsur struktur dalam novel Yogyakarta yang meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, dan tema.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan; kedua, mendeskripsikan unsur alur; ketiga, mendeskripsikan unsur latar; dan keempat, merumuskan tema dalam novel

Yogyakarta karya Damien Dematra.

Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap yang berurutan: pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, tokoh dalam novel Yogyakarta adalah Yudhistira sebagai tokoh utama protagonis, Olivia sebagai tokoh utama protagonis, Ananda sebagai tokoh protagonis, Yahya sebagai tokoh tambahan, Karta sebagai tokoh tambahan dan tokoh bulat, Gerson sebagai tokoh tambahan, Tarjo sebagai tokoh tambahan.

Kedua, alur dalam novel Yogyakarta ditinjau dari urutan waktu adalah alur campuran. Jika dilihat dari pengarang mengakhiri novel ini, novel Yogyakarta tergolong alur tertutup. Cerita ditutup dengan akhir kisah para tokohnya. Berdasarkan kriteria jumlah, novel ini beralur tunggal dan sub-plot. Apabila ditinjau dari kepadatannya termasuk alur longgar. Sedangkan berdasarkan kriteria isi adalah alur tokohan.

Ketiga, latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, latar sosial. Latar tempat pada novel Yogyakarta, yaitu Ambon, Madura, Medan, Pontianak, New York, Jakarta, dan Yogyakarta. Latar waktu dalam novel terjadi antara tahun 1966 sampai dengan tahun 2009. Kejadian berlangsung dari pagi hari, sore hari, dan malam hari. Latar sosial terlihat dalam struktur sosial. Struktur sosial masyarakat dalam novel Yogyakarta adalah struktur sosial golongan masyarakat atas.

Keempat, tema dalam novel Yogyakarta meliputi tema utama dan tema tambahan. Tema utama adalah cinta tumbuh dalam perbedaan ras, agama, suku, dan budaya. Tema tambahan ada beberapa. Pertama, kesombongan tidak akan membuat kesuksesan seseorang. Tema tambahan kedua adalah pertentangan antar-umat beragama mengakibatkan trauma mendalam. Yang ketiga adalah pencarian tujuan hidup manusia. Tema tambahan terakhir adalah kasih sayang meliputi kasih sayang ibu dan anak serta kasih sayang laki-laki dan perempuan.

ABSTRACT

Febriani. 2013. Understanding a Novel Entitled Yogyakarta by Damien Dematra: A Structural Study. A Thesis of Undergraduate Program (S-1). Yogyakarta. Indonesian Literature Study Program, Indonesian Literature Department, Faculty of Letters. Sanata Dharma University.

This thesis discusses structural elements of a novel entitled Yogyakarta covering characters and characterization, plots, setting, and themes.

This thesis aims to: first, describe the elements of characters and characterization; second, describe the element of plots; third, describe the element of setting; and fourth, formulate the themes of the novel entitled Yogyakarta by Damien Dematra.

The research was conducted following three successive stages, i.e. data collection, data analysis, and presentation of data analysis results. The results of this study are as follows. First, the characters in the novel entitled Yogyakarta are Yudhishthira as the main protagonist character, Olivia as the main protagonist character, Ananda as the protagonist, Yahya as an additional character, Karta as both an additional character and a round character, Gerson as an additional character as well as Tarjo as an additional character.

Second, the plots of Yogyakarta novel viewed from time sequence were mixed plots. Considering the way the author closed the novel, the plots of Yogyakarta novel belong to closed plots. The story was ended with the end story of the characters. Based on the criteria of number, this novel had single plots and sub-plots. In terms of density, the plots of the novel belong to loose plots. Meanwhile, based on the criteria of content, the plots of the novel belong to character plots.

Third, the setting of the novel consisted of place, time, social setting. The place setting of Yogyakarta novel consisted of Ambon, Madura, Medan, Pontianak, New York, Jakarta, and Yogyakarta. The time setting of Yogyakarta novel occurred between 1966 and 2009. The incident took place in the morning, in the afternoon, and in the evening. Social setting emerged in the social structure. The social structure of the community in Yogyakarta novel was the social structure of social classes.

Fourth, the theme of Yogyakarta novel included a main theme and several additional themes. The main theme is love arising in the conditions where differences in races, religions, ethnicity, and cultures exist. There were several additional themes. First, that pride will not make someone successful. Second, inter-religious conflict resulting in deep trauma. Third, efforts to determine the

purpose of a human’s life. The last additional theme was affection including affection between a mother and her child as well as love and affection between a man and a woman.

Dokumen terkait