• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMUR HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCY

D. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATE

3. Penyakit Bersumber Binatang

Penyakit bersumber binatang diantaranya adalah Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Filariasis, Flu Burung, Rabies, dan Antrax. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2012 2013 2014 1 4 10 0 0 0 kasus kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 56

a. Malaria

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina melalui gigitan. Terjadinya biasanya pada petang dan malam hari, dengan gejala yang muncul 9-14 hari setelah terinfeksi.

Malaria sebagai salah satu penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi bahkan berpengaruh terhadap keamanan dan pertahanan nasional. Salah satu upaya penting dalam pemberantasan penyakit malaria adalah penegakan diagnosa secara cepat dan pengobatan yang tepat serta pengendalian vektor potensial.

Di Kota Makassar, berdasarkan laporan dari Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar sudah tidak ada lagi penderita tanpa pemeriksaan darah, semuanya dengan pemeriksaan darah positif. Indikator penemuan penderita Malaria menggunakan Annual Parasite Incidence (API) yaitu angka kesakitan malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dinyatakan per 1000 penduduk (per mil) selama satu tahun. Kasus malaria di tahun 2014 ditemukan 98 kasus malaria positif (34 kasus ditemukan di Puskesmas dan 64 kasus di Rumah Sakit ) dengan angka kesakitan (API) yaitu 0,02 per 1.000 penduduk. Kasus ini menurun dibandingkan tahun 2013 yaitu ditemukan 196 kasus (63 kasus di temukan di Puskesmas dan 133 kasus di Rumah Sakit) dengan angka kesakitan (API) yaitu 0,046 per 1.000 penduduk. Tahun 2012 sebanyak 160 kasus (73 kasus di Puskesmas dan 87 kasus di 7 RS), dengan angka kesakitan (API) 0,054 per 1.000 penduduk. Kota Makassar tidak termasuk daerah endemis, kejadian malaria yang tercatat umumnya diderita oleh pendatang dari daerah endemis atau penduduk Makassar yang telah mengunjungi daerah endemis malaria. Yang perlu mendapat perhatian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 57 adalah derah rawa-rawa yang sangat potensial menjadi tempat perkembangbiakan vektor penular penyakit malaria.

Penderita positif malaria adalah jumlah kasus malaria yang dikonfirmasi positif melalui pemeriksaan mikroskopik (sediaan darah malaria) maupun melalui tes diagnostic cepat (Rapid Diagnostic

Test/RDT) yang ditemukan melalui ACD/kunjungaqn ke rumah tersangka

malaria maupun PCD/kunjungan penderita pada unit layanan kesehatan di suatu wilayah. Program penanggulangan malaria tahun 2014 mendapat bantuan dana dari Global Fund untuk pembiayaan pemeriksaan darah, supervisi, pelatihan serta insentif dan gaji untuk petugas kesehatan pada unit layanan atau puskesmas dan gaji untuk petugas khusus malaria di Dinas Kesehatan.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes

albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan

menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). WHO memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

Tahun 2014 jumlah penderita DBD di seluruh wilayah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 139 kasus dengan Angka Kesakitan/IR = 10,15 per 100.000 penduduk diantaranya terdapat 2 kematian karena DBD. Kasus di tahun 2014 menurun dibanding tahun 2013 dengan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 58 jumlah kasus 265 dengan Angka Kesakitan/IR = 19,6 per 100.000 penduduk diantaranya terdapat 11 kasus kematian karena DBD , jumlah Tahun 2012 sebanyak 86 kasus dengan Angka Kesakitan/IR = 6,3 per 100.000 penduduk dan terdapat 2 kematian. Terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Tahun 2014 di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini dengan jumlah 9 korban namun KLB tersebut tidak sebanyak Tahun 2013 yang terjadi di Wilayah Puskesmas Antang Kelurahan Antang Kecamatan Manggala dengan 39 korban, setelah dilakukan penyidikan, diketahui yang menjadi penyebab adalah faktor geografis berupa bukit batu dimana terdapat cekungan-cekungan batu yang digenangi air hujan dan menjadi tempat perkembangbiakan jentik. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), antara lain pemantauan jentik/kajian kepadatan jentik, penyuluhan, fogging fokus/massal, abatesasi, pemberantasan sarang nyamuk serta kerjasama lintas sektor dan lintas program. Jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBD dapat terlihat pada grafik berikut :

Gambar III.15

Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Penyakit DBD di Kota Makassar Tahun 2012 s/d 2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar 0 50 100 150 200 250 300 2012 2013 2014

86

265

139

2 11 2

Kasus Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 59  Penanggulangan fokus

Penanggulangan fokus dimaksudkan untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vektor penyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan melakukan survey epidemiologis (observasi lapangan) di wilayah kerja masing-masing Puskesmas terutama yang

memiliki karakteristik khusus sebagai tempat

perkembangbiakan vektor nyamuk. Hasil survey

ditindaklanjuti dengan pemberian abate, penyuluhan di tempat, serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk dilakukan Fogging di wilayah tersebut.

Survei Jentik & Abatesasi

Upaya ini dilakukan untuk memberantas vektor nyamuk Aedes Aegypti dimulai sejak berupa jentik, jadi tidak hanya memberantas vektor dewasa saja. Survei jentik dilakukan oleh petugas kesehatan bersama-sama dengan masyarakat dengan membentuk Kader Jumantik yang pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 1000 kader. Juru pemantau jentik (Jumantik) untuk memantau angka bebas jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di lingkungan perumahan. Juru pemantau jentik adalah kader yang dilatih untuk membantu petugas dalam pemantauan jentik di masyarakat. Hasil survei yang dilaporkan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan abatesasi khususnya abatesasi selektif pada kelurahan yang endemis.

c. Flu Burung

Flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit menular di kalangan hewan (unggas dan babi) yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N1). Virus ini ternyata juga dapat menyerang manusia. Flu

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 60 burung dapat menular dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia melalui air liur, lendir dan kotoran unggas yang sakit. Flu burung juga dapat menular melalui udara yang tercemar oleh virus H5N1 yang berasal dari kotoran unggas yang sakit. Sedangkan penularan dari unggas ke manusia terutama bila terjadi persinggungan langsung dengan unggas yang sakit (terinfeksi flu burung).

Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2014 tidak terdapat penderita suspect Flu Burung. Upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/AI yang terus digalakkan antara lain :

i. Penyuluhan kepada masyarakat terutama pada keluarga yang suspect AI serta warga di sekitarnya

ii. Sosialisasi AI kepada Pengelola Tempat-tempat Makanan

iii. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor (rumah sakit, puskesmas, dan dinas peternakan)

iv. Pengambilan swab hidung dan tenggorokan

v. Penyelidikan KLB serta penanganan terhadap unggas yang positif mengidap virus H5N1 dengan cara; membakar unggas yang mati/terinfeksi, pemberian vaksin pada unggas, serta menyelidiki kasus-kasus yang mirip dengan AI.

vi. Pemberian obat Oseltamivir Capsules 75 mg bagi penderita suspect AI, serta penanganan rujukan ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo & mengisolasi penderita di ruang khusus. (Ruang Pakis RS. Wahidin Sudirohusodo).

Adapun suspect flu burung selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 61 Gambar III.16

Jumlah Suspect Flu Burung dan Kematian Akibat Penyakit Flu Burung di Kota Makassar

Tahun 2012 s/d 2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2012 2013 2014 1 0 0 0 0 0 Kasus Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 62

BAB IV

Dokumen terkait