• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)

Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan masyarakat, 3) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Keadaan sarana kesehatan di Kota Makassar dalam jumlah dan distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Makassar telah melampaui konsep wilayah puskesmas dimana 1 puskesmas melayani 30.000 penduduk. Dengan demikian rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 3, Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3 puskesmas. Sedangkan rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas adalah 1 : 1 yang berarti setiap Puskesmas mempunyai 1 puskesmas pembantu. Hal ini sejalan dengan misi Pemerintah Kota Makassar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakatnya. Sampai dengan Tahun 2014, jumlah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 46 unit, dengan rincian Puskesmas perawatan sejumlah 8 unit dan Puskesmas non perawatan 33 unit. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat , Puskesmas dibantu satu atau beberapa

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 81 Puskesmas pembantu. Jumlah puskesmas pembantu sampai dengan akhir tahun 2014 sebanyak 38 unit.

Sesuai target yang ditetapkan pada tahun 2014, diharapkan puskesmas ISO bertambah 2 dan dalam implementasinya terealisasi 100% yaitu Puskesmas Antang Perumnas dan Puskesmas Tamamaung, sehingga sampai tahun 2014 telah ada 14 puskesmas dengan pelayanan berstandar ISO 9001-2008, antara lain : Puskesmas Batua dan Jongaya (tahun 2009), Puskesmas Sudiang Raya dan Puskesmas Kassi-Kassi (tahun 2010), Puskesmas Jumpandang Baru, Puskesmas Makkasau dan Puskesmas Tamalanrea (tahun 2011), Puskesmas Dahlia, Puskesmas Mamajang, Puskesmas Malimongan Baru (tahun 2012), Puskesmas Pattingalloang dan Puskesmas Tarakan (tahun 2013) dan tahun 2014 yaitu Puskesmas Antang Perumnas dan Puskesmas Tamamaung. Dengan meningkatnya mutu layanan di Puskesmas diharapkan berdampak pada semakin baiknya status kesehatan masyarakat. Gambar berikut memperlihatkan jumlah Puskesmas di Kota Makassar selama 3 tahun terakhir.

Gambar V.1 Jumlah Puskesmas

Di Kota Makassar Tahun 2012 - 2014

Sumber : Bidang Bina PSDK Dinkes Kota Makassar

39 39 46 34 36 38 40 42 44 46 48 2012 2013 2014

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 82 Tabel V. 1

Keadaan Sarana Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014

JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH

Puskesmas 46

Puskesmas Pembantu 38

Puskesmas Keliling 37

Rumah Sakit 21

Rumah Sakit Bersalin 22

Rumah Bersalin -

Bidan Praktek 45

Balai Pengobatan / Klinik 143

Apotek 583

Toko Obat 38

Industri Obat Tradisional -

Sumber : Bidang Bina PSDK Dinkes Kota Makassar

2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

UKBM yang ada di kelurahan menjadi ciri khas bahwa kelurahan tersebut telah menjadi Kelurahan Siaga Aktif. Dinyatakan demikian karena penduduk di kelurahan tersebut dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM serta melaksanakan surveilans berbasis masyarakat. Berkaitan dengan Indikator Pencapaian Kelurahan Siaga Aktif dapat dijelaskan bahwa pengembangan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota harus berperan aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat kelurahan di wilayahnya, agar target cakupan Kelurahan Siaga Aktif dapat dicapai. Untuk mencapai Indonesia Sehat dimana penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan, maka seluruh kelurahan perlu diwujudkan menjadi Kelurahan Sehat. Untuk menjadi Kelurahan Sehat maka seluruh kelurahan dikembangkan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 83 menjadi kelurahan siaga. Kegiatan yang dilaksanakan terkait pencapaian indikator kelurahan siaga yaitu Pembinaan Model Operasional Desa Siaga (MODS) yang dilaksanakan di seluruh kelurahan atau sebanyak 143 kelurahan karena seluruh kelurahan sudah terbentuk forum kelurahan siaga.

Posyandu

Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat. Keberadaan posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat, utamanya terkait dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan-kegiatan pengembangan di Posyandu saat ini tidak hanya pada kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, KB saja, tapi berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Ekonomi Keluarga, Koperasi, Keagamaan, Penyuluhan pengendalian penyakit-penyakit menular, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Kelompok Peduli Anti Narkoba, Kesehatan Lingkungan, Pertanian dan lain-lainnya.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah Posyandu yang ada di Kota Makassar pada tahun 2014 sebanyak 979 posyandu dengan rincian sebagai berikut :

- Pratama : 0 posyandu

- Madya : 0 posyandu

- Purnama : 434 posyandu

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 84 Adapun jumlah posyandu Purnama dan Mandiri di Kota Makassar Tahun 2014 mencapai 979 Posyandu (100%) atau masuk dalam Posyandu Aktif. Adanya peningkatan dari segi kuantitas dan kualitas tidak terlepas dari adanya program Revitalisasi Posyandu bagi Organisasi Tim Pokjanal Posyandu, sarana dan prasarana Posyandu dan Peningkatan kualitas kader Posyandu.

Gambar V. 2

Posyandu Menurut Strata Di Kota Makassar Tahun 2014

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar

Rumah Tangga ber-PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan salah satu implementasi dalam mewujudkan hak asasi manusia yang patut dihargai dan diperjuangkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, menggerakkan dan memberdayakan keluarga untuk hidup bersih dan sehat menjadi tanggung jawab pemerintah kota beserta jajaran sektor terkait termasuk lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, swasta, dunia usaha untuk mewujudkan

0 200 400 600

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

0 0

434

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 85 Rumah Tangga ber PHBS. Rumah Tangga ber PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup bersih dan sehat.

PHBS mencakup berbagai perilaku, tidak hanya sebatas 10 indikator PHBS di Rumah Tangga antara lain perilaku keluarga sadar gizi seperti makan beraneka ragam makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, member bayi dan balita kapsul vitamin A, perilaku menyehatkan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan, perilaku kebersihan perorangan seperti mandi dengan air bersih dan menggunakan sabun, menyikat gigi, menggunting kuku dan perilaku lainnya yang mendukung kesehatan.

Dari hasil pemantauan 10 indikator PHBS di 46 puskesmas diketahui bahwa pada tahun 2014 dari sejumlah 246.213 rumah tangga yang dipantau terdapat sebanyak 167.728 (68,12 %) rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari sejumlah 256.835 rumah tangga dipantau terdapat 187.215 rumah tangga ber-PHBS (72,89 %).

Dokumen terkait