• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Upaya Kesehatan Ibu dan anak

Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Komitmen global dalam MDG’S menetapkan target terkait kematian ibu dan kematian anak yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015 dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil dilakukan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 12-24-36 minggu). Kegiatan pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Titik berat kegiatannya adalah promotif dan preventif dan hasilnya terlihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 untuk mengukur akses pelayanan ibu hamil, menggambarkan besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal dan kemampuan program dalam menggerakan masyarakat. Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar, minimal empat kali kunjungan selama masa kehamilannya (sekali di trimester pertama, sekali di trimester kedua dan dua kali di trimester ketiga). Indikator ini berfungsi untuk menggambarkan tingkat

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 64 perlindungan dan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir nampak pada gambar berikut:

Gambar IV.1

Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Di Kota Makassar Tahun 2012 - 2014

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar

Pada gambar IV.1 diatas nampak penurunan cakupan K1 dan cakupan K4 yang berfluktuasi, namun cakupan K1 dan K4 telah melampaui target Standar Pelayanan Minimal yaitu 95% untuk K4 pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan semakin baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Ada kesenjangan cakupan K1 (Kunjungan pertama ibu hamil) dan cakupan K4 (Kunjungan empat kali ibu hamil) dimana kunjungan K1 lebih tinggi dari K4, hal tersebut antara lain dipengaruhi pemanfaatan sarana kesehatan swasta pada saat K4 oleh ibu hamil, selain itu banyak ibu hamil yang berpindah tempat tinggal sementara menjelang persalinan Dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak, telah dilakukan berbagai program dan kegiatan diantaranya kerjasama dalam bentuk pendampingan kegiatan peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, bayi baru lahir dan anak. Disamping itu juga pembinaan di posyandu,

90 95 100 105 2012 2013 2014 104.2 103.01 101.89 95.43 97.91 97.09 K1 K4

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 65 program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (PK4), kemitraan bidan dan kader terutama pada lintas sektor, organisasi kemasyarakatan, LSM serta masyarakat pada umumnya, dan dikembangkannya kelas ibu hamil dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dan keluarganya dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu secara paripurna. Dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 juga berkontribusi terhadap peningkatan cakupan K4.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan. Cakupan Pertolongan Persalinan adalah cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (linakes) dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Kematian Ibu terkait dengan penolong persalinan dan tempat /fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian Ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas yaitu mengusahakan tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai dengan kualitas yang sebaik-baiknya terutama bidan, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai dengan standar terutama penyediaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) selama 24 jam dalam tujuh hari yang dikenal dengan sebutan PONED dan PONEK,

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 66 menggerakkan seluruh lapisan masyarakat, utamanya untuk pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dengan Pencegahan Komplikasi (P4K).

Pada tahun 2014, jumlah persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 24.621 (95,11 %) dari 25.886 sasaran Ibu bersalin/Nifas, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 100%. Namun hasil yang telah dicapai tersebut sudah melampaui target SPM Nasional yaitu sebesar 90% pada tahun 2015.

Gambar IV.2

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi kebidanan

Di Kota Makassar Tahun 2012 - 2014

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri), pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain, pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI ekslusif, pelayanan keluarga berencana pasca

90 92 94 96 98 100 2012 2013 2014 94.05 100 95.11

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 67 persalinan, dll. Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas.

Pada tahun 2013, cakupan pelayanan ibu nifas sebesar 74,91%. Cakupan tersebut sudah hampir mencapai target SPM nasional yaitu sebesar 90% pada tahun 2015.

Pada tahun 2014, jumlah Ibu Nifas yang mendapatkan pelayanan yaitu 23.016 (88,91 %) sedangkan tahun sebelumnya 2013 hanya 18.411 (74,91 %). Cakupan tersebut sudah hampir mencapai target SPM nasional yaitu sebesar 90% pada tahun 2015.

4. Penanganan Komplikasi Maternal dan Neonatal

Pada dasarnya kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang alami ketika berlangsung secara normal, namun telah diperkirakan bahwa sekitar 20% dari ibu hamil akan mengalami komplikasi kebidanan. Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Adapun penanganan komplikasi itu sendiri adalah penanganan terhadap komplikasi/ kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan kesehatan sampai selesai (tidak termasuk kasus yang dirujuk untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut).

Adapun yang dimaksud dengan neonatal komplikasi adalah yaitu bayi usia 0-28 hari dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian seperti asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan kurang dari 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Perkiraaan neonatal komplikasi dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi. Sedangkan yang dimaksud dengan penanganan neonatal komplikasi adalah neonatal sakit atau neonatal dengan kelainan yang mendapat

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 68 pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter,bidan atau perawat) baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.

Berdasarkan laporan dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2014 diperoleh jumlah perkiraan bumil dengan komplikasi sebanyak 5.424 Bumil sedangkan yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan sebanyak 3.767 atau 69.46 %, data ini meningkat bila dibandingkan hasil pencapaian cakupan bumil risti/komplikasi yang ditangani tahun 2013 yaitu 2.876 atau 53,71%. Untuk cakupan penanganan komplikasi neonatal menunjukkan penurunan yaitu dari 74,46 % tahun 2013 menjadi 66.93 % pada tahun 2014.

Pada dasarnya seluruh neonatal dengan komplikasi yang ditemukan seluruhnya atau 100% ditangani, namun karena perhitungan cakupannya dibandingkan dengan proyeksi sasaran atau perkiraan jumlah neonatal komplikasi maka hasilnya tidak mencapai 100%. Untuk mencapai sasaran tersebut di dukung oleh program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengembangan media promosi dan informasi kesehatan serta koordinasi dan pembinaan kader posyandu, selain itu melalui program perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT).

5. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi dan Balita Pelayanan kesehatan bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 69 pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Program ini terdiri dari pemberian imunisasi dasar(BCG,DPT/ HB1-3,Polio 1-4 dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervens Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian Vitamin A pada bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Ekslusif, MP ASI dan lain lain.

Pada tahun 2013, cakupan pelayanan kesehatan bayi di KotaMakassar yaitu sebesar 96,67 % dimana telah mencapai target SPMnasional yaitu 90% pada tahun 2015.

PelayananKesehatan Balita

Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-29 bulan. Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi : Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan ; Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa,sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung ;Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun; Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 70 Jumlah anak Balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Kota Makassar pada tahun 2014 sebanyak 110.382 Balita dengan cakupan sebesar 76.76 % dari 143.809 Balita yang ada. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,29 % dari hasil yang diperoleh pada tahun 2013 yaitu sebesar 76,47%. Cakupan tersebut sudah hampir mencapai target SPM nasional yaitu 90% pada tahun 2015.

6. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat

Pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat dilakukan melalui penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini masalah kesehatan pada siswa SD kelas I, SMP, SMA serta sekolah MI/MA/MTS. Kegiatan penjaringan kesehatan terdiri dari :

1. Pemeriksaan tinggi badan 2. Pemeriksaan berat badan

3. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

4. Pemeriksaan ketajaman indera ( penglihatan dan pendengaran) 5. Pemeriksaan kesehatan jasmani .

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat tahun 2014 sebesar 99,61% meningkat dari hasil tahun 2013 yaitu 95,16%, Cakupan tersebut sudah hampir mencapai target SPM nasional yaitu 100% pada tahun 2015.

Dokumen terkait