• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMUR HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCY

D. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATE

1. Penyakit Menular

a. Tuberkulosis Paru

Penyakit TB Paru menurut Millenium Development Goals(MDG’S) merupakan suatu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan selain malaria dan HIV/AIDS. Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan dengan pendekatan Directly Observe Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket pengobatan intensif secara gratis di seluruh puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya atau rumah sakit. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan ddari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 43 kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan.

Khusus di Kota Makassar, berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar, kasus baru penderita TB Paru BTA (+) di Puskesmas dan Rumah Sakit tahun 2014 sebanyak 73,76 % (ditemukan 1.918 penderita dari sebanyak 2.600 sasaran), jumlah ini meningkat dari tahun 2013 yaitu 72,44 % dengan jumlah penderita sebanyak 1.811 dari 2500 sasaran. Adapun angka penemuan kasus TB Paru BTA (+) di Puskesmas dan Rumah Sakit tahun 2014 yaitu 79,65 % (ditemukan 2.071 penderita dari 2600 sasaran) meningkat dari tahun 2013 yaitu 78,12% (sebanyak 1.953 penderita yang ditangani dari sebanyak 2500 sasaran). Proses penemuan penyakit TB dilakukan oleh pengelola TB masing-masing puskesmas melalui pelacakan/pencarian kasus baru, pelacakan penderita mangkir dan pemeriksaan kontak.

Tabel III. 6

Penderita Kasus Baru TB BTA (+) dan yang diobati

Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Makassar Tahun 2014

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH KASUS BARU TB

BTA (+) BTA (+) Diobati

1 Puskesmas 1.364 1.111

2 Rumah sakit 554 725

JUMLAH 1.918 1.836

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

b. HIV & AIDS

HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh yang menghancurkan sistem kekebalan dan kalau terus memburuk akan menyebabkan kondisi AIDS, yakni hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua jenis penyakit bisa dengan mudah masuk dan akhirnya mengakibatkan kematian. HIV menyebar pada cairan tubuh manusia dan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 44 hanya ada tiga cairan tubuh yang rawan membawa HIV yaitu darah, ASI, dan cairan kelamin. Di seluruh dunia termasuk di Indonesia saat ini, cairan kelamin adalah media penyebab penyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV diantara pengguna narkoba.

Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telah menunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnya komunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan ternyata secara simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.

Upaya pelayanan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penaganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melaui skrining HIV/AIDS terhadap donor darah dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS), penyalahgunaan obat dengan suntikan (IDU’s), penghuni LAPAS (lembaga Pemasyarakatan) atau melakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya.

Kota Makassar termasuk daerah yang beresiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata, faktor lifestyle masyarakat perkotaan telah bergeser, yang sangat dimungkinkan oleh pengaruh globalisasi dimana budaya luar tersebar dengan cepat seperti Free Sex, Penyalahgunaan NAPZA, kelompok resti seperti waria, yang masih terselubung dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks menyimpang juga merupakan salah satu sumber penularan penyakit menular seksual

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 45 termasuk HIV/AIDS. Kegiatan yang dilaksanakan selama Tahun 2014 berkaitan penanggulangan HIV/AIDS antara lain pencegahan HIV/ AIDS termasuk promosi kesehatan, Monitoring dan Evaluasi Program HIV/AIDS dan juga pembiayaan untuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Makassar. Selain itu khusus untuk penanggulangan HIV/AIDS juga telah disediakan 5 (lima) Puskesmas Percontohan dengan Layanan Komprehensif Berkelanjutan (LKB) yaitu Puskesmas Kassi-Kassi, Jumpandang Baru, Jongaya, Makkasau dan Andalas yang siap memberikan pelayanan dan rujukan bagi penderita HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba (NAPZA).

Pada tahun 2014 penemuan kasus baru HIV sebanyak 705 kasus dengan rincian HIV(+) laki-laki yaitu 428 kasus (61%) dan HIV(+) perempuan 277 kasus (39%), Kasus baru AIDS tahun 2014 sebanyak 594 kasus dari target yang ditetapkan sebanyak 500 kasus, penemuan kasus baru HIV meningkat dibanding tahun 2013 yaitu 553 kasus. Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2014 berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS antara lain pencegahan HIV/AIDS termasuk promosi kesehatan, monitoring dan evaluasi program HIV/AIDS dan juga pembiayaan untuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Makassar. Selain itu khusus untuk penanggulangan HIV/AIDS juga telah disediakan 4 (empat) Puskesmas Percontohan yaitu Puskesmas Kassi-Kassi, Jumpandang Baru, Jongaya dan Makkasau yang merupakan 4 dari 24 unit pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia yang siap memberikan pelayanan dan rujukan bagi penderita HIV/AIDS dan penyalahgunaan Narkoba (NAPZA). Adapun kasus HIV/ AIDS selama 3 tahun di Kota Makassar dapat dilihat pada grafik berikut :

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 46 Gambar III. 9

Kasus Baru HIV-AIDS di Kota Makassar Tahun 2013-2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

c. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Data penemuan penderita pneumonia pada balita dan ditangani di Kota Makassar tahun 2014 yaitu 556 kasus meningkat dari tahun 2013 yaitu 438 kasus (sasaran 10% dari penderita ISPA). Tahun 2012 yaitu 913 kasus. Data pneumonia selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. 0 100 200 300 400 500 600 700 800 2013 2014 553 705 594 HIV AIDS

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 47 Gambar III. 10

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Pneumonia Balita Di Kota Makassar

Tahun 2012-2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

d. Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit yang menular menahun dan disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium lepra yang menyerang kulit, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Ada 2 jenis penyakit kusta, yaitu : kusta kering (Pausi basiler) dan kusta basah (Multi basiler). Anggapan bahwa kusta disebabkan oleh kutukan, keturunan, dosa, guna-guna maupun makanan adalah anggapan yang salah. Kondisi inilah yang menyebabkan sehingga seseorang yang terkena kusta terlambat berobat ke pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan kecacatan.

Penyakit kusta hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Pemberantasan penyakit kusta dapat dilakukan dengan cara penemuan penderita melalui berbagai survey anak sekolah, survey kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit kusta. 0 200 400 600 800 1,000 2012 2013 2014 913 438 556

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 48 Pada penderita kusta yang ditemukan, diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren dan DDS yang diberikan dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar jumlah penderita kusta kasus baru tipe PB (kusta kering) pada tahun 2014 sebanyak 32 kasus baru sedangkan untuk penderita kusta kasus baru tipe MB (kusta basah) sebanyak 125 kasus, dengan total kasus baru PB+MB yaitu 157 kasus . Angka penemuan kasus baru kusta tahun 2014 (NCDR/New Case Detection Rate) yaitu 11,46 per 100.000 penduduk. Adapun menurut kelompok umur penderita kusta 0-14 tahun sebanyak 18 kasus. Untuk kasus baru cacat tingkat 2 menurun dibanding tahun sebelumnya menjadi 1,91% dengan angka cacat tingkat 2 yaitu 0,22 per 100.000 penduduk. Ini dikarenakan pemeriksaan kontak (penderita baru dan sembuh) secara selektif dilakukan oleh petugas hingga ditemukan penderita anak. Penemuan kasus baru kusta PB+MB selama 3 tahun terakhir disajikan pada gambar berikut :

Gambar III. 11

Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta (PB+MB) Di Kota Makassar Tahun 2012-2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar 0 50 100 150 200 126 101 157

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 49

e. Diare

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, tahun 2014 terjadi 8 kematian akibat diare sehingga penyakit diare ini masih menjadi skala prioritas dalam kegiatan penanggulangannya. Kasus diare yang dilaporkan oleh 46 puskesmas se Kota Makassar sampai dengan desember 2014 sebanyak 26.485 kasus dengan angka kesakitan (Incidence Rate/IR) yaitu 19,33 per 1.000 penduduk menurun dari tahun 2013 yaitu 28.908 kasus dengan angka kesakitan (Incidence Rate/IR) penyakit diare sebesar 21,38 per 1.000 penduduk. Tahun 2012 jumlah kasus 29.265 dengan angka kesakitan sebesar 21,64 per 1.000 penduduk. Adapun jumlah penderita diare yang dilaporkan menurut kecamatan di Kota Makassar selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III. 7

Jumlah penderita Diare menurut Kecamatan Di Kota Makassar tahun 2012-2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

NO KECAMATAN 2012 T A H U N 2013 2014 1 MARISO 1677 1997 1936 2 MAMAJANG 1796 1302 532 3 MAKASSAR 2087 2120 1929 4 U.PANDANG 726 644 499 5 WAJO 994 1026 781 6 BONTOALA 1508 1246 1138 7 TALLO 1876 1906 2165 8 UJUNG TANAH 2787 1930 2027 9 PANAKUKANG 3555 2880 2753 10 MANGGALA 3111 3348 3352 11 RAPPOCINI 2244 2603 2607 12 TAMALATE 1695 2005 2270 13 TAMALANREA 2547 2971 2114 14 BIRINGKANAYA 2662 2930 2382 JUMLAH 29.265 28.908 26.485

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2014 50 Menurunnya angka kesakitan diare terkait meningkatnya kesadaran masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit Diare. Adapun upaya untuk penanggulangan penyakit diare yaitu dengan program kaporisasi (pengadaan kaporit) yang setiap tahun dianggarkan oleh Dinas Kesehatan. Selain itu tenaga kesehatan di masing-masing puskesmas juga melaksanakan penyuluhan-penyuluhan kesehatan seperti penyuluhan CPTS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dimana faktor budaya cuci tangan juga turut berpengaruh terhadap kejadian penyakit diare

Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar mengenai jumlah kasus penderita akibat Diare dapat terlihat pada grafik berikut :

Gambar III. 12

Jumlah Kasus Diare di Kota Makassar Tahun 2012 - 2014

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Dokumen terkait