KONDISI JARINGAN IRIGASI NASIONAL TAHUN
2.6 PRIORITAS NASIONAL 6: INFRASTRUKTUR Kebijakan
2.6.1 PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DASAR Hasil Pelaksanaan
Dalam rangka penyediaan infrastruktur dasar, sejak tahun 2010
sampai dengan akhir 2011, pemerintah telah menyelesaikan
pembangunan infrastuktur dasar terkait dengan perumahan dan
permukiman, yaitu telah terbangunnya rusunawa sebanyak 158Twin
Blok, fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan
perumahan dan permukiman sebanyak 109.973 unit rumah, dan fasilitasi dan stimulasi perumahan swadaya untuk sebanyak 70.091 unit rumah, serta fasilitasi pembiayaan perumahan untuk pemilikan rumah sebanyak 201.202 unit.
Permasalahan Pelaksanaan dan Tindak Lanjut
Penyediaan infrastruktur dasar secara prinsip telah mencapai target sasaran yang diharapkan. Namun khusus pelaksanaan pembangunan rusunawa mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan rusunawa ini adalah sulitnya pemerintah daerah untuk menyiapkan lahan siap bangun. Akibatnya proses pelaksanaan menjadi terlambat dan bila akhirnya dilaksanakan, penyelesaiannya melewati tahun anggaran berjalan sehingga diperlukan skema tahun jamak.
Tindak lanjut yang akan dilaksanakan ditujukan pada
pembenahan pelaksanaan pembangunan rusunawa yang menyangkut dengan perencanaan anggaran dan pelaksanaan pembangunan. Salah satu caranya adalah dengan lebih ketat mensyaratkan kepada pemerintah daerah, adanya bukti kesiapan lahan matang untuk rencana pembangunan rusunawa satu tahun sebelum pelaksanaan kegiatan fisik. Selain itu pemerintah daerah juga harus menyatakan
kesediaannya untuk mengalokasikan dana bagi penyediaan
infrastuktur penunjang seperti listrik dan air bersih. Selain itu perlu
dermaga penyeberangan, 9 unit kapal penyeberangan perintis dan 4 unit kapal perintis laut; pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pelabuhan di 40 lokasi tersebar di 19 provinsi diantaranya diantaranya pengembangan pelabuhan Tanjung Priok, Belawan,
Bitung, Kariangau, dan Sorong serta pengerukan alur
pelayaran/kolam pelabuhan untuk 18 lokasi pelabuhan; pemasangan
fasilitas keselamatan pelayaranVessel Traffic Services(VTS) di selat
wilayah Selat Malaka, Selat Sunda, dan Lombok; pembangunan bandar udara strategis antara lain Bandara Kualanamu, Samarinda Baru, Bandara Waisai Raja Ampat, Bandara Ngurah Rai Denpasar; serta penyelenggaraan subsidi perintis untuk bus perintis di 25 propinsi; subsidi untuk 63 kapal di 135 lintas penyeberangan; subsidi perintis angkutan laut untuk 61 trayek dimana 50 kapal diantaranya beroperasi di KTI; dan subsidi angkutan udara perintis sebanyak 132 rute yang sebagian besar melayani kawasan perbatasan.
Hasil pembangunan tersebut antara lain telah berhasil meningkatkan kapasitas armada pelayaran niaga nasional dari 6.041 unit pada tahun 2005 menjadi 10.902 unit pada Februari 2012, sehingga telah mendorong peningkatan pangsa muatan angkutan laut dalam negeri dari sebelumnya 55,5 persen tahun 2005 menjadi 98,8 persen pada tahun 2011. Pergerakan pertumbuhan penumpang angkutan udara juga mengalami tren positif dengan peningkatan rata- rata sebesar 9,30 persen per tahun, jumlah penumpang dalam negeri untuk tahun 2011 sebanyak 58,76 juta penumpang, jika dibandingkan
tahun 2010 sebanyak 51,55 juta penumpang, maka jumlah
penumpang mengalami peningkatan 13,97 persen. Untuk angkutan penumpang luar negeri tahun 2011 sebesar 7,20 juta penumpang, jika
dibandingkan tahun 2010 sebanyak 6,60 juta penumpang, maka
jumlah penumpang mengalami peningkatan 9,2 persen.
Selain itu, beberapa capaian utama pada sektor komunikasi dan
informatika diantaranya adalah pembangunan infrastruktur
pulau besar dengan jaringan backbone dan tersedianya layanan
broadband di 88 persen kabupaten/kota. Dalam rangka mewujudkan hal ini, Pemerintah telah bekerjasama dengan PT Telkom untuk
menyediakan layanan broadband di seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesia. PT. Telkom berkomitmen akan membangun jaringan broadband di 422 ibukota kabupaten/kota (85 persen dari 497 total Kabupaten/Kota) hingga tahun 2014 dengan dana perusahaan. Adapun 75 ibukota Kabupaten/Kota lainnya (15 persen dari total Kabupaten/Kota) yang terdapat di wilayah non komersial akan
dibangun oleh Pemerintah dengan menggunakan Information and
Communication Technology (ICT) Fundyang merupakan bagian dari danaUniversal Service Obligation(USO).
Pada akhir tahun 2011, PT Telkom telah berhasil menyediakan
layanan broadband di 66 persen Kabupaten/Kota dan ditargetkan
mencapai 76 persen pada akhir tahun 2012. PT. Telkom juga
dijadwalkan untuk memulai pembangunan ring timur yang
menghubungkan Maluku dan Papua dengan sistem jaringan backbone
nasional pada Agustus 2012. Adapun penggunaan ICT Fund untuk
mendanai proyek Palapa Ring akan dilakukan pada akhir tahun 2012 saat Pemerintah melakukan pelelangan tahap pertama yang meliputi pembangunan jaringan ekstension di beberapa Kabupaten/Kota dan
pedalaman Papua. Selain dalam rangka penyediaan jasa
telekomunikasi dan internet di wilayah blank spot, terpencil,
perbatasan negara, dan pulau terluar dilaksanakan melalui Program
USO, Pemerintah telah memulai pengoperasian akses telekomunikasi
(Desa Berdering) di 30.441 desa atau 92 persen dari target dan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di 5.748 desa ibukota kecamatan atau 100 persen dari target pada semester pertama tahun 2012. Penyelesaian Desa Berdering sehingga menjangkau target
33.184 desa dan dimulainya pembangunan 286 Base Transmission
Stations (BTS) di daerah perbatasan negara dan pulau terluar akan dilakukan pada akhir tahun 2012.
Permasalahan Pelaksanaan dan Tindak Lanjut
Meskipun beberapa capaian penting telah berhasil diraih, masih terdapat kendala dan permasalahan dalam upaya memperkuat konektivitas nasional dan sistem logistik nasional, antara lain: (1)
masih kurangnya keseimbangan pembangunan antar wilayah
terutama percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI), daerah tertinggal, daerah perbatasan, serta kesenjangan dalam pulau maupun antara kota dan desa; (2) masih terjadinya beban berlebih (overloading) pada jaringan jalan nasional; (3) masih kurangnya integrasi dan sinergi sistem jaringan jalan nasional dengan jalan daerah; (4) terbatasnya jumlah sarana dan prasarana kereta api yang mengakibatkan kapasitas angkut kereta api saat ini rendah; (5)
terjadinya backlog perawatan prasarana KA dan bottleneck di
beberapa lintas utama pulau Jawa dan Sumatera bagian selatan; (6) masih diperlukannya peningkatan pelayanan transportasi laut dalam rangka mendukung kelancaran arus penumpang dan barang; (7) masih belum optimalnya pembangunan beberapa kapal perintis untuk melayani beberapa wilayah terpencil, terluar, daerah perbatasan dan daerah belum berkembang; (8) masih tingginya biaya logistik nasional; serta (9) masih minimnya fasilitas bandara penyelenggara angkutan udara perintis.
Disamping itu, beberapa kendala lainnya terkait dengan Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informatika, antara lain:
kendala penggalangan dan pemanfaatan ICT Fund pada tahun 2012.
Sampai saat ini Pemerintah masih harus merancang ulang skema pembangunan dan menghitung ulang kebutuhan investasi proyek
yang nantinya dibiayai melalui ICT Fund karena terjadi perubahan
skema pendanaan dari kerjasama pemerintah dan swasta menjadi belanja modal. Sebagai tindak lanjut, hingga akhir tahun 2012, Pemerintah akan menyelesaikan revisi peraturan yang mengatur
tentang pemanfaaan ICT Fund serta menyusun dokumen lelang agar
BAB2PRIORITASNASIONALDANPRIORITASNASIONALLAINNYA| 2-77