• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Statistik Peternakan

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2016 (Halaman 189-192)

1). PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK

H. Penyusunan Statistik Peternakan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada laporan Pelaksanaan Pelatihan Perstatistikan Peternakan yang dilaporkan secara tersendiri.

H. Penyusunan Statistik Peternakan

Statistik Peternakan mempunyai arti yang sangat penting bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan

peternakan, sehingga perlu dilakukan secara terus menerus dan

berkesinambungan.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan dengan baik diperlukan perencanaan yang matang dan didukung oleh data yang akurat. Untuk mendapatkan data yang akurat bukanlah hal yang mudah karena diperlukan

Laporan Tahunan Dinas Peternakan Prov. Kaltim | 181

ketelitian, kesabaran dan kecermatan selain tentunya biaya yang banyak dan sumberdaya manusia yang memadai.

Pengumpulan data peternakan ditempuh antara lain melalui Sensus Pertanian (termasuk sub sektor Peternakan) yang dilakukan 10 tahun sekali, Survei Peternakan, Reguler Sampling, Studi Kasus, Laporan-laporan dan metode lainnya.

Data yang diolah menjadi Statistik Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dilakukan dengan melakukan kompilasi data dari kabupaten/kota. Untuk Penyajian tahun 2015 dibuat secara Time Series dari Tahun 2010–2014. Sumber data lain yang mendukung penyajian statistik peternakan antara lain dari Balai/Stasiun Karantina Hewan yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur berkaitan dengan data pemasukan dan pengeluaran ternak/hasil ternak, sedangkan BPS untuk mengetahui jumlah penduduk, luas wilayah ataupun PDRB sub sektor Peternakan dan data dari instansi lainnya terkait dengan pembangunan peternakan.

Adapun data yang dikumpulkan meliputi : populasi ternak, pemotongan ternak, produksi hasil ternak (daging, susu dan telur), pemasukan dan pengeluaran ternak/hasil ternak, konsumsi hasil ternak, daftar harga ternak dan produk peternakan, data parameter, PDRB dan data pendukung pembangunan peternakan lainnya, serta akan ditambahkan data fungsi peternakan dan keswan.

Penghitungan populasi ternak merupakan kompilasi data dari laporan kabupaten/kota, kecuali untuk populasi ayam pedaging perhitungannya berdasarkan produksi DOC Ayam Pedaging yang dihasilkan oleh 5 (lima) breeding farm yang terdapat di Provinsi Kalimantan Timur (setelah dikurangi parameter kematian) ditambah dengan pemasukan DOC Ayam Pedaging dari luar Kaimantan Timur (data dari Karantina Hewan) dikurangi banyaknya DOC Ayam Pedaging yang didistribusikan ke Provinsi lain (berdasarkan data dari breeding farm dan Karantina Hewan). Perkembangan populasi ternak dari tahun 2010 s/d 2014 secara umum mengalami kenaikan, kecuali Ayam Buras, Ayam Petelur yang mengalami penurunan. Penurunan populasi Ayam Buras dan Ayam Petelur karena pemotongan yang cukup besar dan masih ada larangan pemasukan ternak unggas dari luar Kaltim terutama Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Selain itu juga karena ternak unggas khususnya ayam ras pedaging (broiler) maupun petelur (layer) peranan pemerintah sudah kecil karena sebagian besar ditangani oleh pihak swasta/privatisasi, pemerintah hanya melakukan pembinaan, pengawasan dan regulasi.

Data pemotongan ternak dihitung berdasarkan laporan dari kabupaten/kota yang terdiri dari pemotongan ternak di RPH (Rumah Pemotongan Hewan), pemotongan ternak di luar RPH (tercatat) dan taksiran pemotongan ternak untuk jenis ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan babi, sedangkan pemotongan ternak unggas berdasarkan parameter pemotongan, terkecuali untuk ayam potong dihitung berdasarkan pemotongan harian. Pemotongan ternak secara umum mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sebagai akibat dari kebutuhan konsumsi penduduk yang juga semakin meningkat.

Produksi hasil ternak dihitung berdasarkan data pemotongan atau populasi dikalikan dengan parameter yang ada. Untuk produksi daging ternak besar/kecil hasilnya merupakan perkalian antara banyaknya ternak yang dipotong dengan parameter produktivitas masing-masing jenis ternak tersebut.

Sedangkan untuk unggas merupakan perkalian antara populasi tahun berjalan dengan parameter persentase jumlah yang dipotong dikalikan dengan produktivitas dari masing-masing unggas tersebut kecuali untuk ayam pedaging perkaliannya dengan populasi pada tahun yang bersangkutan. Produksi hasil ternak baik daging mengalami kenaikan karena jumlah pemotongan juga semakin meningkat dan juga dengan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang selalu

Laporan Tahunan Dinas Peternakan Prov. Kaltim | 182

meningkat, sedangkan produksi telur mengalami penurunan hal ini karena disebabkan penurunan populasi.

Data yang ditampilkan merupakan kompilasi data pemasukan dan pengeluaran ternak berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, juga digabungkan dengan data dari Karantina Hewan.

Konsumsi hasil ternak dihitung berdasarkan banyaknya produksi hasil ternak

dengan menggunakan parameter peternakan yang berlaku ditambah

pemasukan hasil ternak ke Kalimantan Timur, sedangkan untuk konsumsi per kapita berdasarkan total jumlah konsumsi dibagi jumlah penduduk. Jumlah konsumsi hasil ternak (daging, telur dan susu) secara umum adanya peningkatan karena semakin meningkatnya jumlah penduduk. Menjadi catatan bahwa konsumsi hasil ternak per kapita masih fluktuatif, tergantung kondisi ekonomi serta isu-isu sensitif yang mempengaruhi tingkat konsumsi hasil ternak seperti adanya kasus flu burung yang berimbas dengan menurunnya jumlah konsumsi daging ayam.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan statistik peternakan di Provinsi Kalimantan Timur, antara lain :

• Kurang lancarnya pengiriman data dari kabupaten/kota,

• Tidak konsistennya data antar tahun yang dikirimkan oleh

kabupaten/kota,

• Keterbatasan SDM baik di tingkat kabupaten maupun Provinsi, dan yang paling menyedihkan serta ironisnya banyak kecamatan yang tidak memiliki petugas lapangan untuk Subsektor Peternakan padahal data kabupaten/kota masih mengandalkan adanya petugas lapangan yang ada di Kecamatan.

• Metode juga masih belum mantap, namun demikian dengan adanya MoU antara BPS, Pusdatin dan Ditjen Peternakan dan Keswan telah dilakukan survey peternakan mulai tahun 2006-2008, PSPK tahun 2011 dan Sensus Pertanian (ST2013) di seluruh Indonesia, maka diharapkan keakuratan data peternakan semakin baik. Salah satu hasil survei adalah adanya parameter kelahiran dan kematian ternak. Untuk memperbaiki angka parameter peternakan diharapkan setiap 5 tahun dilakukan survey karkas ternak.

Pengelolaan data statistik tidak hanya merekap/mengkompilasi data-data dari Kabupaten/Kota tetapi juga bagaimana mengolah data tersebut sehingga mempunyai makna dan dapat dimengerti oleh pengguna data, disamping itu dengan semakin berkembangnya teknologi informasi maka pemanfaatan internet untuk menginformasikan data-data peternakan menjadi suatu kebutuhan yang harus diikuti perkembangannya. Perkembangan saat ini dan di masa yang akan datang dengan pengelolaan website yang mengarah ke e-government (Electronic Government), maka sangat diperlukan petugas atau SDM yang memahami statistik dan teknologi informasi yang semakin maju termasuk didalamnya ketersediaan perangkat keras (komputer dan asesorisnya) serta jaringan internet (website, e-gov, LAN dsb.) yang memadai.

Sumber data Penyusunan Statistik Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016, adalah :

1) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Paser

2) Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan & Perikanan Kab. Kutai Barat

3) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Kutai Kartanegara 4) Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kutai Timur

5) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Berau 6) Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara

Laporan Tahunan Dinas Peternakan Prov. Kaltim | 183

7) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Mahakam Ulu 8) Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan 9) Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda

10) Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang 11) Balai Karantina Hewan Kelas I Balikpapan

12) Stasiun Karantina Hewan Kelas I Samarinda 13) Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur 14) Check Point Ternak Muara Komam Kab. Paser

Penyusunan Statistik Peternakan tahun 2010 – 2016 disajikan dalam bentuk laporan tersendiri.

I. Penyusunan Database Peternakan

Pembangunan Subsektor Peternakan ke depan akan menghadapi tantangan yang cukup berat, dengan terbukanya pasar pada era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) . Mobilitas barang dan jasa akan semakin cepat dan persaingan semakin meningkat. Agar memiliki kemampuan bersaing, maka kita harus mempertinggi daya saing produk peternakan.

Dalam upaya meningkatkan daya saing produk peternakan, informasi menyangkut peta kondisi sumberdaya subsektor peternakan harus tersedia dengan kualitas tinggi, disamping peta kondisi sumberdaya negara pesaing. Dengan ketersediaan data dan informasi yang berkualitas, dapat dirumuskan langkah-langkah strategis guna mengarahkan sub sektor peternakan dimasa mendatang.

Pada kenyataannya ketersediaan data dan informasi yang berkualitas masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dampak dari data semacam ini, perencanaan strategis yang telah disusun menjadi kurang efektif dalam implementasi di lapangan. Keragaan data sektor pertanian/peternakan saat ini ditandai oleh rendahnya akurasi data, tidak tepat waktu, kurang lengkap dan kurang konsisten. Berbagai kendala yang dihadapi dalam mewujudkan data yang berkualitas ini terutama disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Walapun demikian penyajian data Subsektor Peternakan tetap harus dilakukan, karena hal ini lebih baik daripada tidak ada data sama sekali. Saat ini upaya untuk memperbaiki sudah dilakukan baik untuk sektor pertanian maupun subsektor peternakan.

Penyajian Database Peternakan Kalimantan Timur diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai potensi peternakan yang ada di Provinsi Kalimantan Timur walaupun keakuratan dan konsistensi data yang ditampilkan masih belum sempurna.

Database Peternakan Kalimantan Timur menggambarkan perkembangan data populasi, pemotongan dan produksi hasil ternak sejak tahun 1969 – 2014. Database yang ditampilkan merupakan data dari masing-masing kabupaten/kota sehingga dapat diketahui perkembangan peternakan dari masing-masing kabupaten/kota tersebut. Penyusunan Database Peternakan tahun 1969 – 2014 disajikan dalam bentuk laporan tersendiri.

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2016 (Halaman 189-192)