• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

C. Peran dan Fungsi Sekolah Dasar

Sekolah dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan sumberdaya manusia, karena pendidikan pada dasarnya merupakan usaha mengembangkan sumberdaya manusia. Sekolah dasar diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Dalam konteks pembangunan bangsa dan negara pendidikan peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan kemajuan negara dan bangsa. Sebagaimana dijelaskan oleh Suharjo (2006) maju mundurnya negara dan bangsa tergantung dari maju mundurnya pendidikan. Dengan demikian pendidikan itu berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sekolah sebagai komponen sistem pendidikan nasional, mengembangkan banyak peran dan fungsi. Dalam undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyebutkan fungsi dan tujuan sekolah adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan yang ingin dicapai adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Mahas Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Suyata (2006) dalam makalahnya yang disampaikan dalam konsultasi semlok pengembangan pendidikan dasar kawasan miskin di bali pada tanggal 26-28 April,

menjelaskan; idealnya setiap pribadi itu cerdas, baik dan terampil. Untuk itu suatu keharusan diciptakanya pendidikan dasar bermutu bagi semua warga negara antara lain membangun sekolah-sekolah bermutu di tingkat pendidikan dasar. Dominasi otak perlu diimbangi dengan hati dan tangan. Pendidikan watak, moral, nilai serta pendidikan keterampilan menempati posisi lemah disekolah dalam urusan tersebut. Pembahsan lebih populer tentang fungi pendidikan akan mempermudah pemahaman, terutama fungsi sekolah. Di mana saja sekolah membawa misi membangun pribadi dan membangun bangsa, secara lebih luas fungsi ini berupa (1) mengembangkan warga negara yang baik, (2) mengembangkan pribadi yang utuh, (3) menyiapkan pemimpin disemua urusan dan tingkat, (4) membangun watak dan menyatukan bangsa, dan (5) mematuhi pemerintah yang syah. Mengutip pendapat Jhon Goodlad dalam Suyata (2006). Dalam konteks membangun pribadi utuh, dimensinya meliputi kesemuanya: akademik (berfikir), sosial, personal (moral-spiritual), dan vokasional. Sistem pendidikan nasional kita nampaknya kedodoaran alam fungsi dan tujuan tersebut. Peran serta masyarakat secara luas akan memberdayakan sekolah dan warganya.

Mengacu pada fungsi pendidikan nasional di atas maka standar yang perlu dirujuk untuk pendidikan dasar perlu dicermati dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

misalnya tentang standar kompetensi lulusan untuk pendidikan dasar termuat dalam pasal 26 ayat (1) meletakkan dasar kecardasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan hidup untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Hal ini perlu menjadi pengetahuan dan pemahaman dari berbagai pihak. Sekolah tidak dapat berhasil mencapai tujuan pendidikan dengan standar yang ada tanpa dukungan keterlibatan orang tua dan masyarakat. pentingnya peran serta masyarakat telah dituangkan dalam pasal 54 yang mengatur siapa saja yang dapat berperan dalam pendidikan untuk apa saja serta bentuknya. Sebelum undang-undang nomor 20 tahun 2003 ini keluar, PP tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional no 39 tahun 1992 telah ditetapkan namun kurang efektif, fokus peran serta cendrung pada orang tua siswa. Standar pendidikan nasional tidak menyinggung peran serta masyarakat dalam pendidikan.

Sejak dilaksanakanya program wajib belajar 9 tahun, fungsi pendidikan dasar telah mengalami perubahan. Sekolah dasar tidak menjalankan fungsi terminal melainkan fungsi transisional. Artinya bagi setiap anak usia sekolah (6-13 tahun) menamatkan pendidikan di SD bukan lagi sebagai kondisi akhir dari pendidikan formal yang diharapkan, melainkan sebagai tujuan, karena semua pihak harus membantu individu yang tamat SD/MI untuk melanjutkan pendidikan ke SLTP/Mts. Sebagai konsekuensi dari perubahan fungsi pendidikan ini maka

aspek-aspek sistemik dalam pendidikan dasar akan mengalami perubahan. Ikhsanuddin (2010) menjelaskan Fungsi yang sangat mendasar dan menonjol pada sekolah dasar adalah:

1. Fungsi educatif merupakan upaya bimbingan dan pengajaran diorientasikan pada pembentukan landasan kepribadian yang kuat. Funsi ini diwujudkan dengan modeling yaitu memberikan contoh kongkrit dan keteladanan prilaku yang etis, normatif dan bertanggung jawab dalam setiap berinteraksi dengan siswa.

2. Fungsi pengembangan dan peningkatan, merupakan penjabaran dari fungsi educatif yang harus dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Fungsi ini dirujuk pada optimalisasi potensi siswa melalui penciptaan pembelajaran yang kondusif, yaitu lingkungan interaksi yang sehat dan memberikan kemudahan kepada siswa untuk melaksanakan tugas-tugas perkembanganya sesuai dengan sistem nilai dimana dia hidup.

Pada intinya fungsi pendidikan sekolah dasar harus mengacu pada fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan, harkat dan martabat manusia, dan masyarakat Indonesia dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Program pendidikan dasar lebih memperhatikan perkembangan kognitif (pengetahuan), afektif (perilaku

siswa), dan didukung oleh psikomotor (keterampilan) siswa sehingga pendidikan yang diberikan kepada siswa menjadi lebih bermakna.

Dalam proses pendidikan, sekolah dasar menempati posisi yang sangat vital dan strategis. Kesalahan dalam melaksanakan pendidikan di tingkat dasar ini akan berakibat fatal bagi pendidikan selanjutnya. Sebaliknya, keberhasilan pendidikan pada tingkat dasar akan mempermudah keberhasilan pada tingkat-tingkat berikutnya. Menurut Zamroni (2000), usaha untuk meningkatkan mutu sekolah dasar sudah sangat mendesak. Tanpa ada peningkatan kualitas sekolah dasar, usaha peningkatan kualitas sekolah lanjutan tidak akan berhasil dengan maksimal. Dia mengidentifikasi dua bentuk usaha peningkatan kualitas sekolah. Bentuk pertama adalah peningkatan kualitas sistem dan manajemen sekolah. Hal ini berhubungan dengan “the floe

of students”. Kedua, peningkatan kualitas berkenaan

dengan proses belajar mengajar di ruang kelas.

Dua bentuk peningkatan kualitas pendidikan disekolah dasar yang dikemukanan oleh Beeby di atas, peningkatan kualitas sekolah dasar juga dipengaruhi oleh orang tua dan masyarakat. Hasil pendidikan disekolah dasar juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Bantuan dan petunjuk bagi anak sekolah dasar dalam kegiatan belajar sangat diperlukan, selain itu orang tua perlu memberikan support dan dorongan agar anak tetap bisa interest dan kesenangan dalam belajar.

Dengan kata lain untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar perlu adanya kerjasama yang erat antara orang tua dan guru, antara sekolah dan rumah, dan antara sekolah dengan lingkunganya dalam hal ini adalah masyarakat sekitar. Masyarakat harus tau apa yang terjadi di sekolah, apa yang dibutuhkan sekolah, dan apa kekurangan sekolah yang perlu diperbaharui, sebaliknya pihak sekolah memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat dan orang tua tentang apa dan bagaimana proses pendidikan serta memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh sekolah dalam menciptakan sekolah dasar yang bermutu.

Perlu dipertegas bahwa orientasi tujuan pendidikan nasional menjadi sangat penting sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi dasar 1945. Yamin (2013) menjelaskan beberapa tujuan yang bisa disampaikan yang meliputi tujuan pendidikan yang berorientasi pada bangsa yang berkualitas, bangsa mandiri, bangsa beradab, dan bangsa berdaya saing tinggi.