• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran guru BK dalam bimbingan pribadi-sosial yang ada di SMA Negeri 1 Enrekang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

2. Peran guru BK dalam bimbingan pribadi-sosial yang ada di SMA Negeri 1 Enrekang

Pada hakikatnya guru BK adalah orang yang secara tegas diposisikan untuk mendampingi peserta didik dalam beberapa hal, antara lain mengatasi masalah peserta didik (seperti kesulitan belajar, masalah hubungan dengan teman, atau masalah nilai/prestasi serta permasalahan dengan keluarga yang berimbas pada aktivitas sekolah), perkembangan belajar peserta didik, mengenal diri sendiri dan peluang masa depan peserta didik, menentukan cita-cita dan tujuan dalam kehidupan peserta didik dan menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

Oleh karena itu seorang guru BK diharapkan mampu menjadi wadah dalam memecahkan masalah yang dihadapai seorang siswa. Dan dari hasil data wawancara dan pengamatan yangg dilakukan selama berada di lokasi, peneliti menemukan beberapa poin tentang peran guru dalam bimbingan pribadi-sosial yaitu:

Konseling individu merupakan salah satu pemberian bantuan secara perseorangan dan secara langsung yang dilakukan secara tatap muka antara konselor dengan konseli. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis laksanakan dengan guru yaitu dengan Ibu FZ (35 tahun) bahwa:

“Salah satu peran kita sebagai guru BK dalam pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial yaitu dengan cara melaksanakan konseling individu dengan siswa ketika siswa mempunyai masalah sosial yaitu bertengkar dengan temannya. Dan saya melakukan konseling individu kepada siswa yang bermasalah tadi agar tidak terjadi lagi pertengkaran dan keduanya dapat saling memaafkan satu sama lain”. (wawancara 16 oktober 2019)

Dari pernyataan di atas benar bahwa guru BK melaksanakan layanan konseling individu kepada siswa yang mengalami masalah tentang bertengkar dengan temannya. Di sini guru BK langsung memanggil siswa ke ruangan BK untuk di konseling. Dalam melaksanakan konseling individu kepada siswa yang bermasalah di dalamnya guru BK menasehati, dan menyadarkan siswa bahwa apa yang mereka lakukan merupakan salah satu hal yang tidak benar.

Hal senada juga diungkapkan oleh R ( 45 tahun) mengatakan bahwa:

“Kita dari pihak guru BK pernah melaksanakan layanan kepada siswa, salah satunya kepada siswa dengan konseling individu. Hal ini kita lakukan agar siswa terbuka untuk membicarakan masalahnya. Karena biasa ada anak-anak yang takut untuk menceritakan kepada temannya”.(wawancara 17 Oktober 2019).

Dari uraian responden diatas dapat disimpulkan bahwa guru BK melaksanakan konseling individu dengan tujuan untuk membuat siswa lebih terbuka terkait masalah yang dihadapi sehingga siswa tersebut merasa lebih aman

“Guru BK secara pribadi bertemu dengan anak-anak yang memiliki masalah karena permintaan siswa sendiri dengan alasan siswa tersebut malau kalau ada teman-teman yang melihatnya”

Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa guru BK dalam menjalankan perannya di sekolah yakni melakukan konseling kepada siswa yang bermasalah dengan tujuan bahwa siswa mampu lebih terbuka jika berhadapan langsung dengan gurunya tanpa ada malu dan merasa aman dari rasa takut terkaita rahasia pribadinya dari sehingga masalah ynag dihadapi bisa terselesaikan dan siswa diharapkan lebih menjadi pribadi ynag lebih baik lagi.

b. Guru sebagai agen preventif.

Pendekatan preventif (pencegahan), adalah pendekatan yang di arahkan pada antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu atau mengurangi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Seperti yang diungkapkan oleh FZ (35 tahun) selaku guru BK di SMA Negeri 1 Enrekang bahwa:

“Salah satu tugas kita adalah mencegah masalah sebelum terjadi. Artinya sebelum anak-anak bermasalah kita cegah memang dari awal. Misalya saja dengan memberikan pemahaman tentang bagaimana cara bersosialisasi yang baik, cara bergaul agar disenangi, memberikan contoh yang baik melalui cara sosialisasi yang baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru yang lain, guru dengan karyawan lain bahkan kepada siswa itu sendiri” (wawancara 16 Okrober 2019)

Dari wawancara diatas dapat kita lihat bahwa guru harus mampu menjadi contoh yang baik bagi siswa sebagai langkah awal untuk mencegah siswa dalam

bermasalah dengan melalui sosialisasi yang baik antara kepala sekolah, guru yang lain, karyawan bahkan siswa itu sendiri.

Langkah preventif juga guru bisa gunakan yakni pemberian nasihat. Seperti di ungkapkapkan oleh dengan Bapak R (45 tahun) selaku Guru BK bahwa:

“Terutama pada disiplin dan tanggung jawab masing-masing pelajaran. Ketika sudah waktunya shalat dan anak-anak masih asyik bermain maka guru akan memberikan nasihar agar siswa segera melakukan shalat berjamaah”.(wawancara 17 Oktober 2019)

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan nasihat kepada siswa untuk segera melaksanakan shalat berjamaah yang masih asyik bermain adalah salah satu peran guru BK sebagai agen preventif atau mencegah siswa sebelum terlanjur bermasalah.

Dari hasil wawancara dengan para guru BK disimpulkan peran guru BK adalah sebagai agen preventif atau pencegah masalah. Peran tersebut adalah sebagai langkah awal yang dilakukan seorang guru terkhusus guru BK dalam mencegah siswa sebelum bermasalah dengan cara menjadi teladan dan contoh yang baik kepada siswa selain itu guru juga bisa memberikan nasihat yang berupa dorongan untuk tetap melakukan perbuatan yang baik.

Pencegahan permasalahan siswa merupakan tanggung jawab bersama, baik itu dari pihak orangtua, sekolah, maupun masyarakat. Kerjasama antara unsur-unsur terkait sangat diperlukan sehingga diperoleh hasil yang optimal dengan cara yang efektif dan efisien. Di antara usaha yang sangat penting dan dapat dilakukan oleh

setiap orang tua, guru, atau pemimpin masyarakat adalah dapat menciptakan ketentraman batin bagi siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti yaitu:

“Saya perhatikan ketika shalat Dzuhur akan dilaksanakan guru selalu menyampaikan melalui pengeras suara sehingga secara otomatis siswa akan segera ke masjid. Kalaupun masih ada siswa yang masih bermain, guru akan menghampirinya dan menasihatinya dan juga kepala sekolah, guru serta karyawan orangya ramah dan selalu tersenyum setiap kali kita ketemu”. Dari hasil wawancara dan observasi peneliti dapat disimpulkan bahwa langkah preventif yang dilakukan guru BK dalam mencegah atau mengantisipasi siswa yang bermasalah adalah dengan menjadi panutan atau contoh yang baik siswa, sebagai teladan, dan memberikan motivasi terkait hal-hal yang baik.

c. Memfasilitasi siswa

Memfasilitasi siswa merupakan salah satu peran yang di lakukan oleh guru BK dalam pelaksanaan bimbingan pribadi-sosial. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak R ( 45 tahun) mengatakan bahwa :

“Peran yang dilakukan oleh guru BK yaitu dengan cara memfasilitasi siswa dengan memberikan arahan kepada siswa yang lain, yang bisa dipercaya yaitu anak yang termasuk aktif untuk menjalin pertemanan dengan anak yang pendiam sehingga bisa saling berdiskusi agar membuat mereka saling ketergantungan dan bisa termotivasi”. (wawancara 17 Oktober 2019)

Hal senada juga diperkuat oleh Ibu FZ ( 35 tahun) mengatakan bahwa:

“Salah satu langkah kita untuk mengatasi masalah siswa terkait hubungan dengan teman-temannya yaitu kita menyuruh siswa yang aktif untuk berteman dengan siapa saja termasuk siswa yang kurang bergaul, atau siswa yang agak tertutup agar bisa terbuka dengan harapan mungkin dengan teman-temannya mereka bisa saling terbuka satu sama lain”. (wawancara 16 Oktober 2019)

Dri uaraian responden diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mamfasilitasi siswa yang kurang dalam bergaul yaitu dengan cara menyuruh teman-temannya untukmengajak siswa yang sulit bergaul akan sangat membantu siswa dalam menciptakan hubungan yang baik dengan sesama teman, dan ketika siswa menjalin interaksi antar sesame teman-temannya.

3. Faktor penghambat pelaksanaan bimbingan pri badi-sosial di SMA Negeri